Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
UTILITAS BANGUNAN
PEKERJAAN PIPA DAN SANITASI PLUMBING
Oleh:
M. HAMZAH FANSURI
5113412002
5113412011
TIGO MINDIASTIWI
5113412012
SAFRUDIN KHUZAENI N
5113412026
Oleh:
M. HAMZAH FANSURI
5113412002
5113412011
TIGO MINDIASTIWI
5113412012
SAFRUDIN KHUZAENI N
5113412026
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan hidayah dan rahmat-Nya sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
makalah Pekerjaan Pipa dan Sanitasi Plumbing untuk tugas mata kuliah Utilitas
Bangunan.
Kami menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah
ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami mengucapkan
terima kasih yang tulus kepada Dosen Pengajar Mekanika Tanah 2 dan teman-teman
yang telah membantu dalam penulisan makalah.
Kami
makalah ini, besar harapan kami atas kesediaan Bapak, Ibu, Saudara sekalian untuk
memberikan kritik, saran, koreksi atas banyaknya kekurangan yang kami perbuat.
Penulis
iii
Daftar Isi
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
iv
Bab 1 Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
Bab 2 Pembahasan
a)
b)
c)
a)
Sumber air
b)
Kebutuhan air
11
a)
b)
11
1. Up feed distribution
11
12
3. Zone system
13
4. Up feed pumping
14
15
16
17
18
18
19
iv
c)
21
25
25
26
27
32
Bab 3 Kesimpulan
37
Daftar Pustaka
38
39
Daftar Gambar
Gambar 1. Alat-alat plumbing
12
13
14
15
16
17
19
20
21
23
24
30
31
31
32
Daftar Tabel
Tabel 1. Kesimpulan pemanas air dengan memakai tangki
dibandingkan tanpa tangki
20
28
34
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka penghunian bangunan bertingkat banyak baik itu perkantoran,
perhotelan, rumah sakit, flat, ataupun bangunan bertingkat banyak lainnya,
penghuninya memerlukan pengadaan atau penyaluran air bersih dingin, panas
ataupun air es untuk tata udara, dan pembuangan air kotor, air hujan serta
pertangkapan sanitasi yang diperlukan.
Untuk pemahaman bertingkat banyak diperlukan pipa penyalur gas untuk
dapur, dan proyek rumah sakit diperlukan pipa penyalur oksigen. Prasarana yang
diperlukan adalah pipa dari besi cor atau pipa hitam, pipa putih atau pipa galvanis,
pipa, PVC atau plastic bertuang, atau pipa baja tahan karat untuk peyaluran
oksigen. Pekerjaan pipa disimpan (disembunyikan) dalam tabung pipa (pipe shaft)
dalam inti bangunan (building core).
Dalam proyek perhotelan maupun rumah sakit mempunyai kamar mandi
bertumpuk, sedangkan di lantai bawah adaruang-ruang penunjang seperti lobby,
restoran atau ruang penunjang produktif maupun nonproduktif lainnya, maka pipa
pembuang tegak (standpipe) ditampung oleh pipa penampung horizontal yang
disembunyikan dalam ruang instalasi yang terletak antara blok kamar tidur dan
ruang penunjang bertingkat rendah. Untuk menghemat pipa pembuang tegak,
perlengkapan saniter diletakka bertolak belakang atau pada satu seri pipa
pembuang mendatar.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing?
2) Bagaimana dengan air yang digunakan untuk sistem plumbing?
3) Bagaimana instalasi air bersih, kotor, dan panas pada suatu bangunan?
4) Bagaimana cara merencaakan sanitasi atau plumbing?
C. Tujuan
1) Mengidentifikasi apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing.
2) Menjelaskan mengenai instalasi air bersih, kotor, dan panas.
3) Merencanakan sanitasi atau plumbing pada suatu bangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
Bath tub
Kloset duduk
Kran air
Urinoir
Wastafel
Bidet
a) Sumber Air
Air yag berasal dari mata air, yaitu air yang keluar dari dalam tanah.
