Anal Is I Be Ban
Anal Is I Be Ban
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan perhitungan kembali beban pendinginan pada
ruang auditorium politeknik negeri Lhokseumawe yang pada akhirnya diharapkan untuk
mendapatkan optimasi penggunaan energi pada sistem tata udara (STU). Penelitian ini
dilakukan pada ruang auditorium Politeknik Negeri Lhokseumawe yang terletak pada lantai 3
(tiga) gedung utama. Perhitungan beban pendinginan menggunakan metode CLTD (Cooling
Load Temperature Difference) berdasarkan ASHRAE Handbook Fundamental 1993.
Perhitungan beban pendinginan berdasarkan data sekunder yang kemudian hasilnya
dibandingkan dengan kapasitas beban pendinginan terpasang. Hasil akhir dari penelitian ini
diperoleh beban pendinginan maksimum pada kondisi puncak sebesar 116937 Btu/hr (9,74
ton refrigeran), sedangkan kapasitas pendinginan terpasang adalah 61080 Btu/hr (5,09 ton
refrigeran), terjadi kekurangan beban pendinginan sebesar 55857 Btu/hr (4,65 ton
refrigeran). Jika beban terpasang sesuai dengan hasil perhitungan ulang, maka celah
penghematan masih bisa diperoleh sebesar 14 % dengan mengurangi faktor pencahayaan
dari lampu; mengubah set point temperatur didalam ruangan; memperkecil SC (shading of
Coefficien); dan mengurangi infiltrasi udara luar.
Kata-kata Kunci :
Abstract
The aims of this study is to calculate the cooling load system on the auditorium space of
Lhokseumawe State Polytecnic. This calculation is expected to contribute the energy savings
is the system of air (STU). This study is coducting on the third floor of Lhokseumawe State
Polytecnic Auditorium. The cooling load system by using CLTD (Cooling load temperature
difference) system based on ASHRAE Handboook Fundamental, 1993. The calculation of
cooling load based on secondary date, and then the result was compared to cooling load
installed capacities. The result of the research fond that the maximum cooler burden at
culminate condition is equal to 116957 Btu/hr (9,74 ton of refrigerant), While the installed
refrigeration capacities is 61080 Btu/hr (5,09 ton of refrigerant), here fond a lacking
(decreasing) of refrigeration burden equal to 55857 Btu/hr (4,65ton of refgrigerant}. If the
installed burden (load) as according to re-calculation result, hence thrift gap still can be
obtained equal to 14% , by paring down the illumination of light; altering set temperature
pint in room; minimizing SC (Shading of coefficient); and lessen of infiltrate external air.
Keywords: cooling load, the system of air, saving.
PENDAHULUAN
Meningkatnya penggunaan mesin
AC pada perumahan, gedung perkantoran,
pusat perbelanjaan, dan gedung-gedung
lainnya di negara kita diikuti juga
dengan meningkatnya pemakaian energi,
dimana 5565% energi yang digunakan
dalam bangunan dipakai oleh sistem tata
udara (STU). Energi memegang peranan
penting dalam pengembangan ekonomi,
suatu korelasi yang cukup nyata terdapat
antara konsumsi energi dan produc
domestic bruto suatu masyarakat.
Penggunaan energi secara tepat dan
efisien merupakan syarat utama dalam
rangka penghematan energi disuatu
negara. Oleh karena itu politeknik sebagai
lembaga
pendidikan
tinggi
sudah
sewajarnya ikut berperan serta dalam
penghematan penggunaan energi dan ikut
berperan dalam mengembangkan teknologi
khususnya
yang
berkaitan
dengan
konservasi energi.
Celah-celah penghematan energi
pada suatu sistem tata udara (STU)
bangunan jadi (exiting building) masih
mungkin untuk dilaksanakan, tanpa
banyak
membutuhkan
perubahan
perangkat yang telah ada, seperti pada
sistem pengkondisian udara ruang
auditorium
Politeknik
Negeri
Lhokseumawe. Celah yang dimaksud
antara lain; penghematan energi dengan
metoda
pengendalian
operasi,
penghematan energi dengan metoda
pemeliharaan dan pengelolaan, dan
penghematan energi dengan metoda
modifikasi.
Kegiatan konservasi energi tersebut
diatas bertujuan untuk meminimumkan
pemakaian energi dalam batas-batas yang
wajar tanpa harus mengurangi fungsi dari
dimana:
digunakan baik dinding, kaca dan atap.
