Anda di halaman 1dari 14

Jaringan Komputer Dasar

Nama
NIM
Kelas

: I Putu Febriawan
: 120030490
: CA133

STMIK STIKOM BALI


2014

Daftar Isi
Pengertian Protokol ............................................................................................................................ 1

1.

1.1.

Sistem Protokol. ....................................................................................................................... 1-2

1.2.

Lapisan Protokol .......................................................................................................................... 3

1.3.

Pengertian Model Osi Layer ...................................................................................................... 3

1.3.1.
1.4.

2.

Definisi masing-masing Layer pada model OSI ............................................................ 3-5

Pengertian TCP/IP ...................................................................................................................... 6

1.4.1.

Pengertian TCP/IP .............................................................................................................. 6

1.4.2.

Definisi Masing-masing Layer pada model TCP/IP ..................................................... 6-7

Pengertian IP Address ........................................................................................................................ 8

2.1.

Subnetting. .................................................................................................................................... 8-9

2.2.

Subnetting IP versi 4 ..................................................................................................................... 12

2.3.

Representasi Alamat ..................................................................................................................... 12

2.4.

Alamat Unicast IP versi 4 ............................................................................................................. 13

1. Pengertian Protokol
Protokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya
hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol juga
dapat diartikan sekumpulan hukum dan aturan yang harus ditaati oleh dua station (Komputer
atau terminal), sehingga data dapat dikirimkan dari satu station ke station yang lain. Protokol
juga berisi aturan-aturan penyesuaian detak pada penerima, untuk menentukan station mana yang
mempunyai kendali atas sambungan, untuk mendeteksi kesalahan, dan untuk mengatur aliran
data. Protokol harus meyakinkan bahwa sembarang data tidak boleh mirip dengan pola
penyesuaian.
Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya.
Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Prinsip dalam
membuat protokol ada tiga hal yang harus dipertimbangkan, yaitu efektivitas, kehandalan, dan
Kemampuan dalam kondisi gagal di network. Protokol distandarisasi oleh beberapa organisasi
yaitu IETF, ETSI, ITU, dan ANSI. Tugas yang biasanya dilakukan oleh sebuah protokol dalam
sebuah jaringan diantaranya adalah :

Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya komputer / mesin lainnya.
Melakukan metode jabat-tangan (handshaking).
Negosiasi berbagai macam karakteristik hubungan.
Bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan.
Bagaimana format pesan yang digunakan.
Yang harus dilakukan saat terjadi kerusakan pesan atau pesan yang tidak sempurna.
Mendeteksi rugi-rugi pada hubungan jaringan dan langkah-langkah yang dilakukan
selanjutnya.
Mengakhiri suatu koneksi.

1.1.

Sistem Protokol.

Kebanyakan pabrik pembuat peralatan mempunyai protokolnya sendiri-sendiri


yang biasanya tidak dapat bekerja dengan protokol yang lain. Dengan demikian, dua
statation pada ma-sing-masing ujung sambungan titik-ke-titik harus menggunakan
protokol yang sama. Gambar berikut :

Komputer A

Modem

Modem

Gambar. System Protokol

Komputer B

CRC

BD4

BD1

CRC

CRC

BD2

ACK

BD3

CRC

CRC

BD3

BD2

CRC

BD1

CRC

BD4

CRC

Komputer
Penerima

Komputer
Pengirim

ACK

Block
Data 1

Komputer
Penerima

Block
Data 2

CRC

Block
Data 3

CRC

CRC

Komputer
Pengirim

menunjukan sambungan titik-ke-titik yang menghubungkan dua komputer. Kedua


komputer harus mengirimkan datanya secara sinkron maupun tak sinkron pada laju bit
yang sama menggunakan protokol Half-Duplex atau Full-Duplex. Prinsip dasarnya
terlihat pada gambar berikut :

