PERLENGKAPAN PENGANGKAT
Kelompok perlengkapan pengangkat berikut ini
mempunyai cirri khas yang berbeda, antara lain:
Mesin pengangkat adalah kelompok mesin yang
bekerja secara periodic yang didesain sebagai
peralatan swa-angkat, atau untuk mengangkat dan
memindahkan muatan atau sebagai mekanisme
tersendiri bagi crane atau elevator.
Crane adalah gabungan mekanisme pengangkat
secara terpisah dengan rangka untuk mangangkat
atau sekaligus mengangkat dan memindahkan
muatan yang dapat dugantungkan secara bebas
atau diikatkan pada crane.
Elevator adalah kelompok mesin yang bekerja
secara periodic untuk mengangkat muatan pada
jalur pandu tertentu.
ALAT PENGANGKAT
Mesin pengangkat
Crane
Elevator
dengan:
n jumlah siklus mesin per jam
Q berat muatan, dalam ton
Q V
Dengan :
V kapasitas ember, alat pencengkeram dan
sebagainya dalam meter kubik
faktor pengisian
berat jenis dalam ton/m3
Q (Q G)
ton
Dengan:
Q berat muatan, dalam ton
G berat ember atau penahan, dalm ton
n
3600
t1
Dengan:
ti total waktu yang dibutuhkan
KARAKTERISTIK KERJA
Penggunaan mesin rata-rata (mean)
KONDISI
OPERASI
Ringan (L)
Sedang (M)
Berat (H)
Sangat Berat
(VH)
Waktu
Beban
K beban
0.5
0.5
0.5
0.5
K
tahun
0.25
0.
0.75
1.0
K hari
0.33 (shift
satu0
0.67 (shift dua)
0.67 (shift dua)
1.0 (shift tiga)
Faktor
kerja
DF%
TemPeratur
Sekitar C
15
25
40
40
25
25
25
45
Ringan
Sedang
Berat
Sangat
Berat
60
120
240
300720
PENGGUNAAN PERLENGKAPAN
PENANGANAN BAHAN
BAB 3
1. Rantai Lasan
rantai lasan (welded) terbuat
dari jalinan baja oval yang
berurutan. Ukuran utama rantai
(gambar 7) adalah : kisar (t),
sama dengan panjang bagian
dalam mata rantai lebar luar (B),
dan diameter batang rantai (d).
tergantung pada perbandingan
kisar dan diameter batang
rantai, rantai lasan
diklasifikasikan menjadi rantai
mata pendek (t 3d) dan rantai
mata panjang (t > 3d).
Gambar 7. ukuran
utama mata rantai
beban
Gambar 8.mata
rantai
menghubungkan
rantai beban..
Rantai lasan terbuat dari baja CT. 2 dan CT. 3. Mata rantai untuk rantai lasan
dibentuk dengan berbagai macam metode,yaitu pengelasan tempa dan
pengelasan tahanan listrik. Dengan pengelasan tempa mata rantai dibuat dari
satu batang baja, sedangkan bila menggunakan las tahanan listrik mata rantai
terbuat dari dua potong baja lengkung yang dilas temu.
Sbr
K
Dengan
Ss
= beban aman yang diterima rantai, dalam
kg
Sbr
= beban putus dalam kg
K
= Faktor keamanan
Intensitas keausan yang terjadi pada rantai tegantung pada factor
berikut : perbandingan kisaran rantai dengan drum atau puli rantai,
tegangan kecepatan puli rantai, sudut belok relative bila rantai
tersebut melewati pulinya, keadaan lingkungan kerja dan
sebagainya.
Rantai las tempa selalu putus pada bagian lasnya. Pada rantai las tahanan
listrik yang bermutu tinggi, biasanya mata rantai putus berbentuk putus
miring dengan penampang yang bersudut kecil terhadap sumbu memanjang
rantai, yang bermula pada bagian bagian tepi batas permukaan kontak mata
rantai yang dihubungkan.
2.
Rantai Rol
rantai rol terdiri atas
pelat
yang dihubungengsel
pana pena
(gambar 9). Rantai
Gambar 9 rantai rol
untuk
beban ringan
terbuat dari dua keping
plat saja, sedangkan
untuk beban berat dapat
menggunakan sampai
Rantai rol dari
mempunyai
beberapa
keunggulan dibandingkan dengan
lebih
2 keping
pelat
rantai lasan. Karena rantai rol padat maka keandalan operasinya
jauh lebih tinggi dibandingkan rantai lasan. Rantai rol mempunyai
flexisibelan yang baik sehingga dapat dipakai pada sprocket
dengan diameter lebih kecil dan jumlah gigi yang lebih sedikit. Hal
ini akan mengurangi ukuran mekanisme dan sekaligus mengurangi
harganya. Juga, gesekan pada rantai rol jauh lebih kecil
dibandingkan dengan rantai lasan dengan kapasitas angkat yang
sama.
Kecepatan maximum rantai rol ditentukan oleh standar Negara dan tidak
boleh melebihi 0.25 mm/detik.
Nilai factor keamanan K, rasioD
dan jumlah gigi sprocket untuk rantai las
dan rol diberikan pada table 4.d
Table 4
Data rantai yang terseleksi
RANTAI
Digeraka
n
Factor K
keamana
n
Rasi
oD
d
Tangan
Daya
Tangan
Daya
3
6
4.5
8
6
5
5
20
30
20
30
.
.
.
Jumlah
minimu
m gigi
pada
sprocke
t
5
5
..
..
..
..
8
3. Tali Rami
Tali rami hanya cocok digunakan untuk mesin
pengangkat
yang
digerakan tangan (puli tali) karena sifat mekanisnya yang
lemah (cepat aus, kekuatan yang rendah, mudah rusak oleh
benda tajam, pengaruh lingkungan dan sebagainya)
Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai
rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan
untaian harus berlawanan dengan serabut.
Berdasarkan metode pembuatan pembuatan dan jumlah untaian tali rami
dikelompokan menadi tali polos dan tali kabel. Yang terakhir terbuat dari
lilitan 3 buah lilitan yang berbeda. Tali sering dicelupkan pada aspal untuk
mengurangi pelapukan. Walaupun tali rami yang dicelupkan pada aspal
lebih tahan terhadap pengaruh cuaca, namun jauh lebih berat dan lebih
kurang flexible dan kekuatannya berkurang 20% dibanding tali biasa.
Kekuatan putusnya membagi tali rami menjadi dua kelas : kelas 1 dan kelas
2.
Pemilihan tali rami. Tali rami dipilih hanya berdasarkan kekuatan tariknya
berdasarkan rumus :
2
d
S
br
4
dengan :
d
= Diameter keliling dari untai, dalam cm
S
= Beban pada tali, dalam kg
4. TALI BAJA
Tali baja mempunyai keunggulan sebagai berikut :
1. Lebih ringan;
2. Lebih tahan terhadap sentakan;
3. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi yang tinggi;
4. Keandalan operasi yang tinggi.
Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan = 130 sampai 200
kg/mm2. Didalam proses pembuatannya kawat baja diberi perlakuan
panas tertentu dan digabung dengan penarikan dingin, sehingga
menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang tinggi.
Tali Baja Dengan Untaian Yang Dipipihkan. Tali ini (Gambar 16) dipakai pada
crane yang bekerja pada tempat yang mengalami banyak gesekan dan abrasi.
Biasanya tali ini tebuat dari lima buah untaian yang dipipihkan dengan inti kawat
yang juga dipipihkan; untaian ini dipintal pada inti yang terbuat dari rami
Gambar 16. Tali dengan untaian yang dipipihkan.
Tali dengan Anyaman Terkunci. Tali ini banyak digunakan pada crane kabel dan
kereta gantung. Tali ini mempunyai keunggulan dalam hal permukaan yang halus,
susunan kawat yang padat dan tahan terhadap keausan, kelemahannya adalah
tidak fleksibel.
Gambar 17. Lilitan tali yang dikunci.
Cara mengukur diameter luar tali dapat dilihat pada Gambar 19, yaitu dengan
mengukur dua untaian yang berlawanan letaknya.
Gambar 19. Cara mengukur diameter
tali
Tabel 5
Tali Rami untuk Pengangkat
KONSTRUKSI TALI
Faktor mulamula
dari
keama
nan
tali terhadap
tegangan
kurang
9
'9 - 10
'10 12
Tabel 6
Tali Untuk Crane dan Pengangkat
KONSTRUKSI TALI
6 x 9 = 114 + 1c*
Posisi
berpoto
ngan
6 x 37 = 222 + 1c*
Posisi
sej
aj
ar
Posisi
berpoto
ngan
Posisi
sej
aj
ar
Faktor
mula-mula
dari
keamanan
tali
terhadap
tegangan
23
12
16
26
13
18
29
14
6 x 19 = 114
+ 1c
Posis
i
berp
otongan
Posis
i
sejaj
ar
6 x 37 = 222
+ 1c
Posis
i
berp
otongan
Posis
i
sejaj
ar
6 x 61 = 366
+ 1c
Posis
i
berp
otongan
Posis
i
sejaj
ar
18 x 17 = 342
+ 1c
Posis
i
berp
otongan
Posis
i
sejaj
ar
Jumlah serat yang patah pada panjang tertentu setelah tali dibuang
Kurang 6
6-7
Diatas 7
12
22
11
36
18
36
18
14
26
13
38
19
38
19
16
30
15
40
20
40
20
'12 14
20
10
32
16
Percobaan-percobaan
menunjukkan
bahwa umur tali sangat
D
diatas 16
24
12
38
19
dipengaruhi oleh kelelahan. Umur tali dapat ditentukan dengan
d
memakai perbandingan (Dmin adalah diameter minimum puli atau drum
dan d ialah diameter tali) dan ( -diameter kawat pada tali).
m in
D m in
Jumlah lengkungan dapat ditentukan dengan cukup akurat bila kita membuat suatu
diagram seperti jenis yang ditentukan dalam Gambar 21.
