Anda di halaman 1dari 8

PROSEDUR DIAGNOSTIK YANG SERING DILAKUKAN PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN


Secara Umum tanggung jawab keperawatan dalam pemeriksaan diagnostic meliputi :
1. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga tentang pemeriksaan
diagnostic yang akan dilakukan.
2. Mempersiapkan fisik klien.
3. Memperoleh ijin tertulis untuk pemeriksaan diagostik invasive.
4. Mempersiapkan alat-alat dan membantu dalam melakukan pemeriksaan di ruangan,
misalnya dalam pemeriksaan lumbal fungsi dan pemeriksaan kalori.
5. Mempertahankan secara akurat pencatatan mengenai persiapan klien, pemeriksaan secara
lengkap, tindakan setelah pemeriksaan dan respon klien.
6. Menemani klien yang memerlukan perawatan khusus untuk pemeriksaan di bagian lain,
seperti : klien dengan traksi,terapi oksigen dan pembatasan posisi.
7. Membawa alat-alat perawatan yang diperlukan, seperti oksigen dan suction jika tidak
tersedia di tempat pemeriksaan.
8. Melakukan tindakan keperawatan mandiri untuk mencegah akibat buruk setelah
pemeriksaan dan meningkatkan rasa nyaman klien.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK SISTEM PERSARAFAN
A. Lumbal fungsi
1. Pengertian
Suatu cara pengambilan cairan serebrospinal melalui fungsi pada daerah lumbal.
2. Tujuan
Mengambil LCS untuk kepentingan pemeriksaan diagnostic/ laboratorium maupun
kepentingan terafi.
3. Indikasi
-

Diagnostik

( Kecurigaan meningitis, perdarahan sub

arachnoid, pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi , evaluasi hasil


pengobatan).
-

Therafi ( Pemberian obat antineoplastik atau anti mikroba


secara intratekal, pemberian anestesi spinal )

4. Persiapan
a. Klien
-

Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang


prosedur yang meliputi : tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi
yang dirasakan .

Meminta

persetujuan

dari

klien

dan

keluarga

dengan

menandatangani formulir kesediaan dilakukan lumbal fungsi.


b. Alat-alat
-

Bak steril berisi jarum spinal, sarung tangan, spuit dan jarum,
kassa, lidi kapas,

botol kecil, dan duk bolong.

Tabung reaksi 3 buah

Bengkok

Alas dan perlak

Desinfektan ( betadine dan alcohol pada tempatnya)

Manometer ( Bila akan dilakukan pengukuran tekanan )

Lidokain

Masker, gaun, tutup kepala

5. Prosedur pelaksanaan
a.

Posisi klien

miring dan punggung menghadap dokter, paha dan kaki

difleksikan untuk memudahkan jarum masuk ke ruang subarachnoid, bantal kecil


ditempatkan dibawah kepala pasien untuk mempertahankan posisi tulang belakang
dalam keadaan horizontal, bantal diletakan diantara kaki untuk mencegah kaki
bagian atas memutar progresif,
b.

Pilih lokasi fungsi, LCS dibawah L-2, yaitu L3-4 atau L4-5 dan beri tanda.

c.

Kenakan masker, tutup keoala, pakai sarumg tangan steril.

d.

Desinfeksi kulit dengan larutan desinfektan

e.

Anestesi kulit dengan lidokain

f.

Tusukkan jarum spinal dengan stiled di dalamnya ke dalam jaringan subcutis


sampai subarachnoid.

g.

Hubungkan jarum lumbal dengan manometer pemantauan tekanan.

h.

Anjurkan klien untuk bernafas normal

i.

Tampung cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan ( Cultur dan pewarnaan,


None, pandi, hitung jenis,protein dan glukosa).

j.

Cairan yang dibutuhkan sebanyak 1 ml dalam 3 tabung reaksi.

k.

Jika lumbal fungsi digunakan untuk mengeluarkan LCS pada klien hidrosefalus
berat, maka maksimal cairan yang dikeluarkan 100 cc.

l.

Setelah selesai tindakan, manometer dilepaskan, letakkan kembali tarlet jarum


lumbal, lalu lepaskan jarumnya.

m.

Pasang kassa bethadine pada bekas tusukan.

n.

Setelah prosedur :
-

Klien tidur terlentang tanpa bantal selama 2-4 jam.

Observasi tempat fungsi terhadap kemungkinan cairan LCS keluar lagi.

Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres pada kepala, anjurkan tehnik
relaksasi, bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala hilang.

6. Komplikasi
Herniasi, meningitis, empiema epidular atau sub dural, sakit punggung/pinggang,
infeksi pada tempat tusukan, kista epidermoid intra spinal, kerusakan intervertebralis.
B. Eektroencepalografi ( EEG)
1. Pengertian
Cara untuk merekam aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh
2. Indikasi pemasangan
a.

Klien dicurigai epilepsy

b.

Membedakan kelainan otak organic

c.

Mengidentifikasi infark pembuluh darah

d.

Diagnosa retardasi mental/overdosis obat

e.

