Anda di halaman 1dari 19

Agar dapat bekerja, suatu governor harus memiliki lima elemen utama.

Kelima elemen
tersebut adalah :
1.

Speed setting

Menentukan kecepatan yang tepat adalah suatu hal penting untuk meningkatkan kinerja
penggerak utama. Maka dari itu, governor membutuhkan alat untuk menentukan kecepatan
yang tepat. Pada governor hydro mechanical digunakan speed springer sebagai penentu
kecepatan. Apabila gaya yang diterima speed springer semakin besar, maka semakin tinggi
juga kecepatan yang dicapai. Sementara pada governor elektronik, arus dan tegangan dipakai
untuk menentukan kecepatan. Semakin tinggi arus atau tegangan masukan maka semakin
tinggi kecepatan yang dicapai
2.

Sensing speed

Untuk menentukan kecepatan, pertama-tama governor perlu menerima gaya yang sebanding
dengan kecepatan awal dari penggerak utama. Gaya yang diterima ini akan menjadi referensi
dari kerja speed setting. Pada governor hydro mechanical digunakan flyweight sebagai
elemen sensing speed. Flyweight akan menerima gaya sentrifugal yang terjadi akibat rotasi
yang disebabkan gaya aliran steam atau bahan bakar. Gaya aliran ini proporsional dengan
kecepatan dari penggerak utama. Sementara pada governor elektronik digunakan instrumen
vibrasi atau rotasi. Nilai frekuensi atau rotasi yang diperoleh akan menjadi dasar dari elemen
speed setting
3.

Pembanding antara kecepatan aktual dan kecepatan yang diinginkan

Antara kecepatan aktual dengan kecepatan yang diinginkan perlu dilakukan pembandingan.
Dari pembandingan ini, dapat dicari selisih dari kecepatan aktual dan kecepatan yang
diinginkan. Apabila selisih kecepatan nol, maka kecepatan yang diinginkan dari penggerak
utama telah tercapai. Apabila kecepatan aktual lebih besar dari kecepatan yang diinginkan,
maka governor akan mengurangi bahan bakar. Sementara apabila kecepatan aktual lebih kecil
dari kecepatan yang diinginkan, maka governor akan menambah bahan bakar. Pada governor
hydro mechanical, kecepatan dibandingkan di thrust bearing. Sementara pada governor
elektronik, kecepatan dibandingkan pada summing point.
4.

Aktuator pengatur masukan bahan bakar

Untuk menjaga kecepatan pada nilai tertentu yang diinginkan, diperlukan suatu aktuator
untuk mengatur masukan bahan bakar. Baik pada governor hydro mechanical maupun
governor elektrik, aktuator yang diapakai adalah valve. Namun sistem penggerak valve yang
digunakan pada kedua governor berbeda. Pada governor hydro mechanical, sistem hidrolik
dipakai sebagai penggerak valve. Pada governor elektrikal, sistem elektrik dipakai sebagai
penggerak valve.
5.

Sistem stabilisasi penggerak utama

Kestabilan penggerak utama adalah salah satu hal yang perlu dicapai oleh governor. Untuk
mencapai kestabilan tersebut, governor menggunakan sistem feedback. Sinyal feedback akan
dikirimkan dari penggerak utama ke thrust bearing atau summing point dari governor. Sinyal
feedback yang dikirimkan dapat berupa droop maupun kompensator.

Gambar 1. Diagram Sederhana Sistem Pembangkitan


Jenis-jenis governor:
Isochronous Governor
Isochronous governor dapat diartikan sebagai governor kecepatan tetap. Governor tipe
ini akan mengatur bukaan valve agar frekuensi keluaran generator kembali pada nilai
awal atau nilai settingnya. Jika terjadi kenaikan beban listrik, maka frekuensi keluaran

generator akan turun. Besarnya penurunan ini akan direspon oleh governor dengan cara
memerintahkan valve untuk membuka lebih lebar agar jumlah uap yang masuk ke turbin
bertambah. Berikut adalah contoh respon dari isochronous governor:

Gambar 2. Respon Isochronous Governor

Governor tipe ini bekerja baik pada:


Sistem terisolasi generator tunggal / (islanded/isolated-single generator)
Sistem multigenerator dengan 1 generator sebagai pengontrol frekuensi

Governor dengan karakteristic Speed-droop (Speed-droop characteristic governor)

Isochronous governor tidak dapat digunakan pada sistem interkoneksi karena setiap
generator akan berusaha untuk mengontrol frekuensi sistem (fight each other). Maka,
governor dengan karakteristik speed-droop harus digunakan.
Jika terjadi kenaikan/penurunan frekuensi pada sistem, maka generator yang memiliki
governor tipe Speed-droop akan mengurangi/menambah bukaan valve sesuai dengan
daya maksimum generator dan setting governornya. Setting governor untuk keperluan
ini disebut dengan speed-droop atau regulation characteristic. Lebih umum lagi, istilah
tersebut disebut dengan Droop saja (bukan drop).

Gambar 3. Respon Speed-droop characteristic governor

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian yang
dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada
menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada
ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:

Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure


losses) di ruang bakar.
Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya
gesekan antara bantalan turbin dengan angin.

Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.

Adanya mechanical loss, dsb

Peralatan Bantu Turbin Uap


Peralatan bantu turbin merupakan serangkaian sistem yang mendukung operasi turbin
agar dalam pengoperasiannya dapat berjalan dengan baik. Peralatan bantu turbin
antara lain:
1. Sistem pelumasan, fungsi sistem pelumasan turbin antara lain:
a. Mencegah korosi
b. Mencegah keausan pada bagian turbin yang bergerak
c. Sebagai pengangkut partikel kotor yang timbul karena gesekan
d. Sebagai pendingin terhadap panas yang timbul akibat gesekan
2. Sistem perapat/seal
Sistem perapat digunakan untuk mencegah kebocoran uap dari dalam turbin ke udara
luar atau sebaliknya melewati kelenjar-kelenjar perapat (gland seal) sepanjang poros
turbin.
3. Sistem turning gear
Turning gear merupakan alat bantu turbin yang berfungsi mensukseskan operasi
turbin pada saat start up dan shut down. Fungsi turning gear untuk menghindari
melengkungnya poros turbin terutama pada saat temperatur poros masih tinggi, ketika
turbin baru saja shut down. Turning gear digerakan oleh motor listrik AC yang
memutar poros turbin 3 rpm. Dengan demikian terjadilah pendinginan yang merata
untuk menghindari terjadinya defleksi (lendutan) poros.
4. Sistem governor
Governor adalah suatu alat pengatur putaran. Setiap turbin uap memerlukan governor,
baik turbin yang digunakan untuk menggerakan generator listrik, pompa air pengisi
maupun menggerakan blower. Tipe governor yang biasa digunakan yaitu elektronik
dan hidrolik-mekanik.
5.Sistem proteksi
Sistem proteksi turbin merupakan serangkaian peralatan baik mekanis, hidrolis dan
elektris yang dirancang mampu mengamankan operasi turbin dalam segala kondisi
terburuk sekalipun.
6.Condenser
Condenser berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas menjadi uap air pengisi
boiler, dimana uap bekas dari LP Turbin masuk ke kondenser melalui pipa-pipa
kondensor yang di dalamnya berisi fluida kerja (biasanya berupa sea water atau fresh
water)
Sistem Valve pada Turbin
Sistem valve pada turbin berfungsi mengatur laju aliran uap ke dalam turbin. Sistem
valve digerakkan oleh servo valve actuator dan minyak hidrolik sebagai penggerak
valve. Valve turbin terdiri dari:
1.
MSV (Main Stop Valve)

MSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap utama (main steam)
masuk ke HP Turbin. Pada saat start up, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang
masuk ke HP Turbin dan juga sebagai proteksi saat turbin trip.
2.
GV (Governor Valve)
GV bekerja setelah terjadinya valve transfer dari MSV ke GV yang berfungsi
mengatur laju aliran uap utama pada HP dan juga sebagai pengontrol beban (setelah
disinkronisasi sampai beban normal).
3.
RSV (Reheat Stop Valve)
RSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap reheat yang masuk ke
IP Turbin. Pada saat start up RSV sudah dalam kondisi membuka penuh, jadi tidak
berperan dalam pengaturan laju aliran uap reheat dan juga sebagai alat proteksi saat
turbin trip.
4.
ICV (Interceptor Valve)
Pada saat start up, ICV berperan seperti MSV yaitu mengatur aliran uap reheat pada
IP Turbin.
Pengendalian Katup Uap Turbin
Salah satu hal yang juga sangat penting dalam pengontrolan turbin uap adalah
pengaturan putarannya dengan mengatur prosentase buka tutup katup. Sistem katup
uap (governor valve) pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai pengendali putaran turbin sebelum generator on line.
b. Sebagai pengendali setelah generator sinkron dengan jaringan lokal dimana unit
sebagai master (island operator)
c. Sebagai pengendali beban yang dibangkitkan generator apabila generator sinkron
dengan jaringan. Sistem pengatur ini bekerja berdasarkan speed drop yang telah
ditentukan untuk mengatur frekuensi jaringan.
d. Sebagai peralatan proteksi yang menjamin bekerjanya turbin dengan aman.
e. Sebagai sarana pengaturan secara jarak jauh dari pusat pengukur beban.
Fungsi-fungsi trip yang telah kita bicarakan sebelumnya juga sangat berhubungan
dengan governor ini karena ketika terjadi trip, governor- governor yang ada akan
secara otomatis menutup laju uap yang menuju ke Turbin, sehingga turbin akan
berhenti bekerja.
Mekanisme pengendalian buka tutup katup dapat dilakukan sebagai berikut:
1.
Sistem pengendalian dengan governor motor
Pada sistem ini pengaturan pembukaan governor valve selain diperintah oleh tekanan
minyak governor motor, juga dipengaruhi oleh putaran turbin (frekuensi). Hal ini
dapat terjadi karena tekanan minyak governor motor berhubungan dengan tekanan
discharge impeller serta putaran turbin. Sistem pengaturan ini disebut juga free
governor action. Karena pembukaan governor dipengaruhi oleh perubahan frekuensi.
Tekanan minyak pada governor diatur oleh servo motor yang dikerjakan oleh operator
dari control room.
2.
Sistem pengendalian secara elektronik
Pada sistem ini pengaturan governor dilakukan secara hidraulik diperintahkan oleh
suatu perangkat elektronik yang disebut electro hydraulic converter.
3. Sistem pengendalian dengan load limit
Pegaturan governor load limit adalah pengaturan pembukaan govenor yang hanya
dikontrol oleh tekanan minyak. Load limit frekuensi tidak bisa mempengaruhi
pembukaan governor valve, kecuali jika terjadi tekanan frekuensi yang tinggi

sehingga pengendalian minyak dari governor motor akan menurunkan tekanan


minyak

D.

Kekurangan dan Kelebihan PLTU


Kelebihan

Efisiensi tinggi dengan metode Waste Heat Utilization.


Hasil pembangkitan steam dapat digunakan untuk proses produksi Mill.
Biaya bahan bakar lebih murah.
Biaya pemeliharaan lebih murah.

Kekurangan

Membutuhkan penanganan air umpan yang akan masuk ke dalam boiler.


Menghasilkan limbah batu-bara yang memerlukan penanganan khusus.
Menghasilkan polutan-polutan yang lebih tinggi.
Membutuhkan area yang lebih luas.

Kurang responsif terhadap fluktuasi.

Menghidupkan Turbin.
1.

Periksa ketinggian permukaan dan kondisi minyak pelumas.

2.