Gambar System Protokol


Pada sistem Half-Duplex setiap blok data yang dikirimkan harus diketahui
penerima sebelum blok data berikutnya dikirim, tetapi pada Full-Duplex hal ini tidak
perlu. Kedua sistem dapat bekerja pada laju bit dan panjang blok yang sama, tetapi
Protokol half-duplex memberikan throughput yang lebih besar. Jika suatu protokol halfduplex dioperasikan, diperlukan adanya suatu jenis pengendalian jalur untuk mengatur
supaya kedua komputer tidak mengirimkan data pada saat yang bersamaan. Hal ini dapat
dilakukan dengan menempatkan sebuah komputer sebagai pengendali sambungan;
komputer pengendali kemudian akan menahan komputer lain untukmelihat apakah
komputer tersebut mempunyai data untuk dikirimkan dan/atau sudah siap untuk
menerima data. Metoda pengendalian sambungan ini mengan-dung overhead yang
mengurangi efisiensi pengiriman data secara keseluruhan tetapi inilah yang dilakukan
pada protokol seperti HDLC dan SDLC. Overhead dapat dikurangi dengan cara
melepaskan status komputer pengendali menjadi komputer bebas pada saat tidak ada
pengiriman data. Pada saat sebuah komputer mempunyai data untuk dikirimkan,
komputer itulah yang dianggap menguasai jalur sehingga komputer tersebut dapat
mengirimkan datanya. Pada akhir pengiriman data, komputer tersebut harus melepaskan
kendali atas jalur sehingga jalur menjadi bebas kembali supaya komputer yang
mempunyai data dapat mengirimkannya. Komputer yang menguasai jalur disebut station
Master dan komputer yang lain disebut station Slave. Cara inilah yang digunakan oleh
protokol BiSynch. Jika dua komputer berbeda berada pada satu sisi, dan sejumlah
terminal lain berada pada sisi yang lain, komunikasi di antara mereka dapat dilaksanakan
dengan menggunakan Multiplexer. Keberadaan protokol sangat penting untuk
mengontrol sistem. Semakin komplek suatu protokol, semakin tinggi harganya, tetapi
semakin menghemat biaya jalur dan peralatan yang lain.

1.2.

Lapisan Protokol

Secara umum lapisan protokol dalam jaringan komputer dapat dibagi atas tujuh
lapisan.. Dari lapisan terbawah hingga tertinggi dikenal physical layer, link layer, network
layer, transport layer, session layer, presentation layer dan application layer. Masingmasing lapisan mempunyai fungsi masing-masing dan tidak tergantung antara satu dengan
lainnya.
Dari ketujuh lapisan ini hanya physical layer yang merupakan perangkat keras
selebihnya merupakan perangkat lunak. physical layer merupakan media penghubung untuk
mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke komputer lainnya yang secara fisik
dapat kita lihat. Berbagai bentuk perangkat keras telah dikembangkan untuk keperluan ini.

1.3.

Pengertian Model Osi Layer


Pengertian model OSI (Open System Interconnection) adalah suatu model
konseptual yang terdiri atas tujuh layer, yang masing-masing layer tersebut
mempunyai fungsi yang berbeda. OSI dikembangkan oleh badan Internasional
yaitu ISO (International Organization for Standardization) pada tahun 1977.
Model ini juga dikenal dengan model tujuh lapis OSI (OSI seven layer model).
Berikut dibawah ini merupakan gambar dari model OSI 7 Layer

1.3.1. Definisi masing-masing Layer pada model OSI


7. Application adalah Layer paling tinggi dari model OSI, seluruh layer
dibawahnya bekerja untuk layer ini, tugas dari application layer adalah Berfungsi
sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur
bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian membuat pesanpesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP,
SMTP, NFS.

6. Presentation berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak


ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui
jaringan. Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor
(redirector software), seperti layanan Workstation (dalam windows NT) dan juga
Network shell (semacam Virtual network komputing (VNC) atau Remote
Dekstop Protokol (RDP).
5. Session Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,
dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi nama.
4. Transport Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta
memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali
pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah
tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan
mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.
3. Network Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header
untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking
dengan menggunakan router dan switch layer3.
2. Data Link Befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan
menjadi format yang disebut sebagai frame. Selain itu, pada level ini terjadi
koreksi kesalahan, flow control, pengalamatan perangkat keras seperti halnya
Media Access Control Address (MAC Address), dan menetukan bagaimana
perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater, dan switch layer2
beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu
lapisan Logical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
1. Physical adalah Layer paling bawah dalam model OSI. Berfungsi untuk
mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit,
arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan
dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network
Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio.

