Anda di halaman 1dari 10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

Naval lovers
BLOG YANG KHUSUS DIBUAT UNTUK PARA PECINTA KAPAL DAN LAUT

Arsip Tag: struktur mikro

Proses Perlakuan Panas Pada Baja


02 JUN

Proses perlakuan panas adalah suatu proses mengubah sifat logam dengan cara mengubah
struktur mikro melalui proses pemanasan dan pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau tanpa
merubah komposisi kimia logam yang bersangkutan. Tujuan proses perlakuan panas untuk
menghasilkan sifat-sifat logam yang diinginkan. Perubahan sifat logam akibat proses perlakuan panas
dapat mencakup keseluruhan bagian dari logam atau sebagian dari logam.
Adanya sifat alotropik dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur mikro dari berbagai jenis
logam. Alotropik itu sendiri adalah merupakan transformasi dari satu bentuk susunan atom (sel satuan)
ke bentuk susunan atom yang lain. Pada temperatur dibawah 910 0C sel satuannya Body Center Cubic
(BCC), temperatur antara 910 dan 1392 oC sel satuannya Face Center Cubic (FCC) sedangkan
temperatur diatas 1392 sel satuannya kembali menjadi BCC. Bentuk sel satuan ditunjukan pada Gbr
dibawah ini

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/1.jpg):Bentuk sel satuan BCC

https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

1/10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/2.jpg)
Bentuk sel satuan FCC
Perubahan bentuk susunan atom (sel satuan) akibat pemanasan ditunjukan pada Gbr. Dibawah ini

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/3.jpg)
Gbr. Perubahan bentuk sel satuan akibat pemanasan pada logam
Proses perlakuan panas ada dua kategori, yaitu :
1. Softening (Pelunakan) : Adalah usaha untuk menurunkan sifat mekanik agar menjadi lunak dengan
cara mendinginkan material yang sudah dipanaskan didalam tungku (annealing) atau
mendinginkan dalam udara terbuka (normalizing).
2. Hardening (Pengerasan) : Adalah usaha untuk meningkatkan sifat material terutama kekerasan
dengan cara selup cepat (quenching) material yang sudah dipanaskan ke dalam suatu media
quenching berupa air, air garam, maupun oli.
Austenisasi Pada Perlakuan Panas
Tujuan proses austenisasi adalah untuk mendapatkan struktur austenit yang homogen. Kesetimbangan
kadar karbon austenit akan bertambah dengan naiknya suhu austenisasi, ini mempengaruhi
karakteristik isothermal. Bila kandungan karbon meningkat maka temperatur Ms menjadi rendah,
selain itu kandungan karbon akan meningkat pula jumlah grafit akan membentuk senyawa karbida
yang semakin banyak. Proses perlakuan panas selalu diawali dengan transformasi dekomposisi austenit
menjadi struktur mikro yang lain. Struktur mikro yang dihasilkan lewat transformasi tergantung pada
parameter proses perlakuan panas yang diterapkan dan jenis proses proses perlakuan panas. Struktur
mikro yang berubah melalui transformasi dekomposisi austenit menjadi struktur mikro yang lain,
dimaksudkan untuk memperoleh sifat mekanik dan fisik yang diperlukan untuk suatu aplikasi proses
https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

2/10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

pengerjaan logam. Proses selanjutnya setelah fasa tunggal austenit terbentuk adalah pendinginan,
dimana mekanismenya dipengaruhi oleh temperatur, waktu, serta media yang digunakan. Pada
pendinginan secara perlahan-lahan perubahan fasa berdasarkan mekanisme difusi, dimana kehalusan
dan kekasaran struktur yang dihasilkan tergantung pada kecepatan difusi.
Bila pendinginan dilakukan secara cepat, maka perubahan fasanya berdasarkan mekanisme geser
menghasilkan struktur mikro dengan sifat mekanik yang keras dan getas. Perubahan struktur mikro
selama proses pendinginan dapat merupakan paduan dari mekanisme difusi dan mekanisme geser.
Variasi dari pembentukan struktur mikro yang merupakan fungsi dari kecepatan pendinginan pada
baja dari temperatur eutektoid, dapat dilihat pada Gbr. dibawah.
(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/3.jpg)

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/4.jpg)
Gbr. Pengaruh Kecepatan pendinginan pada baja terhadap struktur mikro
Annealing
Annealing adalah proses pemanasan baja yang diikuti dengan pendinginan lambat didalam
tungku yang dimatikan. Temperatur pemanasan annealing, untuk baja hypoeutektoid adalah sekitar
sedikit diatas garis A3 (Gbr. 5.) dan untuk baja hypereutektoid adalah sedikit diatas garis Acm (Gbr.5.).
Tujuan dari annealing untuk memperbaiki ; mampu mesin, mampu bentuk, keuletan, kehomogenan
struktur, menghilangkan tegangan dalam, dan lain sebagainya.

