Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai mahasiswa pendidikan teknik kejuruan maka pengetahuan
mengenai dunia industri sangat penting. Mahasiswa akan memperoleh
pengetahuan atau gambaran mengenai proses produksi di suatu
perusahaan. Dalam suatu pembelajaran di sekolah maupun universitas
pengetahuan yang telah diperoleh harus dapat dikaitkan dengan kehidupan
nyata.
Undang-Undang RI. Nomor 20 tahun 2003 tentang pendidikan
nasional (pasal 1 ayat 1) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
bangsa dan negara. Oleh karena itu untuk mengembangkan keterampilan
yang diperukan masyarakat maka pengetahuan yang telah diperoleh harus
mampu di aplikasikan dengan kehidupan nyata. Untuk mengaplikasikan
ilmu atau pengetahuan tersebut maka diadakan Kuliah Kerja Lapangan
(KKL) oleh pihak perguruan tinggi. Hal ini akan membuat mahsiswa turun
langsung ke lapangan untuk memperoleh gambaran pengaplikasian ilmu
yang telah diperoleh.
Kuliah Kerja Lapngan (KKL) adalah bagian perkuliahan yang
diselenggarakan

di

Program

Pendidikan

Teknik

Mesin

yang

memanfaatkan dunia industri sebagai obyek penelitian. KKL ini


merupakan kegiatan perkuliahan yang langsung berada di lapangan
khususnya di dunia industri sehingga mahasiswa melakukan observasi
terhadap suatu fakta, khususnya yang berhubungan dengan mesin. Oleh
karena itu Program Pendidikan Teknik Mesin 2012 mengadakan Kuliah

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 1

Kerja Lapangan di 2 perusahaan industri yaitu CV. Karya Hidup Sentosa


dan PT. ED Alumunium Yogyakarta.

B. Tujuan Kuliah Kerja Lapangan


Dari rumusan masalah diatas maka tujuan diadakannya Kuliah Kerja
Lapangan (KKL) oleh PTM 2012 antara lain :
1. Mahasiswa dapat menambah ilmu pengetahuan dengan melihat,
meneliti, serta mengkaji suatu obyek di dunia industri sehingga
meningkatkan ketrampilan dan bersikap inovatif untuk diterapkan di
dunia pendidikan maupu tidak .
2. Mahasiswa mampu menerapkan teori teori pengetahuan yang telah
didapatkan dengan kenyataan.
3. Mahasiswa lebih memahami dan memperoleh gambaran gambaran
mengenai proses produksi di dunia industri karena melakukan
observasi di suatu obyek yang diteliti.
4. Mahasiswa mampu untuk berpikir kretif serta meningkatkan pola pikir
setelah melakukan penelitian di dunia industri.

C. Manfaat Kuliah Kerja Lapagan


Dari tujuan diatas maka manfaat dari Kuliah Kerja Lapangan
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai sarana meningkatkan pengetahuan mengenai dunia industri
untuk diterapkan di dunia pendidikan maupun tidak.
2. Sebagai sarana untuk menerapkan teori teori pengetahuan yang telah
didapat dengan dunia kenyataan.
3. Sebagai sarana untuk memperoleh gambaran gambaran proses
produksi di dunia industri serta mengembangkan kreativitas dan pola
pikir.
4. Sebagai sarana untuk menjalin kerjasama antara mahasiswa dengan
perusahaan industri.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 2

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pengecoran
Proses Pengecoran Pengecoran (CASTING) adalah salah satu teknik
pembuatan produk dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian
di tuangkan kedalam rongga cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari
produk cor yang akan dibuat. Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan
cirri dari proses pengecoran, yaitu :
a. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
b. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari
logam dalam cetakan
c. Pengaruh material cetakan
d. Pembekuan logam dari kondisi cair
Pengecoran (casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti
logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan
membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau dipecahpecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk
membuat bagian mesin dengan bentuk yang kompleks. Pengecoran
digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan
bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam
cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut
air misalnya beton atau gips, dan materi lain yang dapat menjadi cair atau
pasta ketika dalam kondisi basah seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika
dalam kondisi kering akan berubah menjadi keras dalam cetakan, dan
terbakar dalam perapian.
Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran
dengan sekali pakai (expendable Mold) dan ada pengecoran dengan cetakan
permanent (permanent Mold). Cetakan pasir termasuk dalam expendable

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 3

mold. Karena hanya bisa digunakan satu kali pengecoran saja, setelah itu
cetakan tersebut dirusak saat pengambilan benda coran.
Pengecoran biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan bahan
pasir. Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin.
Pembuatan cetakan secara manual dilakukan bila jumlah komponen yang
akan dibuat jumlahnya terbatas, dan banyak variasinya. Pembuatan cetakan
tangan dengan dimensi yang besar dapat menggunakan campuran tanah liat
sebagai pengikat. Dewasa ini cetakan banyak dibuat secara mekanik dengan
mesin agar lebih presisi serta dapat diproduk dalam jumlah banyak dengan
kualitas yang sama baiknya.

