Kelima elemen
tersebut adalah :
1.
Speed setting
Menentukan kecepatan yang tepat adalah suatu hal penting untuk meningkatkan kinerja
penggerak utama. Maka dari itu, governor membutuhkan alat untuk menentukan kecepatan
yang tepat. Pada governor hydro mechanical digunakan speed springer sebagai penentu
kecepatan. Apabila gaya yang diterima speed springer semakin besar, maka semakin tinggi
juga kecepatan yang dicapai. Sementara pada governor elektronik, arus dan tegangan dipakai
untuk menentukan kecepatan. Semakin tinggi arus atau tegangan masukan maka semakin
tinggi kecepatan yang dicapai
2.
Sensing speed
Untuk menentukan kecepatan, pertama-tama governor perlu menerima gaya yang sebanding
dengan kecepatan awal dari penggerak utama. Gaya yang diterima ini akan menjadi referensi
dari kerja speed setting. Pada governor hydro mechanical digunakan flyweight sebagai
elemen sensing speed. Flyweight akan menerima gaya sentrifugal yang terjadi akibat rotasi
yang disebabkan gaya aliran steam atau bahan bakar. Gaya aliran ini proporsional dengan
kecepatan dari penggerak utama. Sementara pada governor elektronik digunakan instrumen
vibrasi atau rotasi. Nilai frekuensi atau rotasi yang diperoleh akan menjadi dasar dari elemen
speed setting
3.
Antara kecepatan aktual dengan kecepatan yang diinginkan perlu dilakukan pembandingan.
Dari pembandingan ini, dapat dicari selisih dari kecepatan aktual dan kecepatan yang
diinginkan. Apabila selisih kecepatan nol, maka kecepatan yang diinginkan dari penggerak
utama telah tercapai. Apabila kecepatan aktual lebih besar dari kecepatan yang diinginkan,
maka governor akan mengurangi bahan bakar. Sementara apabila kecepatan aktual lebih kecil
dari kecepatan yang diinginkan, maka governor akan menambah bahan bakar. Pada governor
hydro mechanical, kecepatan dibandingkan di thrust bearing. Sementara pada governor
elektronik, kecepatan dibandingkan pada summing point.
4.
Untuk menjaga kecepatan pada nilai tertentu yang diinginkan, diperlukan suatu aktuator
untuk mengatur masukan bahan bakar. Baik pada governor hydro mechanical maupun
governor elektrik, aktuator yang diapakai adalah valve. Namun sistem penggerak valve yang
digunakan pada kedua governor berbeda. Pada governor hydro mechanical, sistem hidrolik
dipakai sebagai penggerak valve. Pada governor elektrikal, sistem elektrik dipakai sebagai
penggerak valve.
5.
Kestabilan penggerak utama adalah salah satu hal yang perlu dicapai oleh governor. Untuk
mencapai kestabilan tersebut, governor menggunakan sistem feedback. Sinyal feedback akan
dikirimkan dari penggerak utama ke thrust bearing atau summing point dari governor. Sinyal
feedback yang dikirimkan dapat berupa droop maupun kompensator.
generator akan turun. Besarnya penurunan ini akan direspon oleh governor dengan cara
memerintahkan valve untuk membuka lebih lebar agar jumlah uap yang masuk ke turbin
bertambah. Berikut adalah contoh respon dari isochronous governor:
Isochronous governor tidak dapat digunakan pada sistem interkoneksi karena setiap
generator akan berusaha untuk mengontrol frekuensi sistem (fight each other). Maka,
governor dengan karakteristik speed-droop harus digunakan.
Jika terjadi kenaikan/penurunan frekuensi pada sistem, maka generator yang memiliki
governor tipe Speed-droop akan mengurangi/menambah bukaan valve sesuai dengan
daya maksimum generator dan setting governornya. Setting governor untuk keperluan
ini disebut dengan speed-droop atau regulation characteristic. Lebih umum lagi, istilah
tersebut disebut dengan Droop saja (bukan drop).