Qs = beban panas orang sensibel (Btu/h).
Nilai koefisien peneduh (SC).
Dengan
metode
ini
akan
Ql = beban panas orang latent (Btu/h).
diperlihatkan
profil
beban
pendinginan,
CLF = cooling load factor, untuk orang.
juga akan diperlihatkan komposisi beban
Lampu:
RSHG = 3,412 x Input x Fu x Fs x CLF.......... (6) pendinginan eksternal dan internal yang
dialami oleh bangunan, selanjutnya akan
dimana:
dilakukan analisa dari hasil perhitungan.
Input = jumlah lampu yang terpasang (W).
Hasil analisis berupa informasi data beban
Fu
= lighting use factor.
pendinginan dan profil beban pendinginan
Fs
= special allowance factor = 1,20.
dari kedua kondisi yang dimaksud akan
CLF = cooling load factor untuk lampu
disimpulkan apakah sistem tata udara
(STU) ruang auditorium Politeknik Negeri
Peralatan
Lhokseumawe
dapat
dilakukan
RSHG = Input x CLFeq..............................
(7) penghematan.
dimana:
Prosedur yang ditempuh dalam
Input = jumlah peralatan yang digunakan (Btu/h).
penelitian ini antara lain:
>Pengambilan data awal ruang auditorium,
CLFeq. = cooling load factor, untuk peralatan.
berupa ukuran ruang, material dinding,
atap dan lantai, jumlah sistem
Ton of refrigeration
penerangan yang digunakan, alat
TR = (RSHG total + RLHG total)/12000 ........ (8)
perkantoran, dan lain-lain sebagai data
dimana:
awal perhitungan beban pendinginan
TR = Ton of Refrigeration, kapasitas
>
Perhitungan
beban pendinginan dari data
pendinginan ( TR )
awal.
>
Melakukan
perbaikan pada system tata
METODE PENELITIAN
udara yang telah dengan beberapa
Metodologi
penelitian
yang
kemungkinan celah penghematan dan
digunakan dalam menyelesaikan masalah
menghitung beban pendinginannya
ini adalah menghitung kembali beban
> Analisis hasil perhitungan dari kedua
pendinginan pada dua kondisi yaitu
kondisi.
kondisi STU yang telah ada, dan kondisi
> Pengambilan kesimpulan.
STU setelah dilakukan perbaikan, dengan
mengunakan metode Cooling Load
HASIL DAN PEMBAHASAN
Temperature
Difference
(CLTD)
Data sekunder yang diperoleh berupa:
berdasarkan ASHRAE 1993 Handbook
Fundamental.
1. Ukuran dan luas dinding, atap, lantai, kaca , dan
jendela kaca ruang auditorium
Data yang dipakai pada penelitian ini
merupakan data sekunder yang meliputi:
2. Alat-alat listrik dan lampu penerangan
Luas lantai, luas permukaan bangunan,
3. Kapasitas maksimum pengunjung 150 orang
volume bangunan, luas permukaan kaca,
Beban Pendinginan dihitung dengan metode
masing-masing dibedakan antara yang
Cooling Load Temperature Difference (CLTD),
dikondisikan dan tidak.
dan dipakai data-data sebagai berikut :
Luas
permukaan
selubung/fasade,
Kondisi udara luar L ho k s e u m a w e diambil
terdiri dari luas dinding dan kaca.
Dry Bulb Temperature (DBT) = 34C,
Luas tiap-tiap material bangunan
Relative Humidity (RH) = 76 %.
arah hadapnya.
Kondisi udara dalam diambil DBT = 25C,
Jenis bahan, tebal dan warna material
RH = 60 %
selubung bangunan dan atap.
Beban Pendinginan maksimum terjadi
Nilai U untuk material yang
Uraia
n
Keteran
gan
Ekster
nal
Load
Radiasi
melalui
kaca
Tranmisi
kalor
melalui
dinding
Langitlangit
Lantai
Intern
al
Load
Total
Load
Ventilasi
udara
Manusia
HS
HL
(Btu/hr) (Btu/h
r)
4546,8
-
24255,2
16637,8
8318,7
2673
3245
31500
21000
3
4
Lampu
2346,5
Sound
sistem
2414
92692
24245
i lampu
Menguba
h setpoint
suhu
Memperk
ecil SC
Menguran
gi
infiltrasi
Total
Beban
11932
755
623
1530
14483,3
1530