B. Jenis Pengecoran
1. Permanent Mold Casting
Jenis pengecoran ini , cetakannnya dapat dipakai berulang kali (terbuat
dari logam dan grafit). Pengecoran ini dikhususkan untuk pengecoran
logam non ferrous dan paduan. Kualitas pengecoran ini tergantung dari
kualitas

mold,

umumnya

dikerjakan

dengan

machining

untuk

mendapatkan kualitas yang bagus maka dikerjakan dengan proses


machining yang memiliki keakuratan yang tinggi.
Kelebihan Permanent Mold Casting:
a. Produksi Tinggi
b. Cetakan dapat dipakai berulang kali
c. Dalam operasinya tidak diperlukan tenaga ahli
d. Ketelitian produk lebih baik daripada sand casting
e. Tidak memerlukan proses lanjutan
Kekurangan Permanent Mold Casting:
a. Harga cetakan mahal
b. Perlu perhitungan yang tepat dalam mengerjakan cetakan
c. cetakan untuk satu macam produk

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 4

d. ukuran produk kecil dan sederhana


e. tidak dapat mengecor baja

2. Centrifugal Casting
Prinsip pengecoran ini menuangkan logam cair ke dalam cetakan yang
berputar dan akibat gaya centrifugal logam cair akan termampatkan
sehingga diperoleh benda kerja tanpa cacat. Pengecoran ini digunakan
secara intensif untuk pengecoran plastik , keramik, beton dan semua
logam.
Kelebihan Centriugal Casting :
a. Riser tidak diperlukan
b. Produk yang berlekuk-lekuk dapat diproses dengan kualitas
permukaan baik
c. toleransi dimensi kecil
d. ketebalan benda kerja uniform
Kekurangan Centrifugal Casting :
a. Harga peralatan mahal
b. Biaya maintenance mahal
c. Laju produksi rendah
d. One product in one mold
e. Gaya centrifugal besar

Pengecoran Centrifugal dapat dibagi 2 macam , yaitu:


1) Pengecoran Centrifugal Mendatar
2) Pengecoran Centrifugal Vertikal

3. Investment Casting
Proses pengecoran dengan pola tertanam dalam rangka cetak , kemudian
pola dihilangkan dengan cara pemanasan sehingga diperoleh rongga cetak.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 5

Pola biasanya terbuat dari lilin (wax) , plastik atau mateial yang mudah
meleleh . Pengecoran ini sering juga disebut waxlost casting.
Prosedur Investment Casting:
1) Membuat Master Pattern
2) Membuat Master Die
3) Membuat Wax Pattern 4
4) Melapisi Wax Pattern
5) Mengeluarkan Wax Pattern dari Mold
6) Preheat Mold
7) Menuangkan logam cair
8) Mengeluarkan Produk
Proses yang termasuk juga Investment Casting adalah full mold process
dan lost foam process.

4. Die Casting
Proses ini mempergunakan tekanan dalam memasukkan logam cair ke
dalam rongga cetakan dan dengan dibawah tekanan dibiarkan membeku .
Die Casting umumnya untuk logam non Ferrous dan paduan . Die
biasanya terbuar dari baja yang dikeraskan. Kelebihan die casting :
1) Ukuran dan bentu benda sangat tepat
2) Jarang menggunakan proses finishing
3) Baik untuk produksi massal
4) Waste material rendah.
Kekurangan Die Casting :
1) Harga mesin dan cetakan mahal
2) Bentuk benda kerja sederhana
3) Benda kerja harus segera dikeluarkan
4) Berat dan ukuran produk terbatas
5) Umur cetakan menurun

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 6

5. Hot Chamber Casting


Pada proses ini , tungku pencair logam jadi satu dengan mesin cetak dan
silinder injeksi terendam dalam logam cair. Silinder injeksi digerakkan
secara pneumatik atau hidrolik. Pada umumnya die Casting jenis ini
hanya cicik untuk deng, timah putih, timbal dan paduannya. Pada mesin
ini mempunyai komponen utama : silinder plunger , leher angsa (goose
neck) dan nozzle. Logam cair ditekan ke dalam rongga cetakan dengan
tekanan tetap dipertahankan salama pembekuan terjadi. Leher angsa yang
terendam logam cair sewaktu plunger pada kedudukan teratas . Kemudian
logam cair diinjeksikan ke rongga cetakan dengan amat cepat.

C. Cetakan Pasir
Secara umum cetakan harus memiliki bagian-bagian utama sebagai
berikut :
1. Cavity (rongga cetakan)
Merupakan ruangan tempat logam cair yang dituangkan kedalam cetakan.
Bentuk rongga ini sama dengan benda kerja yang akan dicor. Rongga
cetakan dibuat dengan menggunakan pola.

2. Core (inti)
Fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti dibuat terpisah
dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan digunakan. Bahan inti
harus tahan menahan temperatur cair logam paling kurang bahannya dari
pasir.

3. Gating sistem (sistem saluran masuk)


Merupakan saluran masuk kerongga cetakan dari saluran turun. Gating
sistem suatu cetakan dapat lebih dari satu, tergantung dengan ukuran
rongga cetakan yang akan diisi oleh logam cair.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 7

4. Sprue (Saluran turun)


Merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi vertikal. Saluran ini
juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan penuangan yang
diinginkan.

5. Raiser (penambah)
Merupakan cadangan logam cair yang berguna dalam mengisi kembali
rongga cetakan bila terjadi penyusutan akibat solidifikasi.

Proses pengecoran dengan cetakan pasir merupakan proses yang tertua


dalam proses pembuatan benda dari bahan logam. Menurut perkiraan proses
pengecoran ini sudah dilakukan orang antara tahun 4000 sebelum Masehi.
Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti
menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak,
membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair,
membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk
cord an membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses pengecoran
dengan cetakan pasir masih menjadi andalan industri pengecoran terutam
industri-industri kecil..
1. Pasir
Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika
(SiO2).Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka
waktu lama.Alasan pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena
murah dan ketahanannya terhadap temperature tinggi. Ada dua jenis pasir
yang umum digunakan yaitu naturally bonded(banks sands) dan synthetic
(lake sands).Karena komposisinya mudah diatur, pasir sinetik lebih disukai
oleh banyak industri pengecoran.
Pemilihan jenis pasir untuk cetakan melibatkan bebrapa faktor penting
seperti bentuk dan ukuran pasir. Sebagai contoh , pasir halus dan bulat
akan menghasilkan permukaan produk yang mulus/halus. Untuk membuat
pasir cetak selain dibutuhkan pasir juga pengikat (bentonit atau