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugiankerugian yang
dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada
menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada
ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan
perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
MSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap utama (main steam)
masuk ke HP Turbin. Pada saat start up, MSV berfungsi mengatur laju aliran uap yang
masuk ke HP Turbin dan juga sebagai proteksi saat turbin trip.
2.
GV (Governor Valve)
GV bekerja setelah terjadinya valve transfer dari MSV ke GV yang berfungsi
mengatur laju aliran uap utama pada HP dan juga sebagai pengontrol beban (setelah
disinkronisasi sampai beban normal).
3.
RSV (Reheat Stop Valve)
RSV merupakan valve yang membuka dan menutup aliran uap reheat yang masuk ke
IP Turbin. Pada saat start up RSV sudah dalam kondisi membuka penuh, jadi tidak
berperan dalam pengaturan laju aliran uap reheat dan juga sebagai alat proteksi saat
turbin trip.
4.
ICV (Interceptor Valve)
Pada saat start up, ICV berperan seperti MSV yaitu mengatur aliran uap reheat pada
IP Turbin.
Pengendalian Katup Uap Turbin
Salah satu hal yang juga sangat penting dalam pengontrolan turbin uap adalah
pengaturan putarannya dengan mengatur prosentase buka tutup katup. Sistem katup
uap (governor valve) pada dasarnya mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai pengendali putaran turbin sebelum generator on line.
b. Sebagai pengendali setelah generator sinkron dengan jaringan lokal dimana unit
sebagai master (island operator)
c. Sebagai pengendali beban yang dibangkitkan generator apabila generator sinkron
dengan jaringan. Sistem pengatur ini bekerja berdasarkan speed drop yang telah
ditentukan untuk mengatur frekuensi jaringan.
d. Sebagai peralatan proteksi yang menjamin bekerjanya turbin dengan aman.
e. Sebagai sarana pengaturan secara jarak jauh dari pusat pengukur beban.
Fungsi-fungsi trip yang telah kita bicarakan sebelumnya juga sangat berhubungan
dengan governor ini karena ketika terjadi trip, governor- governor yang ada akan
secara otomatis menutup laju uap yang menuju ke Turbin, sehingga turbin akan
berhenti bekerja.
Mekanisme pengendalian buka tutup katup dapat dilakukan sebagai berikut:
1.
Sistem pengendalian dengan governor motor
Pada sistem ini pengaturan pembukaan governor valve selain diperintah oleh tekanan
minyak governor motor, juga dipengaruhi oleh putaran turbin (frekuensi). Hal ini
dapat terjadi karena tekanan minyak governor motor berhubungan dengan tekanan
discharge impeller serta putaran turbin. Sistem pengaturan ini disebut juga free
governor action. Karena pembukaan governor dipengaruhi oleh perubahan frekuensi.
Tekanan minyak pada governor diatur oleh servo motor yang dikerjakan oleh operator
dari control room.
2.
Sistem pengendalian secara elektronik
Pada sistem ini pengaturan governor dilakukan secara hidraulik diperintahkan oleh
suatu perangkat elektronik yang disebut electro hydraulic converter.
3. Sistem pengendalian dengan load limit
Pegaturan governor load limit adalah pengaturan pembukaan govenor yang hanya
dikontrol oleh tekanan minyak. Load limit frekuensi tidak bisa mempengaruhi
pembukaan governor valve, kecuali jika terjadi tekanan frekuensi yang tinggi
D.
Kekurangan
Menghidupkan Turbin.
1.
2.
Hidupkan auxiliary oil pump ( electric pump atau turbo pump ), turbin memakai electric pump bila aliran
listrik terputus dapat menggunakan hand oil pump.
3.
Posisikan low oil pressure switch pada posisi on dan emergency switch pada posisi off.
4.
Buka secara berturut-turut keran pembersih uap(drain valve), kran uap bekas, keran uap masuk dan
kran pendingin.
5.
periksa posisi load limit pointer (tanda segitiga hitam) harus pada posisi 0 sampai 2.
6.
Untuk type-type tertentu yang dilengkapi dengan saklar eksitasi, posisikan saklar tersebut pada off.
7.