Biasanya terdapat pada daerah-daerah yang bergunung berapi, sebagai mata air
sungai. Air danau atau juga air tadah hujan, kemudian ditampung dan diolah
sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai air minum. Air sungai yang
dibuat bendungan, kemudian diolah dan diproses oleh perusahaan untuk
warga/masyarakat yang memerlukan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh
Perusahaan Air Minum/PAM. Air dalam tanah, berupa sumur galian atau sumur
pompa utuk kebutuhan sendiri-sendiri atau kebutuhan dalam jumlah kecil degan
kedalaman tergantung dari tinggi permukaan air tanah, berkisar 5 sampai 15
meter. Macam-macam sumur yang mendapatkan air dari dalam tanah:
1. Sumur pompa/ sumur galian = 5-15 m
2. Sumur pompa dengan mesin = 15-40 m
3. Sumur pompa dengan mesin/ semi deep well = 50-100 m
4. Sumur pompa dalam/ deep well = kedalaman 100 m lebih
b) Kebutuhan Air
Kebutuhan air dalam bagunan artinya air yang dipergunakan baik oleh
penghuninyaataupun oleh keperluan-keperluan lain yang ada kaitannya denga
fasilitas bangunan. Kebutuhan air didasarkan atas sebagai berikut:
1. Keperluan-keperluan: untuk minum, memasak, mandi, buang air kecil dan
buang air besar, mencuci, serta proses untuk industri.
2. Kebutuhan air yang sifatnya sirkulasi: air panas, water cooling/AC, kolam
renang, air mancur/ taman.
3. Kebutuhan yang sifatnya tetap: air untuk hidran dan air untuk sprinkler.
4. Kebutuhan air cadangan yang sifatnya berkurang karena penguapan.
Kebutuhan air terhadap bangunan tergantung fungsi keguaan bangunan
dan jumlah penghuinya. Untuk mendapatkan jumlah yang besardigunakan
sumur pompa dalam (deep well) dengan jumlah debit yang tinggi. Besar
kebutuhan air, khususnyauntuk kebutuhan manusia, dihitung rata-rata per orang
per hari tergantung dari jenis bangunan yang digunakan untuk manusia tersebut.
Kebutuhan Air Bersih Bangunan
1. Flat/Rumah tinggal 150 liter/orang/hari
2. Sekolah
75 liter/orang/hari
3. Industri
100 liter/orang/hari
4. Institusi
400 liter/orang/hari
5. Rumah Sakit
500 liter/orang/hari
6. Hotel
3000 liter/kamar/hari
7. Penjara
50 liter/orang/hari
8. Binatu
40 liter/kg cucian
2 m3/hari/100m2
2. Kantor
1 m3/hari/100m2
3. Rumah sakit
1,5 m3/hari/100m2
4. Hotel
3 m3/hari/100m2
5. Pertokoan
0,5 m3/hari/100m2
8 liter/ kali
2. Urinoir
30 liter/ kali
3. Badkulp
25 liter/ kali
0,2 m3/menit/ TR
2. Mesin uap
3. Pengaman kebakaran
20 m3
4. Tangki minimum
10 m3
2. Badkuip/bak mandi
90 liter/ menit
3. Wastafel/ urinoir
60 liter/ menit
4. Kebutuhan closet
1 buah/ 40 orang
3/8
12,5
30
65
130
200
425
1500
2000
Kran
20 wastafel, badkuip
40
10
70
110
luas atap m2
75
2 12
150
250
500
1000
1500
3000
11
dibutuhkan tenaga yang sangat besar untuk meaikkan ke lantai atas. Untuk
menambahkan tekanan air di lantai atas, biasanya diadakan penambahan
pompa.
12
3. Zone system
Untuk bangunan yang sangat tinggi (lebih dari 23 lantai) system down
feed distribution ini mengalami kesulita karena tekanan air menjadi lebih
besar dan pompa bekerja lebih berat. Pemecahannya yaitu dengan membagi
system dalam beberapa zone, di mana setiap zone memiliki hose tank dan
pompa sendiri. Demikian pula bila diperlukan boiler untuk pemanas air.
Keuntungan meggunakan system zone ini adalah: house tank dapat dibuat
13
lebih kecil, sesuai dengan kebutuhan setiao zone, pekerjaan pompa lebih
ringan dan tekanan air akibat gaya grfitasi menjadi lebih kecil.