Hidupkan auxiliary oil pump ( electric pump atau turbo pump ), turbin memakai electric pump bila aliran
listrik terputus dapat menggunakan hand oil pump.

3.

Posisikan low oil pressure switch pada posisi on dan emergency switch pada posisi off.

4.

Buka secara berturut-turut keran pembersih uap(drain valve), kran uap bekas, keran uap masuk dan
kran pendingin.

5.

periksa posisi load limit pointer (tanda segitiga hitam) harus pada posisi 0 sampai 2.

6.

Untuk type-type tertentu yang dilengkapi dengan saklar eksitasi, posisikan saklar tersebut pada off.

7.

Tolak pilot valve, tunggu switch quick action stop valve membuka, Bantu governor dengan tangan dan
hidupkan turbin pada putaran rendah selama lebih kurang 15 menit (600 s/d 800 rpm), kemudian
putar ke kanan knop load limit sampai garis petunjuk menunjuk angka 10.

8.

Tambah knop speed setting perlahan-lahan samapai rpm 1500 (putar ke kanan untuk menambah dan
ke kiri untuk mengurangi rpm).

9.

Posisikan kembali saklar eksitasi di alternator pada on.

10.

Periksa tekanan minyak pelumas harus diantara 3 s/d 6 bar dan suhunya antara 40 s/d 75 oC

11.

Hentikan turbo oil pump (electric oil pump akan berhenti secara otomatis).

12.

Tutup semua kran pembersih uap (drain valve), kran steam trap harus tetap terbuka.

13.

Tutup kran direct steam injection yang masuk BPV.

14.

Dengan memakai governor switch, set alternator pada 50 HZ atau 60 HZ, set voltage pada 380 s/d
400 volt.

15.

Turbine sudah dapat dioperasikan, parallel ataupun single run.


B.

Menghentikan Turbin

1.

Paralelkan dengan Genset, pindahkan beban ke Genset dan tekan knop open pada ACB untuk
turbine.

2.

Tarik keluar pilot valve.

3.

Putar ke kiri knop load limit, sehingga load limit pointer (tanda segitiga hitam) menunjuk ke angka 0 s/d
2.

4.

Putar ke kiri knop speed setting sampai habis.

5.

Buka kran turbo oil pump (electric oil pump hidup secara otomatis).

6.

Tutup kran uap bekas, kran uap masuk dan buka pembersih uap (drain valve).

7.

Buka kran direct steam injection yang masuk BPV.

8.

Apabila turbine sudah benar-benar berhanti, tutup kran turbo oil pump atau offkan switch electric oil
pump, low oil pressure switch dan emergency switch tetap pada posisi off.

9.

Tutup kran air dingin jika temperature oil telah turun.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjalankan turbin uap adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan sebelum dijalankan

Sebelum turbin uap dijalankan terlebih dahulu kita harus persiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan turbin uap tersebut, baik mengenai minyak pelumas maupun peralatan
lain. Persiapan juga meliputi pemeriksaan alat-alat, yaitu :
a.

Air pendingin

b. Pipa air pendingin


c.

Minyak pelumas

d. Pengecekan katup uap


e.

Keadaan uap yang akan masuk ke turbin uap

2. Menjalankan turbin uap


a.

1). Saat komisioning perdana :


Isilah tangki minyak hingga terlihat pada gelas penduga.
2). Pengoperasian selanjutnya :
Periksa permukaan minyak di dalam tangki. Permukaan minyak harus tampak pada gelas
penduga.

b. Periksa roda tangan dari servomotor dalam keadaan tertutup habis ke kanan.
c.

Periksa apakah semua kerangan kondensasi pintu uap masuk dan uap keluar sudah terbuka.
Untuk pembuangan air kondensasi secara otomatis, maka pada setiap sistem uap masuk dan
uap keluar harus dipasang steam trap otomatis dan yang harus diamati dengan berkelanjutan.

d. Buka kerangan uap keluar


e.