Menentukan kematian jaringan otak

3. Penatalaksanaan
a.

Klien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.

b.

Anjurkan klien untuk relaks selama 45 60 menit.

c.

Jelaskan pada klien bahwa selama pemeriksaan harus dalam


keadaan relax sempurna, duduk atau tiduran tanpa gerakan.

d.

Anjurkan klien untuk mengikuti perintah selama pemeriksaan :


hyperventilasi selama 3 5 menit, usahakan untuk tetap menutup mata.

4. Persiapan fisik
a.

Depresan SSP atau stimulasi tidak diberikan selama 24 jam


sebelum pemeriksaan.

b.

Cairan yang mengandung capein, coklat dan teh tidak diberikan


selama 24 jam pre tindakan.

c.

Rambut harus bersih.

d.

Sebelum dilakukan pemeriksaan EEG, klien harus makan pagi.

5. Setelah tindakan
a.

Bersihkan dan cuci rambut klien

b.

Ciptakan lingkungan yang tenang

c.

Atur posisi tidur yang baik

d.

Observasi aktivitas klien.

C. Angiografi
1. Pengertian
Merupakan tindakan untuk melihat secara langsung sistm peredaran darah otak,
prosedur ini umumnya dilakukan dibagian radiology. Zat kontras dimasukan lewat
arteri, biasanya arteri karotis dan intervertebralis, atau arteri brachialis dan femoralis.
2. Indikasi
a.

Untuk mendeteksi adanya sumbatan pada pembuluh darah


serebral.

b.

Anomali congenital pembuluh darah.

c.

Pergeseran pembuluh darah yang mungkin mengidentifikasi


SOL

d.

Malformasi vascular ( aneurisma).

3. Persiapan
a.

Menjelaskan prosedur pelaksanaan dan sensasi yang timbul saat


dimasukkan zat kontras, yaitu rasa terbakar yang lama- lama bisa hilang.

b.

Inform consent

4. Komplikasi
a.

Hematoma pada area suntikan

b.

Keracunan zat kontras

5. Penatalaksanaan pasca tindakan :


a.

Observasi vital sign setiap jam sampai stabil

b.

Kompres es pada daerah suntikan

c.

Tidur terlentang tanpa bantal selama 24 jam

d.

Jika lewat femoralis, kaki terlentang selama 6-8 jam.

D. CT Scan ( Computed Tomografi )


1. Pengertian :
Suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil
dari tulang tengkorak dan otak.
2. Tujuan : untuk memperjelas adanya dugaan dan kelainan diantaranya :
a.

Gambaran lesi dari tumor, hematoma, abses

b.

Perubahan vascular dan malformasi, naik turunnya vaskularisasi


dan infark

c.

Brain kontusio

d.

Brain atrofi

e.

Hydocefalus

f.

Inflamasi

3. Persiapan klien
a.

Berat badan klien harus diperhatikan, BB klien yang dpat


dilakukan pemeriksaan CT Scan adalah tidak melebihi 145 kg.

b.

Sebelum dilakukan pemeriksaan, klien harus dilaksanakan test,


apakah klien mempunyai kesanggupan untuk tinggal diam tanpa mengadakan
perubahan selama 20-45 menit, karena hal ini berhubungan dengan lamanya
pemeriksaan.

c.

Klien harus dilaksanakan pengkajian untuk menentukan klien


bebas dari alergi iodine, sehubungan klien yang akan dilaksanakan pemeriksaan CT
Scan disuntikan dengan zat kontras sebanyak 30 ml, jika klien alergi stop pemberian
zat kontras.

4. Prosedur pelaksanaan
a.

Berikan penjelasan pada klien dan keluarga

b.

Lakukan test awal yang meliputi kekuatan untuk diam di tempat


tidur selama 45 mnt

c.

Lakukan

pernafasan

dengan

aba-aba

saat

dilakukan

pemeriksaan.
d.

Atur posisi klien terlentang.

e.

Meja elektronik masuk ke dalam scanner.

f.

Lakukan pemantauan dan pengambilan gambar ( oleh dr.


Radiologi )

g.

Lama prosedur klien harus dalam keadaan diam 20-45 menit.

h.

Pengambilan gambar dilakukan dari berbagai posisi.

i.

Perawat memantau dari luar dengan memakai baju protektif.

j.

Sesudah pengambilan gambar, klien dirapihkan.

5. Hal-hal yang harus diperhatikan :


a.

Observasi keadaan alergi terhadap zat kontras.

b.

Mobilisasi secepatnya

c.

Ukur intake dan output

E. Elektro Myelografi ( EMG )


1. Pengertian
Suatu cara yang dilakukan untuk mengukur dan mencatat aliran listrik yang ditimbulkan
oleh otot skeletal, dalam keadaan istirahat otot tidak melepaskan listrik, tetapi bila otot
berkontraksi secara volunteer potensial aksi dapat direkam.

2. Tujuan
a.

Membantu membedakan antara gangguan otot primer seperti


distropi otot dan gangguan sekunder.

b.