Gambar 21. Menentukan jumlah lengkungan tali dengan satu puli penggerak.
Sistem puli yang banyak digunakan dan jumlah lengkungannya dapat dilihat pada
Gambar 23
Gambar 23. menentukan lengkungan untuk berbagai sistem puli
pengangkat
Tabel 7 menunjukkan nilaiDmin
d
Jumlah
lengk
unga
n
Tabel 7
Jumlah
leng
kun
gan
Jumlah
lengk
ungan
16
26,5
32
13
36
20
28
10
33
14
37
23
30
11
34
15
37,5
25
31
12
35
16
38
Puli Tunggal
Tabel 8
EFISIENSI PULI
Jumlah
lengk
ungan
Puli Ganda
Efisiensi
Gesekan pada
permukaa
n puli
(faktor
resisten
satu puli)
Gesekan anguler
pada
permukaan
puli (faktor
resisten satu
puli
Jumlah
alu
r
Jumlah alur
Jumlah puli
yang
berpu
tar
0,951
0,971
0,906
0,945
0,861
0,918
10
0,823
0,892
12
10
0,784
0,873
Tabel 9
Harga Minimum Faktor k dan e1 yang diizinkan
Digerakkan oleh:
Kondisi pengoperasian
Faktor
K
Faktor e1
Tangan
Daya
Daya
Daya
Tangan
Daya
Daya
-
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan sangat berat
Ringan
Ringan
Medium
Berat dan sangat berat
-
4
5
5,5
6
4,5
5
5,5
6
4
5,5
5
5
16
16
18
20
18
20
25
30
12
20
20
30
2.
3.
4.
5.
6.
Faktor e2
Konstrusi Tali
Tabel 10
Harga faktor e 2 yang
tergantung pada
konstruksi tali
1,00
0,90
0,90
0,85
0,95
0,85
1,00
0,90
Soket Baji. Tali dilewatkan mengitari baji-baja beralur (Gambar 34a) dan diikat
bersama dengan baji kedalam soket rata yang sesuai yang terbuat dari baja tuang.
Beban akan menarik tali kedalam soket dan akan menambah daya ikatnya.
Mata Pengikat. Tali dililitkan mengelilingi mata pengikat (Gambar 34b) dan ujung
bebasnya dililitkan dengan bagian utama tali. Panjang lilitan 1 > 15d dan minimum
sepanjang 500 mm. Gambar 34c menunjukan kait yang diikat pada tali dengan mata
pengikat.
Disamping dililitkan, mata pengikat dapat dikencangkan dengan memakai klip khusus
bulldog (bull-dog clip) atau pengapit pada tali kawat (Gambar 35). Jumlah pengapit
minimum adalah tiga buah. Gambar 36 menunjukan tali kawat yang diikat pada mata
pengikat dengan plat dan baut.
Gambar 34 Baji soket tali (a) dan pengikatan dengan alat berlubang (b,c)
Anduh Rantai. Anduh (sling) ini terbuat dari rantai lasan tak terkalibrasi
biasa dengan mata dan kait untuk penggantungan atau cengkeram
berbentuk capit untuk mengangkat obyek. Juga digunakan rantai tanpa
ujung dan rantai lepas dengan cincin tanpa ujungnya
Gambar 38a menunjukan rantai tanpa ujung, Gambar 38b rantai lepas
dengan cincin , Gambar 38c - rantai dengan kait dan cincin, Gambar 38d
anduh utas dua, Gambar 38e cengkeram berbentuk cakar untuk
membentuk lingkaran pada rantai. Gambar 38f menunjukan tong yang
diangkat dengan cengkeram rantai berbentuk capit yang memegang bagian
ujung tong
Anduh rantai terutama digunakan untuk pelayanan kerja berat dan selalu
pada temperatur tinggi. Kecuali dipakai pelindung khusus yang terbuat dari
logam lunak (Gambar 38g), Anduh rantai biasanya akan merusak sudut
(ujung) benda yang dingkat
Anduh Tali Rami. Tali rami polos yang disimpul mati banyak sekali
digunakan untuk menhan muatan pada kait crane. Kekuatannya jauh lebih
rendah dibandingkan dengan tali baja, tetapi memiliki keluwesan yang lebih
tinggi dan mudah diikat menjadi simpul. Tali rami mudah sekali dirusak oleh
ujung tajam benda yang diangkat dan harus dilindungi dengan bantal linak
(Gambar 38g) atau alat pelindung khusus lainnya (plat sudut). Metode
mengikat dengan tali rami dapat dilihat pada Gambar 39.
Anduh Tali Kawat Baja. Umumnya beban yang berat umumnya dingkat
dengan anduh tali baja. Dibandingkan dengan rantai, tali baja lebih ringan
tetapi terlalu kaku dan cenderung untuk terpuntir. Di samping itu apabila
digunakan untuk mengangkat benda yang berujung tajam, tali baja akan
melengkung terlalu tajam dan akan cepat aus. Tali baja ini rentan terhadap
temperatur yang tinggi. Muatan yang diangkat oleh anduh tali dan rantai
harus diikat dengan aman sehingga tidak berpindah posisinya sewaktu
bergerak.
Gambar 40a menunjukkan anduh tali baja dengan utas tunggal dan gambar
40b menunjukan tali dengan dua dan empat utas.
Gambar 40 anduh serat tali baja
ALAT TAMBAHAN
PENANGANAN
MUATAN
1. URAIAN UMUM
Pada crane serbaguna yang mengangkat
berbagai bentuk muatan ditangani dengan
memakai anduh (sling) rantai yang dikatkan
pada kait. Kait tunggal (standar) dan kait
tanduk adalah jenis kait yang paling sering
dipakai untuk keperluan ini. Kadang-kadang
digunakan kait segitiga. Kait standar dan
tanduk dibuat dengan ditempa pada cetakan
rata atau cetakan tertutup atau dapat juga
dibuat dari beberapa plat dengan bentuk kait
yang dijadikan satu.
Kemampuan Angkat
1. Kait tempa :
2.
Pada umumnya,
muatan digantung pada
anduh berutas-empat
dengan dua lilitan tali
pada kait (Gambar 61).
Q
Q
P 4
0,35Q
cos
4 cos 45
Tinggi minimum :
Q
d12
4
4Qt
d 02 d12 p
e2
y
e1 y r dF
r e1
h
1
a
b1
n
b2
e1
n 1 3
Q Q0,5a e1 Q0,5a e1 1 y
Q 0,5a e1 1 y
1
1
F
Fr
Fr
x yr F
r
x y r
Q
F
0,5a e1
1
r
1
e
1 x r e
1
Q 1 2e1
F x a
Q 1 2e1
aman
F x a
Q 1 e2
aman
F x a h
2
xc
yxdx
0
h
ydx
0
Dengan ;
f : luas daerah yang dibatasi oleh
kurva
F : luas penampang kait
Luas penampang daerah f dan F
ditentukan dengan memaki
y
2 f1 f 2
dF
F
e1 y r
e2
Dengan :
: jari-jari kelengkungan titik pusat
Tegangan aman
Tegangan aman satuan yang
didapatkan dengan rumus (64) dan
(65) tidak boleh melebihi 1500 kg/cm2
untuk baja 20. Penampang III dan IV
diperiksa kekuatannya pada sudut
maksimum yang diizinkan 2 = 120
dengan cara yang sama seperti
Penampang I dan II. Dengan
Q
mengabaikan
gaya
geser
2
Q
tan
perhitungan2
untuk gaya
dilakuakn dengan
a
memakai
cara yang sama dengan
2
sebelumnya,
tetap memakai nilai
rdan bukan hubungkan dimensi
yang bersangkutan dari penampang
tersebut. Bagian silindris tangkai kait
yang masuk ke lubang pada bintanglintang akan mengalami tegangan
tarik. Akan tetapi tegangan lentur
akan timbul akibat salah stel sebab
itu tegangan yang diizinkan dalam hal
p1
p sh
c os
2
pt
Q
sin , t
2
F
DAN
sh
Psh
13.750kg.
3 cos
3 cos 45
3.factor
Luas penampang F = 115,8 cm2
Luas daerah tambahan f = 789 cm3. Absis titik
pusat ialah
f
789
xc
6,8 cm
F
115 ,8
2( f 1 f 2 )
2(5,71 11,7)
x
0,104
f
115 ,8
13,8 0,104
1,29 cm
1 x
1 0,104
900 kg / cm 2
F x a
115,8 0,104
14
II
p1 1
e2
13 .750
1
10 ,45
520 kg / cm 2
F x a
115 ,5 0,104 14
e1 e2
16
2
2
4.
13
Dengan:
Q1
a
2 cos
2
M lentur P1
W
F
Q
a
P1 tan
2
2
M lentur
Q1
P1 x
6
5.
a
4 cos F
2
1 1.200 kg / cm
P1 M
e1
M
F FR xFR R e
Dengan
Q1
M P1 x
4
Q
a
P1 tan
2
2
Dengan:
F luas penampang
1 a 1 a
5 a
x
4 R 8 R 64 R
Dengan:
a luas penampang
P D d
1
2
2
D d
Dengan:
P
Q
a
4 cos bd
2
(tekanan satuan)
b lebar lubang
6. PERABOT UNTUK
MENGGANTUNGKAN KAIT
pengangkat Q
ton
5
7,5
10
15
20
25
30
40
50
60
75
d1
d4
d5
D1
50
60
70
80
90
100
115
125
130
150
170
52
62
72
82
93
103
120
130
135
155
175
75
85
95
110
125
140
160
175
185
205
230
92
106
120
136
155
172
200
220
240
260
285
100
115
130
145
165
185
215
220
250
270
300
Limit beban
kerja, ton.