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 8

clay/lempung) dan air.Ketiga Bahan tersebut diaduk dengan komposisi


tertentu dan siap dipakai sebagi bahan pembuat cetakan.
Ada tiga jenis cetakan pasir yaitu green sand, cold-box dan no-bake mold.
Cetakan yang banyak digunakan dan paling murah adalah jenis green sand
mold (cetakan pasir basah). Kata basah dalam cetakan pasir basah berati
pasir cetak itu masih cukup mengandung air atau lembab ketika logam cair
dituangkan ke cetakan itu. Istilah lain dalam cetakan pasir adalah skin
dried. Cetakan ini sebelum dituangkan logam cair terlebih dahulu
permukaan dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan.Karena itu
kekuatan cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan pada
pengecoran produk-produk yang besar.
Dalam cetakan kotak dingin (box-cold-mold), pasir dicampur dengan
pengikat yang terbuat dari bahan organik dan in-organik dengan tujuan
lebih meningkatkan kekuatan cetakan.Akurasi dimensi lebih baik dari
cetakan pasir basah dan sebagai konsekuensinya jenis cetakan ini lebih
mahal.
Dalam cetakan yang tidak dikeringkan (no-bake mold), resin sintetik cair
dicampurkan dengan pasir dan campuran itu akan mengeras pada
temperatur kamar. Karena ikatan antar pasir terjadi tanpa adanya
pemanasan maka seringkali cetakan ini disebut juga cold-setting
processes. Selain diperlukan cetakan yang tinggi, beberapa sifat lain
cetakan pasir yang perlu diperhatikan adalah permeabilitas cetakan
(kemampuan untuk melakukan udara/gas).
2. Pola
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola
dapat dibuat dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material
pola tergantung pada bentuk dan ukuran produk cor, akurasi dimensi,
jumlah produk cor dan jenis proses pengecoran yang digunakan.
Jenis-jenis pola :
a. Pola tunggal (one pice pattern - solid pattern)

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 9

Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan jumlah


produk sedikit.Pola ini dibuat dari kayu dan tentunya tidak mahal.
b. Pola terpisah (spilt pattern)
Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh
rongga cetak dari masing-masing pola. Dengan pola ini, bentukproduk
yang dapat dihasilkan rumit dari pola tunggal.
c. Match-piate pattern
Jenis ini popular yang digunakan di industri.Pola terpasang jadi satu
dengan suatu bidang datar dimana dua buah pola atas dan bawah
dipasang berlawanan arah pada suatu pelat datar.Jenis pola ini sering
digunakan bersama-sama dengan mesin pembuatan cetakan dan dapat
menghasilkan laju produksi yang tinggi untuk produk-produk kecil
3. Inti
Untuk produk cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin
kendaraan atau katup-katup biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan
dalam rongga cetak sebelum penuangan untuk membentuk permukaan
bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah cetakan membeku dan
dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik, tahan panas
dan tidak mudah hancur (tidak rapuh).
Agar inti tidak mudah bergeser pada saat penuangan logam cair,
diperlukan dudukan inti (core prints).Dudukan inti biasanya dibuatkan
pada cetakan seperti pada gambar.pembuatan inti serupa dengan
pembuatan cetakan pasir yaitu menggunakan no-bake, cold-box dan shell.
Untuk membuat cetakan diperlukan pola sedangkan untuk membuat inti
dibutuhkan kotak inti.

D. Proses Pengecoran
Untuk membuat coran, maka langkah yang perlu ditempuh adalah seperti
gambar dibawah ini.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 10

Gamba 1 Skema Proses Pengecoran

1. Pencairan logam
Langkah pertama adalah mencairkan logam. Logam yang ingin dijadikan
sebagai material bahan baku produk yang ingin dibuat dicairkan terlebih
dahulu. Untuk mencairkan logam, tanur atau tungku yang digunakan
bermacam-macam. Umumnya, tanur induksi frekuensi rendah digunakan
untuk besi cor, tanur busur listrik atau tanur induksi frekuensi tinggi
digunakan untuk baja tuang, dan tanur krus untuk paduan tembaga atau
coran paduan ringan.

2. Pembuatan cetakan
Proses selanjutnya adalah pembuatan cetakan. Cetakan biasanya dibuat
dengan cara meemadatkan pasir. Pasir yang digunakan terkadang pasir
alam atau pasir buatan yang mengandung tanah lempung. Terkadang juga
dicampurkan pengikat khusus seperti semen, resin furan, resin fenol, atau

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 11

minyak pengering. Pengikat khusus tersebut dapat memperkuat cetakan


atau mempermudah operasi pembuatan cetakan.
Selain cetakan pasir, ada juga cetakan logam. Ketika proses penuangan,
logam cair akan masuk melalui pintu cetakan (saluran masuk) sehingga
pintu cetakan harus dibuat sedemikian rupa supaya aliran logam cair tidak
terganggu.

3. Penuangan cairan logam


Setelah cetakan dan logam cairnya sudah jadi, selanjutnya menuangkan
logam cair tersebut ke dalam cetakan. Pada umumnya, logam cair
dituangkan dengan pengaruh gaya berat (dituang biasa). Tapi terkadang,
digunakan tekanan pada logam cair selama atau setelah penuangan.

4. Pembongkaran cetakan
Setelah dituang dan logam telah mendingin dan mengeras, coran
dikeluarkan dari cetakan dan dibersihkan atau diproses lebih lanjut lagi.