Normalizing
Normalizing adalah proses pemanasan baja yang diikuti dengan pendinginannya diudara
terbuka. Tujuan normalizing antara lain untuk memperbaiki sifat mampu mesin, memperhalus butir
dan lain sebagainya. Temperatur pemanasan normalizing, untuk baja hypoeutektoid dipanaskan pada
https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

3/10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

temperatur 30 oC sampai dengan 40 C diatas garis A3 agar diperoleh Austenit yang homogen.
Daerah temperatur pemanasan untuk proses Annealing dan Normalizing dari diagram fasa Fe-C,
dapat dilihat pada Gbr

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/5.jpg)
Temperatur pemanasan untuk Annealing, Normalizing, Hot Working dan Homogenizing pada
diagram Fe-Fe3C
setelah waktu penahanan pada temperatur austenisasi selesai, kemudian baja didinginkan di udara
sampai mencapai temperatur kamar (27 oC). Struktur Metalurgi baja HypoEutektoid yang dihasilkan
terdiri dari ferit dan perlit.Sifat mekanik baja yang dihasilkan setelah proses annealing dan normalizing,
tergantung pada laju pendinginan diudara. Laju pendinginan yang agak cepat akan menghasilkan
kekuatan dan kekerasan yang lebih tinggi.Siklus dari temperatur pemanasan dan kecepatan
pendinginan dari proses annealing dan normalizing, dapat dilihat pada Gbr

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/6.jpg)
https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

4/10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

Gbr .Skematik siklus temperatur waktu dari annealing dan normalizing


Struktur yang dihasilkan dari proses pemanasan dan pendinginan yang lambat adalah fasa ferit dan
fasa perlit.

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/7.jpg)
Gbr.Struktur mikro baja karbon medium (AISI 1045) yang dinormalisasi hasil austenisasi pada
temperatur 1095oC pendinginan diudaraDari Gbr.terlihat fasa ferit dan perlit. Fasa ferit adalah fasa
yang terlihat berwarna terang, fasa ini mempunyai mempunyai sifat lunak. Sedangkanfasa perlit yang
terlihat berwarna gelap adalah lapisan ferit dan sementit, fasa ini mempunyai sifat mampu mesin yang
baik.Temperatur pemanasan austenisasi yang semakin tinggi (super heating) diatas garis A3 akan
menghasilkan pertumbuhan butir austenit yang semakin besar, sehingga pada saat pendinginan yang
lambat akan menghasilkan butir ferit dan perlit yang semakin kasar.Pada Gbr.dapat dilihat skema
pengaruh temperatur austenisasi pada struktur mikro baja hasil proses annealing dan normalizing.

https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

5/10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/8.jpg)Gbr.Skema pengaruh temperatur austenisasi yang


menunjukan perubahan struktur baja dalam proses annealing dan normalizing.Temperatur pemanasan
yang sangat tinggi (overheating) pada proses annealing dan normalizing ini sedikit berpengaruh pada
kekuatan luluh, kekuatan tarik dan kekerasan suatu baja. Persentase perpanjangan, reduksi dan
kekuatan impak akan meningkat dengan semakin meningkatnya besar butir. (Ref.4)Proses Hardening
Proses ini berguna untuk memperbaiki kekerasan dari baja tanpa dengan mengubah komposisi kimia
secara keseluruhan. Proses ini mencakup proses pemanasan sampai pada austenisasi dan diikuti oleh
pendinginan dengan kecepatan tertentu untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan. Temperatur
yang dipilih tergantung pada jenis baja yang diproses, dimana temperatur pemanasan 50 C 100 C di
atas garis A3 untuk baja hypoeutektoid. Sedangkan proses pendinginannya bermacam-macam
tergantung pada kecepatan pendinginan dan media quenching yang dikehendaki. Untuk pendinginan
yang cepat akan didapatkan sifat logam yang keras dan getas sedangkan untuk pendinginan yang
lambat akan didapatkan sifat yang lunak dan ulet.Pada baja hypoeutektoid temperatur diatas garis Ac3,
struktur baja akan seluruhnya berkomposisikan butir austenit, dan pada saat pendinginan cepat akan
menghasilkan martensit. Quenching baja hypoeutektoid dari temperatur diatas temperatur optimum
akan menyebabkan terjadinya overheating. Overheating dalam hardening akan menghasilkan butir
martensit kasar yang mempunyai kerapuhan yang tinggi (Ref.4)Proses ini sangat dipengaruhi oleh
parameter tertentu seperti :
Temperatur pemanasan, yaitu temperatur austenisasi yang dikehendaki agar dicapai transformasi
yang seragam pada material.
Waktu pemanasan, yaitu lamanya waktu yang diperlukan untuk mencapai temperatur pemanasan
tertentu (temperatur austenisasi).
Waktu penahanan, yaitu lamanya waktu yang diperlukan agar didapatkan distribusi temperatur
yang seragam pada benda kerja.
Waktu pemanasan ini merupakan fungsi dari dimensi dan daya hantar panas benda kerja. Lamanya
waktu penahanan akan menimbulkan pertumbuhan butir yang dapat menurunkan kekuatan
material.Pada Gbr. berikut dapat dilihat pengaruh parameter tersebut di atas, dengan kekerasan yang
dihasilkan.