Tolak pilot valve, tunggu switch quick action stop valve membuka, Bantu governor dengan tangan dan
hidupkan turbin pada putaran rendah selama lebih kurang 15 menit (600 s/d 800 rpm), kemudian
putar ke kanan knop load limit sampai garis petunjuk menunjuk angka 10.
8.
Tambah knop speed setting perlahan-lahan samapai rpm 1500 (putar ke kanan untuk menambah dan
ke kiri untuk mengurangi rpm).
9.
10.
Periksa tekanan minyak pelumas harus diantara 3 s/d 6 bar dan suhunya antara 40 s/d 75 oC
11.
Hentikan turbo oil pump (electric oil pump akan berhenti secara otomatis).
12.
Tutup semua kran pembersih uap (drain valve), kran steam trap harus tetap terbuka.
13.
14.
Dengan memakai governor switch, set alternator pada 50 HZ atau 60 HZ, set voltage pada 380 s/d
400 volt.
15.
Menghentikan Turbin
1.
Paralelkan dengan Genset, pindahkan beban ke Genset dan tekan knop open pada ACB untuk
turbine.
2.
3.
Putar ke kiri knop load limit, sehingga load limit pointer (tanda segitiga hitam) menunjuk ke angka 0 s/d
2.
4.
5.
Buka kran turbo oil pump (electric oil pump hidup secara otomatis).
6.
Tutup kran uap bekas, kran uap masuk dan buka pembersih uap (drain valve).
7.
8.
Apabila turbine sudah benar-benar berhanti, tutup kran turbo oil pump atau offkan switch electric oil
pump, low oil pressure switch dan emergency switch tetap pada posisi off.
9.
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjalankan turbin uap adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan sebelum dijalankan
Sebelum turbin uap dijalankan terlebih dahulu kita harus persiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan turbin uap tersebut, baik mengenai minyak pelumas maupun peralatan
lain. Persiapan juga meliputi pemeriksaan alat-alat, yaitu :
a.
Air pendingin
Minyak pelumas
b. Periksa roda tangan dari servomotor dalam keadaan tertutup habis ke kanan.
c.
Periksa apakah semua kerangan kondensasi pintu uap masuk dan uap keluar sudah terbuka.
Untuk pembuangan air kondensasi secara otomatis, maka pada setiap sistem uap masuk dan
uap keluar harus dipasang steam trap otomatis dan yang harus diamati dengan berkelanjutan.
f.
g. Putar roda tangan dari penyetel putaran (speed adjusting device) sehingga minyak tersalur
ketitik-titik pelumasan secara sempurna.
h.
Periksa tombol trip transmitter pada posisi terangkat. Apabila belum, tekan tombol switch
valve.
i.
j.
k. Hentikan pompa turbo dengan cara menutup kerangan uap untuk itu.
l.
Putar roda tangan dari alat penyetel putaran ke kanan hingga governor cantilever bekerja
untuk mengatur.
m. Putar roda tangan servomotor ke kiri sampai habis, kemudian kembalikan 1/4 putaran.
n. Atur putaran dengan menggunakan speed adjusting device.
o. Tutup kerangan bypass pada pipa drain dan buka kerangan steam trap.
p.
Buka kerangan air untuk pendingin minyak sehingga termometer pada cooler outlet
menunjukkan 40-450C.
Langkah Biasa
1. Putar roda tangan servomotor ke kanan sampai habis, kemudian kembalikan 1/4 putaran.
Perhatian :
Hanya pada waktu darurat saja, turbin boleh dimatikan melalui trip transmitter.
2. Apabila tekanan minyak pengatur turun kebawah maka turbo pompa dijalankan.
3.
Hentikan pompa turbo apabila bagian-bagian turbin yang dilalui uap telah menjadi dingin
sehingga bantalan tidak lagi melampaui 1000C.
Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar meliputi :
pengadaan, transfortasi dan penyimpangan, terutama yang memerlukan perhatian terhadap resiko
kebakaran.
2. Penyediaan air pendingin
Masalah penyediaan air pendingin timbul pada pusat termal seperti PLTU dan PLTD. PLTU dan
PLTD dengan daya terpasang di atas 25 MW banyak yang dibangun di daerah pantai karena
membutuhkan air pendingin dengan jumlah yang besar sehingga pusat listrik ini dapat
menggunakan air laut sebagai pendingin. Untuk unit-unit PLTD yang kecil, di bawah 3 MW,
pendinginnya dapat menggunakan udara dengan menggunakan radiator.
3. Masalah limbah
PLTU batubara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dengan asap yang mengandung gas
SO2, CO2 dan NOx. Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia dari air ketel (blow down).
PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas. PLTA tidak menghasilkan limbah,
malah limbah dari masyarakat yang masuk kesungai penggerak PLTA sering menimbulkan
gangguan pada PLTA.
4. Masalah kebisingan
Pusat listrik termal menimbulkan seara keras yang merupakan kebisingan bagi masyarakat yang
tinggal di dekatnya. Tingkat kebisingan harus dijaga agar tidak melampaui standar yang berlaku.
5. Operasi
Operasi pusat listrik sebagian besar 24 jam sehari. Delain itu biaya penyediaan tenaga listrik
sebagian besar ( + 60%) untuk operasi pusat listrik, khususnya untuk membeli bahan bakar. Oleh
karena itu, perlu dilakukan operasi pusat listrik yang seefisien mungkin. Jika pusat listrik
beroperasi dalam sistem interkoneksi, ( yaitu pusat listrik yang beroperasi paralel dengan pusatpusat listrik lain melalui saluran transmisi), maka pusat listrik ini harus mengikuti pola operasi
sistem interkoneksi.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk :
- Mempertahankan efisiensi
- Mempertahankan keandalan
- Mempertahankan umur ekonomis
Bagian-bagian peralatan yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah:
- Bagian-bagian yang bergeser: seperti : bantalan, cincin pengisap (piston ring) dan engsel-engsel.
- Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang berbeda seperti : penukar panas
(heat exchanger) dan ketel uap
- Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung listrik.
7. Gangguan dan kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutusan Tenaga (PMT) membuka (trip) diluar
kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan tenaga listrik. Gangguan esungguhnya
adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya kebanyakan petir, dan tanaman. Gangguan
dapat juga disebabkan karena kerusakan alat, sebaliknya gangguan ( misalnya yang disebabkan
petir) yang terjadi berkali-kali akhirnya mengakibatkan alat ( misalnya transformator ) menjadi
rusak.
8. Pengembangan pembangkit
Pada umumnya, pusat lstrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam sistem interkoneksi
memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena beban yang dihadapi terus bertambah
sedangkan di pihak lain pihak unit pembangkit yang ada menjadi semakin tua dan perlu
dikeluarkan dari operasi.
9. Perkembangan teknologi pembangkit
Perkembangan teknologi pembangkit umumnya mengarah pada perbaikan
efisiensi dan penemuan teknik konversi energi yang baru dan penemuan
bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi perangkat keras
(hardware) seperti komputerisasi dan juga meliputi segi perangkat lunak
( software) seperti pengembangan model-model matematika untuk optimasi.
Selain peralatan utama seperti disebutkan diatas diperlukan juga peralatan pendukung, yaitu :
1. Air Intake
Berfungsi mensuplai udara bersih ke dalam kompresor.
2. Blow off Valve
Berfungsi mengurangi besarnya aliran udara yang masuk ke dalam kompressor utama atau
membuang sebagian udara dari tingkat tertentu untuk menghindari terjadinya stall (tekanan udara
yang besar dan tiba-tiba terhadap sudu kompresor yang menyebabkan patahnya sudu kompresor)
3. VIGV ( Variable Inlet Guide Fan )
Berfungsi untuk mengatur jumlah volume udara yang akan di kompresikan sesuai kebutuhan.
4. Ignitor
Berfungsi penyalaan awal atau start up. Campuran bahan bakar dengan udara dapat menyala oleh
percikan bunga api dari ignitor yang terpasang di dekat fuel nozzle burner dan campuran bahan
bakar menggunakan bahan bakar propane atau LPG.
5. Lube oil system
Berfungsi memberikan pelumasan dan juga sebagai pendingin bearing-bearing seperti bearing
turbin, kompressor, generator. Memberikan minyak pelumas ke jacking oil system. Memberikan
supply minyak pelumas ke power oil system. Sistem pelumas di dinginkan oleh air pendingin
siklus tertutup.
6. Hydraulic rotor barring
Rotor bearing system terdiri dari : DC pump, Manual pump, Constant pressure valve, pilot valve,
hydraulic piston rotor barring. Rotor barring beroperasi pada saat unit stand by dan unit shutdown
( selesai operasi ). Rotor barring on < 1 rpm. Akibat yang timbul apabila rotor barring bermasalah
ialah rotor bengkok dan saat start up akan timbul vibrasi yang tinggi dan dapat menyebabkan gas
turbin trip.
7. Exhaust fan oil vapour
Berfungsi utama membuang gas-gas yang tidak terpakai yang terbawa oleh minyak pelumas
setelah melumasi bearing-bearing turbin, compressor dan generator. Fungsi lain adalah membuat
vaccum di lube oil tank yang tujuannya agar proses minyak kembali lebih cepat dan untuk
menjaga kerapatan minyak pelumas di bearing-bearing ( seal oil ) sehingga tidak terjadi
kebocoran minyak pelumas di sisi bearing.
8. Power oil system
Berfungsi mensupply minyak pelumas ke :
1. Hydraulic piston untuk menggerakkan VIGV
Turbin Reaksi
Turbin reaksi mempunyai tiga tahap, yaitu masing-masingnya terdiri dari
baris sudu tetap dan dua baris sudu gerak. Sudu bergerrak turbin reaksi dapat
dibedakan dengan mudah dari sudu impuls karena tidak simetris, karena
berfungsi sebagai nossel bentuknya sama dengan sudu tetap walaupun arahnya
lengkungnya berlawanan.
Ciri-ciri turbin ini adalah :
Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak
Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bertingkat.
2.
Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam
Turbin
Turbin uap terdiri dari sebuah cakram yang dikelilingi oleh daun-daun
cakram yang disebut sudu-sudu. Sudu-sudu ini berputar karena tiupan dari uap
bertekanan yang berasal dari ketel uap, yang telah dipanasi terdahulu dengan
menggunakan bahan bakar padat, cair dan gas.
Uap tersebut kemudian dibagi dengan menggunakan control valve yang akan
dipakai untuk memutar turbin yang dikopelkan langsung dengan pompa dan juga
sama halnya dikopel dengan sebuah generator singkron untuk menghasilkan
energi listrik.
Setelah melewati turbin uap, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi
muncul menjadi uap bertekanan rendah. Panas yang sudah diserap oleh
kondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yang kemudian dipompakan
kembali menuju boiler. Sisa panas dibuang oleh kondensor mencapai setengah
jumlah panas semula yang masuk. Hal ini mengakibatkan efisisensi
thermodhinamika suatu turbin uap bernilai lebih kecil dari 50%. Turbin uap yang
modern mempunyai temperatur boiler sekitar 5000C sampai 6000C dan
temperatur kondensor 200C sampai 300C.
Selain hal-hal tersebut diatas, untuk menjamin agar turbin tetap dalam performance yang baik
maka terhadap turbin harus dilakukan :
1. Perawatan Rutin / Rutin Khusus
No
Komponen
Governor
Quick Action Stop Valve
Kopling :
1.
2.
3.
Jenis Perawatan
Generator
Pompa Minyak
Check, ukur
Check keausan, Pressure
4. Saringan Minyak :
5.
Ganti
Elemen
Spin on Type
6.
Oil Cooler
7.
Saringan anin generator
8.
Kabel Instrument Turbin
Minyak pelumas
Check, bersihkan
Check fungsi
Check, ganti
1. Perawatan / Overhaul
Adalah perawatan rutin ditambah dengan :
No
Komponen
1. Roda Turbin
Jenis Perawatan
Check sudu-sudu & kondisi permukaan.
2. Pinion Shaft
Check toleransi.
3. Bearing
Level
minyak pelumas dan kondisinya