Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Flu Babi


Flu babi adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia yang di sebabkan
oleh virus influenza A. Penyakit ini sering di sebut sebagai flu baru H1N1 atau Flu meksiko di
karenakan penyakit ini mulai membooming dan menimbulkan gajala pandemik sejak tahun 2009
bersumber di daerah Meksiko, penyakit ini kemudian menyerang dari manusia ke manusia yang
pada awalnya bersifat zoonosis.
Flu babi (disebut pula swine flu, swine influenza, influenza A, H1N1, hog flu, pig flu)
merupakan suatu penyakit influenza yang ditandai dengan keluhan : demam, menggigil, nyeri
telan, nyeri otot, nyeri kepala, batuk, pilek, badan lemas. Penyakit flu babi ini disebabkan oleh
virus influenza yang dikenal sebagai swine influenza virus (SIV), yang biasanya menyerang
binatang babi, dan penyakit ini dengan sangat cepat menyebar ke dalam kelompok ternak dalam
waktu satu minggu. Virus ini banyak menginfeksi babi di negara Amerika Serikat, Meksiko,
Kanada, Amerika Selatan, Eropa, Kenya, Cina, Taiwan, Jepang, dan sebagian Asia Timur.
Seperti layaknya virus influenza lainnya, virus flu babi dapat berubah-ubah. Babi dapat
ditulari oleh virus flu burung, flu babi, maupun virus influenza yang berasal dari manusia.
Apabila virus influenza yang berasal dari beberapa spesies (unggas dan manusia) menginfeksi
babi, didalam tubuh babi virus-virus tersebut dapat mengalami mutasi (antigen shift) dan
membentuk subtipe baru. Flu babi disebabkan oleh serangan virus influenza tipe A. Pada saat ini
paling tidak ada empat subtipe dari tipe A yang diidentifikasi pada babi, yaitu H1N1, H1N2,
H3N2, dan H3N1. Namun, dari subtipe tersebut yang banyak menyebabkan flu babi adalah
H1N1 (Cahyono, 2009 dan Dermawan, 2009).
Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa
adaptasi. Jika ini terjadi dampaknya tidak terlalu berbahaya karena tidak ada perubahan struktur
virus. Pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang
menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia. Jika menyimak penjelasan beberapa

peneliti di Amerika Serikat, ada kemungkinan kejadian ini berupa penyusunan ulang virus
(Dermawan, 2009 : 13). Pencampuran material genetik bermula ketika virus itu masuk ke tubuh
babi. Virus flu manusia dan virus flu babi masuk ke sel selaput lendir atau epitel babi melalui
reseptor alfa 2,6 sialic acid, sedangkan virus flu unggas masuk ke reptor alfa 2,3 sialic acid.
Namun, babi memiliki kedua reseptor itu sehingga virus dengan mudah masuk ke dalam sel babi.
Di dalam sel babi, virus-virus tersebut bereplikasi.
WHO akhirnya mengumumkan namanya flu baru H1N1 mengingat bahwa hampir semua
kasus pada manusia berasal dari manusia, bukan lagi dari babi. Penularan dari manusia ini di
sebabkan karena perubahan sifat virus yang mempunyai kemampuan menular dari manusia ke
manusia, sementara itu banyak negara melaporkan penurunan perdagangan produksi babi secara
signifikan.

2.2. Penyebab Flu Babi


Flu babi disebabkan oleh influenza virus dimana virus ini terdiri atas banyak jenis virus
flu. Virus tersebut terus-menerus mengalami perubahan dan bermutasi untuk menghindari sistem
imun hewan yang diinfeksi. Virus influenza yang menyebabkan flu babi disebut H1N1 2009
dkarenakan virus ini pertamakali di temukan pada tahun 2009 di Meksiko. Secara umum Ada
tiga jenis utama dari virus flu yakni influenza A, B, dan C.
Virus flu babi masuk dalam kelas influenza tipe A yakni Virus H1N1 telah menyebabkan
wabah flu tahunan pada manusia dan pada tahun 2009 mengalami pandemi disebabkan adanya
variasi dalam virus H1N1 biasa. Hal ini secara khusus disebut H1N1 2009 atau flu babi. Strain
ini yang sebelumnya telah ditemukan pada babi atau manusia diketahui membawa campuran
gen dari flu pada manusia,swine flu (flu babi) dan flu burung (flu burung).
Virus influenza mempunyai tata nama tertentu dalam pembagiannya misalnyaVarian Jika
terdeteksi disebut dengan tambahan "v". Misalnya, jika H3N2 virus variasi terdeteksi di
seseorang, itu akan disebut "H3N2v" virus. Tatanama ini disusun pada 6 Januari 2012 dalam
upaya menekan morbiditas dan kematian mingguan yang dilaporkan dari pusat untuk upaya
pencegahan dan control penyakit (1-4).