Buka kerangan uap masuk.

f.

Tekan tombol pegas governor cantilevel.

g. Putar roda tangan dari penyetel putaran (speed adjusting device) sehingga minyak tersalur
ketitik-titik pelumasan secara sempurna.
h.

Periksa tombol trip transmitter pada posisi terangkat. Apabila belum, tekan tombol switch
valve.

i.

Putar roda tangan servomotor arah ke kiri hingga turbin jalan.

j.

Teruskan putar untuk melajukan turbine pada putaran kerja.

k. Hentikan pompa turbo dengan cara menutup kerangan uap untuk itu.
l.

Putar roda tangan dari alat penyetel putaran ke kanan hingga governor cantilever bekerja
untuk mengatur.

m. Putar roda tangan servomotor ke kiri sampai habis, kemudian kembalikan 1/4 putaran.
n. Atur putaran dengan menggunakan speed adjusting device.
o. Tutup kerangan bypass pada pipa drain dan buka kerangan steam trap.
p.

Buka kerangan air untuk pendingin minyak sehingga termometer pada cooler outlet
menunjukkan 40-450C.

3. Menghentikan turbin uap


a.

Langkah Biasa

1. Putar roda tangan servomotor ke kanan sampai habis, kemudian kembalikan 1/4 putaran.
Perhatian :
Hanya pada waktu darurat saja, turbin boleh dimatikan melalui trip transmitter.
2. Apabila tekanan minyak pengatur turun kebawah maka turbo pompa dijalankan.
3.

Hentikan pompa turbo apabila bagian-bagian turbin yang dilalui uap telah menjadi dingin
sehingga bantalan tidak lagi melampaui 1000C.

4. Tutup kerangan uap masuk


5. Tutup kerangan uap keluar
6. Buka kerangan bypass pada pipa kondensasi dan tutup keran steam trap.
7. Tutup kerangan air pendingin.
Perhatian:
Apabila turbin berhenti secara otomatis (mandiri), maka pompa turbo harus dihidupkan
dengan segera.

b. Langkah Darurat (emergency)


1. Tekan tombol trip transmitter.
2. Atau tekan tombol solenoid valve di panel (tombol emergency).
Lakukan urutan penghentian turbin secara biasa.

2.1.3 Masalah Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik


Proses pembangkitan tenaga listrik dalam prinsipnya merupakan konversi energi primer menjadi
energi mekanik penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik
ini dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses demikian menimbulkan masalahmasalah sebagai berikut:
1. Penyediaan energi primer.

Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar meliputi :
pengadaan, transfortasi dan penyimpangan, terutama yang memerlukan perhatian terhadap resiko
kebakaran.
2. Penyediaan air pendingin
Masalah penyediaan air pendingin timbul pada pusat termal seperti PLTU dan PLTD. PLTU dan
PLTD dengan daya terpasang di atas 25 MW banyak yang dibangun di daerah pantai karena
membutuhkan air pendingin dengan jumlah yang besar sehingga pusat listrik ini dapat
menggunakan air laut sebagai pendingin. Untuk unit-unit PLTD yang kecil, di bawah 3 MW,
pendinginnya dapat menggunakan udara dengan menggunakan radiator.
3. Masalah limbah
PLTU batubara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dengan asap yang mengandung gas
SO2, CO2 dan NOx. Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari air ketel (blow down).
PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas. PLTA tidak menghasilkan limbah,
malah limbah dari masyarakat yang masuk kesungai penggerak PLTA sering menimbulkan
gangguan pada PLTA.
4. Masalah kebisingan
Pusat listrik termal menimbulkan seara keras yang merupakan kebisingan bagi masyarakat yang
tinggal di dekatnya. Tingkat kebisingan harus dijaga agar tidak melampaui standar yang berlaku.
5. Operasi
Operasi pusat listrik sebagian besar 24 jam sehari. Delain itu biaya penyediaan tenaga listrik
sebagian besar ( + 60%) untuk operasi pusat listrik, khususnya untuk membeli bahan bakar. Oleh
karena itu, perlu dilakukan operasi pusat listrik yang seefisien mungkin. Jika pusat listrik
beroperasi dalam sistem interkoneksi, ( yaitu pusat listrik yang beroperasi paralel dengan pusatpusat listrik lain melalui saluran transmisi), maka pusat listrik ini harus mengikuti pola operasi
sistem interkoneksi.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk :
- Mempertahankan efisiensi
- Mempertahankan keandalan
- Mempertahankan umur ekonomis
Bagian-bagian peralatan yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah:
- Bagian-bagian yang bergeser: seperti : bantalan, cincin pengisap (piston ring) dan engsel-engsel.
- Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang berbeda seperti : penukar panas
(heat exchanger) dan ketel uap
- Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung listrik.
7. Gangguan dan kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutusan Tenaga (PMT) membuka (trip) diluar
kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan tenaga listrik. Gangguan esungguhnya
adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir, dan tanaman. Gangguan
dapat juga disebabkan karena kerusakan alat, sebaliknya gangguan ( misalnya yang disebabkan
petir) yang terjadi berkali-kali akhirnya mengakibatkan alat ( misalnya transformator ) menjadi
rusak.
8. Pengembangan pembangkit
Pada umumnya, pusat lstrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam sistem interkoneksi
memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena beban yang dihadapi terus bertambah

