Anda di halaman 1dari 3

1.

Cross sectional

Studi cross sectional (potong lintang) adalah studi epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi,
maupun hubungna penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan,
penyakit, atau karakteristik terkait kesehatan lainnya, secara serentak pada individu-individu dari suatu
populasi pada saat itu (Murti,2003). Dengan demikian studi cross sectional tidak mengenal adanya
dimensi waktu. Menghitung Rasio Prevalence :

Insidence kelompok terpapar (Po) = a/a+b


Insidence kelompok tidak terpapar (P1) = c/c+d
Rasio Prevalance = Po/P1
Pada penelitian cross sectional kasus di atas, pengukuran status penyakit Thypoid dan status paparan
dilakukan pada saat yang bersamaan Setelah menentukan populasi yang akan diteliti, kemudian
dilakukan pencuplikan (random, fixed exposure, atau fixed disease sampling), lalu mengumpulkan
informasi dari individuindividu dalam sampel tentang status penyakit, paparan, atau keduaduanya.
Masingmasing individu dimasukkan ke dalam salah satu dari empat kategori yaitu terpapar
berpenyakit Thypoid, terpapar tidak Thypoid, tidak terpapar Thypoid, tidak terpapar tidakThypoid.
Berikut bagan dari penelitian cross sectional dari kasus tersebut :

Menghitung Rasio Prevalence :

Kemudian menghitung insidence kelompok terpapar (P0 = a/a+b) dan insidence kelompok tidak
terpapar (P1 = c/c+d). Setelah itu dilakukan perhitungan Rasio Prevalence = P0/P1
Jika rasio prevalensi:
RP < 1 maka faktor risiko merupakan faktor yang menguntungkan karena sifatnya
menghambat penyakit atau bersifat protektif.
RP = 1 maka faktor risiko tidak ada pengaruhnya atau bersifat netral.
RP > 1 maka faktor risiko benar-benar merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit Thypoid.

Kelebihan dan kekurangan studi cross sectional :


Kelebihan:
Mudah dilakukan dan relatif lebih murah dibandingkan studi kohort
Dapat memberikan informasi mengenai frekuensi dan distribusi penyakit yang menimpa masyarakat,
serta informasi mengenai faktor resiko atau karakteristik lain yang dapat menyebabkan kesakitan pada
masyarakat.
Dapat dipakai untuk mengetahui stadium dini atau kasus subklinis suatu penyakit, seperti pemeriksaan
pap-smear pada kanker leher rahim.
Kekurangan:
Tidak dapat dipakai untuk meneliti penyakit yang terjadi secara akut dan cepat sembuh (durasi penyakit
pendek)
Tidak dapat menjelaskan apakah penyakit atau faktor resiko (pajanan) yang terjadi lebih dulu.
Sering terjadi penyimpangan berupa bias observasi dan bias respon.
REFERENSI
Murti, Bhisma.2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Rothman, KJ,2002. Epidemiology: An introduction. New York: Oxford University Press

Anda mungkin juga menyukai