Anda di halaman 1dari 13

BAB I

KONSEP MEDIK
1.1 Definisi
Hipertiroidisme (tirotoksikosis) adalah suatu keadaan dimana terjadinya sekresi yang
berlebihan dari hormon tiroid yang ditandai dengan adanya pembesaran kelenjar tiroid
(goiter) dan adanya exopthalmos.
Hipotiroidisme adalah keadaan ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang bejalan
lambat dan diikuti oleh gajala-gejala kegagalan tiroid. Kegagalan ini terjadi akibat kadar
hormon tiroid berada di bawah nilai optimal. Lebih dari 95 % penderita hipotiroidisme
mengalami hipotiroidisme primer atau tiroidol yang mengacu pada disfungsi kelenjar tiroid itu
sendiri.
1.2 Etiologi
Penyebab hipertiroidisme
1. Udema (hipertirodisme)
2. Grasves Disease (toksi, diffuse goiter)
3. Kanker tiroid
4. Adenoma toksi
5. Tiroiditis
6. Perubahan sekresi dan metabolisme hipotalamus dan putuitari.sedangkan hipotiroidisme
disebabkan oleh:
1. Tiroiditis limfotik kronis (tiroiditis Hasimoto), dimana sistem imun menyerang kelenjar tiroid.
2. Atrofi kelenjar tiroid yang menyertai proses penuaan.
3. Terapi untuk hipertiroidisme.
4. Obat-obatan (lithium, senyawa iodium, obat-obat anti tiroid).
5. Radiasi pada kepala dan leher untuk penanganan kepala dan limfoma.
6. Penyakit infiltratif pada tiroid (omiloidosis, sklerodema).
7. Defisiensi dan kelebihan iodium.
1.3 Patofisiologi
Hipertiroidisme akan meningkatkan sirkulasi hormon tiroid yang berlebihan sehingga
mengakibatkan meningkatnya metabolisme dan stimulasi sistem saraf simpatis. Pengaruh
hipertiroidisme akan meningkatkan heart raten dan stroke sehingga kardiak output akan

meningkat dan akan terjadi peningkatan aliran darah perifer.

Hipertiroidisme akan

meningkatkan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak sehingga lemak tubuh akan
berkurang atau menurun dan terjadi penurunan kalori dan defisiensi nutrisi. Nafsu makan
menurun akibat adanya stimulasi simpatis dan terjadi pengurangan berat badan, kadangkadang terjadi hipermotilitas usus dan terjadi diare. Disamping itu akan terjadi peningkatan
toleransi suhu tubuh dan terjadi dipresis yang berlebihan. Rambut mudah gugur, kulit teraba
hangat, emosi labil. Akibat stimulasi sippatis yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan
kerja jantung meningkat dan disebabkan oleh meningkatnya metabolisme dan bisa mengalami
gagal jantung.
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat penurunan fungsi kelenjar tiroid, jika produksi hormon
tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan berkompensasi untuk meningkatkan sekresinya
sebagai respon terhadap rangsangan hormon TSH. Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid
akan menurunkan laju metabolisme basal dan akan mempengaruhi semua sistem tubuh
(penurunan produksi asam lambung, penurunan motilitas usus, penurunan detak jantung,
gangguan dan penurunan fungsi neurologik). Penurunan hormon tiroid akan mengganggu
metabolisme lemak dimana akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga
berpotensi mengalami aterosklerosis.

Pembentukan eritrosit yang tidak optimal sebagai

dampak dari menurunnya hormon tiroid memungkinkan klien mengalami anemi.


1.4 Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik hipertiroidisme cenderung kurang jika mulainya perlahan-lahan
sedangkan yang lebih berat dan terutama menunjukkan gajala kardiovasluker terdapat pada
penderita lansia. Hipertiroidisme pada penderita muda dapat ditoleransi lebih baik karena
merasa lebih berenergi, banyak makan tanpa peningkatan berat badan dan merasa lebin
nyaman pada saat cuaca dingin. Gejala hipertiroidisme berupa kelemahan otot, berat badan
menurun, gagal jantung (fibrilasi atrium). Gambaran fisik umum penderita tampak gelisah,
bicaranya cepat, seringkali emosional, dan sulit berkonsentrasi.
Manifestasi klinik hipotiroidisme tidak spesifik, namun kelelahan yang ekstrim
menyulitkan penderitanya untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari secara penuh atau ikut
serta dalam aktivitas yang lazim dilakukannya. Laporan tentang adanya kerontokan rambut,
kuku yang rapuh, kulit yang kering dan keluhan rasa gatal serta parastesia pada jari-jari
tangan. Kadang-kadang suara menjadi kasar (parau, ngangguan haid seperti menorhagia

atau aminore akan terjadi i disamping hilangnya libido). Hipotiroidisme menyerang wanita 5x
lebih sering dibandingkan laki-laki dan paling sering terjadi diusua di atas 50 tahun.
1.5 Pemeriksaan Diagnostik

T4 serum
Tes yang paling sering dilakukan adalah penentuan T4 serum dengan radio monologi dan
peningkatan kompetitif.

T3 serum
T3 serum mengukur kandungan T3 bebas dan terikat T3 total dalam serum. Sekresinya

terjadi sebagai respon terhadap sekresi TSH dan T4.

Tes T3 Ambilan resin


Tes Ambilan Resin merupakan pemeriksaan untuk menguku secara tidak langsung kadar
TBG tidak jenuh. Tujuannya adalah untuk menentukan jumlah hormon tiroid yang terikat
dengan TBG dan jumlah pengikatan yang ada. Pemeriksaan ini menghasilkan indeks
jumlah hormon tiroid yang sudah ada dalam sirkulasi.

Tes TSH (tiroid stimulathing hormone)


Pengukuran konsentrasi TSH serum sangat penting artinya dalam menegakkan diagnosis
serta penatalaksanaan kelainan tiroid untuk membedakan kelainan yang disebabkan oleh
penyakit pada kelenjar tiroid sendiri dengan kelainan yang disebabkan oleh penyakit pada
hipofisis atau hipotalamus.

1.6 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan Hipertiroidisme, adalah membatasi produksi hormon tiroid yang
berlebihan dengan cara menekan produksi (obat anti tiroid).
1. Obat Anti Tiroid
a. obat untuk mengontrol tirotoksitosis pada fase pengobatan atau sesudah
pengobatan pada pasien yang mendapat yodium radioaktif
b. persiapan tiroideoktomi.
c. Pengobatan pasien hamil dan lansia.
d. Pasien dengan krisis tiroid.
Obat diberi pada dosis besar pada permulaan sampai eutiroidisme lalu berikan
dosis rendah untuk mempertahankan eutiroidisme.
2. Pengobatan dengan Radioaktif

Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif diberikan pada:


a. Pasien umur 35 tahun atau lebih.
b. Hipertiroidisme yang kambuh sesudah operasi.
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat anti tiroid.
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat anti tiroid.
e. Adematoksid, goiter multiniduler toksid
Efek samping dari pengobatan ini adalah hipotiroidisme, eksaserbasi dan tiroiditis.
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroidisme :
Indikasi operasi adalah
a. pasien umur muda dengan trauma besar serta tidak berespon terhadap obat anti
tiroid.
b. Alergi terhadap obat anti tiroid tidak dapat menerima yodiun radioaktif.
c. Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat anti tiroid kemudian diberi cairan
kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-15 tetes selama 10 hari
sebelum operasi untuk mengurang ivaskularisasi pada kelenjar tiroid.
Penatalaksanaan hipotiroidisme
1. Terapi darurat ditujukan untuk mengobati syok, memulihkan sirkulasi darah, memberikan
cairan, melakukan terapi penggantian kortikosteroid.
2. Memberikan hidrokortison IV pemberian infus dekstrose 5% dalam larutan normal salin.
3. Tindakan penggantian kortisol, biasanya 20-30 mg/hari dalam beberapa dosis.

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
II.1. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala

: lelah, nyeri atau kelemahan pada otot (terjadi perburukan setiap hari), tidak
mapu beraktifitas.