14
15
17
18
Tanpa Tangki
Kecil, tidak makan tempat
Lebih hemat, bekerja saat dubutuhkan
Lebih murah, < 1 jt-an
Mau air panas? nunggu dulu
Cocok untuk keluarga kecil
20
21
22
23
Ketika sebuah pemanas air tenaga surya dan air panas sistem pemanas
sentral yang digunakan bersama, baik panas matahari akan terkonsentrasi
dalam tangki pemanasan awal yang feed ke dalam tangki dipanaskan oleh
pemanas sentral, atau penukar panas matahari akan menggantikan
pemanasan yang lebih rendah unsur dan elemen atas akan tetap di tempat
untuk memberikan untuk setiap pemanas surya yang tidak dapat
menyediakan. Namun, kebutuhan primer untuk pemanasan sentral adalah
24
pada malam hari dan di musim dingin ketika matahari mendapatkan yang
lebih rendah. Oleh karena itu, pemanas air surya untuk mencuci dan mandi
sering merupakan aplikasi yang lebih baik daripada pemanasan pusat
karena penawaran dan permintaan yang lebih baik yang cocok. Dalam iklim
banyak, sistem air panas matahari dapat memberikan sampai 85% energi air
panas
domestik.
Hal
ini
dapat
mencakup
domestik
non-listrik
25
lainnya. Untuk pipa pembuangan dapat digunakan pipa PVC; untuk pipapipa vertical dan pembuangan horizontal digunakan pipa PVC atau pipa
beton dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya. Mengingat panjang
PVC 400 cm, maka system pemipaan pembuangan air bekas, baik vertical
maupun horizontal diusahakan setiap 400 cm dibuat sambungan/
dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk pipa vertical, diusahaka
hubungan meggunakan sambungan dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat
sehingga tidak terjadi air balik. Untuk sambungan-sambungan horizontal,
juga dapat digunakan sambungan-sambungan bersudut lebih dari 90 derajat
atau menggunakan bak-bak control. Pembuangan air bekas ini dapat
dialirkan ke saluran lingkungan atau saluran kota praja.
2. System pembuangan air limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yag bercampur kotoran. Air bekas/
air limbah ini tidak diperbolehkan dibuang sembarang/ dibuang ke seluruh
lingkungan, tetapi harus ditampung ke dalam bak penampungan.
System Pembuangan Air Limbah
Saluran air limbah di tanah/ di dasar bangunan dialirkan pada jarak
sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belokan-beloka tegak
lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5-1% ke dalam bak penampungan yang
disebut septic tank. Bak penampungan air limbah tidak diperbolehka
bercampur dengan air bekas buangan apalagi yang megandung sabun.
Untuk bangunan rumah tinggal, satu atau dua titik buangan cukup
diperluka septic tank dengan volume 1-1.5 m3 dengan dibuat perembesan.
Untuk bngunan-bangunan yang banyak penghuninya, penampung air limbah
harus menggunakan septic tank berukuran besar yang sering disebut sebagai
pengolah limbah (sewage treatment). Sewage Treatment Plant (STP) adalah
tempat pengolahan limbah yang jumlah kotorannya cukup banyak.
26
Air hujan yang jatuh pada rumah tinggal atau kompleks perumahan
disalurkan melalui talang-talang vertical dengan diameter 3 (minimal) yang
diteruskan ke saluran-saluran horizontal dengan kemiringan 0,5-1% dengan
jarak terpendek menuju ke saluran terbuka lingkungan. Air hujan tersebut
disalurkan dengan pipa tersendiri dengan saringan khusus yag terpisah
dengan pipa air bekas.
Untuk daerah-daerah tertentu yang penyerapan air tanahnya cukup baik,
dibuat bak penampung air hujan, lalu diresapkan pada tanah gembur dengan
dasar yang dibuat dari pasangan koral-koral dan ijuk. Peresapan air ini
bertujuan supaya air hujan yang dating tidak terbuang percuma ke selokan
lingkungan, tetapi meresap sehingga tanah tersebut mejadi daerah yang
mengandung banyak air, yang nantinya akan digunakan untuk kebutuhan air
di daerah tersebut. Air hujan yang jatuh pada atap bangunan tinggi, perlu
diadakan peyelesaiaan yang baik sehingga tidak terjadi kebocoran dan
tumpahan yag tidak teratur.