sedangkan di pihak lain pihak unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu
dikeluarkan dari operasi.
9. Perkembangan teknologi pembangkit
Perkembangan teknologi pembangkit umumnya mengarah pada perbaikan
efisiensi dan penemuan teknik konversi energi yang baru dan penemuan
bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi perangkat keras
(hardware) seperti komputerisasi dan juga meliputi segi perangkat lunak
( software) seperti pengembangan model-model matematika untuk optimasi.
Selain peralatan utama seperti disebutkan diatas diperlukan juga peralatan pendukung, yaitu :
1. Air Intake
Berfungsi mensuplai udara bersih ke dalam kompresor.
2. Blow off Valve
Berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang masuk ke dalam kompressor utama atau
membuang sebagian udara dari tingkat tertentu untuk menghindari terjadinya stall (tekanan udara
yang besar dan tiba-tiba terhadap sudu kompresor yang menyebabkan patahnya sudu kompresor)
3. VIGV ( Variable Inlet Guide Fan )
Berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang akan di kompresikan sesuai kebutuhan.
4. Ignitor
Berfungsi penyalaan awal atau start up. Campuran bahan bakar dengan udara dapat menyala oleh
percikan bunga api dari ignitor yang terpasang di dekat fuel nozzle burner dan campuran bahan
bakar menggunakan bahan bakar propane atau LPG.
5. Lube oil system
Berfungsi memberikan pelumasan dan juga sebagai pendingin bearing-bearing seperti bearing
turbin, kompressor, generator. Memberikan minyak pelumas ke jacking oil system. Memberikan
supply minyak pelumas ke power oil system. Sistem pelumas di dinginkan oleh air pendingin
siklus tertutup.
6. Hydraulic rotor barring
Rotor bearing system terdiri dari : DC pump, Manual pump, Constant pressure valve, pilot valve,
hydraulic piston rotor barring. Rotor barring beroperasi pada saat unit stand by dan unit shutdown
( selesai operasi ). Rotor barring on < 1 rpm. Akibat yang timbul apabila rotor barring bermasalah
ialah rotor bengkok dan saat start up akan timbul vibrasi yang tinggi dan dapat menyebabkan gas
turbin trip.
7. Exhaust fan oil vapour
Berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak terpakai yang terbawa oleh minyak pelumas
setelah melumasi bearing-bearing turbin, compressor dan generator. Fungsi lain adalah membuat
vaccum di lube oil tank yang tujuannya agar proses minyak kembali lebih cepat dan untuk
menjaga kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing ( seal oil ) sehingga tidak terjadi
kebocoran minyak pelumas di sisi bearing.
8. Power oil system
Berfungsi mensupply minyak pelumas ke :
1. Hydraulic piston untuk menggerakkan VIGV

