ASI Evaluasi Peran SIM
ASI Evaluasi Peran SIM
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi suatu perusahaan,
termasuk di dalamnya Koperasi Swadharma. Pengelolaan informasi yang baik akan
menunjang keberhasilan organisasi untuk memperoleh keunggulan yang lebih
kompetitif. Permasalahan yang terjadi di lingkungan Koperasi Swadharma khususnya
pada divisi IT saat ini adalah pelaksanaan kinerja IT belum terdokumentasi dengan baik
hal ini disebabkan karena pergantian kepemimpinan yang sering terjadi yang
2.
TINJAUAN PUSTAKA
Berisi arahan baik secara umum maupun spesifik mengenai apa saja yang mesti
dilakukan, seperti : apa saja indicator untuk suatu kinerja yang bagus, apa saja
resiko yang timbul, dan lain-lain.
d. Maturity Models
Untuk memetakan status maturity proses-proses IT (dalam skala 0 5).
CobIT merupakan panduan yang paling lengkap dari praktik-praktik terbaik untuk
manajemen IT yang mencakup 4 (empat) domain, yaitu: perencanaan dan organisasi,
akuisisi dan implementasi, penyerahan dan dukungan,IT, dan monitor. CobIT
framework mencakup tujuan pengendalian yang terdiri dari 4 domain, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Monitoring
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan
kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.
Maturity Model
Maturity model di desain sebagai profil dari IT processes yang
merupakan penggambaran kondisi perusahaan saat ini dan di masa yang akan
datang. Maturity model menggunakan suatu metode penilaian sedemikian rupa
sehingga suatu organisasi dapat menilai dirinya sendiri dari non-existence ke
optimised (dari 0 ke 5). Pendekatan ini dikembangkan dari maturity model yang
digunakan oleh Software Engineering Institute untuk menilai kemapanan
pengembangan software. Dengan menggunakan maturity model untuk tiap-tiap satu
dari 34 proses IT, manajemen dapat memetakan :
2.
4.
5.
6.
Skala 5 : Optimized; Proses yang ada sudah mencapai best practice melalui proses
perbaikan yang terus menerus. Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi
untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas,
efektivitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perusahaan.
3.
METODE PENELITIAN
4.
Koperasi Swadharma adalah 2,86, angka ini menunjukkan tingkat maturity level pada
Koperasi Swadharma telah berada pada posisi standar internasional yang di tetapkan
yaitu pada angka 2,5 (Guldentops et al, (2000,p100)).
1.
Dari hasil perhitungan yang telah dijabarkan diatas dalam menetapkan rencana
strategis IT memperoleh nilai maturity level sebesar 2,81. Angka tersebut menunjukkan
maturity level pada proses ini mencapai tingkat 3 yaitu defined process. Dalam
mengatur dan mengarahkan semua sumber daya IT Koperasi Swadharma dalam hal ini
sudah sesuai dengan business strategy dan prioritas yang ada, dimana prosedur-prosedur
dalam perusahaan telah distandarisasi dan didokumentasikan serta dikomunikasikan
melalui pelatihan, tetapi implementasinya masih bergantung pada individu apakah mau
mengikuti prosedur tersebut atau tidak.
2.
sebesar 3,00. Angka tersebut menunjukkan maturity level pada proses ini mencapai
tingkat 3 yaitu defined process. Fungsi dari sistem informasi pada Koperasi Swadharma
sudah didefinisikan dengan baik hal ini ditunjang dengan kebutuhan akan informasi
arsitektur telah dipahami dan diterima oleh pihak-pihak dalam Koperasi Swadharma.
3.
Angka tersebut menunjukkan maturity level proses ini mencapai tingkat 3 yaitu defined
process. Teknologi yang digunakan pada Koperasi Swadharma sudah mulai mendukung
bisnis yang berjalan, hanya saja dalam menentukan teknologi yang digunakan tersebut
belum ada rancangan yang jelas tentang teknologi yang diperlukan dan masih
bergantung pada individu sehingga kurang memberikan respon terhadap perubahan
yang terjadi dalam persaingan yang ada.
4.
maturity lebel sebesar 2,84. Angka tersebut menunjukkan maturity level proses ini
mencapai tingkat 3 yaitu defined process. Koperasi Swadharma sudah mulai
menentukan proses-proses IT, organisasi dan hubungannya hal ini terlihat dari peraturan
dan tanggung jawab IT ditetapkan secara resmi untuk bagian IT perusahaan. Dalam hal
keamanan informasi dan data pihak manajemen Koperasi Swadharma belum
menentukan kebijakan dan procedure administrative. Dalam pengambilan keputusan
proses-proses yang berhubungan pihak IT sudah mulai dilibatkan untuk menjamin
ketepatan waktu.
5.
tersebut menunjukkan maturity level proses ini mencapai tingkat 3 yaitu defined
process. Pada Koperasi Swadharma kebijakan dan proses IT Investment sudah di
komunikasikan dan didokumentasikan dengan baik. Hal ini menjamin bahwa
keberadaan IT memberi keuntungan dalam Koperasi Swadharma melalui pengoptimalan
biaya dan memberikan nilai intrinsik dari IT.
6.
lebel sebesar 2,93. Angka tersebut menunjukkan maturity level proses ini mencapai
tingkat 3 yaitu defined process. Koperasi Swadharma telah menentukan serta
mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan yang dibuat dalam pengembangan IT, hanya
saja pengimplementasiannya belum dilaksanakan secara optimal karena masih
bergantung pada individu.
7.
