Proposal FC
Proposal FC
ARDIAWAN JATI
(3509100007)
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah
1. Peserta dapat mengaplikasikan ilmu dari perkuliahan di Teknik Geomatika-ITS.
2. Peserta dapat memahami konsep Pelaksanaan Pemetaan Topografi secara Praktik di
lapangan.
3. Peserta dapat menyajikan informasi data spasial dalam bentuk peta situasi di kawasan
Desa Kedamean Kabupaten Gresik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pemetaan Detil Situasi Topografi
Pemetaan Topografi adalah pemetaan permukaan bumi fisik dan kenampakan hasil
budaya manusia. Unsur relief disajikan dalam bentuk garis kontur. Skala peta berkisar antara
1:500 sampai 1:250.000 dengan interval garis kontur antara 0,25 samapai 125 meter. (Umaryono
U.Purwohardjo, 1986)
Pemetaan Situasi Detil Tachymetri adalah pemetaan untuk titik-titik detil. Detil adalah
segala obyek yang ada di lapangan, baik yang bersifat alamiah seperti : sungai, lembah, bukit
alur, rawa, dll, maupun hasil budaya manusia seperti : jalan, jembatan, gedung, lapangan,
stasiun, selokan, dll yang akan dijadikan isi dari peta yang akan dibuat. Pemilihan detil dan
teknik pengukurannya dalam pemetaan sangat tergantung dari tujuan peta itu dibuat. Misal untuk
peta teknik, maka yang diperlukan adalah unsur-unsur topografinya serta detil alamiah maupun
hasil budaya manusia yang kongkrit di lapangan. (Umaryono U.Purwohardjo, 1986).
Metode ini merupakan cara yang paling banyak digunakan dalam praktik pengukuran
detail situasi, terutama untuk pemetaan daerah yang luas dan untuk detil detil yang bentuknya
tidak beraturan. Dengan cara inipun, bentuk permukaan tanah dapat dengan mudah dipetakan.
Data yang harus diamati dari tempat berdiri alat ke titik bidik menggunakan peralatan ini
meliputi: azimuth magnet, benang atas, tengah dan bawah pada rambu yang berdiri di atas titik
bidik, sudut miring, dan tinggi alat ukur di atas titik tempat berdiri alat sehingga didapatkan
unsur jarak mendatar dan beda tinggi.
2.2.1 Kerangka Kontrol Horizontal (KKH)
Kerangka kontrol horisontal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui atau
ditentukan posisi horisontalnya, berupa koordinat pada bidang datar (X,Y), dalam sistem
proyeksi tertentu, dan satu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat yang dimaksud disini
adalah sistem koordinat kartesian bidang datar. Penentuan KKH dapat dikelompokkan dalam
metode penentuan :
1. Penentuan titik tunggal
perpotongan kebelakang
2. Penentuan banyak titik : Metode poligon : terbuka dan tertutup, Metode triangulasi,
Metode trilaterasi
2.2.2 Kerangka Kontrol Vertikal (KKV)
Kerangka kontrol vertikal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui
atau ditentukan posisi vertikalnya terhadap sebuah datum ketinggian. Datum ketinggian
ini dapat berupa ketinggian muka air laut rata-rata (mean sea level - MSL) atau
ditentukan lokal. Tinggi adalah perbedaan vertikal atau jarak tegak dari suatu bidang
referensi yang telah ditentukan terhadap suatu titik sepanjang garis vertikalnya. Untuk
mendapatkan tingi suatu titik perlu dilakukan pengukuran beda tinggi antara suatu titik
terhadap titik yang telah diketahui tingginya dengan mempergunakan alat sipat datar.
Pengukuran kerangka kontrol vertikal bertujuan untuk menentukan tinggi titik-titik yang
dicari (koordinat vertikal) terhadap bidang referensi.
2.2 Prinsip Tachimetri Pada Pemetaan Topografi
Prinsip dasar hitungan pada metoda tachimetri dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
BB
= sudut miring, jika pada alat teodolit menggunakan sistem sudut zenith maka
= 90 - z
= Tinggi Alat
TPA
= jarak mendatar
= sudut miring
BT
TPB
Dengan data jarak, sudut mendatar dan beda tinggi, maka dapat ditentukan posisi dan
ketinggian titik B dari titik A dengan menggunakan prinsip dasar penentuan koordinat dengan
metode poligon. Metode poligon digunakan untuk penentuan posisi horisontal banyak titik
dimana titik yang satu dan lainnya dihubungkan dengan jarak dan sudut sehingga membentuk
suatu rangkaian sudut titik-titik (polygon). Pada penentuan posisi horisontal dengan metode ini,
posisi titik yang belum diketahui koordinatnya ditentukan dari titik yang sudah diketahui
koordinatnya dengan mengukur semua jarak dan sudut dalam poligon.
