Anda di halaman 1dari 3

Biografi Pahlawan

Ismail Marzuki
Ismail Marzuki adalah sastrawan dan budayawan terkemuka Indonesia, sekaligus komposer besar Indonesia. Untuk
menghormati jasa dan karyanya pemerintah mendirikan pusat kebudayaan dan sastra di Salemba Jakarta Pusat
yang diberi nama Taman Ismail Marzuki. Pada tahun 2004 dia dinobatkan menjadi salah seorang tokoh pahlawan
nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden berdasarkan SK No 089/TK/tahun 2004. Ismail Marzuki adalah putra
Betawi asli dengan panggilan akrab Maing. Ia menjadi maestro musik dan berpredikat sebagai komponis pejuang
legendaris. Lagu-lagu ciptaannya terkenal dan mampu menggugah semangat juang dan jiwa nasionalisme
Indonesia.
Nama

Ismail Marzuki
Tanggal lahir 11 Mei 1914
Tempat lahir Kwitang, Senen Jakarta Pusat
Wafat Jakarta Makam Jakarta

Gatot Subroto
Mengenal Tokoh dan Orang terkenal Di dunia. untuk menambah Ilmu pengetahuan kita juga memotivasi diri untuk
mengambil sisi Positive dari seorang Gatot Subroto, Mungkin sebagian dari kita sering menyebut namanya
dinamakan sebuah jalan, dan belum tahu siapah dia berikut Mengenai Biodata Gatot Subroto
Semasa kecil, Gatot Subroto dikenal sebagai anak pemberani dan sering berkelahi dengan anak-anak Belanda yang
menghina anak-anak pribumi. Pada tahun 1923, Gatot Subroto mengikuti pendidikan militer dan menjadi KNIL
(Tentara Hindia Belanda), Gatot Subroto selalu membela rakyat kecil dan menyumbangkan sebagian gajinya untuk
membantu mereka.

Biodata :
Lahir : Banyumas, 10 Oktober 1907
Wafat : Jakarta, 11 Juni 1962
Makam : Ungaran

Pada masa penduduk jepang, Gatot Subroto juga ikut dalam pendidikan militer PETA. Jabatan terakhirnya dalam
pendidikan militer PETA adalah komandan batalyon. Setelah Indonesia merdeka, Gatot Subroto bergabung dengan
TKR/TNI.
Pada tanggal 11 September 1948, terjadi pemberontakan PKI di Surakarta. Pemerintah kemudian menunjuk Gatot
Subroto, yang waktu itu masih berpangkat kolonel, sebagai Gubernur Militer Wilayah Surakarta dan sekitarnya untuk
mengatasi keadaan tersebut. Pada tanggal 17 September 1948, pasukan PKI mundur dari surakarta.
Gatot Subroto juga pernah diangkat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium IV/Diponegoro. Selain itu, pada tahun
1956 dia pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat. Gatot Subroto Juga merupakan salah satu

pelopor berdirinya Akademi Militer / Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Sebagai
jendral, Gatot Subroto terkenal suka berterus-terang tanpa basa-basi. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No.
222/1962, Jendral Gatot Subroto diangkat sebagai tokoh Nasional/Pahlawan kemerdekaan Naional.

Bung Tomo
Mengenal Tokoh dan Orang terkenal PAhlawan bangsa Indonesia. untuk menambah Ilmu pengetahuan kita juga
memotivasi diri untuk mengambil sisi Positive dari seorang Tokoh dunia Sutomo atau di kenal dengan panggilan
Bung Tomo tercatat sebagai pahlawan nasional sejak 2 November 2008 melalui pengukungan oleh Menteri Informasi
dan Komunikasi M Nuh. Beliau adalah tokoh popoler pada peristiwa pertempuran 10 November di Surabaya.
Ia seorang orator, pembakar semangat juang untuk bertempur sampai titik darah penghabisan, mempertahankan
harga diri, tanah air dan bangsa yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
Untuk lebih dekat lagi pada Bung Tomo dengan membawa semangat nya untuk motivasi Kita jadi lebih baik lagi
berikut adalah sedikit kisah Kehidupan bung tomo yang bisa silahkan anda cermati untuntuk mengambil sisi positip
supaya kita juga termotivasi.
Sutomo (Surabaya, 3 Oktober 1920 Makkah, 7 Oktober 1981) atau Bung Tomo adalah pahlawan yang terkenal
karena peranannya dalam membangkitkan semangat rakyat untuk melawan kembalinya penjajah Belanda melalui
tentara NICA dan berakhir dengan peristiwa pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai
Hari Pahlawan.
Sutomo pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, ia menjadi staf pribadi di sebuah perusahaan swasta,
sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda.
Ia juga pernah bekerja sebagai polisi di kota Praja dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia
pindah ke Surabaya dan menjadi distributor untuk perusahaan mesin jahit Singer.
Sutomo dibesarkan dalam keluarga kelas menengah. Pendidikan menjadi hal penting yang harus diperoleh Sutomo
dan keluarganya. Sutomo berkepribadian ulet, pekerja keras, daya juangnya sangat tinggi. Di Usia mudanya Sutomo
aktif dalam organisasi kepanduan atau KBI. Ia juga bergabung dengan sejumlah kelompok politik dan sosial. Pada
1944 ia anggota Gerakan Rakyat Baru .
Sejak kedatangan sekutu dan pasukan NICA di Surabaya, Bung Tomo berjuang mati-matian mempertahankan
Surabaya dari cengkeraman Sekutu dan NICA. Bung Tomo memiliki pengaruh kuat di kalangan pemuda dan para
pejuang. Ia dengan lantang membakar semangat pejuang untuk bertempur habis-habisan melawan pasukan sekutu.
Pertempuran tersebut dipicu oleh tewasnya Brigjen AWS Malaby dalam kontak senjata dengan pejuang. Meskipun
kekuatan pejuang tidak seimbang dengan kekuatan pasukan sekutu, namun peristiwa pertempuran 10 November
tercatat

sebagai

peristiwa

terpenting

dalam

sejarah

bangsa

Indonesia

Sekitar tahun 1950-an Bung Tomo mulai aktif dalam kehidupan politik. Ia sempat menjadi Menteri negara Urusan
Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran sekaligus Menteri Sosial Ad Interim pada 1955-1956 pada kabinet Burhanuddin
Harahap. Bung Tomo juga pernah menjadi anggota DPR 1956-1959 dari Partai Rakyat Indonesia. Pada masa
pemerintahan orde Baru, Bung Tomo banyak mengkritik kebijakan Soeharto yang dianggapnya mulai melenceng.

Akibatnya tanggal 11 April 1978 ia ditangkap dan dipenjara oleh pemerintah Soeharto. Padahal jasanya begitu besar
dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Satu tahun setelah di tahan Bung Tomo kemudian di bebaskan
dan tidak banyak aktif dalam kehidupan politik.
Bung Tomo dikenal sebagai muslim yang taat beribadah. Beliaupun wafat ketika menunaikan ibadah Haji di padang
Arafah Makkah tanggal 7 Oktober 1981.Jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di
sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai