Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

BAHASA PROGRAM PLC


Sebelum menyusun suatu program untuk pengoperasian PLC pada
pengontrolan suatu system atau proses, harus mengetahui dan menghafal
bahasa program PLC yang akan digunakannya. PLC tidak dapat digunakan
apabila tidak dimasukkan instruksi instruksi atau program. Perintah perintah
atau program yang telah dibuat oleh seorang programmer jika dimasukkan ke
dalam PLC harus menggunakan bahasa program PLC itu sendiri.
Dengan bahasa perantara ini seorang programmer dapat berkomunikasi
langsung dengan PLC, serta dapat mengatur cara kerja dari PLC sesuai dengan
yang diinginkan. Adapun bahasa program PLC disebut Relay Ladder Logic
yang harus diketahui dan dihafal mulai dari :

1. MNEMONIC CODE ( kode mnemonic )


2. LADDER DIAGRAM ( diagram tangga )
3. FUNCTION PLAN ( kode gerbang )
4. FUNCTION BLOCK (diagram tangga khusus)
5. FLOW SIGN ( aliran sinyal )

1. MNEMONIC CODE
Mnemonic code ( kode mnemonic ) merupakan perintah dasar yang
sederhana dan umum digunakan oleh PLC. Dalam penulisan mnemonic
code mempunyai hubungan erat dengan ladder diagram yang dibuatnya.
Apabila

memasukkan

program

ke

PLC

dengan

menggunakan

Programming Console, mnemonic code haruslah lebih dulu difahaminya.


Apabila mnemonic code salah maka ladder diagram pun akan menjadi

TNA

18

salah,

begitu

juga

dengan

sebaliknya

sehingga

PLC

tidak

dapat

dioperasikan. Perintah Mnemonic code ini selalu digunakan apabila PLC


tersebut menggunakan programming console.
Adapun jenis perintah perintah Mnemonic code di dalam
pemprograman yang sederhana dan merupakan inti dasar dari suatu
pemprograman control system adalah :

A. PERINTAH DASAR
Perintah dasar ini adalah perintah yang paling utama dan sering
digunakan dalam penulisan kode mneumonik serta selalu pasti ada di
setiap pemprograman system control menggunakan PLC.

ADAPUN MACAM MACAM PERINTAH DASAR adalah :


1. LOAD
Perintah LOAD yang sering disingkat dengan LD adalah awalan dari
garis logika atau block. Jika dalam rangkaian manual fungsinya sama
dengan suatu bentuk input kontak NO ( Normally Open ) / saklar / sensor.

2. NOT
Perintah NOT adalah perintah kebalikan ( inverts ) input atau yang
berarti tidak atau yang bersifat tertutup. Jika dalam rangkaian manual
fungsinya sama dengan suatu bentuk input kontak NC ( Normally Close ).

3. AND
Perintah

AND

adalah

perintah

yang

digunakan

untuk

menghubungkan secara segaris yang berarti dan. Jika dalam rangkaian


manual fungsinya merupakan hubungan kontak kontak bantu secara
seri dua atau lebih dari suatu input, baik yang berupa NO ataupun NC.

TNA

19

OR
Perintah

OR

adalah

perintah

yang

digunakan

untuk

menghubungkan secara sejajar yang berarti atau. Jika dalam rangkaian


manual fungsinya merupakan hubungan kontak kontak bantu secara
paralel dua atau lebih dari suatu input, baik yang berupa NO ataupun
NC.

4. OUT
Perintah OUT adalah perintah yang digunakan untuk batas dari
suatu akhir perintah diagram satu garis atau yang merupakan bagian
akhir dari satu perintah. Jika dalam rangkaian manual fungsinya
merupakan hubungan akhir yang menuju ke koil kontaktor.