5. Pembersihan coran
Kemudian coran dibersihkan dengan disemprot mimis atau semacamnya
agar hasilnya terlihat bagus. Lalu dilakukan pemeriksaan visual untuk
melihat kerusakan serta pemeriksaan dimensi untuk melihat apakah
ukuran sudah sesuai desain atau belum. Selain itu, bisa juga dilakukan
pemeriksaan metalurgi untuk mencari kerusakan dalam, semisal dengan
pengujian supersonik atau pemeriksaan radiografi. Bisa juga dilakukan uji
kekuatan, struktur mikro, dan komposisi kimia pada hasil coran.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 12

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Kuliah

Kerja

Lapangan

Program

Pendidikan

Teknik

Mesin

dilaksanakan pada :
Hari, tanggal

: Rabu, 5 November 2014

Waktu

: 09.00 WIB 15.00 WIB

Tempat

: CV. Karya Hidup Sentosa dan PT. ED Alumunium Jogja

B. Prosedur Pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan


Dalam melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan terdapat beberapa
tahap yang dilakukan.

Tahap Perencanaan
Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Pengolahan Data
Tahap Penyajian
Gambar 2 Bagan Prosedur Pelaksanaan KKL

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 13

1. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan kegiatan berdiskusi yang dilakukan untuk
melakukan KKL yang diikuti oleh semua mahasiswa PTM 2012. Tahap
perencanaan ini meliputi :
a. Melakukan pembentukan panitia KKL dengan hasil sebagai berikut :
1) Penasehat

: Drs. Sutrisno, M.Pd, M.T (Ketua Jurusan PTK)


Yuyun Estriyanto, S.T,

M.T (Ketua Program

PTM)
2) Pemimbing : Budi Harjanto, S.T., M.Eng
3) Panitia pelaksana
Ketua

: Nicolas Subet Yamadi

Wakil Ketua

: Adzin Kondo Nurbuwat

Sekretaris

: Amardhia
Suparyani

Bendahara

: Afifah
Arief Suryo Wibowo

Seksi-Seksi :
P3K

: Rochim Toat
Slamet Widodo R

Koordinator

: Maedanu Fasola Putra


Ichsan Rusdiyanto

Dokumentasi

: Arya Sidiq
Dyah Septi W

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 14

Hafiidhiya Janata A
Hanief Iqbal S
b. Mendata peserta yang mengikuti kegiatan KKL
c. Melakukan kesepakatan biro perjalanan yang dilakukan untuk
berlangsungnya kegiatan KKL

2. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi :
a. Permohonan proposal ke Jurusan PTK untuk melaksanakan kegiatan
KKL
b. Membuatan susunan acara yang akan dilakukan di KKL
c. Menghubungi

perusahaan

yang

akan

dikunjungi

(penentuan

perusahaan) dan mengajukan proposal serta ijin melakukan


kunjungan sesuai dengan ketentuan yang ada dalam proposal.
d. Pengajuan

surat

permohonan

dan

undangan

kepada

dosen

pembimbing KKL.

3. Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan
dalam Kuliah Kerja Lapangan.
a. Mahasiswa tiba di CV. Karya Hidup Sentosa dan melaksanakan
observasi, meneiti, serta menginterview pukul 09.00 WIB sampai
pukul 11.00 WIB.
b. Mahasiswa melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan di PT. ED
Alumuniun Yogyakarta pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB
untuk tanya jawab, melihat, mengamati, serta memahami proses
pengecoran pembuatan alat rumah tangga.

4. Tahap Pengolahan Data

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 15

Setelah mahasiswa melakukan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan dan


mendapatkan informasi yang diinginkan maka mahasiswa mengolah data
yang diperoleh. Selanjutnya menyusun laporan kegiatan pelaksanaan
Kuliah Kerja Lapangan dalam bentuk laporan tertulis.

5. Tahap Penyajian Data


Penyajian data dilakukan setelah mahasiswa mengolah dan
menyusun data dalam bentuk laporan yang kemudian disajikan dalam
bentuk Hard file yang dikumpulkan pada hari Jumat, 28 November 2014.

C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang
tujuan diadakannya Kuliah Kerja Lapangan Pendidikan Teknik Mesin 2012
antara lain :
1. Tempat atau Lokasi
Tempat atau lokasi harus berkaitan dengan tujuan diadakannya KKL,
sehingga informasi yang didapat tepat sasaran.

2. Narasumber
Narasumber yang terdapat di perusahaan (Karyawan, HRD, atau
pimpinan perusahaan) harus mampu menjelaskan tentang informasi yang
ingin didapatkan oleh mahasiswa mengenangi proses produksi, proses
berjalannya mesin, dan lain sebagainya.

3. Aktivitas
Mahasiswa dalam memperoleh informasi tidak hanya berasal dari
narasumber tetpai juga dari aktivitas yang di kerjakan di perusahaan
industri. Dengan mengamati aktivitas atau kegiatan yang ada maka
mahasiswa akan memperoleh pengetahuan dengan mengkaitan teori yang
telah didapat sebelumnya.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 16

4. Dokumen
Dalam memperoleh informasi atau pengetahuan yang kurang jelas maka
mahasiswa

bebas

mengakses

arsip

atau

dokumen

yang

telah

disebarluaskan di internet pada situs perusahaan yang resmi.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui :
1. Metode Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggali informasi mengenai perusahaan dan proses produksi melalui
tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti (mahasiswa)
terhadap narasumber atau sumber data.
2. Metode Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengamati proses produksi,
obyek, mesin yang bekerja serta hasil produksi di perusahaan sehingga
gambaran tentang proses produksi menajadi jelas.
3. Dokumen
Mengumpulkan data dengan mengumpulkan dokumen yang telah
diterbitkan oleh perusahaan,

E. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan


Dalam melaksanakan suatu kegiatan pasti terdapat faktor pendukung
dan penghambat berjalanya kegiatan tersebut. Faktor pendukung pelaksanaan
Kuliah Kerja Lapangang Pendidikan Teknik Mesin 2012 adalah sebagai
berikut :
1. Mendapat ijin dari ketua jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan dan ketua
Program Pendidikan Teknik Mesin untuk melaksanakan Kuiah Kerja
Lapangan
2. Mendapatkan ijin dari dosen yang diambil harinya untuk melaksanakan
kegiatan Kuliah Kerja Lapangan.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 17

3. Mendapatkan ijin dari CV. Karya Hidup Sentosa dan PT. ED Alumunium
Yogyakarta sebagai tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan.
4. Kerjasama semua mahasiswa Pendidikan Teknik Mesin 2012.