Virus flu babi umumnya ketika menginfeksi babi memperlihatkan gejala seperti demam,
batuk (menggonggong), keluar dari hidung atau mata, bersin, kesulitan bernapas, mata merah
dan berair dan penolakan untuk makan.Beberapa babi mungkin terinfeksi tapi tidak
memperlihatkan tamda-tanda suspect, selain itu Virus ini di temukan jarang membunuh babi dan
Kebanyakan wabah terjadi selama musim gugur dan musim dingin akhir seperti infeksi flu
musiman pada manusia.
Lebih lanjut, babi rentan terhadap tiga jenis flu sebagaimana di paparkan sebelumnya
sepert flu burung, flu manusia dan flu babi. Hewan-hewan ini mungkin terinfeksi dengan virus
dari spesies yang berbeda sekaligus. Setelah ini terjadi, virus berpotensi untuk membuat variasi
baru yang dapat menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Ketika hal ini terjadi untuk strain
influenza Dapat menimbulkant antigenic shift dalam tubuh babi.Antigenic shift memungkinkan
munculnya mutasi pada virus dan ketika menyerang manusia yang tidak pernah terinfeksi
sebelumnya di karenakan tidak adanya informasi zat imun hal inilah yang menyebabkan
pandemic pada tahun 2009 karena adanya varian virus baru yang dapat di tularkan dari orang ke
orang dalam jangka waktu yang cepat dimana WHO melaporkan hingga tahun 2010 pada bulan
februari telah membunuh 15.921 di seluruh dunia namun pada 10 agusutus 2010 WHO
menyatakan penurunan pandemic di karenakan mulai adanya vaksinasi yang menyebabkan
penurunan prevalensi kasus Flu Babi.

2.3. Kebijakan Pengendalian Flu Babi


Pemerintah sudah mengeluarkan UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah yang bertujuan
sebagaimana yang dicantumkan dalam Pasal 2 UU no. 4 Tahun 1984 tentang Wabah adalah
untuk melindungi penduduk dari malapetaka yang ditimbulkan wabah sedini mungkin, dalam
rangka meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat. Dalam UU ini telah diatur
tentang jenis penyakit yang bisa menimbulkan wabah, kriteria daerah wabah, upaya
penanggulangan, hak dan kewajiban pemerintah dan masyarakat serta sanksi yang diberikan.
Tehnis pelaksanaannya dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 1991.
Dalam upaya mewaspadai pandemi penyakit flu babi, pemerintah khususnya Menteri Kesehatan
telah mengeluarkan Kepmenkes No. 311 Tahun 2009 tentang Penetapan Penyakit Flu Baru
H1N1 (Mexican Strain)Sebagai Penyakit Yang Dapat Menimbulkan Wabah. Dalam Kepmenkes