Pipa pembuangan/pipa vertical dipasang pada shaft untuk air hujan yang
dapat dibuang sejajar dengan pipa-pipa plumbing lainnya. Pipa ini dipasang
sesuai dengan luas atap yang menampung air hujan tersebut. Dalam
menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus diketahui atap yang
menampung air hujan tersebut dalam luasan m2. Sebagai standar ukuran pipa
pembuangan dibuat tabel sebagai berikut:
Diameter (inci)
Volume (liter/menit)
s.d-180
255
385
547
698
990
1135
1610
2445
3470
Tabel 2.Ukuran pipa vertical/ tegak untuk menampung air hujan dari atap
28
Untuk mencari/ menghitung jumlah dan besar pipa tegak air hujan, dapat
dicari dengan cara sebagai berikut:
Luas atap = 1200 m2. Hujan rata-rata di Indonesia anatara 300-500
mm/m2/jam = 5-8 liter/menit. Curah hujan = 1200 m2 x 5 - 8 liter/ menit =
6000 9600 liter/ menit. Luas atap 1200 m2, dalam tabel paling efisien
menggunakan diameter 6 dengan kapasitas +/- 1610 liter/ menit. Jika curah
hujan 8000 liter/ menit, maka air hujan akan mengalir ke bawah dalam
waktu 1 x 6 = 8000 : 1610 = 5 menit. Untuk mempercepat pembuangan air
diperlukan pipa 6 sebanyak 5 buah yang tersebar letaknya sehingga air di
atas atap pada saat tertentu akan terbuang ke luar dalam waktu 1 (satu)
menit.
Setelah mengetahu jumlah dan besar diameter tegak pipa air hujan, air
hujan tersebut dapat dialirkan melalui saluran-saluran kota praja atau dapat
dialirkan ke sumur-sumur beton yang ditanam ke dalam galian tanah yang di
luarnya dipasang batu-batu koral/ batu karang dan ijuk, sebagai tempat
penyerapan. Utuk memperlancar aliran penyerapan air hujan
29
30
31
= 5 buah
= 5 buah
= 5 buah
= 4 buah
= 5 buah
32
= 12 orang
Guru wanita
= 8 orang
Karyawan pria
= 6 orang
Karyawan wanita
= 3 orang
= 400 anak
Siswa perempuan
= 200 anak
= (12+6) orang : 8
= (8+3) orang : 10
=1
= 18 orang : 12
= 11 orang : 12
=1
= 18 orang : 8
=2
2,5 ~ 3 buah
-
Kebutuhan kloset wastafel dan urinial untuk siswa (lihat Tabel 1.3 no 7)
-
= 400 siswa : 35 = 11
buah
-
buah
Urinal
Wastafel
Gedung
Setiap 150
Sejumlah sama
pertemuan, R.
wanita
sebanyak 1 bh
dengan kloset
rapat, tempat
sebanyak 1 bh,
ibadah
Auditorium,
1-100 orang
1-200 org
1-200 org
Convention
perlu 1 bh,
perlu 1 bh,
Hall, Bioskop
200 orang
201-400 org
201-400 org
perlu 2 bh,
perlu 2 bh,
perlu 2 bh,
201-400 orang
401-600 org
401-750 org
perlu 3 bh,
perlu 3 bh,
perlu 3 bh,
diatas 400
orang setiap
perlu 1 bh
perlu 1 bh
1 bh, setiap
300 wanita
34
perlu 1 bh
3
Asrama,
Setiap 12 org
Sekolahan,
perlu 1 bh,
perlu 1 bh
perlu 1 bh
Kampus
setiap 10 pria
Setiap 10 org
perlu 1 bh
4
Pabrik
50 org perlu 3
bh, 161-240
perlu 1 bh
setiap 50 org
Rumah sakit:
Setiap 8 pasien
Setiap 10
- Perawat
perlu 1 bh,
pasien perlu 1
bh, setiap
-R. tunggu +
1 bh, sama
kamar 1 bh
karyawan
dengan
kebutuha
bangunan
umum
Bangunan
Sama dengan
umum (kantor
dan
sebagainya)
55 org perlu 3
pria
60 org perlu 3
35
bh, 111-150
org setiap
penambahan
setiap
45 org perlu 1
tambahan 40
bh
org perlu 1 bh
7
Sekolah:
Setiap 30 anak
Setiap 40 anak
Setiap 35 anak
- Dasar
laki-laki perlu
laki-laki perlu
laki-laki perlu
- Lanjutan
1 bh, setiap 25
1 bh
1 bh, setiap 35
anak
anak
perempuan
perempuan
perlu bh,
perlu 1 bh
setiap 40 anak
laki-laki perlu
1 bh, setiap 30
anak
perempuan
perlu 1 bh
36
BAB III
KESIMPULAN
Sistem peralatan plumbing adalah suatu sistem penyediaan atau pengeluara air
ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pecemaran terhadap
daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam
masalah air.
Alat-alat plumbing yag merupakan permulaa dari sistem pembuangan dari
instalasi, dapat berupa: kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir bidet, bath tub,
shower, dan lain-lain. Alat plumbing dari kran dapat berfungsi sebagai alat untuk
medapatka air dan juga alat plumbing lain untuk megalirkan air yang sudah dipakai.
