Anda di halaman 1dari 10

PRAKTIKUM I

I.
II.
III.

Hari/Tanggal

: Selasa/ 16 September 2014

Judul

: Identifikasi Morfologi Balantadium coli

Tujuan

:
1.Membedakan Tropozoid Balantadium coli.
2.Membedakan Kista Balantadium coli.

IV.

Landasan Teori :
A. Balantadiasis
Balantidium coli adalah parasit spesies dari Ciliata protozoa yang menyebabkan
penyakit Balantidiasis. Ini adalah satu-satunya anggota dari filum Ciliata diketahui patogen
bagi manusia.
B. Klasifikasi Balantadium coli
Domain

Eukarya

Kingdom

Chromalveolata

Superphylum :

Alveolata

Phylum

Ciliophora

Class

Litostomatea

Order

Vestibuliferida

Family

Balantiididae

Genus

Balantidium

Species

B. coli

C. Morfologi protozoid dan kista Balantadium coli


Tropozoit berbentuk lonjong, ukuran 60-70 x 40-50 m. Tubuh tertutup silia pendek,
kecuali di daerah mulut silia lebih panjang (adoral cilia). Bagian anterior terdapat cekungan
dinamakan peristom dan terdapat mulut (sitostom), tidak memiliki usus namun dibagian
posterior memiliki anus (cy;cytoyge). Terdapat 2 inti yang terdiri dari makronukleus
(maN;berbentuk ginjal) dan mikronukleus (miN;berbentuk bintik kecil) yang terdapat pada

cekungan makronukleus. Terdapat vakuole makanan (berisi sisa makanan ; bakteri, leukosit,
erithrosit, dll) dan vakuole kontraktil (cv)

Gambar morfologi trofozoid Balantadium coli


Sumber : https://www.google.co.id/search?q=balantadium+colli+adalah&client=firefoxbeta&hs=tMq&rls=org.mozilla:en
( Diunduh pada : 20 September 2014 )
Kista berbentuk bulat, ukuran 50-60 , dinding dua lapis, sitoplasma bergranul,
terdapat makro & mikronukleus serta sebuah badan refraktil. Tropozoit hidup dalam mukosa
dan sub mukosa usus besar, terutama di daerah sekum bagian terminal daripada illeum.
Bergerak ritmis dengan perantaraan cilia. Tropozoit tidak dapat lama hidup di luar badan,
tetapi kista tetap hidup selama beberapa minggu. Kista yang dapat hidup di luar badan adalah
bentuk infektif. Bila tertelan oleh hospes baru, maka dinding kista hancur dan trofozoit yang
dilepaskan masuk dinding usus, dan memperbanyak diri.

C. Daur hidup
Infeksi terjadi ketika tuan rumah mencerna kista, yang biasanya terjadi selama
konsumsi air atau makanan yang terkontaminasi. Setelah kista tertelan, melewati sistem
pencernaan inang. Sementara kista menerima perlindungan dari degradasi oleh lingkungan
asam lambung melalui penggunaan dinding luar, ia kemungkinan akan dihancurkan pada pH
lebih rendah dari 5, yang memungkinkan untuk bertahan hidup lebih mudah di perut orang
kekurangan gizi yang memiliki asam lambung yang kurang. Setelah kista mencapai usus
kecil, trofozoit diproduksi. Trofozoit kemudian menjajah usus besar, di mana mereka tinggal
di lumen dan memakan flora usus. Beberapa trophozoites menyerang dinding usus besar
dengan menggunakan enzim proteolitik dan berkembang biak, dan beberapa dari mereka
kembali ke lumen. Pada trofozoit lumen dapat hancur atau mengalami encystation.
Encystation dipicu oleh dehidrasi isi usus dan biasanya terjadi di usus besar distal, tetapi juga
dapat terjadi di luar tuan rumah dalam tinja. Sekarang dalam bentuk kista matang, kista yang
dilepaskan ke lingkungan di mana mereka bisa pergi ke menginfeksi hospes baru.

Gambar siklus hidup cacing Ascaris


http://3acommunityners.blogspot.com/2011/11/makalah-ascariasis.html
diunduh pada ( 10 juni 2014 )

D. Reproduksi :

Sumber : Reproduksi Balantadium coli


https://www.google.co.id/search?q=balantadium+colli+adalah&client=firefoxbeta&hs=tMq&rls=org.mozilla:en
(Diunduh pada 20 september 2014)
Bentuk vegetatif selain bentuk yang masih makan, juga merupakan bentuk yang
berfungsi untuk berkembangbiak dengan cara belah transversal. Mula mula mikronukleus
yang membelah diikuti oleh makronukleus dan sitoplasma sehingga menjadi dua organisme
yang baru. Kadang kadang tampak pertukaran kromatin (konjugasi). Reproduksi
berlangsung seksual dan aseksual. Perkembang biakan secara aseksual yaitu dengan belah
pasang, yaitu dengan membelah jadi dua parasit yang sama bentuknya. Hanya terjadi bila
situasi kurang menguntungkan. Misalnya tidak ada pejantan.
Perkembangbiakan secara seksual terjadi pada pembiakan ini dibentuk sel kelamin,
yaitu makrogametosit dan mikrogametosit yang kemudian membelah membentuk
makrogamet dan mikrogamet. Setelah pembuahan menjadi zigot. Inti zigot membelah
menjadi banyak yang disebut sporozoit. Proses ini disebut sporogoni.