ini dijelaskan bahwa untuk mencegah, mengantisipasi dan menanggulangi penyakit Flu Baru
H1N1 (Mexican Strain), diperlukan langkah-langkah kewaspadaan dini, kesiapsiagaan,
surveilans, serta upaya penanggulangan dalam bentuk kegiatan promotif, preventif, dan kuratif
secara terpadu melalui akselerasi kinerja surveilans epidemiologi, kemampuan laboratorium
kesehatan, penatalaksanaan dan perawatan di rumah sakit, sosialisasi, serta pengendalian faktor
risiko. Dalam lampiran keputusan ini hanya mencantumkan tentang upaya deteksi dini dan
upaya kuratif pada penyakit flu babi.
Dalam penanggulangan wabah, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah
No.40 Tahun 1991 tentang penanggulangan wabah penyakit menular yang berkaitan dengan
penanggulangan flu babi dimulai dari usaha preventif, promotif , kuratif dan rehabilitatif. Dalam
PP ini di jelaskan tentang kegiatan promotif yang dilakukan melalui penyuluhan kepada
masyarakat tentang upaya penanggulangan wabah.
Departemen Kesehatan menetapkan enam langkah untuk penanggulangan kasus flu babi
yaitu:
(1) mengumpulkan data dan kajian ilmiah tentang penyakit ini dari berbagai sumber
(2) berkoordinasi dengan WHO untuk memantau perkembangan
(3) membuat surat edaran kewaspadaan dini
(4) melakukan rapat koordinasi dengan para kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
di seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan
(5) berkoordinasi dengan Badan Litbangkes untuk kemungkinan pemeriksaan specimen
(6) berkoordinasi dengan Departemen Pertanian dan Departemen Luar Negeri untuk
merumuskan langkah-langkah tindakan penanggulangan.
Disamping itu, Departemen Kesehatan juga telah berkoordinasi dengan Dirjen
Peternakan Departemen Pertanian RI untuk mengantisipasi penyebaran flu babi melalui Tim
Koordinasi yang sudah ada. Tim Koordinasi yang sudah ada seperti Tim Penanggulangan Rabies

Depkes dan Departemen Pertanian yang tugasnya diperluas menjadi Tim Terpadu.
Penanggulangan Zoonotik (penyakit yang dapat menular dari hewan kepada manusia. Ditjen
P2PL melalui surat edaran meminta kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala UPT di
lingkungan Ditjen P2PL dan RS Vertikal melalui surat nomor: PM.01.01/D/I.4/1221/2009 untuk
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mewaspadai kemungkinan masuknya virus tersebut ke wilayah Indonesia dengan
meningkatkan kesiapsiagaan di pintu-pintu masuk negara terutama pendatang dari
negara-negara yang sedang terjangkit.
2) Mewaspadai semua kasus dengan gejala mirip influenza (ILI) dan segera menelusuri
riwayat kontak dengan binatang (babi).
3) Meningkatkan kegiatan surveilans terhadap ILI dan pneumonia serta melaporkan kasus
dengan kecurigaan ke arah swine flu kepada Posko KLB Direktorat Jenderal PP dan PL.
4) Memantau perkembangan kasus secara terus menerus melalui berbagai sarana yang
dimungkinkan.
5) Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor serta menyebarluaskan
informasi ke jajaran kesehatan di seluruh Indonesia.
Berkaitan dengan kebijakan diatas, berdasarkan hasil penyidikan secara epidemiologi,
serta konfirmasi pemeriksaan laboratories oleh Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner
(BPPV) Regional II Bukittinggi dan Balai Besar Penelitian Veteriner Bogor serta konfirmasi
oleh laboratorium rujukan influenza internasional (OIE) Australian Animal Health Laboratory
(AAHL) terhadap sampel usapan hidung (nasal swab) ternak babi (bibit, dara dan finisher)
berasal dari usaha peternakan babi PT. Indotirta Suaka yang berlokasi di Pulau Bulan Kota
Batam - rovinsi Kepulauan Riau ditemukan hasil positif mengandung virus Pandemic Influenza
A/H1N1, Menteri pertanian mengeluarkan Kepmen No. 3885/Kpts/PD.620/11/2009 tentang
Pernyataan berjangkitnya wabah penyakit hewan menular Pandemic influenza a / h1n1 pada babi
di Pulau Bulan Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Sidang Kabinet Terbatas yang dipimpin Presiden RI tanggal 27 April 2009 dan didahului
Rapat Koordinasi Tingkat Menteri yang dipimpin Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat,
memutuskan hal-hal sebagai berikut:

1. Memerintahkan

kepada

Kementerian/Lembaga

terkait

untuk

melakukan

mendetaksi

sedini

mungkin

panyakit

mirip

langkahlangkah cepat dan tepat dalam menangkal wabah flu H1N1.