5. END ( 01 )
Perintah END ( 01 ) adalah perintah yang digunakan untuk
menandai pemprograman telah selesai atau pengisian program sudah
akhir. Jika akhir pengisian program tidak diberi perintah END ( 01 ), maka
pemprograman dianggap belum selesai ( no end inst ) dan PLC tidak
dapat dioperasikan.
Contoh pemakaian perintah dasar

Gambar rangkaian

mnemonic code
ALAMAT

S0

S1

K5

INSTRUKSI

DATA

KET

0000

LD NOT

0000

S0

0001

AND

0001

S1

0002

OR

0500

K5

0003

OUT

1010

K10

0004

END (01)

selesai

K10

TNA

20

B. PROGRAM SERI PARALLEL


Untuk memprogram rangkaian seri dan parallel ada tekniknya agar
memori yang dipakai lebih sedikit. Adapun pembacaan program harus
dikelompokkan dulu dan dirangkai secara berurutan sesuai denga
gambar rangkaian yang di buat.

S0

FL
1

S1

K1

FLa

A
B

FGa
4

S0
C

FG
5

K1

TS
D
E

K1
RANGKAIAN KONTROL GAS

TNA

21

Dari gambar

itu

maka jika

dibuat

kode mneumonik , haruslah

dikelompokkan yang nantinya akan dapat diprogramkan ke dalam PLC.


Pengelompokan dapat dilakukan berdasarkan urutan dari rangkaian gambar
diatas yang kemudian dipilah pilah terlebih dahulu dengan kelompok dan
induk kelompok. Hal ini bertujuan agar lebih mudah dalam mengisikan program
dan agar tidak terjadi error program .

ALAMAT

INSTRUKSI

DATA

KELOMPOK

0000

LD NOT

0000

0001

AND

0001

0002

LD

0002

0003

AND

0003

0004

OR LD

0005

OR

0004

0006

AND

0005

0007

AND NOT

0000

0008

LD

0006

0009

AND

0007

0010

OR

0004

0011

AND LD

0012

OUT

INDUK
KELOMPOK

KET
S0
S1

FL
FLa

K1
FGa

C
5

S0
FG
TS

1000

K1

koil K1

TNA

22

Coba buat kode mneumonik rangkaian manual di bawah ini !!!


A.

B.

OL1

C.

95

OL1

OL1
96
1

K1

K1

K1

S2

K2

S02

K2

K1

K2

D.

E
F0

95

96

21

95

S0

OL1
96

22

13

S1
14
13

44

K1M
14

K1

13

K1M
43
31

S2

K4M

K2T

14

21

21

K2
K3M

K4M

32

K3M

22

22

K1

K2
A1

a
K1M

A2

TNA

K2T

A1
K3M

A1
K4M

A2

A2

23

C. PERINTAH LANJUTAN
Perintah lanjutan adalah merupakan perintah yang digunakan
pada program program tertentu dan pemakaiannya menggunakan
symbol dari jenis FUN ( ). Perintah ini bersifat program tertentu, seperti :
timer, pembanding, dan penghitungan.

BEBERAPA MACAM JENIS JENIS PERINTAH LANJUTAN :


1. IL ( 02 ) dan ILC ( 03 )
Perintah IL ( 02 ) merupakan perintah INTERLOCK , dan ILC ( 03 )
merupakan perintah INTERLOCK CLEAR. Perintah IL (02) selalu diakhiri
dengan perintah ILC (03). Jadi ILC (03) adalah tanda yang menyatakan
akhir dari suatu bagian rangkaian yang ada diantara interlock.
Contoh pemakaian perintah IL (02) dan ILC (03)

MnemonicCode
ALAMAT

INSTRUKSI

DATA

0100

LD

0002

0101

IL (02)

0102

LD

0005

0103

AND

1000

0104

OUT

1005

0105

LD

0007

0106

OUT

0500

0107

LD NOT

1005

0108

OUT

1100

0109

ILC (03)

Dari hasil penulisan kode mneumonik,


bila input 0002 dalam keadaan off,
maka semua koil output yang berada
diantara IL dan ILC pasti akan off. Jika
kontak 0002 dalam keadaan on maka
semua koil output

bekerja dalam

keadaan normal.

