Anda di halaman 1dari 2

Pengaruh Kecepatan Udara di Dalam Tube Mill Cement Mill

Oleh

Indra Budhi Kurniawan


Manager of Utility Opertion

Kita mengetahui bahwa begitu banyak besaran proses yang sangat mempengaruhi operasional tube
mill di cement mill. Baik itu mempengaruhi kualitas maupun kuantitas semen yang dihasilkan. Salah
satu besaran tersebut adalah kecepatan udara di dalam mill. Besaran ini kadang kala kita lupakan
karena tidak secara langsung tertera pada layak kaca monitor CCR. Padahal, besaran ini adalah salah
satu besaran yang penting mengingat tidak hanya berpengaruh kepada kuantitas semen yang
digiling di dalam mill tapi juga berpengaruh pada grinding ball, kualitas dan operasional mill itu
sendiri. Memang dalam mempengaruhi, kecepatan udara tidak bisa berdiri sendiri tanpa pengaruh
besaran proses lainnya.
Kecepatan udara didalam mill dipengaruhi oleh hisapan fan di outlet mill. Fan tersebut di desain
untuk menghantarkan produk mill yang telah halus menuju ke unit peralatan berikutnya yaitu
separator (gambar 1). Selain itu, kecepatan udara tersebut digunakan untuk mendinginkan material.

(Gambar 1)
Di mill yang kita miliki kecepatan udara dikendalikan oleh bukaan damper sebelum fan C. Motor
untuk fan C adalah motor yang bersifat fix speed. Jika bukaan damper di fan C besar maka
konsekuensinya adalah kecapatan udara di dalam mill akan semakin tinggi, demikian pula
sebaliknya.

Beberapa literatur menyebutkan bahwa kecepatan optimum di dalam mill sebesar 1,2-1,5 m/s.
Bahkan, panduan yang dikeluarkan Lafarge menyebutkan kecepatan optimum sebesar 1,5 m/s
dengan beberapa rincian sebagai berikut:
-

Didalam trunnion sebesar 22-25 m/s


Di bagian partisi sebesar 8-14 m/s
Hood kurang dari 5 m/s
Droup out box kurang dari 2 m/s

Jika kecepatan di dalam mill lebih dari 1,5 m/s maka partikel kasar akan terbawa menuju ke
separator karena proses penggilingan tidak berlangsung dengan baik. Jika kecepatan didalam mill
kurang dari 0,5 m/s maka proses penggilangan menjadi tidak efisien, munculnya panas yang berlebih
karena proses pendinginan tidak optimal serta munculnya coating didalam mill maupun di grinding
ball.
Berkaitan dengan coating di grinding ball dan linner plates, coating tersebut muncul karena
temperatur di dalam mill yang terlalu tinggi. Biasanya ditandai dengan outlet mill temperatur pada
kisaran 110-120 C. Temperatur yang tinggi ini, seperti telah diuraikan sebelumnya, salah satunya
disebabkan oleh kecepatan udara di dalam mill yang terlalu rendah, selain dari temperatur terak.
Seperti kita ketahui bersama bahwa coating ini akan menyebabkan penerunan efisiensi penggilingan.
Tidak sedikit diantara kita beranggapan bahwa jika bukaan damper fan C kita perlebar untuk
meningkatkan kecepatan udara di dalam mill maka akan terjadi kebuntuan di dalam mill.
Argumentasinya adalah penambahan kecepatan mill akan menyebabkan penyumbatan grinding ball
yang sudah aus pada diafragma di dalam mill. Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Kecepatan
udara di dalam mill yang hanya sebesar 1,5 m/s masih belum mampu untuk untuk mengangkat dan
menghantarkan grinding ball aus. Sumbatan pada diafragma karena grinding ball yang aus
sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari jam operasi grinding ball tersbut. Jadi, pada penduan
pengoperasian mill, setiap jam operasi tertentu maka komposisi grinding ball harus ditinjau ulang
komposisinya. Ketika hasil tinjau ulang tersebut didapati beberapa grinding ball aus telah diambang
batas standar, maka pengisian ulang harus dilakukan.
Memang, apabila kita meningkatkan bukaan damper fan C maka kita cenderung akan meningkatkan
laju umpan ke dalam mill untuk mengimbangi putaran mill yang ampernya menurun. Namun,
penambahan umpan mill yang tidak terkontrol maka justru akan menyebabkan mill over load.
Terlebih lagi jika sistem penimbangan umpan di dekat mulut mill tidak bisa di sesuaikan secara
langsung atau otomatis dengan indikator isi material didalam mill. Oleh karena itu, disarankan untuk
unit perlatan tube mill yang sistem umpanya belum begitu baik maka penambahan umpan ketika
memperbesar bukaan damper fan C harus dilakukan secara perlahan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan mill merupakan besaran proses yang tidak
bisa begitu saja diabaikan. Jika hal ini diabaikan maka ada banyak permasalahan yang
ditimbulkannya yang bisa mengganggu kinerja produksi semen.

Anda mungkin juga menyukai