Tanda

: Peningkatan denyut jantung / nadi pada aktifitas yang minimal. Penurunan


kekuatan dan rentang gerak sendi. Depresi, gangguan konsentrasi,
penurunan inisiatif/ Ide.

2. Sirkulasi
Gejala

: Hipotensi, takikardi disritmia, suara jantung melemah, sianosis dan pucat.

3. Integritas ego
Gejala

: adanya riwayat faktor stress yang baru dialami, termasuk sakit fisik atau
pembedahan, perubahan gaya hidup, ketidakmampuan mengatasi stress.

Tanda

: ansietas, peka rangsang, depresi, emosi nggak stabil

4. Eliminasi
Gejala

: diare sampai adanya konstipasi, keram abdomen, perubahan frekuensi dan


karakteristik urine

5. Makanan / cairan
Gejala

: anoreksia berat, mual atau muntah, kekurangan zat garam, berat badan
menurun dengan cepat yang berhubungan dengan turgor kulit jelek.

6. Pernapasan
Gejala

: Dispnu

Tanda

: Pernapasan meningkat, tacipnea, suara napas, krakel, ronkhi pada keadaan


infeksi

7. Penyuluhan
Gejala

: adanya riwayat keluarga DM, TBC, kanker, Tiroiditis, anemia pernisiosa,

8. Kenyamanan
Gejala

: Nyeri otot, kaku perut, nyeri kepala, nyeri tulang belakang, abdomen,
ekstremitas (pada keadaan kritis)

II.2. Diagnosa
Hipertiroidisme
1. Curah jantung, penurunan, resti thd (factor resiko mencakup : hipertiroid tdk terkontrol,
keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jtg, perubahan frekuensi, irama, &
konduksi jtg)
2. Kelelahan bd hipermetabolik dg peningkatan keb. energi
Hipotiroidisme
1. Intoleran aktifitas bd kelelahan dan penurunan proses kognitif
2. Perubahan suhu tubuh
3. Konstipasi bd penurunan fungsi GI
4. kurang pengetahuan tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur
hidup
5. Pola napas tidak efektif bd depresi ventilasi
6. Perubahan proses pikir bd gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler
serta pernapasan
II.3. Intervensi
Hipertiroidisme

Dx 1
-

Pantau TD pada posisi baring, duduk, berdiri jk memungkinkan. Perhatikan besarnya


tekanan nadi.

Pantau CVP jk klien menggunakannya

Periksa/ teliti adanya angina atau nyeri dada

Kaji nadi atau denyut jtg saat klien tidur

Pantau EKG

Auskultasi suara napas

Pantau suhu, berikan lingkungan yg sejuk, batasi penggunaan linen, kompres dg air
hangat.

Observasi tanda & gjl haus yg hebat

Catat masukan & haluara, catat pula BJU

Timbang BB setiap hari, sarankan utk tirah baring & batasi aktivitas yg tdk perlu

Catat adanya bronkokontriksi, kehamilan, sinus bradikardi

Observasi efek samping dr antagonis adrenergik

Kolaborasi : beri cairan IV sesuai indikasi. O2 sesuai indikasi

Dx 2
-

Pantau TTV, cata nadi baik saat istirahat/ beraktivitas

Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat, dan sianosis

Ciptakan lingkungan yg tenang, ruangan yg dingin, turunkan stimulasi sensori

Sarankan klien utk mengurangi aktivitas & meningkatkan istirahat di tempat tidur

Beri tindakan yg membuat klien nyaman

Memberikan aktivitas pengganti yg menyenangkan, spt membaca

Hindarimembicarakan topik yg menjengkelkan/ mengancam klien

Diskusikan dg orang terdekat keadaan lelah & emosi yg tdk stabil

Kolaborasi : beri obat sesuai anjuran

Hipotiroidisme
Dx 1:
-

Atur interval waktu antara aktifitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat
ditolerir

Bantu aktifitas perawatan mandiri ketika kliem berada dalam keadaan lelah

Beri stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress

Pantau respon kliem terhadap peningkatan aktifitas

Tujuan : meningkatkan kemandirian pada aktifitas perawatan

Dx 2 :
-

Berikan tambahan lapisan tambahan atau selimut

Hindari dan cegah penggunaan sumber panas dari luar misalnya bantal pemanas,selimut
listrik atau penghangat.