Selain faktor pendukung pelaksanaan kegiatan juga terdapat faktor


penghambat pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan, antara lain :
1. Alokasi waktu yang relatif singkat di tempat pelaksanaan membuat
mahasiswa terburu - buru dalam mengamati obyek dan melakukan
interview.
2. Peraturan perusahaan CV. Karya Hidup Sentosa melarang pengambilan
foto saat melihat proses produksi sehinggan gambaran proses produksi
kurang jelas.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 18

BAB IV
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. CV. Karya Hidup Sentosa


1. Profil Perusahaan
a. Sejarah Nama Perusahaan
CV. Karya Hidup Sentosa adalah pabrik alat atau mesin
pertanian yang didirikan pada tahun 1953, di Yogyakarta oleh Bapak
dan Ibu Kirjo Hadi Suseno. Pada tahun 1972 CV. KHS mendapatkan
penghargaan Anugerah Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI2. Setahun kemudian, pada th 1973 CV. KHS melakukan joint venture
dengan Kubota Corp. dengan mendirikan pabrik mesin PT. Kubota
Indonesia (PT. KI) di Semarang. Dan kini CV. KHS telah mendapat
sertifikat ISO 9001:2000. CV. KHS memproduksi alat-alat pertanian
dengan merk Quick, seperti traktor tangan (power tiller), power
thresher dan sebagainya.
Merk Quick asalnya dari seorang pelanggan. Waktu itu produk
CV. KHS belum bermerk, pelanggan tersebut menawarkan diri untuk
memberi nama merk, kemudian seorang pelanggan menanyakan nama
pemilik yaitu Kwik Hing Sie ( Pak Kwik) dari nama tersebut diambil
kata "Kwik" ditransformasi ke dalam bahasa Inggris menjadi Quick
(cepat) kemudian Quick diusulkan menjadi nama merk dan bapak
Kirjo Hadi Suseno setuju. Sejak itu produk mesin dan alat pertanian
produksi CV. KHS diberi merk Quick dan telah didaftarkan paten
merk .Dari penamaan merk pun adalah usulan dari pelanggan (
Customer Oriented ).

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 19

Traktor tangan Quick merupakan produk andalan dan menjadi


market leader di Indonesia juga export ke negara lain. CV. KHS juga
mengembangkan produk lain, seperti generating set dan memproduksi
exhaust manifold dan sudah export ke Kubota Corp. Japan, spare parts
otomotif dan spare parts mesin textile. CV. Karya Hidup Sentosa
berkomitmen untuk menghasilkan produk - produk yang berkualitas
dan sebagai jaminan kualitas, CV. Karya Hidup Sentosa telah
mendapat sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001:2008 (Certificate
ID08/1223).
CV. KHS memiliki 7 kantor cabang pemasaran di Yogyakarta,
Jakarta, Surabaya, Tanjung Karang, Makassar, Medan, dan Sidrap,
serta didukung lebih dari 400 dealer / toko yang tersebar di seluruh
Indonesia. CV. KHS bekerjasama dengan Kubota Corp. mendirikan
pabrik perakitan Mesin Diesel Horisontal Kubota di Semarang yang
bernama PT. Kubota Indonesi, merupakan Joint Venture perusahaan
antara Indonesia dan Jepang dimana CV Karya Hidup Sentosa
merupakan salah satu dari pemegang saham sekaligus merupakan
dealer utama dari PT. Kubota Indonesi.

b. Kebijakan Mutu Perusahaan


Kebijakan Mutu (Quality Policy) CV. Karya Hidup Sentosa
adalah menjadi produsen traktor tangan terkemuka di pasar nasional,
melalui inovasi dan perbaikan terus menerus dengan komitmen total
demi kepuasan pelanggan. Untuk mewujudkan Kebijakan Mutu
tersebut di atas, maka CV. Karya Hidup Sentosa senantiasa berupaya
keras dan berkomitmen tinggi untuk :
1) Memberikan kepuasan kepada pelanggan
2) Menjaga pertumbuhan dan pengembangan perusahaan
3) Memiliki keunggulan bisnis dengan
4) Menciptakan produk yang berkualitas dan inovatif dengan harga
bersaing.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 20

5) Membangun jaringan distribusi yang luas dan kuat


6) Membentuk sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi
7) Melakukan perbaikan yang berkesinambungan dengan cepat

Saat ini CV Karya Hidup Sentosa sudah mengekspor ke beberapa


negara Asia, Asia Pasifik, Afrika dan Amerika Latin.

c. Bidang Usaha CV. Karya Hidup Sentosa


Bidang Usaha CV Karya Hidup Sentosa antara lain :
1) Mesin pertanian :
a) Traktor tangan QuicQUICK atau power tille
b) Traktor roda empat KUBOTA atau four wheel traktor
c) Mesin perontok QUICK atau power thresher
d) Pompa air set atau water pump set
e) Alat tanam atau transplanter
f) Alat Pengolah Pupuk Organik (APPO) set