2. Control-control valve ( CV untuk bahan bakar dan CV untuk air )


3. Protection dan safety system ( trip valve staging valve )
Terdiri dari 2 buah pompa yang digerakkan oleh 2 motor AC.
9. Jacking oil system
Berfungsi mensupply minyak ke journal bearing saat unit shut down atau stand by dengan
tekanan yang tinggi dan membentuk lapisan film di bearing. Terdiri dari 6 cylinder piston-piston
yang mensupply ke line-line :
1. 2 line mensupply minyak pelumas ke journal bearing.
2. 2 line mensupply minyak pelumas ke compressor journal bearing.
3. 1 line mensupply minyak pelumas ke drive end generator journal bearing.
4. 1 line mensupply minyak pelumas ke non drive end generator journal bearing.

Klasifikasi Turbin Uap


Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda
berdasarkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses
penurunan tekanan uap sebagai berikut :
1.
Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
a.
Turbin Impulse
Turbin impuls atau turbin tahapan impuls adalah turbin sederhana berrotor satu
atau banyak (gabungan ) yang mempunyai sudu-sudu pada rotor itu. Sudu
biasanya simetris dan mempunyai sudut masuk dan sudut keluar.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu
diam / nosel.
Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata.
b.

Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari
baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat
dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris, karena
berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap walaupun arahnya

lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.

2.
Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam
Turbin

Turbin Tunggal ( Single Stage )


Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk
daya kecil, misalnya penggerak
kompresor, blower, dll.
2. Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya
besar. Pada turbin bertingkat
terdapat deretan sudu 2 atau lebih.
Sehingga turbin tersebut terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
3.

Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap


1. Turbin Kondensasi.

Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam


kompresor.
2. Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm
sehingga
masih dapat dimanfaatkan untuk
menggerakkan turbin lain.
3. Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses
pemanasan lain, misalnya proses
industri.
Prinsip kerja turbin uap

Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun
cakram yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap
bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan
menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan
dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga
sama halnya dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan
energi listrik.

Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi
muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh
kondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan
kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah
jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi
thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang
modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan
temperatur kondensor 200C sampai 300C.

Selain hal-hal tersebut diatas, untuk menjamin agar turbin tetap dalam performance yang baik
maka terhadap turbin harus dilakukan :
1. Perawatan Rutin / Rutin Khusus
No

Komponen
Governor
Quick Action Stop Valve

Check, cuci bila perlu

Kopling :

Check fungsi dan kebocoran

1.
2.
3.

Jenis Perawatan

Generator
Pompa Minyak

Check, ukur
Check keausan, Pressure

4. Saringan Minyak :

Cuci, ganti bila perlu

5.

Ganti

Elemen
Spin on Type

6.

Cuci, check kebocoran, ganti O Ring

Oil Cooler
7.
Saringan anin generator
8.
Kabel Instrument Turbin
Minyak pelumas

Check, bersihkan
Check fungsi
Check, ganti

1. Perawatan / Overhaul
Adalah perawatan rutin ditambah dengan :
No
Komponen
1. Roda Turbin

Jenis Perawatan
Check sudu-sudu & kondisi permukaan.

2. Pinion Shaft

Check toleransi.

3. Bearing

Check clearance, shim / ganti

4. Sistem governor Overhaul dan check


1. Uji Coba
1. Oil pressure
2. Overspeed trip mechanism
3. Low oil pressure
4. Emergency trippig
5. Axial displacement switch test (tipe C4).
SKEDUL PERAWATAN
1. Pengecekan Harian

Level
minyak pelumas dan kondisinya

Kondisi air pendingin

Bentuk visual dari turbin

Alat- alat ukur.

Anda mungkin juga menyukai