36 75 1,5
7.5
41 85
2
9,0
44 95
2
11,6
50 110 2
15,8
57 125 2
20,6
64 140 2
26,0
74 160 3
35,5
79 175 3
41,5
101 185 3,5
58,0
106 205 4
67,4
111 230 4
77,5
maks
Q 1 Q d1 Q
x x (1 0,5d1 )
2 2 2 4
4
Dengan :
D1= diameter luar cincin dudukan
bantalan.
Momen perlawanannya adalah
1
2
w
(b d1 ) h
6
Dengan :
s = tabel sakel
s1 = tabel pelat samping
Q
2d s s1
s s1
l
2
M1
maks
l0 D
Q
s0 s
22
2 2
M 2 s0 s
22
Q
1
2bs
Q
Pada penampang A2B2
1
2b d s
Pada penampang A2B2 dipakai rumus lame, tekanan satuannya ialah:
Q
P
2ds
A3
P 2 R d 2
2 R 2 d 2
2
B3
p 2d 2
2 R 2 d 2
A3
Maka
Q 4R 2 d 2
2ds 4 R 2 d 2
Q
4R 2 d 2
s
x
2d 1 4 R 2 d 2
Gambar
73
Diagram
penampang-lintang
perhitungan
untuk
Kg / cm
M 1 0,12 0,034 PR
R
N1
RUMAH KAIT
Rumah kait merupakan keseluruhan takel gantung yang
mencakup :alat pengangkat (kait), batang lintang,
roda puli bawah, dan pelat rumah sekal tempat
gandar roda puli dan pemutar batang lintang diikat
Gambar 77 menunjukkan rumah dengan satu buah roda
puli dan perabot untuk mencegah tali terlepas
Gambar 78 - 79
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ember
cengkeram yang dalam kedua macam operasinya (naik
turun, membuka dan menutup) dilakukan dengan satu
alat penarik, biasanya tali.
Sifat bahan curah berikut mempengaruhi parameter alat cengkeram: ukuran dan
bentuk bongkahan, kandungan air, viskositas gaya, gesek dalam, berat jenis (bulk
weight), derajat ketahanan bahan terhadap penembusan benda asing, dan
sebagainya. Metode mendesain cengkeram berdasarkan sifat fisik bahan curah
dikatakan ideal.
Dengan:
Ggr
G1 0,2Ggr
G2 0,5Ggr
dengan:
G1
G2
G3
G3 0,3Ggr
PERALATAN PENAHAN
DAN REM
PERALATAN PENAHAN
Alat penahan digunakan untuk menahan beban yang
sedang diangkat oleh Derek.
Peralatan Racet. Jenis peralatan ini terdiri atas roda
racet dan sebuah pengunci. Gigi racet dapat diletakkan
pada bagian dalam atau luar pada sisi ataupun roda
racet. Gigi tersebut dibentuk sedemikian rupa sehingga
racet dapat bergerak bebas ketika beban diangkat.
Gambar 109 a menunjukkan desain peralatan racet yang
paling sering digunakan dengan gigi pada bagian luar
roda racet.
dengan
kuadrat
kecepatannya,
maka
peningkatan kecepatan harus dibatasi sampai
nilai yang dapat diizinkan.
Tumbukan pada kecepatan tinggi dikurangi
dengan memakai gigi dan kisar yang lebih kecil;
dapat juga sepersekian dipakai dua atau
beberapa pengunci yang titik pertemuannya
digeser sepersekian bagian kisar, sesuai
dengan
jumlah
penguncinya.
Pada
perlengkapan racet bebas atau rem jenis roda
racet selalu terpasang mati pada poros.
Pengunci racet dapat didesain seperti pada
Gambar 109 a ataupun dengan bentuk seperti
penahan yang ditunjukkan Gambar 109 a.
Tabel 22
Konstruksi untuk Profil Gigi dan Roda Racet
Penahan
gesek.
Dibandingkan
dengan
penahan gigi, penahan gesek mempunyai
keunggulan tertentu: beroperasi tanpa bunyi dan
tanpa guncangan. Akan tetapi pda penahan
jenis ini tekanan pada titik putar pal dan poros
lebih tinggi dibandingkan dengan penahan
bergigi. Akibatnya penggunaan terbatas dan
selalu dipakai bersamaan dengan rem.
Gambar 113 menunjukkan penahan gesek
dengan gigi-dalam penahan berbentuk baji.
Sudut bajinya bisanya diambil sebesar 2 45
- 50. Koefisien gesek 0,1. Sudut adalah
15 pada nilai rata-rata.
N=
2M
(98)
zD tan a
2
Panjang rol l = N dengan p = 450 kg/cm bila
p
elemen yang beroperasi dibuat
dari baja yang bermutu tinggi dan diperkeras
dengan baik.
Tabel 23 menyenaraikan dimensi utama
racet rol dengan kekerasan Rockwell pada
permukaan operasi Rc = 58 sampai 61.
Bahan yang dipakai adalah Baja 15 dengan
perkerasan kulit (case hardered).
REM SEPATU
Pada mesin pengangkat, rem digunakan untuk
mengatur kecepatan penurunan muatan
ataupun untuk menahan muatan agar diam.
Rem digunakan juga untuk menyerap inersia
massa yang bergerak (truk, crane, muatan,
dan
sebagainya).
Tergantung
pada
kegunaannya rem dapat diklasifikasikan
sebagai jenis penahan (parkir), jenis
penurunan atau gabungan keduanya. Rem
jenis gabungan melayani kedua fungsi
penghentian muatan dan mengatur kecepatan
penurunan.
Rem dapat dibedakan menjadi rem automatis
dan rem yang dieprasikan manual.
BABVIII
PERALATAN
PENGANGKAT
Mekanisme pengangkat dibagi menjadi tiga kelompok menurut
penggeraknya:
1. penggerak tangan
2. penggerak daya tersendiri (biasanya elektris)
3. satu motor penggerak sekutu untuk beberapa mekanisme
MEKANISME PENGANGKAT PENGGERAK TANGAN
Gerakan ditranmisikan dari gagang engkol tangan l melalui
tiga pasang roda gigi lurus ke drum yang dipasang pada poros IV
dengan jari-jari R tanpa tali pengangkat digulung pada saat beban q
diangkat. Seperti terlihat pada gambar 7.1
A = Ks(2)
Dengan:
K = kerja yang dihasilkan oleh operator pada gagang engkol
s = lintasan gaya K yang bersesuai dengan lintasan h
maka, efisiensi pada mekanisme ini ialah
dengan :
v = kecepatan pengangkat
c = kecepatan pada titik kerja gaya penggerak (c = 30 sampai 45m/menit)
Ko = kerja ideal pada gagang engklol dengan mengabaikan kerugian akibat
gesekan
W = tahanan total akibat gesekan pada mekanisme
Kerja yang dilakukan operator pada saat gagang engkol ketika menaikkan
muatan ialah
kerja ini tidak boleh lebih besar dari nilai yang diberikan pada tabel 8.1
tabel 8.1
Kerja Maksimum Setiap Orang, Dalam kg
PERIODE
OPERASI
Pada
gagang
kemudi
Pada
rantai
penarik
Pada
pedal
katrol
Pada
batang
katrol
Operasi
12
terusmenerus
(continue)
20
25
18
Operasi tidak 25
lebih dari 5
menit
40
35
20
3
=
pul
puli
drum
= efisiensi puli
= efisiensi drum
I=
roda gigi
QR
momen _ beban
MQ
momen _ gaya. = Mk = Ka
Q
s
2
ks
Q
dengan:
M =
Qv
75
hp
N
k g cm
nm
kec.motor motor
kec.drum drum
N drum
v drum
rpm
D
Dengan:
vdrum
Nf =
Qv
75
Nf
nf
nf
ni
BAB VII
PENGGERAK PERALATAN PENGANGKAT
7.1.1 Komponen utama dari penggerak tangan ialah gagang engkol, dan roda
penggerak dengan rantai penggeraknya.
Kapasitas angkat peralatan pengangkat yang digerakan dengan tangan tidak
dapat melebihi 15000 kg.
Usaha yang dapat diberi pada gagang engkol dapat dilihat pada table 7.2
Table 7.1
Dimensi utama gagang engkol pengerak tangan
Jumlah
Operator
Ukuran, mm
Diameter
gagang
busing
Panjang Panjang
busing l Penjepit l
Panjang
lengan
gagang l
(1,8-2,0)
d
(1-1,5) d
250-350
300- 400
(1,8-2,0)
d
(1-1,5) d
400-500
300-400
Tabel 7.2
Kerja maksimum setiap orang, dalam kg
Periode
operasi
Pada
gagang
kemudi
Pada
rantai
penarik
Pada
pedal
katrol
Pada
batang
katrol
Operasi terus
menerus
(continue)
12
20
25
18
Operasi tidak
lebih dari 5
menit
25
40
35
20
7.1.1.2 Racet
Racet berfungsi seperti penggerak tangan dongkrak ulir. Racet lebih
ringan dari gagang engkol dan sangat mudah mengoperasikannya.
Gambar 7.2 menunjukan sebuah Racet
GEAR PENGGERAK
Troli Tangan
Prinsip kerja dari troli ini adalah gerakan
ditransmisikan dari roda penggerak
melalui dua pasang roda gigi ke roda
penggerak.