2) Mesin diesel
a) Mesin diesel horisontal Kubota (Dealer Utama)
b) Mesin diesel vertikal Kubota (Dealer Utama)

3) Produk genset :
a) Quick Generator Sound Proof (Kubota engine + alternator
Denyo / Stamford)
b) Quick Generator Open Type (Kubota engine + alternator
Denyo / Stamford)
c) AMF (Automatic Main Failure) untuk generator
d) Alternator Denyo / Stamford
e) Tower lamp Quick

4) Produk cast iron dan finish part dari bahan:

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 21

a) FC 20-30 dan FCD 40-80

5) Spare Part :
a. Spare part alat pertanian
b. Spare part mesin diesel horisontal
c. Spare part mesin diesel vertikal
d. Rubber roll
e. V-belt
f. Gasket
g. Bearing
h. Piston Ring
i. Chain

2. Kantor Pusat dan Cabang


a. Kantor Pusat dan Pabrik
Alamat

: Jl. Magelang 144, Yogyakarta 55241


Indonesia, Telp. 0274-512095, 563217
Fax. 0274-563523

Email

: operator1@quick.co.id

Website

: www.quick.co.id

Status

: Private Company

Mulai Beroperasi

: tahun 1953

Brand Name

: QUICK

Keanggotaan Asosiasi : APLINDO, ALSINTANI


Direktur Utama

: Drs. Hendro Wijayanto, Akt

Direktur Pemasaran

: Dra. Wenny Widajanti

b. Kantor Cabang Yogyakarta


Jl. Magelang 144, Yogyakarta 55241 Indonesia
Telp. 0274-563217, 512095
Fax. 0274-563523

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 22

Email: ygy@quick.co.id

c. Kantor Cabang Jakarta


Jl. Gajah Mada 154, Jakarta Indonesia
Telp. 021-6292044, 6490020
Fax. 021-6490013
Email: jkt@quick.co.id

d. Kantor Cabang Surabaya


Jl. Kebon Rojo 6 BB, Surabaya - Jawa Timur, Indonesia
Telp. 031-3525687, 3525688, 3525076
Fax. 031-5340454
Email: sby@quick.co.id

e. Kantor Cabang Tanjungkarang


Jl. Raden Intan 159, Tanjungkarang - Lampung, Indonesia
Telp. 0721-268498, 268495
Fax. 0721-268498
Email: tjk@quick.co.id

f. Kantor Cabang Makassar


Jl. Kima 4 No. M4 Daya Kec. Biringkanaya, Makassar - Sulawesi
Selatan, Indonesia
Telp. 0411-514573
Fax. 0411-514573
Email: mks@quick.co.id

g. Kantor Cabang Medan


Jl. Letda Sujono, Komplek Pergudangan Tembung Intan No. 13,
Medan - Sumatera Utara, Indonesia
Telp. 061-7384680

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 23

Fax. 061-7384680
Email: mdn@quick.co.id

h. Kantor Cabang Pembantu Sidrap


Jl. Poros Parepare-Sidenreng Rappang, Kelurahan Batu Lappa,
Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidenreng Rappang - Sulawesi
Selatan, Indonesia
Telp. 082192906262, 088804250543
Email: sidrap@quick.co.id

3. Fasilitas Produksi
a. Riset dan Desain (R & D)
Dalam

merancang

sebuah

produk,

CV.

KHS

menggunakan

softwarecomputer yang canggih dan modern, yaitu :


1) CAD (computer Aided Desaign) untuk membuat gambar kerja
yangberkualitas baik.
2) CAE (Computer Aided Engineering) untuk menghitung kekuatan
desain

b. Riset dan Uji Coba


Produk baru yang diciptakan CV. KHS dilakukan dengan riset dan
ujilapangan yang terencana dalam pengawasan yang teliti, sehingga
menghasilkan produk berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan
konsumen.

c. Permesinan (Machining Workshop)


Untuk menghasilkan produk berkualitas baik, pabrik CV. KHS
menggunakan mesin-mesin dengan teknologi tinggi dan memakai
software,CAD, CAM (Computer Aided Design-Computer Aided
Manufacturing).

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 24

1) Sarana mesin CNC :CNC Machining Center, CNC Lathe, CNC


Grinding, CNC Induction Hardening (86 unit)
2) Mesin Automatic dan Convensional :Lathe, grinding, Boring,
Milling, Drill/Tapping, Broaching, ResharpheningTools, facing &
Centering (58 unit) dan mesin pembuat gear (30 unit)

d. Pengecoran Logam (Foundry)


CV. KHS memiliki unit pengecoran logam dengan kapasitas 1,5 ton
dan 0,5 ton menggunakan tanur induksi dengan daya listrik sebesar 1.4
Megawatt. Didukung dengan laboratorium yang memantau kualitas
logam agar sesuai standard yang ditetapkan seperti sand laboratories,
metallo graphic laboratories, microstructur, CE Meter, spectrometer
analyzer. Fasilitas di pengecoran logam : sand mixer, moulding
machine, shotblasting machine, pattern shop, sand plant,medium
frequency induction furnace, tilting furnace for aluminium, shell
coremachine, pedestal grinder.

e. Pengerjaan Plat (Sheet Metal Working)


Untuk

menghasilkan

produk

berkapasitas

besar,

PT

KHS

memilikifasilitas mesin
1) Mesin press hidrolik kapasitas 50-600 ton (6 unit)
2) Mesin power press kapasitas 80-200 ton (16 unit)

f. Quality Control Pabrik


CV KHS sudah mendapatkan sertifikat Manajemen Mutu ISO 9001
:2008 yang bertaraf Internasional dan telah mengaplikasikannya dalam
setiap proses bisnis sehingga kualitas produksi terjaga dengan baik.
Untuk

mengahsilkan Standar Kualitas yang baik, Pabrik sudah

memiliki banyak alat Quality Control serta mesin mesin inspeksi


yang presisi dan juga mesin CNC dengan ketelitian yang tingi. Produk
yang dihasilkan oleh CV. KHS antara lain