https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

6/10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/9.jpg)Grafik pengaruh parameter


pengerasan.Berdasarkan faktor-faktor tadi maka selanjutnya pembentukan austenit dan pengontrolan
butiran austenit merupakan aspek penting dalam proses hardening, karena transformasi austenit dan
sifat mekanis dari struktur mikro yang terbentuk ditentukan oleh ukuran butir
austenit.QuenchingUntuk memperoleh kekerasan yang diinginkan, maka dilakukan proses
quenching. Media quech yang biasa dipergunakan diantaranya :
Larutan Garam
Air
Oli
Pemilihan media quech untuk mengeraskan baja tergantung pada laju pendinginan yang diinginkan
agar dicapai kekerasan tertentu. Untuk lebih memahami laju pendinginan dari setiap media queching,
perlu memeriksa kurva pendinginan seperti terlihat pada Gbr.17. Kurva ini menyatakan perubahan
temperatur benda kerja pada saat didinginkan atau di quench dari temperatur pengerasannya. Pada
pendinginan tersebut terjadi dalam 3 tahap berbeda yang ditandai A, B, C, dimana masing-masing
tahap memiliki karakteristik pendinginan yang berbeda-beda.

(https://cyberships.files.wordpress.com/2012/06/10.jpg)Gbr.17. Tahapan dari pendinginan selama


quenching(Ref.5)Jika suatu benda kerja diquench ke dalam medium queching, lapisan cairan disekeliling
benda kerja akan segera terpanasi sehingga mencapai titik didihnya dan berubah menjadi uap. Pada
tahap ini (tahap A) benda kerja akan segera dikelilingi oleh lapisan uap yang terbentuk dari cairan
pendingin yang menyentuh permukaan benda kerja. Uap yang terbentuk menghalangi cairan
pendingin menyentuh permukaan benda kerja. Sebelum terbentuk lapisan uap, permukaan benda kerja
mengalami pendinginan yang sangat intensif. Dengan adanya lapisan uap, akan menurunkan laju
pendinginan, karena lapisan terbentuk dan akan berfungsi sebagai isolator.(Ref.5)Pendinginan dalam
hal ini terjadi efek radiasi melalui lapisan uap ini lama-kelamaan akan hilang oleh cairan pendingin
yang mengelilinginya. Kecepatan menghilangkan lapisan uap makin besar jika viskositas cairan makin
rendah.Jika benda kerja didinginkan lebih lanjut, panas yang dikeluarkan oleh benda kerja tidak cukup
untuk tetap menghasilkan lapisan uap, dengan demikian tahap B dimulai. Pada tahap ini cairan
pendingin dapat menyentuh permukaan benda kerja sehingga terbentuk gelembung-gelembung udara
dan menyingkirkan lapisan uap sehingga laju pendinginan menjadi bertambah besar.Tahap C dimulai
https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

7/10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

jika pendidihan cairan pendingin sudah berlalu sehingga cairan pendingin tersebut pada tahap ini
sudah mulai bersentuhan dengan seluruh permukaan benda kerja. Pada tahap ini pula pendinginan
berlangsung secara konveksi karena itu laju pendinginan menjadi rendah pada saat temperatur benda
kerja turun. Untuk mencapai struktur martensit yang keras dari baja karbon dan baja paduan, harus
diciptakan kondisi sedemikian sehingga kecepatan pendinginan yang terjadi melampaui kecepatan
pendinginan kritik dari benda kerja yang diquench, sehingga transformasi ke perlit atau bainit dapat
dicegah.Fluida yang ideal untuk media quench agar diperoleh struktur martensit, harus bersifat :
Mengambil panas dengan cepat didaerah temperatur yang tinggi.
Mendinginkan benda kerja relatif lambat di daerah temperatur yang rendah, misalnya di bawah
temperatur 350C agar distorsi atau retak dapat dicegah.
Pada tabel.berikut dapat dilihat beberapa sifat dan keunggulan dari setiap media quenching yang biasa
digunakan.Tabel. Nilai kekerasan (severity) dari media quenching

Air

https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

Oil

Water

Brine

8/10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

No Circulation of Fluid or Agitation of


Piece

0.02

0.25 to 0.30

0.9 to 1.0

Mild Circulation
.

0.30 to 0.35

1.0 to 1.1

2 to 2.2

Moderate Circulation

0.35 to 0.40

1.2 to 1.3

Good Circulation

0.4 to 0.5

1.4 to 1.5

Strong Circulation
..

0.05

0.5 to 0.8

1.6 to 2.0

Violent Circulation
.

0.8 to 1.1

Tinggalkan komentar
Ditulis oleh Awan-P47 pada 2 Juni 2012 in Rekayasa Kapal
Tag: kekerasan, struktur mikro
Naval lovers
Ikuti

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. The Choco Theme.

Follow Naval lovers


Buat situs dengan WordPress.com

https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

9/10

12/6/2014

struktur mikro | Naval lovers

https://cyberships.wordpress.com/tag/struktur-mikro/

10/10

Anda mungkin juga menyukai