2. Melaksanakan tindakan-tindakan sebagai berikut:
(1)

Metakukan

surveilan

anggota

masyarakat

(Influenza

Like

aktif

untuk

yang

lliness/ILI),

terkena

terutama

jika

terjadi

dalam

influenza

satu

kelompok

Kesehatan

(Distric

bersama-sama, melalui:
a. Jaringan

surveilan

Surveillance

wilayah

Departemen

Officer/DSO)

Departemen

Pertanian

dan

Surveilan

(Participatory

Wilayah

Disease

Surveillance

and Response/PDSR).
b. Intensifikasi jaringan Desa Siaga.
c. Jaringan Puskesmas, rumah sakit, dan tenaga kesehatan.
d. Jaringan mahasiswa, sukarelawan, dan tenaga kesehatan.
(2)

Melakukan

surveilan

untuk

pendatang

ke

Indonesia,

khususnya

dari

Amerika Utara dan Singapura.


(3)

Memberikan
Langkahlangkah

"Travel

Advisory

yang

diperlukan

tentang
bagi

situasi
Warga

flu

babi

Negara

dan

Indonesia

yang akan berkunjung ke Amerika Utara:


1) Melakukan pemindaian suhu tubuh (thermal scanning) di Pelabuhan udara dan
laut.
2) Pemberian kuisioner (Health Alert Card).

(4) Memantau perkembangan dunia dan berkomunikasi intensif dengan


pemerintah
(5)

Mengintensifkan

antara
(6)

Meksiko,

lain

Laboratorium

komunikasi

ASEAN

Meningkatkan
yang

Amerika

dan

kesiapsiagaan
memiliki

Serikat,
dengan

dan

berbagai

negara
mitra

Internasional

Persatuan

Bangsa-Bangsa

di

jaringan

semua

kapasitas

untuk

lain.

(PBB).

kesehatan

melakukan

dan

pengujian

sebagai
(7)

bagian

Melakukan

dari

surveilans

surveilans

terpadu

ke

aktif

terpadu.

petemakan-peternakan

babi

Wilayah
(8)

sekitarnya.

Meningkatkan

intensitas

karantina

maupun
(9)

dan

hawan,

baik

ekspor

impor,

antar

Melakukan

pelarangan

daerah.

sementara

Impor

daging

babi

dan

produknya.
(10)

Memberikan

H1N1,

penjelasan

dengan

pesan:

publik

tetap

secara

sistematis

tenang,

paham

tanggap

terhadap

perubahan

(11)

dan

pusat

Mengaktifikan

memberdayakan

dan

mengenai
gejalanya,

Memantapkan

Respon
pusat

Plan),

baik

penyebaran

pandemic).
manusia
termasuk

(13)
untuk

rencana
medis

informasi

(call

pelayanan

jika

vital

dunia

non

(epicenter)

penanganan

keberlangsungan

kesiapsiagaan

Mempersiapkan

nasional

medis,
dan

logistik
terjadi

(business

penanganan

raya

dan

kondisi

(Fandemfic

untuk

wabah

(Essantialsector's)

usaha

center
Center).

maupun

penyakit

dan
situasi.

SMS

(12)

flu

(global

sumber

daya

lebih

buruk

yang

dan

rencana

continuity

plan),

(14) Mempersiapkan dan mengantisipasi jika terjadi kondisi yang lebih


buruk

termasuk

apabila

perjalanan
(15)

Memperhitungkan

harus

memberlakukan

dan
dan

mempersiapkan

larangan
perdagangan.

respon

terhadap

dampak

Ekonomi yang ditimbulkan oleh wabah flu H1N1.


Berdasarkan beberapa regulasi yang di keluarkan pemerintah, pencegahan wabah flu babi
kurang menekankan pada analisis lingkungan sebagai salah satu cara pemberantasan sumber
penyakit. Dalam UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Pasal 22 ayat (1) menyatakan bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal. Dalam kasus ini, wabah flu babi
disebabkan karena penularan birus dari binatang babi kepada manusia. Jelas sekali perusahaan

peternakan babi wajib memiliki analisis dampak lingkungan untuk menghindari terjadinya
penyebaran virus pada manusia. Regulasi tentang pengelolaan amdal pada peternakan babi
belum dibuat regulasinya, sehingga penyebaran penyakit ini masih di mungkinkan terjadi pada
manusia.

Anda mungkin juga menyukai