Pantau suhu klien & laporkan penurunannya dari nilai dasar suhu tubuh normal klien

Lindungi terhadap pajanan hawa dingin dan hembusan angin

Tujuan : pemeliharaan suhu tubuh yang normal

Dx 3 :
-

Dorong peningkatan asupan cairan dalam batas-batas restriksi cairan

Beri makanan yang tinggi serat

Anjarkan kliem tentang jenis makanan yang banyak mengandung air

Pantau fungsi usus

Dorong klien utk meningkatkan mobilitas dalam batas-batas toleransi latihan

Dorong klien utk menggunakan pencahar dan enema hanya bila diperlukan saja

Tujuan : pemulihan fungsi usus yang normal

Dx 4 :
-

Jelaskan dasar pemikiran untuk terapi penggantian hormon tiroid

Uraikan efek pengobatan yang dikehendaki pada kliem

Bantu klienmenyusun jadwal dan ceklis untuk memastikan pelaksanaan sendiri terapi
penggantian hormon tiroid

Uraikan tanda dan gejala pemberian obat dengan dosis yang berlebiihan dan kurang

Jelaskan perlunya tindak lanjut jangka panjang pad kliem dan keluarganya

Tujuan : pemahaman dan penerimaan terhadap program pegobatan yang diresepkan

Dx 5 :
-

Pantau prekuensi, kedalaman pola pernapasan, oksimetri denyut nadi dan GDA

Dorong klien utk napas dalam dan batuk

Berikan obat dengan hati-hati

Pelihara saluran napas klien dg cara pengisapan dan dukungan fentilasi jika diperlukan
Tujuan : perbaikan status respirasi dan pemeliharaan yang normal

Dx 6 :
-

Orientasikan klien thd waktu, tempat, tanggal, dan kejadian disekitar dirinya

Beri stimulasi lewat percakapan & aktifitas ygtdk mengancam

Jelaskan pada klien & keluarga bahwa perubahan pd fungsi kognitif dan mental
merupakan akibat proses penyakit

Pantau proses kognitif serta mental dan responnya terhadap pengobatan serta terapi
lainnya

Tujuan : perbaikan proses berpikir

11.1Evaluasi
Hipertiroidisme

Mempertahankan curah jtg yg adekuat sesuai dg kebutuhan tubuh yg ditandai dg


TTV stabil, denyut nadi perifer normal, pengisian kapiler normal, status mental baik, tdk
ada disritmia.

mengungkapkan secara verbal peningkatan tingkat energi, menunjukkan


perbaikan kemampuan utk berpartisipasi dlm melakukan aktivitas.

Hipotiroidisme
beraktifitas dalam perawatan mandiri, melaporkan tingkat

penurunan kelelahan, memperlihatkan perhatian dan kesadaran pada lingkungan,


berpartisipasi dalam aktifitas dan berbagai kejadian di lingkungannya, berpartisipasi dalam
peristiwa dan aktifitas keluarga, melaporkan tidak adanya nyeri dada, peningkatan
kelelahan atau gejala sesak napas yang menyertai peningkatan aktifitas.
mengalami berkurangnya rasa nyaman dan intoleran terhadap

hawa dingin, mempertahankan suhu tubuh dasar, melaporkan rasa hangat yang adekuat
dan berkurangnya gejala menggigil, menjelaskan rasional untuk menghindari sumber
panas dari luar

mencapai pemulihan kepada fungsi usus yang normal,


melaporkan fungsi usus yang normal, mengenali dan mengkonsumsi makanan yang kaya
serat, minum cairan sesuai dengan yang dianjurkan setiap hari, berpartisipasi dalam
peningkatan latihan yang ditingkatkan secara bertahap, menggunakan pencahar yang
diresepkan dan menghindari ketergantungan yang berlebihan pada pencahar serta enema