Dalam menentukan beban pada roda
untuk troli dengan empat buah roda
dibebani beban secara simetris dan
distribusi bebannya merata pada keempat
rodanya, yang dikenakan pada rodanya
ialah dengan
Q bobot-beban
G0 bobot troli
Perbandingan transmisi :
kecepatan motor
i =
=
kecepatan roda penggerak
nmot
nt-w
Crane Kantilever
Gaya maksimum yang bekerja pada roda
penggerak vertical adalah
maks.
V
Q + G0 + G
P vert
=
2
Dengan :
V - dorongan vertical
Q bobot muatan
G bobot crane tanpa troli
G0 bobot troli
Rel Gerak
Menurut kegunaannya rel untuk crane dapat
diklasifikasikan :
Roda penggerak
Mekanisme Rantai
BAB 10
PERALATAN PEMUTAR LENGAN, DAN PENDONGAK
1. MEKANISME PEMUTAR
Tergantung pada desain komponen pendukung mekanisme pemutar,
crane dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok utama berikut.
Suprastruktur crane berputar bersama dengan pilar tiang pada
bantalannya, biasanya terpasang pada pondasi ataupun dipasang pada
kolom bangunan.
Suprastruktur crane berputar pada pilar yang dipasang mati pada
pondasi atau pada truk crane.
Crane berputar pada poros pemutar pusat yang dipasang mati pada
komponen tak berputar; meja putar crane ditumpu oleh sejumlah rol
yang berputar pada rel yang berbentuk lingkaran dan dipasang pada
pondasi ataupun pada truk crane.
Dengan: 1
h
H1 =
(Qa + Ge);
V=Q+G
H 1 y1
= lentur - com =
32
2
1
com
2
1
d
(240)
4
M = Wa = V1
r + H12r + H13r1
(241)
2
dengan permukaan tekan
cincin
(Gambar
199a) momen resistensi
d
M1 = V 1
(242)
Dengan :
- kemiringan tali penarik dari bidabg vertikal dalam memutar ( biasanya
diambil sampai 450)
W - resistensi terhadap pemutaran yang bekerja pada ujung tiang lengan crane.
Dengan penggerak daya danpada kecepatan tunak, daya yang dihasilkan motor
ialah Wv
75
hp
N=
Dengan:
ncr
2a
berputar ialah
dengan:
nmot rpm motor
Mmak s
qa G1L1 GgLg
lentur
lentur
d 3
32
cm3
(244)
Dengan :
q-bobotmuatan
a-jangkauan crane
G1-bobot struktur putar crane
L1-lengan resultante bobot G1
Gg-pengimbang
Ls-lengan pengimbang relatif terhadap sumbu putar.
Resultante tegangan pada bus bantalan atas (gambar 201) ialah
le ntur c om
d 3
32
q G1 g g
d 2
c om
dengan d =2r
Dari bentuk pilar secara titik kerja gaya horizontal atas dan gaya
horizontal bawah Hf akan serupa grafik pangkat tiga, yang harus digambarkan
sebelum mulai mendesain pilar.
Gambar202 menunjukan diagram momen dan tegangan untuk
memeriksa perhitungan penampang pilar. Metode berikut ini dilakukan untuk
menentukan defleksi maksimum pilar secara grafis pada titik kerja gaya
horizontal atas Hf . dalam menentukan defleksiakibat penampang pilar yang
berbeda-beda, pertama-tama M/I diagram harus dibuat, dengan beban khayal
M/I ini diberikan pada batang diikat mati. Daerah diagram
dibagi
menjadibeberapa bagian F1-F13 dengan beban yang dipusatkan pda titik
beratnya. Setiap daerah diagram dianggap sebagai gaya khayal dan gariselastis
digambarkan sebagai kurva yang mulus. Defleksi maksimum akan terjadi pada
Tegangan
tekan
mempunyai
nilai
yang
lebih
besar.
Gambar 203c menunjukan distribusi tegangan resultante relatif
terhadap sumbu NN yang digambarkan melalui titik potong arah tegangan
v
dan
kmasing
masing.
Trunion batang lintang diperiksa terhadap defleksi akibat setengah
dari resultan tekanan P = Hf + V dan tekanan satuannya. Gambar204
menunjukan batang lintang pilar tetap yang terpasang pada bantalan rol.
Bantalan radial bawah. Crane kecil menggunakan bantalan rol dengan
sebuah rol yang dipasang pada sisi tiang lengan. Crane besar diberi dua buah
bantalan rol di bagian depan.Bila memakai pengimbang diberi dua pasang rol
di depan dan dibelakang (gambar 205 ) yang dipasang pada kotak khusus pada
ujung bawah tiang lengan crane. Bila kita menandai Hf untuk tekanan
bantalan horizontal [rumus ( 206 )] dan 2 sudut antara dua buah rol
bantalan (biasanya sama dengan 600) maka gaya yang dikerahkan setiap rol
pada pilar adalah :
N
2 cos
Tergantung pada beban yang ditumpunya, rol terbuat dari baja ataupun besi cor
dengan ukuran yang sekecil mungkin dan harus mempunyai permukaan yang
cembung. Rol harus dapat berputar dengan bebas pada pena yang diikat pada kotak
oleh pemegang. Diameter rol yang diperoleh secara percobaan ialah D2 = ( 2,5
r
r
R putar
R
sampai
3 ) d2, dengan
dengan
d2 diameter pena rol.
Pada crane
untuk
2 r d2
M Wa V
H r 2 N xR
2 Nk
3 r r
R
pelayanan berat dengan
pilar kisi pendukung bagian bawah
didesaian Rdengan enam
buah rol. Tahanan terhadap perputaran. Momen resistensi akibat gaya gesek relatif
Dengan
pada
sumbu: perputaran dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut ;
3
0
2
0
Peralatan
Pemutar
Crane
Dengan
Meja
Putar
Diagram crane dengan meja putar ditunjukkan pada gambar 208.
Pada crane ini berat muatan ditransmisikan pada struktur putar crane melalui
bantalan rol ( perputaran ) pada jalur lingkar yang dipasang padapondasi atau
truk crane. Pada sumbu putar terdapat pilar pusat atau titik pusat yang
dipasang pada bagian crane yang diam. Apabila crane yang bekerja titik putar
pusat ini akan mernahan kedua gaya horizontal dan vertikal.
Tahanan terhadap perputaran. Kasus pertama. Titik pusat grafitasi struktur
putar crane (termasuk muatan),berada diluar lingkaran bantalan (jalur
lingkar). Di sini beban bekerja pada rol depan dan titik putar pusat (titik putar
tersebut
mngalami
penarikan).
Momen tahanan akibat gaya gesek relatif pada suhu perputaran ialah
M Wa Pp1
Rs
2 r 3 r03
d
(
P
P
)
'
M0
2
3
3 r 2 r02
2
R
dengan :
W
= tahanan terhadap putaran ujung lengan tiang
a
= jangkauan tiang lengan
Pp
= gaya reaksi vertikal pada pusat putaran
1
= koefisien gesek pada bantalan dorong pusat puteran
r dan r0 = diameter luar dan dalam bantuan dorong pusat putaran
P2 dan P1= gaya-gaya yang bekerja pada rol perputaran depan
K
R
Rs
R2
1
(Qa G1l1 G8 i8 ) (Q G1 G8
cos
P2 P3
1
(Qa G1l1 G8 i8 )
2 R s cos
Di sini :
Q
G1
G8
Rs
M (Q G1 G8 )
k
M0
2
Kasus ketiga. Titik pusat gravitasi sistem secara keseluruhan berada di dalam lingkaran
bantalan. Beban ditahan oleh rol di dalam sangkar (gambar 209) yang disusun diantara
dua cincin, yang satu diam dan yang lain dipasang pada struktur putar crane. Pusat
putar titik mengalami gaya vertikal dam momen tahanan terhadap perputaran akibat
gaya gesek adalah
M (Q G1
Rs
G8 ) k
R
' M 0
Penggerak planet dapat didesain dengan cincin gigi luar maupun dalam. (Gambar
210a).
Pada cincin gigi dalam, gaya horisontal pada bantalan roda gigi penggerak dan pada
pusat putar adalah
Ppt
M
(275)
Rr
Ppt
M
( 258)
Rr
Dengan:
M total tahanan momen terhadap perputaran( untuk gerakan yang
dimaksudkan )
H gaya
P
(gambar 210b), Maka
initan
akan
2 menghasilkan komponen
horizontal
akibat
ketirusan
rol sebesar untuk dua rol pada desain
Tekanan
angin
hanya
dapat diperhitungkan
1
maks
dengan empat buah rol (pada kasus yang paling buruk akibatnya untukl
gaya yang bekerja pada rol) komponen horizontal H dan H kedua rol
lainya ditentukan dengan mengabaikan tekanan angin. Maka, gaya
horizontal yang bekerja pada pusat putar akibat ketirusan rol, akan
sama dengan selisih antara resultan gaya yang bekerja pada pasangan
rol yang berlawanan letaknya:
Ptap = [( H1 + H ) ( H2 + H )] cos
Atau
Ptap = [( Pmaks +P ) - ( Pmin + P )] tan
(259)
Dengan:
Pmaks dan Pmin beban maksimum pada rol bagian depan dan beban minimum
pada rol
bagianbelakangdengan memperhitungkan tekanan angin yang
ditentukan
oleh
rumus
(236)
dan
(264)
P dan P beban pada rol depan dan belakan dengan mengabaikan tekanan angin
sudut
ketirusan
roler
Smuatan Scr,,Scw = luas bidang yang mengalami tekanan angin pada muatan,
pada struktur putar crane dan pada pengimbang dalam M2
W = W1 + W2
(272)
Dengan
W1 dan W2 tahanan pada roda gerak dan pada roda puli tali pengangkat
Dengan :
Q
= bobot muatan
q
= bobot takel pendukung muatan
Go = bobot troli ( tidak termasuk bobot takel pendukung muatan )
= koefisien untuk memperhitungkan gesekan pada flens roda gerak
= 1,2 sampai 1,3 untuk bantalan luncur dan = 1,8 untuk bantalan
rol
=koefisien gesekpada bantalan roda
d
=diameter garda roda
k
= koefisien gesek pada gelinding roda
D
= diameter roda
Tahanan pada roda puli tali pengangkat (ketika troli yang dibebani bergerak, roda puli
berputar) adalah W2 = Son - Soff
(274)
Sf
Maka
qr x
x
2
qr x 2
S
2 f
dengan:
qr
= bobbot tali atau rantai permeter panjangnya
x
= setengah panjang atau rantai yang terdefleksi (nilai maksimum
xmaks akan terjadi ketika troli berada pada salh satu kedudukan ujung.
f
= defleksi tali atau rantai yang diizinkan, biasanya diambil sebesar
1
1
f
sampai
x mak s
200
100
d
dt
d
dt
dyn
Istilah momen girasi akan sangat mempermudah pembahasan. Bila m dan G ialah massa dan bobot benda yang berputar
dan adalah jari-jari dan D diameter girasi,
maka :
GD 2
2
mp
kg m / s 2
I=
4g
Rumus ini hanya dapat digunakan hanya untuk menganalisis sistem putar tunggal.