Membantu menentukan penyakit degeneratif saraf sentral.

c.

Membantu mendiagnosa gangguan neuromuscular seperti


miastenia grafis.

3. Pelaksanaan
a.

Persiapan klien :
-

Informasikan kepada klien seluruh prosedur pemeriksaan ini akan


menyebabkan gangguan rasa nyaman sementara, khususnya jika klien diberi
rangsangan listrik.

Perhatikan bahwa klien tidak menggunakan obat depresan atau sedative 4


jam sebelum prosedur.

b.

Cegah terjadinya syok listrik

c.

Kurangi rasa takut dan sakit.

4. Prosedur Tindakan
Dapat dilaksanakan disamping tempat tidur ruangan khusus
a.

Elektrode di tempatkan pada saraf-saraf yang akan diperiksa

b.

Mulai dengan dosis kecil rangsangan listrik melalui electrode ke saraf


otot, apabila konduksi pada saraf selesai maka otot akan segera berkontraksi.

c.

Untuk mengetahui potensial otot digunakan macam-macam jarum


elekrode dari nomor 1,3 7,7 cm.

d.

Klien mungkin dianjurkan agar melakukan aktivitas untuk mengukur


potensial otot selama kontraksi minimal dan maksimal.

e.

Derajat aktifitas saraf dan otot direkam pada oxiloskop dan akan
memberikan gambaran grafik yang akan dibaca.

f.

Perawat berusaha memberikan rasa nyaman dan selalu memantau daerah


penusukan terhadap kemungkinan terjadinya hematoma.

5. Perawatan setelah tindakan


a. Beri kompres es pada daerah hematoma untuk mengurangi rasa nyeri
b. Ciptakan lingkungan yangmemudahkan klien untuk beristirahat.
F. Myelografi
1. Pengertian
Myelografi adalah proses pemeriksaan dengan sinar-X untuk melihat ruang sub
arakhnoid spinal dengan menyuntikan zat kontras atau udara ke ruang subarakhnoid
spinal melalui fungsi spinal.

2. Tujuan
Untuk mengetahui penyimpangan medulla spinalis atau sakus dural spinal yang
disebabkan oleh tumor, kista, hernia discus vertebral atau lesi lain.
3. Persiapan pasien
-

Jelaskan prosedur tindakan

Beritahu pasien bahwa meja sinar-x dapat dimiringkan dalam beberapa variasi
posisi selama tindakan.

Beri sedative jika diperlukan.

4. Perawatan setelah prosedur


-

Pasien dibaringkan di tempat tidur dengan kepala ditinggikan 30-45 derajat


untuk mengurangi jumlah penyebaran media kontras ( untuk zat kontras yang larut
dalam air ).

Pasien harus berbaring telungkup selama 2 sampai 3 jam dan pada posisi
rekumban biasanya 12

sampai 24 jam untuk mengurangi kebocoran CSS dan

menurunkan frekuensi sakit kepala. ( Untuk

zat kontras yang mengandung

minyak ).
-

Pantau vital sign dan intake output.

G. MRI ( Magnetik Resonance Imaging )


1. Pengertian
Prosedur pemeriksaan dengan menggunakan medan magnet untuk mendapatkan
gambaran daerah yang berbeda pada tubuh. MRI dapat memberikan informasi tentang
perubahan kimia dalam sel.
2. Tujuan : untuk melihat adanya jaringan nekrosis,tumor maligna, degeneratif CNS,
perdarahan,AVM ( Arterio Venous Malformation ).
3. Persiapan pasien
-

Jelaskan prosedur tindakan

Lepas semua benda-benda logam ( anting, cincin, jam tangan, jepitan


rambut,dll).

Kaji adanya riwayat pemakaian benda logam dalam tubuh missal penjepit
aneurisma, pacu jantung, alat intra uterine, katup jantung buatan (alat ini dapat
menyebabkan gangguan fungsi.

4. Prosedur
-

Baringkan pasien dengan posisi datar pada tempat yang


disediakan yang digerakkan masuk ke tabung yang mengandung magnet.

Anjurkan untuk relaks, pasien diberi tahu bahwa ia dapat


berbicara dengan petugas melalui mikrofon.

H. Photo Polos Kepala ( Rontgen Shcedel )


1. Pengertian
Prosedur pemeriksaan dengan menggunakan sinar-X
2. Tujuan
Pemeriksaan roentgen tengkorak kepala digunakan untuk mendiagnosa :
- Fraktur tulang tengkorak
- Space occupying Lesion (SOL) yang menyebabkan pergeseran kelenjar perineal.
- Kalsium yang menutupi tumor otak.
- Ketidaknormalan vaskularisasi
-

Pengikisan tulang tengkorak atau sella tursika yang disebabkan oleh tekanan SOL

3. Persiapan pasien
-

Jelaskan prosedur tindakan

Lepaskan parhiasan atau benda logam yang menempel

Klien diatur dalam posisi datar pada meja X-ray dan dianjurkan
agar tetap berbaring.

Anda mungkin juga menyukai