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 25

1) Tracktor Tangan Quick dengan beberapa type


2) Power Threser Quick
3) Diesel Horisontal-Kubota
4) Diesel Vertikal-Kubota
5) Generator Set Quick
6) APPO
7) Spare Part
8) Alat Tanam Kubota

B. PT. ED Alumunium
1. Sejarah Perusahaan
ED Alloycasting Production

C-MAXI adalah perusahaan yang

awalnya bergerak dalam bidang pengecoran peralatan rumah tangga yang


berbahan baku aluminium. Untuk mengembangkan usaha, maka
perusahaan ini mengembangkan sayap dalam bidang pembuatan produk
presisi seperti spare part sepeda, pembuatan part presisi lainnya sesuai
dengan pesanan konsumen, pembuatan mould (cetakan) keramik maupun
besi yang berbahan baku terspesifikasi dari aluminium seri 1 sampai 7.
Usaha ini berdiri dari tahun 1958, yang dulunya hanya mencetak 2
jenis produk dan hanya menggunakan mesin yang sangat tradisional
seperti mesin bubut yang digerakkan dengan kaki. Namun, kini usaha ini
sudah mampu mencetak hingga lebih dari 100 jenis produk dan
menggunakan mesin-mesin modern diantaranya mesin milling CNC dan
mesin bubut CNC. Sedangkan untuk pengoperasian mesin CNC
menggunakan software Mastercam V 9 dan Auto Desk.
Alasan melakukan usaha ini yaitu :
a. Memanfaatkan limbah rumah tangga khusunya aluminium bekas agar
ramah lingkungan
b. Memberikan produk yang standart dengan produk luar negeri dan
dengan harga yang terjangkau
c. Mengurangi angka pengangguran di Kota Yogyakarta

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 26

d. Mampu memberikan pelatihan, masukan kepada IKM Logam lain


khususnya di Kota Yogyakarta

2. Profil Perusahaan
Nama Perusahaan

: PT. ED Alumunium

Alamat

: Jalan Ki Guno Mrico 414 Giwangan, Umbulharjo


RT 026/09, Giwangan, Umbul Harjo Kota:
Yogyakarta Kode pos: 55163 Nomor Telepon:
0274 371487

No. Telpon

: +622747486689

E-mail

: alloycasted@gmail.com

Bidang Usaha

a. Pembuatan Peralatan Rumah Tangga Aluminium


b. Pembuatan Spare Part Sepeda
c. Pembuatan Produk Presisi Aluminium
Bidang Jasa

a. Pembuatan Moulding Keramik dan Besi


b. Casting Aluminium
Tahun Berdiri

: 1958

Ijin Gangguan (HO)

: 503-1457/124.UH/2005

SIUP

: 201/12-05/PK/X/1991

TDP

: 081/IZ/A/12/X/1994

NIPIK

: 09.3471.0067

NPWP

: 6.655.585.5-541

Sertifikat ISO

: B4t QSC Reg No. 314/SEM-09/149

3. Visi dan Misi Perusahaan


Perusahaan ED Alumunium memiliki visi dan misi sebagai berikut :

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 27

a. Visi
Menjadi pilihan utama dalam pemenuhan kebutuhan perlatan rumah
tangga alumunium yang berkualitas.
b. Misi
1) Melaksanakan Pelayanan prima pelanggan
2) Mempercepat pemenuhan kebutuhan pasar
3) Melakukan

pengengembangan

dan

inovasi

produksi

secara

berkelanjutan
4) Melakukan efisiensi untuk menghasilkan produk dengan harga
terjangkau
5) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia
6) Meningkatkan saran dan prasarana untuk menghasilkan produk
yang bermutu

4. Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu


Kebijakan mutu dan sasaran mutu PT. ED Alumunium yaitu :
a. Kebijakan Mutu
Dalam rangka pemenuhan persyaratan ISO 9001 200 yang
diterapkan dalam operasional kerja ED Industri Alumunium di
bidang peralatan rumah tangga maka telah ditetapkan kebijakan mutu
yaitu memberikan produk dengan mutu setara produk pabrikan
dengan harga terjangkau:. Untuk melaksanakan kebijakan mutu
tersebut maka telah ditetapkan sasaran mutu sebagai target kinerja
tahunan perusahaan.

b. Sasaran Mutu
1) Jumlah pelanggan dan omset oenjualan meningka, minimal 5%
per tahun
2) produk yang dikembalikan pedagang karena cacat, tidak boleh
lebih dari 5%

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 28

3) Ketersediaan produk barang jadi, minimal untuk pemenuhan


kebutuhan 1 minggu kedepan
4) Produk tidak sesuai pada setiap tahapan proses, tidak lebih dari
5%
5) Memberi pelatihan teknis dan menejemn kepada karyawan, minal
2 kali dalam satu tahun.

BAB V
PEMBAHASAN

A. Proses Produksi
PT. ED Alumunium adalah sebuah perusahaan yang mengahasilkn
produk, seperti alat rumah tangga dengan cara pengecoran dalam proses
pembuatannya. tahapan dalam pembuatan produk yaitu proses pengecoran,
quality control, penyimpanan barang sebelum dipasarkan dan distribusi.