Gambar 217 Diagram Mekanisme
Dengan membuat gambar 217 hanta batang penghubung putar saja, kita dapat menyatakan keadaannya dengan
persamaan berikut
I n 2 n
I rr
I 1 2 2
I 2
2
2
......
Semua persamaan sebelumnya hanya berlaku untuk percepatan dan perlambatan yang konstan, yakni dengan
momen gaya motor yang konstan dan momen gaya rem yang konstan.
Gambar 218 menunjukan momen inersia berbagai komponen putar dan tabel 39 memberikan nilai perkiraan momen inersia kopling.
Momen girasi motor listrik dapat di temukan pada katalognya.
Tabel 39 Nilai Perkiraan Momen Inersia Kopling
Diameter poros,
mm
Panjang nap, mm
Lebar pelek, mm
Berat
kg
150
30
120
30
10
0,003
200
40
160
80
20
0,01
250
50
200
100
40
0,03
300
60
240
120
70
0,08
Mekanisme
memiliki lintasan
perlambataan lebih140
dan koefisien pengereman
400 pengangkattidak boleh
70
280
140 kurang dari nilai yang
0,28di tunjukan
dari tabel 40.
500 Pada mekanisme
80penjalanan lintasan320
250
pengereman yang di160
tempuh oleh truk atau
crane setelah motor di 0,78
matikan tidak
boleh kurang dari nilaiyang di tunjukan pada tabel 41 (tanpa gelincir pada roda).
Tabel 40 Lintasan Dan Koefisien Pengereman
Jenis
Lintasan pengereman, mm
Koefisien pengereman,
Ringan ...............................
s/120
1,75
Medium .............................
s/100
2,00
2,5
0,15
0,12
502 %
25 %
v2
100 .000
v
5.000
v2
2.500
v2
8.000
v2
4.000
v2
2.000
2. Pemilihan Daya Motor Dan Menentukan Momen Gaya Rem Untuk Mekanisme Pengangkat
Momen gaya penuh yang di hasilkan motor ketikan percepatan dapat di cari dengan rumus :
Mmot = Mst + Mdyn
Dua faktor yang harus dipakai sebagai petunjuk untuk penentuan daya motor yang di perlukan secara tepat. Pemanasan dan
beban lebih yang di izinkan. Beban-lebih yang aman dalam jangka waktu singkat pada motor DC tergantung pada percikan bunga
api yang di izinkan pada komutator dan di pilih kira-kira sebesar 200-300% dari momen gaya ternilai, yaitu :
M m ax
Mrated =
2k e3
Dengan :
Beban lebih yang aman lebih tepat ketika percepatan dapat di lihat pada katalog motor yang bersangkutan.
Pemanasan motor di akibatkan oleh perubahan energi motor yang hilang ketika motor di operasikan. Pemanasan
yang berlebihan dapat merusak isolasi dan mengurangi umur motor atau langsung dapat merusak motor itu. Oleh karena itu, daya
motor di pilih sedemikian rupa sehingga temperatur gulungan dengan insulasi khusus yang tahan terhadap pemanasan yang tidak
boleh melampoui batas aman pada segala kondisi pengoperasian.
3. Efisiensi Penggerak
Data efisiensi mekanisme atau elemennya yang di tunjukan pada buku acuan memberikan nilai maksimum yang sesuai
dengan beban aktualnya. Efisiensinya menurun ketika beban berada di bawah beban aktualnya.
Ada dua jenis kerugian akibat gesekan pada mekanisme dan penggeraknya : konstan (tidak berbeban) tidak tergantung
pada beban, dan variabel yang tergantung pada beban. Kerugian variabel berbanding lurus dengan beban.
Maka salah satu sifat bawaan setiap mesin adalah tuntutan bahwa crane selalu beroperasi pada beban penuh, kalau
tidak ada yang merugikan akan meningkat dengan persentase yang besar terhadap kerja crane yang berguna
4. Memilih Daya Motor Dan Menentukan Momen Gaya Pengereman Untuk Mekanisme Penjalan
Momen gaya motor yang di perlukan selama percepatan dan momen gaya rem selama perlambatan pada mekanisme
penjalan truk, troli pengangkut, crane jalan, kantilever, monorel, dan crane lainnya yang bergerak pada rel dapat di tentukan dengan
rumus :
Mbr = Mdyn Mst
akan tetapi untuk mencegah tergelincir pada roda jarak pengereman ini harus di batasi tidak kurang dari nilai yang di tunjukan
pada Tabel 41. dalam nenentukan momen gaya rem terhadap gerak dapat di perhitungkan dengan mengabaikan gesekan pada flens
roda penjalan.
5. pemilihan Daya Motor Dan Menentukan Momen Gaya Rem Untuk Mekanisme Pemutar
Momen gaya yang di perlukan motor selama percepatan dan momen gaya pengereman selama perlambatan untuk
mekanisme pemutar crane di tentukan dengan rumus sama seperti pembahasan yang telah dibahas diatas.
Mst = Mst =
M
di dapatkan dari rumus sebelumnya dan rarus di acu pada poros motor. Daya motor yang
di perlukan pada mekanisme pada pemutar crane dipilih dengan cara yang sama seperti pada mekanisme pengangkat.
6. Pemilihan Daya Motor Dan Menentukan Momen Gaya Pengereman Untuk Mekanisme Perentang Dan Pendongkrak
Bila jangkouan crane di ubah dengan troli yang di gerakan tali, momen gaya motor yang diperlukan selama percepatan
dan momen gaya pengereman selama perlambatan dapat di lihat pada persamaan sebelumnya.
Lintasan pengereman untuk menghentikan troli biasanya di ambil sebesar s 0,25 s/d 0,5 m.
Pada mekanisme pendongkrak momen gaya motor yang diperlukan sewaktu percepatan dan momen gaya
pengereman selama perlambatan ditentukan oleh persamaan yang telah di bahas diatas.
Dalam rumus ini G adalah bobot tiang lengan yang dibebani penuh dan v- kecepatan titik bobot tiang lengan yang
dibebani tersebut pada gerakan tunak.
Motor dan rem mekanisme pendongkrak harus di periksa terhadap kapasitas angkat maksimum pada berbagai
kedudukan tiang lengan.
Daya motor yang diperlukanuntuk mekanisme perentang dan pendongkrak dipilih dengan cara yang sama seperti pada
mekanisme pengangkat.
Bila rem tidak di pasang pada poros motor , momen gaya dinamik Mdyn
Dengan troli yang tak dibebani pada jari-jari minimum tetapi dengan arah
yang berlawanan, yaitu
Gc
Q Go a 2G1e1 G0 ao
2e g
Bila troli yang dibebani penuh berada pada ujung luar tiang lengan, kita
akan mendapatkan reaksi bantalan padaujung tiang lengan sebagai
berikut:
Reaksi vertikal
V Q G0 G1 GC
Reakisi horizontal
H H
,
1
,,
1
Q G0 a G1e1 GC eg
h1
Untuk menentukan gaya yang bekerja pada bagian kerangka secara grafis
akibat bobot muatan dan troli (Q + G0), troli yang terbebani penuh harus
diletakkan pada jangkauan maksimum dan beban yang sebenarnya digantikan
dengan bobot Q, yang dipindahkan kesambungan yang terdekat, kemudian
kita dapatkan:
a
Q Q G0
,
aa
,
Diagram untuk menentukan gaya akibat bobot mati tiang lengan ditentukan
dengan cara yang sama (gambar 222c). Karena pada crane ini momen akibat
pengimbang G1e1 > GC eg maka tidak ada tekanan horizontal pada
bantalan akibat bobot tiang lengan.
CRANE DENGAN TIANG LENGAN-PENDONGAK. Marilah kita bahas
dengan memakai contoh, bagian yang berputar dan pendukung crane derek
(gambar 223).
Gaya yan bekerja pada tiang lengan dan tiang vertikal crane ini dapat
ditentukan dengan mudah dengan mamakai metode grafis untuk jari-jari
maksimum (gambar 223a). Bobot tiang lengan horizontal G1 dan tiang
vertikal G2 dipindahkan pada sambungan yang berdekatanp. Bobot Q,
gaya G1 dan tarikan S1 dan S2 digabungkan pada ujung tiang lengan
2
horizontal menjadi gaya resultante R. gaya resultante R1 dan R2 akibat
tarikan tali S1 dan S2 didistribusikan diantara sambungan bawah dan atas
tiang vertikal sebagai komponen
sin
(kaki 12 tidak dibebani). Bila tiang lengan berputar kekiri kedudukan I gaya
yang bekerja pada kaki 11 akan berkurang, sebagian diambil alih oleh kaki
12 yang disini mengalami tegangan tekan.