E. Epidemologi
Parasit ini banyak ditemukan pada babi yang dipelihara ( yang berkisar antara 60
90%). Penularan antar babisatu ke babi yang lainnya mudah terjadi, sekali sekali dapat
menular pada manusia ( zoonosis). Penularan pada manusia terjadi dari tangan ke mulut atau
melalui makanan yang terkontaminasi, misalnya pada orang yang memelihara babi dan yang
membersihkan kandang babi ; bila tangan ini terkontaminasi dengan tinja babi yang
mengandung bentuk kista dan kista ini tertelan, maka terjadilah infeksi. Kebersihan
perorangan dan sanitasi lingkungan dapat mempengaruhi terjadinya penularan.

F. Patologi dan gejala klinis


Penyakit yang ditimbulkan oleh balantidium coli hampir mirip dengan penyakit yang
disebabkan oleh Entamoeba Histolytica. Di selaput lendir usus besar, bentuk vegetatif
membentuk abses- abses kecil yang kemudian pecah manjadi ulkus yang menggaung.
Penyakit ini dapat berlangsung akut dengan ulkus merata pada selaput lendir usus besar. Pada
kasus berat, ulkus ini dapat menjadi gangrenyang berakibat fatal. Biasanya disertai dengan
sindrom disentri. Penyakit dapat menjadi menahun dengan diare yang di sertai konstipasi,
sakit perut, tidak nafsu makan, muntah, dan kakeksia ( cachexia ). Infeksi ringan Balantidium
coli biasanya tidak menampakkan gejala, bila parasit hidup dirongga usus besar.
Balantidium coli kadang kadang dapat menimbulkan infeksi eksterintestinal,
misalnya dapat menyebabkan peritonitis dan uretritis. Pernah ditemukan bahwa Balantidium
coli di hepar dan pulmo. Bahkan di ekuador Balantidium coli ditemukan sebagai sindrom
disentris dan abses hepar.

G. Diagnosis
Menemukan parasit dari tinja. Seperti pada Entamoeba histolytica bentuk trofozoid
pada tinja encerr, sedangkan kista pada tinja padat. Sigmoidoskopii dilakukan untuk melihat
ulkus. Ulkus pada baantadiasis berbeda dengan amebiasis. Disini, merupakan ulkus tidak
bergaung, mulut ulkus lebar sedangkan dasar sempit, sama dengan amebiasis. Parasit jarang
ditemukan pada isi ulkus akan tetapi pada dinding serta dasar ulkus.

H. Pencegahan
1. Beri penyuluhan pada masyarakat tentang higiene perorangan.
2. Beri penyuluhan dan bimbingan kepada penjamah makanan melalui instansi
kesehatan.
3. Pembuangan kotoran pada jamban yang memenuhi persyaratan sanitasi.
4. Kurangi kontak dengan kotoran babi.
5. Lindungi tempat penampungan/sumber air untuk masyarakat dari kontaminasi kotoran
babi. Filter pasir/tanah dapat menyaring semua kista, klorinasi air dengan cara yang
biasanya dilakukan tidak menghancurkan kista. Air dalam jumlah sedikit untuk
diminum lebih baik dimasak.

I. Pengobatan
Obat-obatan yang sering digunakan adalah dari golongan diiodohidroksikinolin
(diiodokin), sediaan arsen (karbarson)dan oksitetrasiklin

V. Alat dan Bahan :


1). Alat :

Mikroskop cahaya

2). Bahan :

Preparat awetan tropozoit Balantidium coli

Preparat awetan kista Balantidium coli

Langkah Kerja
Diamati preparat awetan tropozit dan kista Balantidium coli dibawah
mikroskop dengan pembesaran lemah terlebih dahulu (10x10) lalu
dengan pembesaran 10x40

Diamati morfologi tropozit dan kista Balantidium coli dan amati


perbedaannya

Dibedakan tropozit dan kista Balantidium coli

Hasil pengamatan di gambar pada kolom yang telah tersedia

Hasil Pengamatan
GAMBAR
tropozit Balantidium coli

Ket gambar :

I.

KESIMPULAN

II.

PEMBAHASAN

kista Balantidium coli

Ket gambar :

Daftar Pustaka

http://balantadiumcoli.blogspot.com/
http://pur07.wordpress.com/2009/06/29/balantidium/
http://analisbanjarmasin.blogspot.com/2010/09/ciliata-balantidium-coli.html

VI. Hasil Pengamatan


Gambar protozoa Entamoeba histolytica
protozoid

kista

Perbesaran 100 x 10

Perbesaran 100 x 10

Keterangan:

Keterangan:

Gambar protozoa Entamoeba coli


Tropozoid

Kista

Perbesaran 100 x 10

Keterangan:

Perbesaran 100 x 10

Keterangan:

VII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, ditemukan Entamoeba histolitica dan Entamoeba coli
dalam 2 bentuk yaitu bentuk trofozoid dan kista. Untuk bisa membedakan mana trofozoid
dan kista dari kedua spesies ini, dapat dibedakan dari letak anak inti yakni jika entamoeba
coli memiliki anak inti yang letaknya di pinggir sedangkan entamoeba histolityca anak inti
berada di tengah/ sentral.

DAFTAR PUSTAKA

Hirt, R.P., Noel, C.J., Sicheritz-Ponten, T., Tachezy, J., and Fion, P-L. 2007. Trichomonas
vaginalis surface proteins: a view from the genome. Trends in Parasitology, v. 23, p. 540547.

Pereira-Neves, A. and Benchimol, M. 2008. Trichomonas vaginalis: In vitro survival in


swimming pool water samples. Experimental Parasitology, v. 118, p. 438-441.

Petrin, D., Delgaty, K., Bhatt, R., and Garber, G. 1998. Clinical and microbiological aspects
of Trichomonas vaginalis. Clinical MicrobiologY Review, v. 11, p. 300-317.

Anda mungkin juga menyukai