Proses
Pengecoran

Quality Control

penyimpanan
barang

Distribusi

Gambar 3. Skema Proses Produksi


1. Proses Pengecoran
PT. ED Alumuniun dalam membuat sebuah produk alat rumah tangga
menggunakan proses pengecoran. Proses pengecoran terdiri dari :

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 29

peleburan
logam

penuangan
logam cair

Finishing

pengangkatan
hasil coran

pengangkatan
cetakan

Gambar 4. Proses Pengecoran di PT. ED Alumunium

a. Peleburan logam
Langkah pertama dalam pengecoran di PT ED Alumunium adalah
peleburan logam dengan bahan baku alumunium batangan. Bahan
yang digunakan menentukan kualitas prosuk yang dihasilka.
peleburan ini menggunakan cara yang masih konvensional dengan
panas yang tinggi.

Gambar 5. Peleburan Logam

b. Penuangan Logam Cair


Cetakan yang digunakan sudah disiapkan sebelumnya,

sehingga

proses yang diamati setelah proses peleburan logam adalah penuangan

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 30

logam cair pada cetakan yang digunakan yaitu cetakan berbentuk alat
penggorengan.

Gambar 6. Penuangan Logam Cair

c. Pengangkatan Cetakan
Setelah logam cair yang didalam cetakan dingin dan mengeras maka
langkah selanjutnya adalah membuka tutup cetakan.. Selain itu
cetakan juga perlu di berikan cairan pendingin sebelum digunakan
kembali.

Gambar 7. Pemberian Cairan Pendingin

d. Pengangkatan Hasil Coran


Langkah selanjutnya setelah mengangkat tutup cetakan adalah
mengangkat hasil coran berupa benda jadi (penggorengan).

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 31

Gambar 8. Mengangkat Hasil Coran

e. Finishing
setelah benda atau hasil cetakan maka langkah selanjutnya adalah
finishing. Dalam proses ini terdiri dari pembubutan dan pengikiran.
Pembubutan dilakukan agar permukaan lebih halus, mengkilap, dan
ukuran sesuai yang di inginkan. Dalam pembubutan ini pemahatan
dilakukan dengan tangan manusia, yaitu dengan sebuah besi yang
diujungnya terdapat pahat bubut.

Gambar 9. Membubut Benda Hasil Coran

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 32

Selain membubut benda hasil coran, langkah finishing yang dilakukan


adalah pengikiran pada permukaan benda yang masih tajam supaya
saat dipasarkan tidak membahayakan konsumen.

Gambar 10. Mengikir Benda Jadi

2. Proses Quality Control


Proses produksi selanjutnya adalah proses Quality Control

yaitu

memeriksa dan meneliti benda yang telah selesai dikerjakan, kemudian


apabila terdapat benda yang gagal, terdapat cacata atau kurang sempurna
dipisahkan dengan benda yang telah sempurna. Quality Control ini
bertujuan agar konsumen tidak kecewa dengan hasil produk PT. ED
Alumunium serta memuaskan pelanggan.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 33

Gambar 11. Barang kurang sempurna

3. Penyimpanan Barang
Setelah proses pemisahan antara barang yang sempurna dengan barang
yang terdapat cacat maka langkah selanjutnya adalah penyimpanan
barang.Barang yang sempurna kemudian di simpan di gudang
penyimpanan guna siap untu di distribusikan.

Gambar 12. Gudang Penyimpanan Barang

4. Distribusi
barang yang telah siap dipasarkan akan di distribusikan oleh pihak
perusahaan dan juga bisa diambil oleh pedadang.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 34

Gambar 13. Barang siap di Distribusikan

B. Hasil Pengecoran

Gambar 14. Hasil Pengecoran

Gambar 15. Hasil Pengecoran (Loyang)

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 35

Gambar 15. Hasil Pengecoran (Panci Penanak Nasi)

Gambar 17. Hasil Pengecoran (Penggorengan)

Gambar 18. Hasil Pengecoran

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 36

BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan sebgai berikut :
1. CV. KHS memproduksi alat-alat pertanian dengan merk Quick, seperti
traktor tangan (power tiller), power thresher dan sebagainya. CV. KHS
juga

mengembangkan

produk

lain,

seperti

generating

set

dan

memproduksi exhaust manifold dan sudah export ke Kubota Corp. Japan,


spare parts otomotif dan spare parts mesin textile.
2. ED Alloycasting Production C-MAXI atau PT. ED Alumunium adalah
perusahaan yang awalnya bergerak dalam bidang pengecoran peralatan
rumah tangga yang berbahan baku aluminium, pembuatan Spare Part
sepeda, dan pembuatan produk presisi aluminium
3. PT. ED Alumunium adalah sebuah perusahaan yang mengahasilkn
produk, seperti alat rumah tangga dengan cara pengecoran dalam proses
pembuatannya. tahapan dalam pembuatan produk yaitu proses pengecora,
quality control, penyimpanan barang sebelum dipasarkan dan distribusi.
4. PT. ED Alumuniun dalam membuat sebuah produk alat rumah tangga
menggunakan proses pengecoran yang terdiri dari :
a. Peleburan logam
b. Penuangan Logam Cair
c. Pengangkatan Cetakan
d. Pengangkatan Hasil Coran
e. Finishing

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 37

B. Saran
Dari pembahasan diatas dan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang telah
diadakan maka saran yang dapat dituliskan adalah sebagai berikut :
1. Menyiadakan waktu yang lebih lama supaya mahasiswa dalam melakukan
kegiatan observasi lebih teliti karena tidak merasa terburu buru.
2. Pada saat melakukan kunjungan di ED Alumunium hendaknya di bagi
menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok didampingi oleh
narasumber.
3. Selalu menjalin kerja sama yang baik antara Universitas Sebelah Maret
dengan perusahaan terutama Program Pendidikan Teknik Mesin.
4. Menerapkan ilmu yang telah didapat saat Kuliah Kerja Lapangan ke dunia
kerja nantinya.

Laporan Kuliah Kerja Lapangan | 38

Anda mungkin juga menyukai