1
sin
Pada kedudukan III, bila 90 o , kaki II bebas dari bebannya karena kaki 12
akan menahan seluruh gaya horizontal H1. bila 90 o kaki II mengalami
tekanan yang akan mencapai nilai maksimum pada kedudukan IV ( 180 o )
S13maks H 1 sin 90 o
H1
2 cos 30 O sin
3. Struktur Kantilever
Bagian pendukung crane kantilever terdiri atasa dua buah roda penjalan vertikal
yang akan menahan beban akibat bobot crane, troli dan beban hidup dan dua pasang
bantalan nol masing-masing pada bagian atas dan bawah yang akan menahan gaya
reaksi horizontal akibat momen yang akan menyingkirkan crane (gambar 224)
Gambar 224 menunjukkan kerangka crane kantilever dengan troli dalam
dan gambar 225 menunjukkan crane dengan troli luar.
Beban penuh pada penumpu kerangka akan sama dengan (lihat gambar
225) beban bantalan vertikal
V Q G0 G1
Dengan :
Q --- bobot muatan yang diangkat
G0 --- bobot troli
G1 --- bobot crane tanpa troli
Q G0 a G1e1
h
Kerangka krane kantilever dirancang dengan dua buah modifikasi. Dengan troli
dalam atau troli luar (yang bergerak pada batang tepi atas atau bawah).
Beban kontstan pada girder utama rangka (bobot beban mati) terdiri atas
bobotnya sendiri, setengah bobot penopang silang dan setengah bobot struktur
platform dengan lantainya. Setengah bobot batangbobot penopang silang dan lantai
ditahan oleh gireder tambahan (samping)
Gambar 224 Rangka crane kantilever
Pada awalnya bobot girder utama, batang penopang silang, dan lantai
H G1
e1
h
12
STRUKTUR
RANGKA
CRANE
Pada gambar 220b resultante R1 komponen gaya S dan Q pada ujung luar tiang
lengan ditentukan dengan metode sebelumnya. Tarikan S dan S tali pada
roda puli bagian kerangka tengah 4 akan menghasilkan resultante R2 yang
bekerja pada ujung bagian rangka 4 sebagai R2 dan R2 sebanding dengan
bagian lengan tersebut.Gaya S pada drum diuraikan menjadi gaya yang
bekerja padsa bagian pilar (S dan S). Gaya R1, R2, dan R3 digunakan untuk
menggambarkan diagram Cremona dan untuk menentukan tegangan pada
bagian kerangka akibat beban muatan dan tarikan tali.
Pada crane yang berat dengan mekanisme pemutar yang digerakkan oleh
penggerak daya, efek gaya inersia diperhitungkan dengan mengasumsikan
gaya horisontal sebesar yang bekerja pada ujung tiang lengan. Gaya inersia
ini didukung oleh rangka batang horisontal (Gambar 220d) yang
setengahnya mengalami tekanan tambahan dan bagian lainnya mengalami
tarikan.
CRANE DENGAN TIANG TETAP
Gambar 221 adalah contoh suprastruktur pejal yang sering digunakan untuk
crane pilar putar tanpa pengimbang.
Pada penampang IV-IV pada bagian bawah yang lurus (gambar 221a)
momen MIV = MIII Gaya normal NIV = NIII, Resultante tegangan
satuannya adalah
(313)
Gambar 222 penyelesaian secara grafik suprastruktur crane putar batang yang
jangkauannya dapat diubah dengan troli
Momen Lentur dan gaya lateral akibat beban konstan. Bila L adalah
bentangan girder memanjang utama, dalam meter; G-bobot
girder tersebut, yakni beban konstan, dalam ton, yang
terdistribusi seragam sepanjang bentangan; q- bobot mati, dalam
ton per meter panjang, momen lentur pada jarak x dari penumpu
sebelah kiri akibat bobot mati adalah
Mq =
ton m
ton m
adalah
(321)
Momen lentur dan gaya lateral akbat beban gerak (troli dan muatan). Bila
bobot troli berbeban didistribusikan seragam pada rodanya, maka
beban pada satu roda adalah
dengan Q-bobot muatan yang
diangkat dan Go-bobot troli.
Dapat diasumsikan dalam hal ini bahwa girder pelat menahan dua buah
beban P yang identik yang terpisah sejauh b (Gambar 228a). Maka
momen lentur pada penumpu di bawah roda sebelah kiri, yang
ditempatkan pada jarak x dari penumpu kiri ialah
ton-m
(325)
Momen lentur maksimum akan terjadi pada penampang yang berjarak
dari bagian tengah bentangan gider pelat tersebut
ton-m
(326)
Dalam hal ini momen lentur pada daerah dibawah roda, pada jarak x dari
penumpu kiri adalah
ton-m
(327)
(329)
ton-m
(330)
dan
(331)
(332)
(333)
Dengan beban P1 dan P2 gaya lateral pada jarak x akan sama dengan
ton
(334)
Bila x = 0
ton
Gaya lateral pada jarak
(335)
Bila kita menambahkan kedua kurva momen akibat aksi beban mati (Gambar
228b) dan beban gerak (Gambar 228c) kita akan mendapatkan momen
resultan (Gambar 228a) daerah yang diarsir. Dengan mengalikan
momen perlawanan pada berbagai penampang girder utama dengan
tegangan amannya kita akan mendapatkan kurva yang menggambarkan
kekuatan girder (kurva momen aman) garis kontur pada gambar 228d.
Diagram resultante gaya lateral ditunjukkan pada gambar 228g.
Gambar 229 menunjukkan diagram momen
dan
untuk girder
memanjang utama crane jalan dengan kapasitas angkat mulai 5 sampai
50 ton dan bentangan mulai 10 sampai 30 meter.
Tegangan Satuan akibat Momen Lentur
(a)
Akibat beban utama
(336)
Gambar 229 kuva untuk memperkirakan momen maksimum akibat beban konstan
Tabel 4.2 Koefisiensi dinamik untuk gaya akibat beban diam
Tabel 4.3 Koefisiensi dinamik untuk gaya pada beban berjalan
Deformasi Defleksi Girder.Defleksi girder utama yang berlebihan akan menyebabkan
seluruh jembatan bergetar dan berpengaruh besar pada operasi crane.
Untuk menjaga defleksi dalam batas aman, girder memanjang utama harus cukup
tinggi dan emiliki momen inersia yang memadai.
Pada girder dengan momen inersia yang konstan 1 cm4, defleksi maksimum akibat
bobotnya sendiri (gambar 230) ialah:
Gambar 230 Diagram untuk menghitung defleksi girder utama crane jalan
dengan:
G = bobot girder, dalam kg
E2.200.200 kg/cm2 Modulus elastisitas.
Defleksi akibat beban gerak dapat ditentukan berdasarkan asumsi bahwa dua beban
P dan P (beban pada roda troli berbeban) ditempatkan secara simetris pada bagian
tengah crane(gambar 230). Maka kita akan mendapatkan defleksi dengan ketelitian
yang memadai
(344)
dan beban yang dcitahan oleh tiap-tiap sambungan atau titik panel rangka ialah
G
K=
(345)
n -1
Untuk menentukan tegangan pada anggota rangka susun akibat beban konstan
digunakan diagram Cremona ( gambar 234 )
Tegangan pada bagian rangka batang a.kibat beban gerak.
Beban gerak menyebabkan batang tepi atas girder utama mengalami tekanan
dan batang tepi baewah mengalami tarikan. Tergantung pada kedudukan
troli batang diagonal dapat mengalami tarikan maupun tekanan.
Gambar 235 ditujukan untuk menentukan tegangan maksimum pada bagian
girder utama akibat beban gerak .
Momen maksimum , M = P y1 + P2y2
(346)
Tegangan pada batang tepi ditentukan dengan membagi momen pada
sambungan yang berlawanan dengan segitiga rangka batang pada jarak
terpendek antara batang ke sambungan
Miv
S4 =
h
Gaya lateral akan sama dengan
(348)
(347)
T
y1
P2y2
Metode yang sama digunakan untuk mencari gaya lateral pada sambungan lainya.
Tegangan pada penopang yang miring ditentukan dengan bantuan diagram Cremona
yang digambarkan untuk rangka batang bila reaksi tumpukan kiri A = 1 ton
Untuk ini sambungan yang tepat disebelahkanannya juga dibebani yang sesuai.
Tegangan pada penopang tulang miring adalah
(248)
Dengan :
F Tegangan pada penopang tulang miring yang didapatkan dari diagram cremona untuk
A=1
T gaya lateral pada titik sambungan (yang paling buruk pengaruhnya).
Beban roda troli hanya menghasilkan tegangan tekan pada batang vertikal. Jika b =
atau b> (lihat gambar 232a), maka tegangan pada batang vertikal adalah S = P1 ;
Jika b < maka
(350)
Nilai tegangan pada bagian akibat beban gerak kemudian dituliskan pada suatu kolom
dalam tabel ringkasan perhitungan masing-masing.
Tegangan Tambahan Pada Bagian Rangka Akibat Pengereman Crane. Batang tepi
atas mengalami juga gaya lentur pada batang horizontal akibat gaya pengereman
bagian gerak crane bermuatan. Gaya akibat inersia komponen crane akan mencapai
maksimum bila roda perjalan crane secara tiba-tiba.
