Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum

Hari/Tanggal : Senin/23 September 2013

Biokimia

Waktu

: 11.00 12.40

PJP

: Inda Setyawati, S.TP, M.Si

Asisten

: Sari Yuniarini, S.Si


Lusianawati, S.Si

KARBOHIDRAT II

Kelompok 8
Anggita Septi Wulandari

J3L112028

Lia Haslihati

J3L112175

Karinna

J3L112108

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari hari kita melakukan aktivitas, baik yang telah
merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya
ata hanya kadang kadang saja kita lakukan. Untuk melakukan aktivitas itu kita
memerlukan energi. Energi yang diperlukan ini kita peroleh dari bahan makanan
yang kita makan. Pada umumnya bahan makanan itu mengandung tiga kelompok
senyawa kimia, yaitu karbohidrat, protein dan lemak atau lipid ( Anna 2006).
Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi
kehidupan. Lewat fotosintesis, tumbuhan menngkonversi karbondioksida atmosfer
menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati dan gula ( Hart 2003).
Praktikum penentuan karbohidrat II dengan uji selliwanof dan uji kali ini
menggunakan larutan sampel glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, maltosa, pati,
tepung agar dan tepung gum arab. Glukosa dan fruktosa adalah monosakarida
dimana glukosa adalah suatu heksosa (aldosa enam-karbon), sedangkan fruktosa
merupakan heksulosa ( ketosa enam karbon (Fessenden 1986). Sukrosa
merupakan disakarida dimana fruktosa dan glukosa yang saling berikatan. Laktosa
juga merupakan disakarida, karena apabila di hidrolisis maka akan menghasilkan
D-galaktosa dan D- glukosa dimana ikatan yang terjadi antara atom karbon nomor
1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada galaktosa. Maltosa adalah suatu
disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa dan ikatan yang terbentuk
adalah antara atom karbon nomor satu dan atom karbon nomor empat (Anna
2006). Pati atau amilum adalah polisakarida yang tersusun dari unit unit glukosa
yang bergabung terutama lewat ikatan 1,4- -glikosidik (Hart 2003).

CHO

CH2OH

OH

HO

OH

OH

HO

OH

OH

CH2OH

CH2OH

D-glukosa

D-Fruktosa

Sukrosa

Laktosa

Maltosa

Pati/Amilum

Agar agar adalah zat yang biasanya berupa gel yang diolah dari rumput
laut atau algga. Jenis rumput laut yang biasa diolah untuk keperluan ini adalah
Eucheuma spinosum (Rhodophyta). Agar agar sebenarnya adalah karbohidrat
dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel dari rumput laut. Ia
tergolong kelompok pektin dan merupakan polimer yang tersusun dari monomer
galaktosa. Gel terbentuk karena saat dipanaskan dengan air, molekul agar agar dan
air bergerak bebas kemudian ketika didinginkan akan merapat, memadat dan
membentuk kisi kisi.
Gum arab merupakan salah satu produk getah resin yang dihasilkan dari
penyadapan getah pada batang tumbuhan legum (polong-polongan) dengan nama
ilmiah Acacia Senegal. Nama gum arab secara harfiah berarti getah arab.
Kemungkinan besar tubuhan ini berasal dari oasis padang pasir di Afrika Utara
dan barangkalai juga di Asia Barat. Gum arab banyak dipakai dalam indutri
makanan dan kimia lainnya.

Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati struktur beberapa
karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan reagen uji Selliwanof dan uji Iod.

Metode
Alat alat yang digunakan pada praktikum ini adalah penagas air, pipet
mohr, bulp, pipet tetes, tabung reaksi, gelas piala dan papan uji. Bahan bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah glukosa 1%, fruktosa 1%, sukrosa 1%,

laktosa 1%, maltosa 1%, pati 1%, pereaksi Selliwanof, larutan Iod encer, tepung
pati, tepung gum arab, dan tepung agar agar.
Uji Selliwanoff. Prosedur yang dilakukan untuk pengujian menggunakan
uji Selliwanof yaitu yang pertama dimasukkan 5 ml pereaksi Selliwanof dan
beberapa tetes bahan percobaan. Larutan tersebut kemudian dididihkan selama 60
detik di penagas air dan diperhatikan perubahan warna yang terjadi.
Uji Iod. Prosedur yang dilakukan untuk pengujian menggunakan uji Iod
yaitu dengan memasukkan sedikit tepung bahan percobaan ke dalam papan uji,
kemudian ditambahkan satu tetes larutan iod encer. Selanjutnya dicampurkan
dengan rata. Prosedur diulangi dengan bahan percobaan yang berbeda.

Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Uji Selliwanoff
Bahan Uji

Hasil Pengamatan

Perubahan warna larutan

Glukosa
Fruktosa
Sukrosa
Laktosa
Maltosa
Pati
Keterangan : + Ketosa
-

Larutan tidak berwarna


Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna

Aldosa

Glukosa

Sukrosa
Fruktosa

Maltosa
Laktosa

Gambar 1. Hasil Uji Selliwanoff

Pati

Tabel 2. Hasil Uji Iod


Bahan Uji

Hasil Pengamatan

Tepung Pati
+
Tepung gum arab
Tepung agar-agar
Larutan Pati
+
Keterangan =
+ Ada amilosa
-

Perubahan warna larutan


Campuran menjadi biru
Campuran menjadi jingga
Campuran menjadi coklat tua
Campuran menjadi biru

Tidak ada amilosa


Tepung agar agar

Tepung gum arab

Larutan Pati

Tepung Pati

Gambar 2. Hasil Uji Iod


Hasil dan Pembahasan
Uji Selliwanoff merupakan uji yang mempunyai prinsip dengan reaksi
yang tergantung pada pembentukan 4-hidroksi-metil-furfural dan reaksi dengan
reorsinol (1,3-dihidroksi benzena) untuk membentuk kompleks berwarna merah.
Umumnya uji ini spesifik untuk karbohidrat yang mengandung gugus ketosa.
Pereaksi selliwanof terdiri atas 0.05 gram resorsinol dalam 100ml HCl 1:2 dimana
perbandingannya 1 aquades dan 2 HCl pekat dalam pembuatannya. HCl yang
digunakan dalam pereaksi ini berfungsi untuk pembentukan hidroksimetil furfural
yang berasal dari konversi ketosa oleh HCl pekat, reaksi ini akan berjalan ketika
HCl berada dalam keadaan panas sehingga uji ini harus dipanaskan di penagas air
selama 60 detik. Setelah dipanaskan, HCl dan ketosa akan membentuk asam
levulinat dan hidroksimetil furfural kemudian resorsinol akan mengkondensasi

hidroksimetil furfural tersebut ditandai dengan munculnya warna merah yang


terbentuk (Bintang 2010). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

Gambar 3. Reaksi pereaksi selliwanoff dan ketosa

Praktikum yang telah dilakukan menunjukkan hasil negatif untuk semua


sampel. Seharusnya fruktosa yang mempunya gugus ketosa dan sukrosa yang
merupakan disakarida yang terbentuk dari glukosa dan fruktosa menunjukkan
hasil positif terhadap reaksi ini. Ini disebabkan karena kesalahan dalam
pembuatan reaksi, seharusnya setiap pereaksi yang akan digunakan untuk uji
harus dibuat segar, tidak terlalu lama disimpan sebelumnya. Selain itu ada juga
faktor kesalahan lain yaitu pembuatan pereaksi yang tidak menggunakan HCl
pekat yang seharusnya melainkan hanya menggunakan HCl encer. Ini tentu saja
mempengaruhi pembentukan hidroksimetil furfural yang telah dijelaskan di
paragraf sebelumnya.
Uji Iod untuk hasil positif memiliki ciri adanya warna biru yang terbentuk
ketika penambahan iod ke sampel yang digunakan. Sampel yang mengandung pati
yang merupakan polisakarida akan membentuk warna biru, ini dikarenakan iod
masuk ke dalam kumparan molekul pati ( Bintang 2010).
Larutan

pati

yang

struktur

makromolekulnya

berbentuk

heliks

ditambahkan larutan iodium akan berwarna merah, biru sampai biru tua ini
dikarenakan molekul iod terperangkap ke dalam heliks rantai polimer karbohidrat
tersebut. Bila larutan yang berwarna ini dipanaskan maka warna akan hilang.
Mekanisme hal ini dapat terjadi yaitu sewaktu dipanaskan, gulungan heliks

makromolekul polimer ini melurus (membuka), dan molekul iod terlepas,


akibatnya warna akan hilang. Bila suhu larutan normal kembali, molekul iod akan
terjebak kembali dan warna akan timbul lagi. Dapat dilihat di gambar bawah ini
(Hawab 2007).

Gambar 4. Molekul iod yang terjebak ke dalam makromolekul heliks pati.

Di dalam amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa
yang tidak larut dalam air dingin dan amilopektin yang yang larut dalam air
dingin.Ketika amilum dilarutkan dalam air, amilosa akan membentuk heliks yaitu
molekul molekul yang bergerombol dan tidak kasat mata karena hanya pada
tingkat molekuler. Kemudian heliks ini akan mengikat iodin dan terbentuk warna
biru.
Tepung agar agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul
tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Agar agar tergolong kelompok pektin
dan merupakan polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Karena agar agar
terdiri dari amilopektin dan tidak terdapat amilosa, maka tidak terbentuk heliks
yang akan mengikat iodin ketika dicampurkan sehingga hasil uji menggunakan
iodin menunjukkan hasil negatif. Gum arab merupakan polisakarida yang
dihasilkan dari produk getah (resin) hasil penyadaoan getah pada batang
tumbuhan legum/polong-polongan (Acacia senegal). Hasil menunjuukan hasil
negatif sama dengan tepung agar agar karena alasan yang sama pula, yaitu gum
arab terdiri dari amilopektin.

Daftar Pustaka
Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Pelatihan. Jakarta : Erlangga.
Fessenden, R.J , JS. Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid II. Ed. ke-3 .
Penerjemah Aloysius Hadyana Pudjaatmaka,Ph.D . Jakarta: Erlangga.
Diterjemahkan dari buku Organic Chemistry Third Edition.
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Penerjemah Suminar Setiadi Achmadi.
Jakarta: Erlangga. Diterjemahkan dari buku Organic Cheimstry.
Hawab, MS. 2007. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : PT. Diadit Media.
Poedjiaji, A. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Anda mungkin juga menyukai