Menguraikan program pengobatan dengan benar, menjelaskan


rasional bagi terapi penggantian hormon tiroid, mengenali hasil akhir terapi penggantian
hormon tiroid yang positif, menggunakan obta bagi diri sendiri seperti yang diresepkan,
mengenali efek samping yang merugikan dan harus segera dilaporkan ke dokter :
timbulnya kembali gejala hipotiroidisme

memperhatikan perbaikan status pernapasan dan pemeliharaan


pola napas yang normal, menunjukkan frekuensi, kedalaman, pola respirasi yang normal,
menarik napas dalam dan batuk ketika dianjurkan, menunjukkan suara napas yang normal

tanpa bising tambahan pada ausfultasi, menjelaskan rasional penggunaan obat yang hatihati, berpartisipasi pada saat dilakukan pengisapan dan pentilasi

memperlihatkan perbaikan fungsi kognitif, mengidentifikasikan


waktu, tempat, tanggal dan kejadian dengan benar, bereaksi ketika dirangsang, bereaksi
scr spontan dengan keluarga dan lingkungan, menjelaskan bahwa perubahan dalam
proses mental dan kognitif merupakan hasil dari proses penyakit, menggunakan obat
untuk mencegah penurunan pd proses kognitif.

Patofisiologi dan penyimpangan KDM


-

Metabolisme lemak terganggu

Disfungsi Hipofisis / hipotalamus


Pengangkatan kelenjar tiroid
Infeksi kronis kelenjar tiroid
Atropi kelenjar tiroididiopatik

Produksi hormon tiroid (T3 & T )


Tdk Adekuat

Gangguan Fungsi
neurologis

Laju metabolisme basal


meningkat

Hipotermi

Kadar kolesterol meningkat


Penurunan metilitas usus
Aterosklerosis
Apas lama dalam usus
Suplai O2 ke jantung meningkat
Reabsobsi meningkat

Energi kurang

Kelelahan

Aktivitas intoleran

Hipoksia otot jantung


Feces keras
Peningkatan asam laktat
Konstipasi
Acidosis Metabolic

Kurang pengetahuan
(Keb. Belajar)

Penurunan metabolic

Klien sering beranya ttg


penyakitnya

Penurunan volume
Kurang terpajan pada
informasi
Penurunan curah jantung
Kerja paru meningkat
Kerja jantung meniingkat

Sesak nafas

Pola nafas nggak efektif

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertiroidisme adalah sindrom klinis fisiologis dan biokimia sebagai akibat
terpaparnya

jaringan

oleh

kadar

hormon

tiroid

yang

berlebihan.penyebab

hiprtiroidisme adalah penyakit grafes gondok multi nodular toksi, gondok uninodular
toksik, atau tiroiditis. Hipotiroidisme merupakan keadaan klinik yang disebabkan
oleh kekurangan hormon tiroid. Penyebab hipotiroidisme:
a.

hilangnya atau atrofi dari jaringan tiroid hipotiroidisme tirofrifit.

b.

berkurangnya rangsangan terhadap kelenjar normal secara intrinsik,


seperti penyakit hipotalamus dan hipofisis hipotiroidisme troprivik.

B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan :
Para pembaca dan masyarakat mampu memahami dan mengerti tentang
hipertiroidisme dan hipotiroidisme ini.
Para tenaga kesehatan mampu memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
khususnya hipertirodisme dan hipotiroidisme,.secara profesional
Disarankan agar masyarakat mampu menjaga kesehatan dengan menghindari alasan
yang bisa mengakibatkan terjadinya hipertiroidisme dan hipotiroidisme.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 2. 1999. Penerbit
Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doengoes, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. 1993. Penerbit Buku
Kedokteran jakarta.
Mansjoer Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga Jilid I. 1999. Penerbit Media
Aescolapius FKM UI. Jakarta.
Sylvia A. Price. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses Penyakit. Volume I, Edisi 6. Penerbit

Anda mungkin juga menyukai