Jika bobot muatan yang diangkat adalah Q, bobot troli adalah G0, bobot crane (tanpa
troli) dengan G, dalam kg, percepatan gravitasi adalah g (g=9.81 m/s2) dan koifisien
gesek antara roda perjalan dan rel adalah ( 0,2) dan jika setengah dari roda
crane direm kita akan mendapatkan
(355)
b. akibat kerja beban utama dan tambahan
(356)
Pemeriksaan terhadap lenturan dan tekanan lateral :
a. akibat kerja beban utama
(357)
(357)
Dengan
Igr = momen inersia total penampang bagian
Fgr = luas penampang bagian
L = luas bagian
Kefleksibelan batang tidak boleh melebihi :
a)
120 untuk bagian yang merupakan batang tepi dan penopang ujung
rangka batang yang mengalami tekanan;
b)
150 untuk bagian lain rangka batang utama yang mengalami tekanan
dan untuk batang tepi yang mengalami tekanan;
c)
200 untuk batang lain rangka batang utama dalam yang mengalami
tarikan;
d)
200 untuk batang dari rangka batang tambahan yang mengalami
tekanan;
e)
250 untuk batang lain rangka batang tambahan.
Gambar 237 Diagram momen akibat lenturan setempat pada batang tepi
atas yang dihasilkan oleh oda troli yang bermuatan
Tanda-tanda yang diguanakan rumus (253) sampai (360) ialah sebagai berikut :
= koefisien dinamik untuk gaya akibat beban konstan (lihat Tabel 42)
Sq = gaya akibat beban konstan
= koefisien gay dinamik akibat beban gerak (lihat Tabel 43)
Sp = gaya akibat beban gerak
Sp = gaya akibat beban gerak
Mp = momen lentur akibat lenturan setempat pada batang tepi atas yang
diakibatkan oleh roda troli yang bermuatan (Gambar 237)
(362)
Gambar 238 Diagram untuk menyelesaikan batang tepi atas dari rangka
batang berlantai
Gambar 239 Menentukan tegangan pada bagian rangka batang horisontal
akibat pereman crane
Momen perlawanan (Gambar 238) adalah
Karena lantai plat baja tersebut dilubangi maka penampang yang berguna
hanya dianggap 50 persen saja.
Tergantung pada arah gerak crane tegangan pada bidang horisontal berubahubah dari tegangan tarik menjadi tegangan tekan dan sebaliknya. Jika gaya
inersia komponen ditahan oleh rangka batng horisontal (Gambar 239) kita
harus mendistribusikan beban pada rodatroli Pdalamketitik sambungan yang
berdekatan, tentukan gaya reaksi horisontal H1 dan H2 dan menggambarkan
diagram Cremona (Gambar 239). Diagram Cremona ini dipergunakan untuk
mencari tegangan tambahan pada bagian-bagian batang tepi atas
yangmerupakan tegangan sekat untuk arah gerak crane diatas tersebut.
Tegangan tambahan
ditambah Fnet maksimum akibat gaya tekan
vertikal untuk mendapatkan [lihat rumus (354) sampai (360)] tegangan
maksimum pada batang tepi atas (batang tepi bawah hanya mengalami
tarikan).
Defleksi Batang dan Lengkungannya. Seperti yang telah diterangkan
sebelumnya, defleksi rangka batang akibat muatan maksimum yang diangkat
dan bobot troli tidak boleh melebihi <
L dengan L-panjang bentangan
rangka batang.
Defleksi kisi rangka batang jembatan jalan dapat ditentukan sampai ketelitian 10
persen dengan rumus
(363)
Dengan :
M = momen desain akibat beban gerak, dalam kg-cm
L = panjang betangan dalam cm
Tergantung pada arah gerak crane tegangan pada bidang horisontal berubahubah dari tegangan tarik menjadi tegangan tekan dan sebaliknya. Jika gaya
inersia komponen ditahan oleh rangka batng horisontal (Gambar 239) kita
harus mendistribusikan beban pada rodatroli Pdalamketitik sambungan yang
berdekatan, tentukan gaya reaksi horisontal H1 dan H2 dan menggambarkan
diagram Cremona (Gambar 239). Diagram Cremona ini dipergunakan untuk
mencari tegangan tambahan pada bagian-bagian batang tepi atas
yangmerupakan tegangan sekat untuk arah gerak crane diatas tersebut.
Tegangan tambahan
ditambah Fnet maksimum akibat gaya tekan
vertikal untuk mendapatkan [lihat rumus (354) sampai (360)] tegangan
maksimum pada batang tepi atas (batang tepi bawah hanya mengalami
tarikan).
Defleksi Batang dan Lengkungannya. Seperti yang telah diterangkan
sebelumnya, defleksi rangka batang akibat muatan maksimum yang diangkat
dan bobot troli tidak boleh melebihi <
L dengan L-panjang bentangan
rangka batang.
Defleksi kisi rangka batang jembatan jalan dapat ditentukan sampai ketelitian 10
persen dengan rumus
(363)
Dengan :
M = momen desain akibat beban gerak, dalam kg-cm
L = panjang betangan dalam cm
Dengan :
h
= tinggi rangka batang, dalam cm
Fatas
= luas penampang gross batang tepi atas, dalam cm2
Fbawah = luas penampang lintang gross batang tepi bawah, dalam cm2
= modulus elastisitas
1,2
= koefisien yang diperhitungkan deformasi batang penopang miring
Kadang-kadang yang disebut dengan kelengkungan (kembar) dipasangkan
pada jaringan rangka batang untuk memberi pratarikan pada bagian batang
tersebut. Biasanya kelengkungan pada titik sambungan tengah diambil sama
dengan defleksi amannya. Biasanya kelengkungan pada sambungan lainnya
mengikuti fungsi parabola.
Marilah kita bahas dengan memakai contohrangka batang crane jalan elektrik
(Gambar 240) dengan karakteristik berikut : bentang L = 24.000 mm, jumlah
panel n = 10, panjang panel = 2.400 mm, tinggi rangka h = 2.400 mm,
kelengkungan maksimum fmaks = 24 mm =
Gambar 240 Penentuan kelengkungan rangka batang secara grafis
Dengan :
Fnet = 0,85 Fgr = 0,85 x 9,03 x 2 = 15,35 (dengan
memperhitungkan
berkurangnya kekuatan akibat lubang paku keling).
Penampang miring (batang 6-dua batang siku 50 x
50 x 6 mm).
Tegangan satuan pada penopang miring adalah :
=
1.180 kg / cm2
Dengan : = 0,45
=
=
= 120
4. Defleksi pada rangka batang utama akibat beban gerak [rumus (363)]
adalah
=
= 0,9 cm
= 1.265.000 kg-cm
= 2,14 cm
= 2,14
ELEVATOR
1. ELEVATOR SANGKAR
Elevator sangkar juga disebut lift ditujukan untuk mengangkat barang dan penumpang secara vertikal
didalam sangkar yang bergerak pada rel penuntun tetap. Lift banyak digunakan pada industri, toserba dan rumah
tinggal.
Lift diklasifikasikan menjadi lift untuk penumpang dan lift untuk barang. Kemudian lift barang terbagi lagi
menjadi elevator barang, elevator barangdan penumpang (memakai operator) dan elevator barang pelayanan
ringan(untuk perusahaan makanan dan komersial). Jenis penggerak yang digunakan membagi elevator menjadi elevator
elektrik (lihat gambar 249 dan 250), hidrolik dan yang dioperasikan tangan (gambar 251). Elevator yang digerakkan
elektriklah yang paling banyak digunakan.
Kecepatan tempuh lift barang berkisar mulai 0,1 sampai 1,5 m/detik. Lift penumpang biasa bergerak
dengan kecepatan 0,5 sampai 3,5 m/detik.
Biasanya lift penumpang tersedia mulai kapasitas 0,25 sampai 1 ton; lift barang menangani 0,25 sampai 15 ton,
sedangkan lift barang pelayanan ringan mulai 50 sampai 100 kg.
Lift sangkar elektrik mempunyai bagian-bagian utama sebagai berikut (gambar 249): sangkar atau kerata,
rel penuntun swatumpu, lorong lift, penyeimbang, peralatan penggantung, mesin pengangkat, alat pengamanan dan
kendali elektrik.
Sangkar atau kereta berfungsi untuk barang atau penumpang. Elevator penumpang dapat mempunyai
bobot kira-kira sebagai berikut:
Kapasitas
penumpang)
Bobot sangkar, kg
(jumlah
250
275
300
350
400
Gambar 249
Bobot sangkar elevator barang dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Gsangkar
= 300 + 100F untuk Q = 500 kg
Gsangkar
= 300 + 125F untuk Q = 1000 kg
Gsangkar
= 300 + 150F untuk Q = 1500 kg
Dengan :
F : luas lantai, dalam m dan
Q : kapasitas, dalam kg
Rangka sangkar barang dibuat dari kanal dan besi siku sedangkan dinding dan lantai dari kayu atau
pelat besi anti gelincir. Sangkar tersebut cukup kokoh untuk menahan deformasi akibat beban kejut yang mungkin
timbul ketika pemuatan. Salah satu desain sangkar tanpa daun pintu ditunjukkan oleh gambar 252.
Gambar 252
Ukuran sangkar lift dipilih berdasarkan tekanan satuan yang dikerjakan pada lantai.
Q
F
Untuk muatan berukuran kecil q diambil mulai 200 sampai 300 kg/cm, dalam hal ini luas lantai tidak boleh kurang
dari 1 meter persegi.
Alat penuntun. Sangkar atau kereta, bergerak didalam lorong pada rel penuntun yang terpasang tetap.
Gambar 253 menunjukkan berbagai desain rel penuntun:
(a)penuntun konvr\ensional untukelevator barang yang terdiri atas dua buah besi siku yang bergeser sepanjang rel kayu
persegi.