2,93. Angka tersebut menunjukkan maturity level proses ini mencapai tingkat 3 yaitu
defined process. Salah satu yang dilakukan Koperasi Swadharma dalam hal memotivasi
karyawan adalah pihak manajemen telah merancang dan menetapkan program rotasi
karyawan yang bertujuan untuk mengembangkan teknik dan keterampilan management
bisnis. Selain itu, adanya training resmi untuk personil dan hal ini juga masih
bergantung pada individunya apakah mau menjalankan training tersebut atau tidak.
8.
tersebut menunjukkan maturity level proses ini mencapai tingkat 3 yaitu defined
process. Pihak manajemen pada Koperasi Swadharma sudah memberikan kebijakan dan
procedure dalam hal membantu perencanaan implementasi dan pemeliharaan kualitas
sistem manajemen tetapi belum diimplementasikan dengan baik sehingga pihak IT
belum melakukan improvement secara optimal dan belum dapat mengirimkan nilainya
kepada bisnis.
9.
Dalam menilai dan mengatur resiko IT memperoleh nilai maturity lebel sebesar
2,67. Angka tersebut menunjukkan maturity level proses ini mencapai tingkat 3 yaitu
defined process. Koperasi Swadharma sudah memiliki kesadaran akan kemungkinan
resiko yang timbul dan pihak manajemen sudah mulai menanamkan tanggung jawab
manajemen resiko dalam Koperasi Swadharma.
10. PO10 (Manage Projects)
Dalam mengatur proyek memperoleh nilai maturity lebel sebesar 3,01. Angka
tersebut menunjukkan maturity level proses ini mencapai tingkat 3 yaitu defined
process. Dalam mengatur suatu proyek, pihak manajemen Koperasi Swadharma sudah
menetapkan manajemen proyek untuk seluruh manajemen IT projects. Dalam hal ini
seluruh personil IT juga terlibat dalam manajemen proyek. Belum adanya personil yang
khusus untuk menangani project mengingat sangat minimnya personil IT yang ada di
Koperasi Swadharma.
Perbandingan Target Koperasi Swadharma dengan Analisa Data
Tabel berikut menjelaskan mengenai perbandingan perolehan maturity level yang
diperoleh perusahaan saat ini dengan target yang ditetapkan oleh Koperasi Swadharma.
Selain itu pada gambar berikut menggambarkan posisi pengelolaan IT pada Koperasi
Swadharma dalam maturity level value.
Tabel 1. Perbandingan Maturity Level pada Domain PO Antara Kondisi Saat
Ini dengan Target yang Akan datang
PLAN AND ORGANISE (PO)
Maturity Level
Sekarang
Target
Gap
PO1
2,81
4,00
1,19
PO2
3,00
4,00
1,00
PO3
2,96
4,00
1,04
2,84
4,00
1,16
PO4
PO5
2,81
4,00
1,19
PO6
2,93
4,00
1,07
PO7
2,93
4,00
1,07
PO8
Manage Quality
2,66
4,00
1,34
PO9
2,67
4,00
1,33
PO10
Manage Projects
3,01
4,00
0,99
Rata-rata
2,86
4,00
1,14
PO
Repeatable
Defined
Managed
Optimized
Keterangan:
: Standar Internasional
: Posisi Koperasi Swadharma saat ini
: Strategi Koperasi Swadharma
Gambar2. Perbandingan Kondisi Maturity Level di Koperasi Swadharma
Menurut Guldentops (2000), standar yang ditetapkan secara internasional adalah
2,5. Dengan demikian posisi Koperasi Swadharma dapat dikatakan berada diatas standar
internasional dengan angka 2,86. Akan tetapi masih terdapat hal-hal yang belum
sepenuhnya mencapai target yang diinginkan berdasarkan target pemenuhan yang
diharapkan yaitu 4,00. Hal ini menyebabkan munculnya gap sebesar 1,14.
5.
Kesimpulan
a. Teknologi informasi yang ada di Koperasi Swadharma saat ini belum dimanfaatkan
secara optimal. Hal ini disebabkan oleh pihak manajemen belum sadar akan
pentingnya teknologi informasi untuk mendukung kinerja IT yang lebih efektif dan
efisien.
b. Berdasarkan dari hasil analisis data evaluasi peran sistem informasi manajemen
berdasarkan domain plan and organize dengan metode maturity level, Koperasi
Swadharma saat ini berada pada angka 2,86 yaitu pada level defined process.
Menurut Guldentops et al (2000:100), standar yang ditetapkan secara internasional
adalah 2,5. Dengan demikian posisi Koperasi Swadharma sudah berada di atas
standar internasional. Akan tetapi belum mencapai target yang diinginkan oleh
Koperasi Swadharma yaitu pada level managed and measurable. Hal ini
menunjukkan bahwa belum adanya standar operasional prosedur yang jelas untuk
melaksanakan kegiatan di lingkungan Koperasi Swadharma. Prosedur-prosedur
6.
DAFTAR PUSTAKA
Guldentops, E., Information Systems Control, Journal of Information System,
June, 2002.
IT Governance Institute, Management Guidelines, Third Edition, USA, 2000.
IT Governance Institute, COBIT 4.0, Illionois, USA, 2005.
Moeller, R., Effective Auditing with AS5, CobiT, and ITIL, Canada, 2008.
Pederiva, A., The CobIT Maturity Model in a Vendor Evaluation Case,Journal
of Information System Audit, March, 2003.
Sanyoto., Audit Sistem Informasi dan Pendekatan CobIT, Mitra Wacana Media,
2007.
Supriyati., Peranan Teknologi Informasi Dalam Audit Sistem Informasi
Komputerisasi Akuntansi, Majalah Ilmiah Unikom, 6:35-50, 2004.