Cara Kerja Model OSI

Cara Kerja : Pembentukan paket dimulai dari layer teratas model OSI.
Aplication layer megirimkan data ke presentation layer, di presentation layer data
ditambahkan header dan atau tailer kemudian dikirim ke layer dibawahnya, pada
layer dibawahnya pun demikian, data ditambahkan header dan atau tailer
kemudian dikirimkan ke layer dibawahnya lagi, terus demikian sampai ke
physical layer. Di physical layer data dikirimkan melalui media transmisi ke host
tujuan. Di host tujuan paket data mengalir dengan arah sebaliknya, dari layer
paling bawah kelayer paling atas. Protokol pada physical layer di host tujuan
mengambil paket data dari media transmisi kemudian mengirimkannya ke data
link layer, data link layer memeriksa data-link layer header yang ditambahkan
host pengirim pada paket, jika host bukan yang dituju oleh paket tersebut maka
paket itu akan di buang, tetapi jika host adalah yang dituju oleh paket tersebut
maka paket akan dikirimkan ke network layer, proses ini terus berlanjut sampai ke
application layer di host tujuan. Proses pengiriman paket dari layer ke layer ini
disebut dengan peer-layer communication.

1.4.

Pengertian TCP/IP

1.4.1. Pengertian TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protokol ) adalah


standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses
tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan
Internet. Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal
1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputerkomputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN).
TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen
terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat
digunakan di mana saja.
1.4.2. Definisi Masing-masing Layer pada model TCP/IP
4. Application merupakan Layer paling atas pada model TCP/IP, yang
bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan
jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration
Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol
(HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol
(SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak
protokol lainnya. Dalam beberapa implementasi Stack Protocol, seperti halnya
Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan
menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau NetBios over TCP/IP
(NetBT).

3. Transport berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi


yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat connectionless.
Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User
Diagram Protocol (UDP).
2. Internet berfungsi untuk melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paketpaket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan
ini adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP),Internet
control Message Protocol (ICMP), dan Internet Group Management Protocol
(IGMP).
1. Network Interface berfungsi untuk meletakkan frame frame jaringan di atas
media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi
transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan
Token Ring), Man dan Wan (seperti halnya dial-up model yang berjalan di atas
Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital
Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode (ATM).

Seperti halnya protokol komunikasi yang lain, maka TCP/IP pun mempunyai beberapa
layer, layer-layer itu adalah :

IP (internet protocol) yang berperan dalam pentransmisian paket data dari node ke
node. IP mendahului setiap paket data berdasarkan 4 byte (untuk versi IPv4)
alamat tujuan (nomor IP). Internet authorities menciptakan range angka untuk
organisasi yang berbeda. Organisasi menciptakan grup dengan nomornya untuk
departemen. IP bekerja pada mesin gateaway yang memindahkan data dari
departemen ke organisasi kemudian ke region dan kemudian ke seluruh dunia.
TCP (transmission transfer protocol) berperan didalam memperbaiki pengiriman
data yang benar dari suatu klien ke server. Data dapat hilang di tengah-tengah
jaringan. TCP dapat mendeteksi error atau data yang hilang dan kemudian
melakukan transmisi ulang sampai data diterima dengan benar dan lengkap.

2. Pengertian IP Address
Internet Protocol (IP) address adalah alamat numerik yang ditetapkan untuk sebuah
komputer yang berpartisipasi dalam jaringan komputer yang memanfaatkan Internet Protocol
untuk komunikasi antara node-nya. Walaupun alamat IP disimpan sebagai angka biner, mereka
biasanya ditampilkan agar memudahkan manusia menggunakan notasi, seperti 208.77.188.166
(untuk IPv4), dan 2001: db8: 0:1234:0:567:1:1 (untuk IPv6). Peran alamat IP adalah sebagai
berikut: "Sebuah nama menunjukkan apa yang kita mencari. Sebuah alamat menunjukkan di
mana ia berada. Sebuah route menunjukkan bagaimana menuju ke sana."
Perancang awal dari TCP/IP menetapkan sebuah alamat IP sebagai nomor 32-bit, dan
sistem ini, yang kini bernama Internet Protocol Version 4 (IPv4), masih digunakan hari ini.
Namun, karena pertumbuhan yang besar dari Internet dan penipisan yang terjadi pada alamat IP,
dikembangkan sistem baru (IPv6), menggunakan 128 bit untuk alamat, dikembangkan pada tahun
1995 dan terakhir oleh standar RFC 2460 pada tahun 1998.
Internet Protocol juga memiliki tugas routing paket data antara jaringan, alamat IP dan
menentukan lokasi dari node sumber dan node tujuan dalam topologi dari sistem routing. Untuk
tujuan ini, beberapa bit pada alamat IP yang digunakan untuk menunjuk sebuah subnetwork.
Jumlah bit ini ditunjukkan dalam notasi CIDR1, yang ditambahkan ke alamat IP,
Dengan pengembangan jaringan pribadi / private network, alamat IPv4 menjadi
kekurangan, sekelompok alamat IP private dikhususkan oleh RFC 1918. Alamat IP private ini
dapat digunakan oleh siapa saja di jaringan pribadi / private network. Mereka sering digunakan
dengan Network Address Translation (NAT) untuk menyambung ke Internet umum global.
Internet Assigned Numbers Authority (IANA) yang mengelola alokasi alamat IP global.
IANA bekerja bekerja sama dengan lima Regional Internet Registry (RIR) mengalokasikan blok
alamat IP lokal ke Internet Registries (penyedia layanan Internet) dan lembaga lainnya.
2.1.