(b)Penuntun untuk lift penumpang dengan pegas ulir yang menekan ujung batang penuntun pada rel.
(c)penuntun berengsel untuk rel T- khusus.
Rel atau batang penuntun terbuat dari batang baja canai profil (siku, T, T-ganda) atau batang kayu dan diikat pada
kedua sisi lorong lift yang berlawanan.
Rel harus diberi pelumas gemuk secara teratur. Kerugian akibat gesekan pada rel penuntun diambil sebesar 5
sampai 10% dari bobot komponen gerak. Gambar 254a sampai menunjukkan cara pemasangan rel penuntun rangka
lorong lift atau dinding gedung.
Dalam mendesain rel penuntun dan cara pemasanganya harus diingat bahwa selama lift bertaut dengan penahan
pengaman, bila tali terputus, disamping bobot sangkat yang bermuatan, rel juga harus menahan benturan yang
diakibatkan penyerapan energi kinetik sangkar yang jatuh. Semakin kecil l;intasan pengereman sangkar ketika
perlambatan, akan semakin besar gaya yang timbul dari benturan. Energi kinetik akibat bobot sangkar G dengan muatan
Q adalah :
mv 2 Q Gsangkar 2
v
Dengan :
2
2g
V = kecepatan tempuh, dakam m/detik
G = percepatan gravitasi sebesar g = 9,81 m/detik
Lintasan pengereman dianggap sebesar 5 10 cm. Perhitungan didasarkan pada anggapan bahwa pertautan
antara penahan pengaman dengan rel mengakibatkan gaya pada setiap rel sepanjang liantasan s yang meningkat
mulai 0 sampai Rmaks (dengan dua rel) sepanjang lintasan s adalah x 2Rmaks s.
Persamaan umum kerja dapat ditrulis sebagai berikut :
Q Gsangkar
2g
1
v 2 (Q Gsangkar ) s 2 Rmaks 2
2
v2
(Q Gsangkar )
Rmaks 1
2 gs
Lorong elevator. Lorong adalah ruangan tempat sangkat lift bergerak. Disamping sangkar lorong tersebut berisi rel
penuntun, pengimbang, roda puli tali dan mesin pengangkat.
Rangka lorong baik untuk elevator penumpang maupun barang dapat didesain dalam bentuk yang beragam demikian
juga bahanyang digunakannya. Akan tetapi pada dasarnya, lorong harus memiliki kekuatan yang memadai, pencegahan
terhadap bahaya kebakaran dan mempunyai keamanan yang umum. Gambar 255 menunjukkan rangka lorong elevator
barang yang terbuat dari logam.
Gambar 255
Pengimbang elevator. Untuk menghilangkan beban pada mesin pengangkat, bobot sangkar diimbangi dengan
bebantambahan pengimbang yang dihubungkan dengan tali padaswangkar (gambar 256a), dengan drum mesin
pengangkat (gambar 256b) atau pada kedua secara bersamaan (gambar 256d).
Gambar 256
Biasanya bobot pengibang yang ditunjukkan pada diagram gambar 256a, b, c dan d dianggap sama dengan
bobot sangkar ditambah 0,4 sdsampai 0,4 dari muatan maksimum, yaitu :
Gsangkar = Gsangkar + 0,5Q
Bila kita menandai kerja yang haruas dilakukan dalam menaikan dan menurunkan sangkar bermuatan
ataupun kosong (dengan mengabaikan kerugian-kerugian) dengan P dan dengan mempertimbangkam pengimbang sesuai
rumus (377), maka usaha ini akan sama dengan
Untuk menaikan sangkar bermuatan
P = +0.5Q
Untuk menurunkan sangkar bermuatan P = +0.5Q
Untuk menaikan sangkar kosong
P = +0.5Q
Untuk menurunkan sangkar kosong
P = +0.5Q
Gambar 257
Peralatan penggantung. Tali kawat pintalan sejajar atau silang
merupakan perabot pengangkat fleksibel
yang menggantung sangkar.
Untuk mengefektifkan penggunaan tali yang berdiameter lebih kecil, sangkar dan pengimbang digantungkan dengan dua,
empat atau enam tuas tali. Distribusi beban yang seragam pada semua tali didapat dengan menggunakan batang silang
penggantung jenis tuas, seperti ditunjukkan pada gambar 258a.
Mesin pengangkat dengan roda puli penggerak sering menggunakan penggantung tali terpisah berpegas
(gambar 258b) akan tetapi, sulit untuk mendapatkan beban pada seluruh tali dengan menggunakan metode ini.
Gambar 258
Mesin pengangkat elevator. Elevator sangkar menggunakan mesin pengangkat jenis drum dan roda puli
penggerak. Mesin ini lebih luas penggunaanya karena dapat digunakan untuk mengangkat pada segala macam
ketinggian dan ukuran yang lebih kompak.
Penggunaan mesin pengangkat jenis penggerakpada puli ini telah mengurangi kecepatan secara drastis
akibat tali putus.
Mesin pengangkat jenis drum yang ditunjukan untuk elevator sangkar berada dengan mesin pengangkat
serba guna terutama yang ukurannya jauh lebih kecil dan adanya alat pengaman khusus.
Mesin pengangkat roda puli untuk lift penumpang ditunjukkan pada gambar 259. Mesin ini menggunakan
rem sepatu ganda yang dikendalikan oleh elektromegnet gambar260.
Gambar 259
Gambar 260
Gambar 261
Sifat spesifik desain mesin pengangkat penggerak roda puli. Umur roda puli yang diinginkan merupakan dasar untuk
mendapatkan nilai aman tekanan satuan antara tali dan alur roda puli. Alur roda puli akan hilang fungsinya karena
pengikisan pada dinding alur yang tergantung pada gelincir dan gerak elastis tali. Semakin besar kecepatan gerak tali dan
semakin besar jumlah siklus kerja elevator per satuan waktu,dan semakin besar keausan yang terjadi.
Pada elevator yang mesin penggeraknya diletakan pada lantai atas (mesin dengan penggerak roda puli) nilai numerik
percepatan dan perlambatan yang diizinkan (a) ditentukan dan ditetapkan dengan percobaan. Nilai berikut dapat dipakai
sebagai nilai rata-rata :
V, m/detik.
A, m/detik.
Perbandingan
0,75
0,65
1,0
0,85
1,5
1,15
2,0
1,4
2,5
1,65
3,0
1,88
3,5
2,1
S on
S off
ketika periode dan perlambatan dapat dinyatakan secara perkiraan dengan rumus berikut :
S on
S
off
g a S on
g a S
off
Dengan :
Son
G = percepatan gravitasi
= tegangan pada bagian tali yang masuk
Soff = tegangan pada bagian tali yang keluar
Alat pengaman elevator. Sangkar semua elevator harus dilengkapi dengan alat pengaman khusus yaitu penahan yang
akan menghentikan sangkar secara otomatis bila tali putus atau kendur.
Penahan akan menghentikan sangkar bila satu buah tali atau semuanya putus secara bersamaan, bila satu tali
dibebani lebih dari tali lainnya, bila tali kendudr pada saat bersamaan, dan bila kecepatan penurunan menjadi terlalu besar.
Biasanya penahan beroprasi dengan day yang diberikan oleh pegas, bobot sangkar itu sendiri atau bobot pengimbang atau
gaya udara bertekanan.
Gambar 263
2. PENGANGKAT PENGGERAK UDARA MAMPU JINJING
Pengangkat penggerak udara mampu jinjing mempunyai penggunaan yang sam seperti jenis pengangkat lainnya.
Gambar 264 menunjukkan desain pengangkat penggerak udara yang dibuat oleh pabrik Uralmash dengan kapasitas 500 kg
dan tinggi angkat 1150 mm.
Gambar 264
Alat yang mencegah muatan jatuh bila selang rusak. Kedua katup udara bertekanan akan melewati katup
pengaman 11 yang dipasang pada lubang berulir pada katup start. Selongsong dan kepala khusus dengan pegas yang
akan menahannya pada lubang didalam selongsong dimasukan kedalam katup pengaman antara ujung pipa pemasuk dan
badan masuk penstart.
Alat untuk mengukur kecepatan penurunan. Alat ini terdiri atas baut 14 dengan mur pengunci yang terletak pada
dasar badan katup start. Baut dapat diputar untuk mendapatkan kecepatan pengeluaran udara yang diinginkan dari bagian
bawah piston, sehingga diperoleh kecepatan penurunan muatan yang diinginkan.
3. PENUMPUK
Penumpuk sangat benyak dipakai digudang-gudang untuk meletakkan muatan satuan kedalan suatu
tumpukan. Penumpuk dapat juga dipakai untuk operasi pemuatan tertentu.
Penahan pengamanan akan mencegah muatan jatuh bila tali putus. Ketika dipindahkan rangka dilipat
dengan menggunakan sekrup dengan roda tangan (gambar 265) (untuk melewatkan mesin dibawah ambang pintu).
Penumpuk ini dipasang pada roda karet dan digerakkan secara manual.
Disamping mekanisme penumpuk yang digerakkan listrik dapat juga dipakai desain dengan penggerak
hidrolik atau udara bertekanan dan untuk pelayanan ringan bahkan dapat dipakai mekanisme pengangkat yang digerakkan
tangan.
Biasanya kapasitas penumpuk berkisar antara 250 sampai 1000 kg dengan tinggi angkat sampai 5 meter.
Perkembangan terakhir ialah penumpuk swagerak yang terpasang pada truk daya universal (disebut juga truk elektrik atau
truk motor) atau pada kendaraan beroda khusus yang menggunakan sejumlah komponen dan suku cadang otomotive
standar. Kapasitasnya jarang melebihi 5 ton dengan angkat sampai 5 meter.