PEMBAHASAN
peneliti di Amerika Serikat, ada kemungkinan kejadian ini berupa penyusunan ulang virus
(Dermawan, 2009 : 13). Pencampuran material genetik bermula ketika virus itu masuk ke tubuh
babi. Virus flu manusia dan virus flu babi masuk ke sel selaput lendir atau epitel babi melalui
reseptor alfa 2,6 sialic acid, sedangkan virus flu unggas masuk ke reptor alfa 2,3 sialic acid.
Namun, babi memiliki kedua reseptor itu sehingga virus dengan mudah masuk ke dalam sel babi.
Di dalam sel babi, virus-virus tersebut bereplikasi.
WHO akhirnya mengumumkan namanya flu baru H1N1 mengingat bahwa hampir semua
kasus pada manusia berasal dari manusia, bukan lagi dari babi. Penularan dari manusia ini di
sebabkan karena perubahan sifat virus yang mempunyai kemampuan menular dari manusia ke
manusia, sementara itu banyak negara melaporkan penurunan perdagangan produksi babi secara
signifikan.
Virus flu babi umumnya ketika menginfeksi babi memperlihatkan gejala seperti demam,
batuk (menggonggong), keluar dari hidung atau mata, bersin, kesulitan bernapas, mata merah
dan berair dan penolakan untuk makan.Beberapa babi mungkin terinfeksi tapi tidak
memperlihatkan tamda-tanda suspect, selain itu Virus ini di temukan jarang membunuh babi dan
Kebanyakan wabah terjadi selama musim gugur dan musim dingin akhir seperti infeksi flu
musiman pada manusia.
Lebih lanjut, babi rentan terhadap tiga jenis flu sebagaimana di paparkan sebelumnya
sepert flu burung, flu manusia dan flu babi. Hewan-hewan ini mungkin terinfeksi dengan virus
dari spesies yang berbeda sekaligus. Setelah ini terjadi, virus berpotensi untuk membuat variasi
baru yang dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Ketika hal ini terjadi untuk strain
influenza Dapat menimbulkant antigenic shift dalam tubuh babi.Antigenic shift memungkinkan
munculnya mutasi pada virus dan ketika menyerang manusia yang tidak pernah terinfeksi
sebelumnya di karenakan tidak adanya informasi zat imun hal inilah yang menyebabkan
pandemic pada tahun 2009 karena adanya varian virus baru yang dapat di tularkan dari orang ke
orang dalam jangka waktu yang cepat dimana WHO melaporkan hingga tahun 2010 pada bulan
februari telah membunuh 15.921 di seluruh dunia namun pada 10 agusutus 2010 WHO
menyatakan penurunan pandemic di karenakan mulai adanya vaksinasi yang menyebabkan
penurunan prevalensi kasus Flu Babi.
ini dijelaskan bahwa untuk mencegah, mengantisipasi dan menanggulangi penyakit Flu Baru
H1N1 (Mexican Strain), diperlukan langkah-langkah kewaspadaan dini, kesiapsiagaan,
surveilans, serta upaya penanggulangan dalam bentuk kegiatan promotif, preventif, dan kuratif
secara terpadu melalui akselerasi kinerja surveilans epidemiologi, kemampuan laboratorium
kesehatan, penatalaksanaan dan perawatan di rumah sakit, sosialisasi, serta pengendalian faktor
risiko. Dalam lampiran keputusan ini hanya mencantumkan tentang upaya deteksi dini dan
upaya kuratif pada penyakit flu babi.
Dalam penanggulangan wabah, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
No.40 Tahun 1991 tentang penanggulangan wabah penyakit menular yang berkaitan dengan
penanggulangan flu babi dimulai dari usaha preventif, promotif , kuratif dan rehabilitatif. Dalam
PP ini di jelaskan tentang kegiatan promotif yang dilakukan melalui penyuluhan kepada
masyarakat tentang upaya penanggulangan wabah.
Departemen Kesehatan menetapkan enam langkah untuk penanggulangan kasus flu babi
yaitu:
(1) mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber
(2) berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan
(3) membuat surat edaran kewaspadaan dini
(4) melakukan rapat koordinasi dengan para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan
(5) berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan specimen
(6) berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri untuk
merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.
Disamping itu, Departemen Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan Dirjen
Peternakan Departemen Pertanian RI untuk mengantisipasi penyebaran flu babi melalui Tim
Koordinasi yang sudah ada. Tim Koordinasi yang sudah ada seperti Tim Penanggulangan Rabies
Depkes dan Departemen Pertanian yang tugasnya diperluas menjadi Tim Terpadu.
Penanggulangan Zoonotik (penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia. Ditjen
P2PL melalui surat edaran meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UPT di
lingkungan Ditjen P2PL dan RS Vertikal melalui surat nomor: PM.01.01/D/I.4/1221/2009 untuk
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan
meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara terutama pendatang dari
negara-negara yang sedang terjangkit.
2) Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera menelusuri
riwayat kontak dengan binatang (babi).
3) Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus
dengan kecurigaan ke arah swine flu kepada Posko KLB Direktorat Jenderal PP dan PL.
4) Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui berbagai sarana yang
dimungkinkan.
5) Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor serta menyebarluaskan
informasi ke jajaran kesehatan di seluruh Indonesia.
Berkaitan dengan kebijakan diatas, berdasarkan hasil penyidikan secara epidemiologi,
serta konfirmasi pemeriksaan laboratories oleh Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner
(BPPV) Regional II Bukittinggi dan Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor serta konfirmasi
oleh laboratorium rujukan influenza internasional (OIE) Australian Animal Health Laboratory
(AAHL) terhadap sampel usapan hidung (nasal swab) ternak babi (bibit, dara dan finisher)
berasal dari usaha peternakan babi PT. Indotirta Suaka yang berlokasi di Pulau Bulan Kota
Batam - rovinsi Kepulauan Riau ditemukan hasil positif mengandung virus Pandemic Influenza
A/H1N1, Menteri pertanian mengeluarkan Kepmen No. 3885/Kpts/PD.620/11/2009 tentang
Pernyataan berjangkitnya wabah penyakit hewan menular Pandemic influenza a / h1n1 pada babi
di Pulau Bulan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Sidang Kabinet Terbatas yang dipimpin Presiden RI tanggal 27 April 2009 dan didahului
Rapat Koordinasi Tingkat Menteri yang dipimpin Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat,
memutuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Memerintahkan
kepada
Kementerian/Lembaga
terkait
untuk
melakukan
mendetaksi
sedini
mungkin
panyakit
mirip
Metakukan
surveilan
anggota
masyarakat
(Influenza
Like
aktif
untuk
yang
lliness/ILI),
terkena
terutama
jika
terjadi
dalam
influenza
satu
kelompok
Kesehatan
(Distric
bersama-sama, melalui:
a. Jaringan
surveilan
Surveillance
wilayah
Departemen
Officer/DSO)
Departemen
Pertanian
dan
Surveilan
(Participatory
Wilayah
Disease
Surveillance
and Response/PDSR).
b. Intensifikasi jaringan Desa Siaga.
c. Jaringan Puskesmas, rumah sakit, dan tenaga kesehatan.
d. Jaringan mahasiswa, sukarelawan, dan tenaga kesehatan.
(2)
Melakukan
surveilan
untuk
pendatang
ke
Indonesia,
khususnya
dari
Memberikan
Langkahlangkah
"Travel
Advisory
yang
diperlukan
tentang
bagi
situasi
Warga
flu
babi
Negara
dan
Indonesia
Mengintensifkan
antara
(6)
Meksiko,
lain
Laboratorium
komunikasi
ASEAN
Meningkatkan
yang
Amerika
dan
kesiapsiagaan
memiliki
Serikat,
dengan
dan
berbagai
negara
mitra
Internasional
Persatuan
Bangsa-Bangsa
di
jaringan
semua
kapasitas
untuk
lain.
(PBB).
kesehatan
melakukan
dan
pengujian
sebagai
(7)
bagian
Melakukan
dari
surveilans
surveilans
terpadu
ke
aktif
terpadu.
petemakan-peternakan
babi
Wilayah
(8)
sekitarnya.
Meningkatkan
intensitas
karantina
maupun
(9)
dan
hawan,
baik
ekspor
impor,
antar
Melakukan
pelarangan
daerah.
sementara
Impor
daging
babi
dan
produknya.
(10)
Memberikan
H1N1,
penjelasan
dengan
pesan:
publik
tetap
secara
sistematis
tenang,
paham
tanggap
terhadap
perubahan
(11)
dan
pusat
Mengaktifikan
memberdayakan
dan
mengenai
gejalanya,
Memantapkan
Respon
pusat
Plan),
baik
penyebaran
pandemic).
manusia
termasuk
(13)
untuk
rencana
medis
informasi
(call
pelayanan
jika
vital
dunia
non
(epicenter)
penanganan
keberlangsungan
kesiapsiagaan
Mempersiapkan
nasional
medis,
dan
logistik
terjadi
(business
penanganan
raya
dan
kondisi
(Fandemfic
untuk
wabah
(Essantialsector's)
usaha
center
Center).
maupun
penyakit
dan
situasi.
SMS
(12)
flu
(global
sumber
daya
lebih
buruk
yang
dan
rencana
continuity
plan),
termasuk
apabila
perjalanan
(15)
Memperhitungkan
harus
memberlakukan
dan
dan
mempersiapkan
larangan
perdagangan.
respon
terhadap
dampak
peternakan babi wajib memiliki analisis dampak lingkungan untuk menghindari terjadinya
penyebaran virus pada manusia. Regulasi tentang pengelolaan amdal pada peternakan babi
belum dibuat regulasinya, sehingga penyebaran penyakit ini masih di mungkinkan terjadi pada
manusia.