Dimana :
Xn+1 = absis yang dicari
Yn+1 = ordinat yang dicari
Xn
Yn
Dn, n+1 = jarak antara titik yang diketahui dan titik yang akan dicari
n,n+1 = azimuth antara titik yang diketahui dan titik yang dicari
Syarat Geometris Hitungan Koordinat
1. Syarat Sudut
dimana :
akhir
= azimuth akhir
awal
= azimuth awal
= koreksi sudut
2. Syarat Absis
dimana :
Xakhir
= absis akhir
Xawal
= absis awal
fx
3. Syarat Ordinat
dimana :
Yakhir
= ordinat akhir
Yawal
= ordinat awal
Fy
Tabel 1. Faktor dan parameter yang mempengaruhi ketelitian penentuan posisi dengan GPS
Faktor
Ketelitian Data
Geometri
satelit
Metode
penentuan
posisi
Strategi
pemrosesan
data
Parameter
Tipe data yang digunakan (pseudorange,
fase)
Kualitas receiver GPS
Level dari kesalahan dan bias
Jumlah satelit
Lokasi dan distribusi satelit
Lama pengamatan
Absolute & differential positioning
Static, rapid static, pseudo-kinematic,
stop-and-go, kinematic
One & multi station referensis
Real-time & post processing
Strategi eliminasi dari pengkoreksian
kesalahan dan bias
Metode estimasi yang digunakan
Pemrosesan baseline dan perataan
jaringan
Kontrol kualitas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi
Lokasi Kemah kerja berada di Desa Kedamean, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik.
1.
No.
Kegiatan
Pengenalan Lokasi
Studi Literatur
Orientasi Medan
Pengolahan Data
Penulisan Laporan
Hari Ke4 5
6
Pengenalan
Daerah
Hal yang dilakukan saat pengenalan daerah adalah pengenalan dengan perangkat desa
dan petinggi warga sekitar terlebih dahulu sebagai salah satu cara untuk mengakrabkan
dengan lingkungan sekitar.
2. Studi Literatur
Peserta Kemah Kerja mempelajari mengenai literatur yang mendukung pekerjaan yang
akan dilakukan. Studi literatur tantu saja dengan arahan dari pembimbing kita selama
melaksanakan Kerja Praktik.
3. Orientasi Medan
Sebelum melakukan pengukuran, hal yang pertama kali harus dilakukan adalah orientasi
medan. Orientasi medan merupakan suatu kegiatan meninjau lokasi yang akan diukur
agar dapat diketahui karakteristik dan bentuk dari lokasi tersebut, sehingga dapat
membantu memudahkan pekerjaan pengukuran. Setelah melakukan orientasi medan,
kemudian menentukan titik-titik referensi sebagai titik kontrol dalam menentukan lokasi
titik-titik eksplorasi. Adanya titik referensi ini sangatlah penting sekali agar titik-titik
yang akan direncanakan nanti dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.
4. Pengukuran Terestris dan pengukuran GPS.
Data yang diambil adalah data beda tinggi, jarak, sudut yag diambil menggunakan alat
waterpass dan theodolit/total station. Data-data tersebut selanjutnya akan diproses
sehingga menghasilkan informasi posisi (koordinat x,y,z) yang akan digunakan untuk
penggambaran peta, menghitung volume galian / timbunan serta volume batubara, luas
daerah, dll. Untuk titik kerangka kontrol utama bila tidak ada, maka untuk
mendefinisikannya harus digunakan GPS Geodetik agar ketelitian koordinat yang
dihasilkan berpresisi tinggi. Data dari GPS juga diperlukan jika pengukuran terestris sulit
atau bahkan tidak mungkin untuk dilakukan misalnya untuk menghitung volume
timbunan batubara, hal ini sangat memungkinkan karena dalam pengukuran GPS
menggunakan metode pengamatan satelit.
5. Pengolahan Data
Setelah data pengukuran didapat, selanjutnya data tersebut diolah. Pengolahan data dapat
menggunakan bantuan dari software perhitungan misalnya : Ms. Excel, Matlab, dsb
untuk menentukan posisi x,y,z. Sedangkan untuk pengolahan data GPS dan Total Station,
menggunakan software khusus misalnya : Topcon Tools, atau yang lainnya
menyesuaikan dengan merk dan tipe alat yang digunakan.
6. Pembuatan Laporan
Laporan yang dibuat mencakup laporan kegiatan selama Kemah Kerja beserta teori yang
mendukung serta pengolahan data. Laporan diasistensikan dengan Dosen Tim Kemah
Kerja Teknik Geomatika ITS dengan standart laporan ilmiah.
BAB IV
PENUTUP
Kami berharap agar proposal ini mendapat persetujuan sehingga Praktikum Kemah
Kerja Semester Ganjil berjudul Pemetaan Topografi Kecamatan Kedamean Kabupaten
Gresik untuk Pembuatan Peta Situasi dapat direalisasikan untuk memenuhi mata kuliah
Kemah Kerja pada Teknik Geomatika ITS yang bertujuan peningkatan pendidikan secara
maksimal. Atas kerja sama dan partisipasi kami ucapkan terimakasih.
LEMBAR PERMOHONAN
PRAKTIKUM KEMAH KERJA
PEMETAAN TOPOGRAFI DESA KEDAMEAN KABUPATEN GRESIK
UNTUK PEMBUATAN PETA SITUASI DESA KEDAMEAN
Mengetahui,
Ketua Panitia,
Ardiawan Jati
NRP. 3509100007
Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik
Geomatika FTSP - ITS