2. JMP ( 04 ) dan JME ( 05 )


Perintah JMP ( 04 ) adalah perintah meloncat , dan JME ( 05 )
adalah intruksi dari akhir perintah meloncat. Perintah JMP ( 04 ) selalu
dipasangkan dengan perintah JME ( 05 ) yang berfungsi sebagai perintah
meloncat ke program berikutnya apabila suatu keadaan input di JMP

TNA

24

tidak ada. Tapi jika keadaan input JMP ( 04 ) terpenuhi ( on ) maka


program akan dijalankan yang ada diantara JMP ( 04 ) dan JME ( 05 ).
Contoh pemakaian perintah JMP (04) dan JME (05)

MnemonicCode
ALAMAT

INSTRUKSI

DATA

0100

LD

0002

0101

JMP ( 04 )

0102

Dari hasil penulisan kode mneumonik,

LD

0005

bila input 0002 dalam keadaan off,

0103

AND

1000

maka semua koil output yang berada

0104

OUT

1005

diantara JMP dan JME tidak dapat

0105

LD

0007

bekerja secara normal. Jika kontak 0002

0106

OUT

0500

dalam keadaan on maka semua koil

0107

LD NOT

1005

output bekerja dalam keadaan normal.

0108

OUT

1100

0109

JME ( 05 )

3. KEEP ( 11 )
Perintah KEEP ( 11 ) adalah perintah mengunci agar output relay
tetap dalam keadaan on dari suatu output relay ( latching relay ) tanpa
ada kontak penguncinya. Perintah ini cukup dengan memasukkan input
Set ( S ) dan mematikannya dengan memberi sinyal input Reset ( R ) serta
nomor koil yang akan kita KEEP.
Contoh pemakaian perintah KEEP ( 11 )

MnemonicCode
ALAMAT

Dari hasil penulisan kode mneumonik,

INSTRUKSI

DATA

0100

LD

0002

bila input 0002 dalam keadaan off,

0101

LD

0003

maka koil output 0501 dalam keadaan

0102

KEEP ( 11 )

0501

off juga. Jika input 0002 on maka secara


otomatis

koil

0501

akan

on

dan

mengunci. Apabila di beri input 0003 on, maka koil 0501 akan off dengan
sendirinya. Fungsi koil ini sering digunakan untuk penguncian yang sifatnya
permanen dan system control yang jarang diubah ubah lagi.
TNA

25

Grafik 1. Alur Sinyal Perintah KEEP ( 11 )


Input 0002

ON
OFF

ON

Koil 0501

OFF

ON

Input 0003

OFF

4. CNT dan CNTR ( 12 )


Perintah CNT atau CNTR adalah perintah menghitung pulsa yang
masuk / counter. Bedanya CNT menghitung pulsa yang masuk secara
maju atau sekali saja, tetapi untuk CNTR menghitung pulsa yang masuk
secara maju dan mundur, yaitu setelah hitungan selesai CNTR dari nol
sampai yang ditentukan langsung menghitung mundur sampai menjadi
nol lagi.
Contoh pemakaian perintah CNT dan CNTR ( 12 )

Mnemonic Code
ALAMAT

Dari kode mnemonik dapat diartikan

INSTRUKSI

DATA

0100

LD

0002

bahwa jika input 0002 bekerja on-off

0101

LD

0003

sebanyak 5 kali, maka CNT001 akan

0102

CNT

001

menghitung sebanyak 5 kali sehingga

#0005

koil CNT001 kan on dan menggerakkan

0103

LD

0103

OUT

CNT001
0500

koil output 0500 menjadi on.