Subnetting.

Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang


lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP
Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi
mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
tujuan Subnetting :

Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa


memaksimalkan penggunaan IP Address

Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan dalam suatu
network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media
fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti (penumpukan) akibat terlalu
banyaknya host dalam suatu network.

Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di
dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk
melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier. 8 bit sisanya
(sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini memungkinkan pembuatan
total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap network-nya.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat
dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan
berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan
Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis
dengan 192.168.1.2/24, Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask
255.255.255.0. /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan
binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah:
11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan
CIDR (Classless Inter-Domain Routing)
Contoh Tabel Subnetting Pada IPv4 kelas C
Subnet Mask

Nilai
CIDR

255.255.128.0

/17

255.255.192.0

/18

255.255.224.0

/19

255.255.240.0

/20

255.255.248.0

/21

255.255.252.0

/22

255.255.254.0

/23

255.255.255.0

/24

255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26

2.2.

Subnetting IP versi 4

Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan
jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi
4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host
komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut
didapatkan dari 256 (didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai
maksimal dari alamat IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai dihitung dari nol
sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah 256x256x256x256=4.294.967.296 host.
sehingga bila host yang ada diseluruh dunia melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6
atau IPv6.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka
jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat Unicast digunakan
dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one.

Alamat Broadcast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh
setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan
dalam komunikasi one-to-everyone.

Alamat Multicast, merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu
atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat
multicast digunakan dalam komunikasi one-to-many.

2.3.

Representasi Alamat

Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal


notation), yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku
referensi, format bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya
berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask
jaringan ke dalam dua buah bagian, yakni:

Network Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus
untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada. Template:BrSemua
sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier
yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah internetwork.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Host Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan khusus untuk
mengidentifikasikan alamat host di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh
bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier di mana ia berada.

2.4.

Alamat Unicast IP versi 4

Dalam RFC 791, alamat Unicast IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari
oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4
adalah pola biner yang terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order
bit), tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan menggunakan
representasi desimal.
Oktet pertama
Kelas
(desimal)
Alamat IP

Oktet pertama
(biner)

Digunakan oleh

Kelas A

1126

0xxx xxxx

Alamat unicast untuk jaringan skala


besar

Kelas B

128191

1xxx xxxx

Alamat unicast untuk jaringan skala


menengah hingga skala besar

Kelas C

192223

110x xxxx

Alamat unicast untuk jaringan skala


kecil

Kelas D

224239

1110 xxxx

Alamat multicast
unicast)

1111 xxxx

Direservasikan;umumnya digunakan
sebagai
alamat
percobaan
(eksperimen); (bukan alamat unicast)

Kelas E

240255

(bukan

alamat

Kelas A
Alamat-alamat unicast kelas A diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut
bit tertinggi di dalam alamat IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit
berikutnyauntuk melengkapi oktet pertamaakan membuat sebuah network identifier.
24 bit sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier. Ini mengizinkan
kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap jaringannya. Alamat
dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan untuk mekanisme Interprocess
Communication (IPC) di dalam mesin yang bersangkutan.

Kelas B
Alamat-alamat unicast kelas B dikhususkan untuk jaringan skala menengah
hingga skala besar. Dua bit pertama di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset
ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan
membuat sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan
host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host untuk setiap
network-nya.

Kelas C

Alamat IP unicast kelas C digunakan untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit
pertama di dalam oktet pertama alamat kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit
selanjutnya (untuk melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network
identifier. 8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host identifier. Ini
memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan 254 host untuk setiap
network-nya.

Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda
dengan tiga kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke bilangan
biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk
mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini, lihat pada bagian Alamat
Multicast IPv4.

Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau
percobaan dan dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu
diset kepada bilangan biner 1111. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat
digunakan untuk mengenali host.

Anda mungkin juga menyukai