System Instalasi Plumbing:
1. Instalasi air bersih
a) Up feed distribution
b) Down feed distribution
c) Zone system
d) Up feed pumping
2. Istalasi air panas
a) Pemanas air dengan gas
b) Pemanas air listrik
c) Pemanas air energi surya
3. Instalasi air kotor
a) Air bekas buangan: air yang digunakan untuk mencuci, mandi, dan bermacammacam lain pengguaanya.
b) Air limbah: air untuk membersihkan limbah/ kotoran.
c) Air hujan: air yang jatuh ke atas permukaan tanah atau bangunan.
d) Air limbah khusus: air bekas cucian kotoran-kotoran dan alat-alat tertentu
seperti air bekas rumah sakit, laboratorium, restoran dan pabrik.
37
DAFTAR PUSTAKA
Tangoro, Dwi. 2010. Utilitas Bangunan, Jakarta: UI-Press.
Poerbo, Hartono. 1998. Utilitas Bangunan, Jakarta: Djambatan.
Dermawan. Moch Husni. 2003. Paparan Kuliah Instalasi Bangunan, Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Jaringan Air Bersih II, Jogjakarta: Universitas Gajah Mada
http://proyeksipil.blogspot.com/2013/06/sistem-dan-cara-kerja-mesin-pemanasair.html
http://www.heatpumpwaterheater.info/pemanasairsurya.htm
http://sanfordlegenda.blogspot.com/2012/09/Electric-Water-Heater-Pemanas-AirListrik.html
http://smt-tangerangselatan.blogspot.com/2010/09/pemanas-air-tenaga-panasbuang-freon-ac.html
http://pureitpemurniair.wordpress.com/cara-kerja/
38
Termin I
1. Bahar Ardianto (5113412028)
Bagaimana cara menstabilkan aliran air pada up feed distribution ? agar aliran
air tetap stabil sampai lantai paling bawah?
Jawab :
Cara menstabilkan air pada up feed distribution yaitu tangki penampung
bawah (ground tank) air yang tersedia harus stabil (tetap)sesuai dengan
perhitungan agar aliran air sampai ke lantai bawah stabil dan tetap tersedia.
Persyaratan kimiawi :
a. 02 agresif dapat menyebabkan karat serta korosi
39
Persyaratan biologis
Air minum tdiak boleh mengandung bakteri penyakit dan biota lain. Hal ini
dapat diperiksa dengan alat coliliter. Dalam pengolahan air minum dapat
dilakukan treatmen tertentu untuk memastikan ketidakberadaan bibit penyakit
tersebut.
Persyaratan radioaktif
Air minum tidak boleh tercemar dan mengandung unsur-unsur radioaktif.
b) Bakteri yang berada di septic tank sudah ada secara otomatis pada septic
tank. Karena bakteri dapat hidup dimana saja. Termasuk bakteri pengurai
yang
berada
pada
septic
tank
yang
merupakan
bakteri
yang
40
41
42
Termin II
1. Aditya Wisudawati Eka Purnama Putri (5113412074)
Bagaimana tentang masalah aliran balik pada pipa dan bagaimana cara
pencegahan aliran balik tersebut ?
Jawab :
Pada saluran pipa pesat terdapat tabung peredam (surge tank), yang
berfungsi sebagai pengaman tekanan yang tiba-tiba naik, saat katup pengatur
ditutup.Air mengenai sudu-sudu turbin yang merubah energi potensial air
menjadi energi gerak/mekanik yang memutar roda turbin, yang pada
gilirannya generator akan merubah energi gerak/mekanik tersebut menjadi
energi listrik. Katup pengatur turbin akan mengatur banyaknya air yang akan
dialirkan ke sudu-sudu turbin sesuai kebutuhan energi listrik yang akan
dibangkitkan pada putaran turbin yang tertentu. Putaran turbin yang terlalu
cepat dapat menimbulkan kerusakan pada turbin dan generator, dimana hal ini
dapat terjadi pada saat beban listrik tiba-tiba lepas/ hilang. Untuk mengatasi
putaran yang berlebihan maka katup pengatur turbin harus segera ditutup.
Katup pengatur turbin yang tiba-tiba menutup akan mengakibatkan terjadinya
goncangan tekanan arus balik air ke pipa pesat, dimana goncangan ini
diredam dalam tabung peredam. Hal ini dapat dicegah dengan pemasangan
pipa dengan benar dan dilakukan perawatan dan perbaikan
saluran pipa
secara rutin
43
44