CNT atau CNTR ini banyak digunakan
sebagai sensor ataupun limit switch

yang sifatnya bekerja berdasarkan jumlah yang diinginkan untuk


penghitungan.
5. TIM dan TIMH ( 15 )
Perintah TIM merupakan perintah sebagai waktu / timer. Sedangkan
TIMH (15) juga merupakan perintah waktu / timer, bedanya waktu yang
TNA

26

digunakan jika menggunakan TIM adalah selang waktu yang panjang


mulai dari 0,1 detik sampai 999,9 detik. Tapi jika menggunakan TIMH
selang waktunya 0,01 detik sampai 99,99 detik. Pengesetan waktu dan
jumlah

timer

yang

dipakai

tergantung

dari

kebutuhan

dengan

memasukkan data timer mulai 000 sampai dengan 511 dan pengisian
data panjang waktu yang diawali dengan tanda # atau dengan
penulisan langsung # 0060 ( berarti 3 detik ).
Contoh pemakaian perintah TIM dan TIMH ( 15 )

Mnemonic Code
ALAMAT

Dari program ini bila input 0002 on,

INSTRUKSI

DATA

0100

LD

0002

maka

0101

TIM

001

menghitung #0060 ( 3 detik ). Setelah

#0060

TIM001 berjalan 3 detik maka koil

TIM001

output

0102

LD

0103

OUT

0500

TIM001

0500

akan

on.

on

Jika

dan

input

mulai

0002

dimatikan saat TIM001 melaksanakan


perhitungan maka TIM001 akan kembali

ke setting awal. Rangkaian TIM digunakan untuk ON DELAY atau OFF DELAY.
Keadaan yang sama juga terjadi pada TIMH.
Grafik 3. Alur Waktu Perintah TIM atau TIMH ( 15 )
ON

Input 0002

OFF

ON

Koil 0500

OFF
TIM001
#0060

6.

DIFU ( 13 ) dan DIFD ( 14 )

7.

SFT ( 10 )

8.

MOV ( 21 )

9.

CMP ( 20 )

10. Dll

TNA

27

2. LADDER DIAGRAM
Ladder Diagram atau yang sering disebut dengan diagram tangga
pada PLC adalah mempunyai fungsi yang sama dengan gambar
rangkaian kontrol pada system konvensional , yaitu sebagai perangkai
peralatan control yang satu dengan yang lain. Pemakaian diagram tangga
ini

selalu

digunakan

pada

penginputan

program

pada

PLC

jika

menggunakan PC ( Personnal Computer ). Tetapi jika pengoperasian PLC


tidak menggunakan Computer, yang hanya menggunakan Programming
Console diagram tangga ini tidak mutlak untuk diketahui. Menggambar
Ladder Digram dalam PLC selalu diawali dengan garis vertikal yang mulai
dari sebelah kiri dan sering juga diakhiri garis vertikal yang berada
disebelah kanan. Pada umumnya garis vertikan yang berada pada sebelah
kanan sering juga tidak digambar. Dalam menggunakan program PLC
rangkaian pengendali ( control ) tersebut digambarkan pada diagram
tangga dengan simbol simbol sebagai berikut :
A.

SIMBOL pada PLC OMRON

Simbol PLC

: Bas bar ( bas bar awal dan bas bar akhir )

Simbol manual

: Awal / akhir dari rangkaian.


Dari Line menuju ke rangkaian.
Dari rangkaian menuju netral.

Simbol PLC

: Input / Kontak NO

Simbol manual

: Relay / kontaktor
Kontak NO ( Normally Open )
Saklar / sensor / MCB / limits switch, dll.

TNA

28

Simbol PLC

: Input / Kontak NC

Simbol manual

: Relay / kontaktor
Kontak NC ( Normally Closed )
Saklar / sensor / MCB / limits switch,dll

OUT
Simbol PLC

: Output

Simbol manual

: Koil Kontaktor
Relay ( A1 )

FUN...
Simbol PLC

: Fungsi ( FUN )

Simbol manual

: Relay pembantu
Waktu / pembanding / penghitung.

END

Simbol PLC

: Akhir program ( FUN [ 01] )

Simbol manual

:-

TNA

29

B.

ATURAN LADDER DIAGRAM


Dalam menggambar ladder diagram PLC juga mengikuti
aturan aturan yang ada dalam prosessor tersebut. Aturan ini
bertujuan agar program yang diisikan dapat beroperasi sesuai
dengan perintah sehingga tidak terjadi error program atau yang
biasa disebut dengan invalid program .

Aturan aturan program :


1. Awal gambar selalu diawali dengan bas bar kiri dan arah
gambar adalah dari kiri ke kanan atau dari bas bar ke output.

a. Benar

b. Salah

Gambar 8 . Rangkaian Antar bus bar.

2. Bas bar sebelah kanan boleh tidak digambar.

a. Benar

b.Boleh

Gambar 9 . Rangkaian dengan Bus Bar

TNA

30

3. Awal pemasangan kontak parallel diawali dari bus bar.


a

a. Benar

b. Salah

Gambar 10 . Pemasangan Kontak.


4. Setelah output tidak boleh ada kontak lagi.

e
a. Benar

b. Salah

Gambar 11. Sisipan Kontak


5. Output tidak boleh dipasang langsung pada Bus bar.

a. Benar

b.Salah

Gambar 12 . Rangkaian Output.


6. Timer, Counter, Output lain hanya dapat dihubungkan parallel.

FUN
()

Gambar 13 . Hubungan Output Parallel.


TNA

31

3. FLOW SIGN
Aliran sinyal atau flow sign merupakan jalannya arus yang mengalir
pada rangkaian yang digambar atau diprogram dalam PLC tersebut. Aliran
sinyal ini berjalan mulai dari bus bar sebelah kanan dimana alamat alamat
dituliskan. Arah aliran data input dari bus bar menuju ke output dari gambar
rangkaian program yang diisikan.

Gambar 14 . Aliran Sinyal Data.


Program dieksekusi mulai dari alamat terkecil sampai alamat
terbesar atau sampai menemukan perintah END dalam satu program dan
kembali membaca lagi dari alamat terkecil sampai alamat terbesar di
program selanjutnya.
ALAMAT INSTRUKSI DATA
0000

LD

0005

0001

AND

0003

0002

OR

1000

0358

END ( 01 )

Gambar 15. Pembacaan Program

TNA

32

LATIHAN
1. Pintu otomatis

Diskripsi kerja :
1. Pintu dalam keadaan menutup dan menekan limits switch tengah. Pada
saat itu limits switch dapat dalam keadaan ON maupun OFF.
2. Saat ada orang yang mau lewat pintu tersebut akan menginjak saklar
injak ON pada lantai, maka pintu langsung membuka.
3. Pintu membuka sampai menyentuh limits switch samping, maka pintu
akan berhenti.
4. Setelah beberapa saat pintu secara otomatis menutup kembali sampai
menyentuh limits switch tengah.
5. Jika banyak orang yang lewat sehingga saklar injak sering tertekan maka
pintu membuka terus.
6. Meskipun pintu masih dalam keadaan berjalan menutup , jika ada orang
yang akan lewat maka pintu membuka kembali.

TNA

33

2.Penggilingan Batu Aspal

Diskripsi Kerja :
1. Saat pertama jalan konveyor miring akan bekerja.
2. Bersamaan juga motor penggetar tangki atas bekerja ( ON ), saat batu batu mulai diisikan di tangki atas.
3. Batu yang berasal dari tangki atas tersebut akan dibawah oleh konveyor
miring ke tangki bawah .
4. Tangki bawah akan terisi penuh sampai menyentuh limits switch atas
sehingga motor penghancur batu akan bekerja ( ON ).
5. Ketika motor penghancur bekerja ( ON ) konveyor bawah juga bekerja
untuk mengisikan ke mobil tangki.
6. Jika batu yang dihancurhan habis hingga mengenai limits switch bawah
maka motor penghacur berhenti dan konveyor bawah beberapa saat
juga akan berhenti.
7. Proses ini akan terus berjalan berulang - ulang sampai proses dimatikan.

TNA

34

Anda mungkin juga menyukai