Anda di halaman 1dari 5

Makalah Tentang Makna Berbuat Baik dalam

Kehidupan Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam Islam telah di gambarkan proses kejadian manusia yang sejalan dengan hasil penelitian
di

bidang

ilmu

pengetahuan

modern. Menurut

asal

kejadiannya

manusia

itu

adalah

bersaudara. Semua manusia terdiri dan unsur jasmasni dan rohani. Jasmani adalah unsur
yang dapat dilihat dan disentuh oleh panca Indera, sedangkan rohani merupakan unsur yang
tidak dilihat dan disentuh panca indera. Jamani adalah bagian manusia yang melakukan
gerakan fisik seperti: bernafas, makan, minum, berjalan dll. Sedangkan rohani melakukan
aktifitas berpikir, yang mendorong manusia membedakan yang baik dan yang buruk. dalam
kenyataannya terjadi perbedaan dalam taraf kehidupannya. hal ini disebabkan ada perbedaan
dalam kekuatan fisik, kecerdasan, akal, pendidikan, dan juga usahanya. Namun demikian
perbedaan yang ada membuat mereka itu saling membantu, tolong menolong dalam hal
kebaikan.
Hidup Kebutuhan manusia secara umum terbagi dua, ada yang bersifat bersifat materiil
seperti sandang, pangan, dan papan; dan ada pula yang bersifat nonmateriil seperti
pendidikan,

kesehatan,

keamanan,

kenyamanan,

hiburan,

dan

kebersamaan

yang

membutuhkan antara satu dan yang lainnya.


Dalam Al-Qur'an manusia menempati posisi yang istimewa dalam alam semesta ini untuk
menguasainya

atau

mengusahakan

kebutuhannya,

manusia

dianugrahi

oleh

Allah

Kesempurnaan sebagai khalifah dimuka bumi. Dengan itu manusia dapat melaksanakan
fungsinya sebagai khalifah di muka bumi dan beribadah kepada Allah SWT. Karena kebutuhan
hidup itu harus diusahakan, maka berbagai sarana dan prasarana yang mengacu kepada
terpenuhinya kebutuhah itu harus diusahakan pula, seperti pendidikan, gedung sekolah,
untuk, makanan adalah pabrik makanan, dan sebagainya Manusia
Arti Hidup Bersikap baik Terhadap Sesama
Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia tidak mungkin dapat melepaskan
hubungannya dengan sesama manusia. Sebagai contoh manusia dalam memenuhi kebutuhan
sandang dan pangan, kita membutuhkan orang lain yang menyiapkan makanan dan pakaian
itu untuk kita dengan cara mengganti (barter) membeli dan sebagainya. mungkin dalam
memenuhi kebutuhan pendidikan, kita membutuhkan orang yang lebih ahli untuk mengajar
kita, karena tidak mungkin suatu keahlian datang dengan sendirinya tanpa kita belajar dari
orang lain. Manusia sebagai makhluk Zone politicon tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain hubungan ini akan selalu saling terkait tidak mungkin dapat dipisahkan dari
berbagai kebutuhan hidup manusia.
Sehubungan dengan itu, maka perlu diciptakan suasana yang baik terhadap sesama
manusia. Hal ini antara lain dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN

Kita dapat melihat bahwa tolong-menolong perlu dilakukan tidak hanya terbatas di antara
sesama orang Islam saja, melainkan juga dengan sesama manusia pada umumnya.
Sebagai manusia, kita banyak memiliki kelemahan di samping keistimewaan. Misalnya ketika
sakit, kita membutuhkan pertolongan dokter yang membantu mengobatinya.Demikian pula
ketika kita hendak menuju ke suatu tempat yang jauh kita membutuhkan peralatan
transportasi, demikian seterusnya.
Saling Tolong Menolong
Tolong-menolong tersebut terbatas pada hal-hal yang bersifat positif saja, tidak pada yang
negatif. Misalnya kita tidak bisa menolong si penjahat untuk memudahkan ia melakukan
kejahatannya. Demikian pula kita tidak bisa menolong orang lain menunjukkan tempat yang di
dalamnya terdapat kemaksiatan. Karena menolong yang demikian sama artinya dengan kita
menjerumuskan orang lain, bahkan menjerumuskan diri sendiri.
Tolong-menolong akan lebih diperlukan lagi dalam hidup bertetangga, baik tetangga di tempat
kita tinggal, di kantor, di tempat bermain, dan sebagainya. Dalam hidup bertetangga misalnya
kita membutuhkan pertolongan orang lain ketika di rumah kita ada musibah kebakaran,
kematian dan sebagainya. Alangkah sedihnya sedangkan kita mendapat musibah sementara
tetangga kita malah menertawakannya atau malah sengaja menambah beban. Ini semua
membutuhkan pertolongan orang lain. Bantuan itu baru akan tercipta manakala kita juga mau
menolong orang lain. Karena itu kita tidak hanya mengharapkan bantuan orang lain saja,
melainkan kita juga harus mau menolongnya. Untuk itu, maka perlu saling menolong. Dengan
cara seperti itu, maka berbagai kesulitan yang dialami oleh sesama manusia akan dapat
diatasi.
dapat kita lihat ayat Al Quran berikut:
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) bisa jadi inereka (yang diolok-olok,) lebih baik dan mereka (yang mengolokolokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok -olokkan) wanita yang lain (karena) bisa
Jadi wanita (yang diolok-olokkan,) lebih baik dan wanita (yang mengolok-olokkan,) dan
janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan
julukan-julukan yang buruk '. (QS 49: 11).
Pada terjemahan ayat di atas terdapat larangan saling mengolok-olok, karena hal itu dapat
merenggangkan hubungan di antara sesama manusia, dan akhirnya juga mempersulit dirinya
masing-masing. Orang yang mengolok-olok tidak selamanya dalam keberhasilan, demikian
pula orang yang diolok-olok pun tidak pula selamanya hidup susah.Suatu saat bisa saja
keadaannya berbalik. Jika ini terjadi, maka yang mengolok-olok tadi akan merasa malu dan
kesulitan meminta bantuan kepada orang yang pernah diolok-olok.
Mengolok-olok itu biasa dilakukan dengan kata-kata, karena kata-kata memang sangat mudah
diucapkan, dan seringkali menjadi sumber pertengkaran dan permusuhan.Larangan tersebut
dimaksudkan agar manusia justru mengembangkan sikap saling mengormati. Dalam hal ini
ada aturan-aturan yang harus dilakukan, yaitu seorang siswa hormat kepada tetangganya,
seorang penduduk suatu tanah air, hormat pada tanah ainya, dan sebagai suatu bangsa
hormat pada bangsanya, dan sebagai penganut agama, hormat pada agamanya, demikian
seterusnya.

Hormat kepada guru, karena dialah yang mengajarkan seseorang membaca, menulis,
memberikan ilmu pengetahuan, mendidik jiwa, melatib otak, menunjuki kepada kebaikan dan
kebahagiaan.
Adapun hormat kepada kedua orang tua, karena keduanya memelihara jasad seseorang,
merawat badan, memberi makan, membiayai pendidikan, memberikan tempat tinggal, dan
kebutuhan hidup lainnya. Sedangkan hormat kepada sahabat atau teman, karena teman
tempat seseorang mengadukan masalahnya, dimintai pendapatnya, meminta pengakuannya,
dan menolongnya di kala dalam kesusahan. Demikian pula hormat kepada tetangga karena
tetanggalah orang yang terdekat dengan kita di mana kita berada.Tetanggalah yang pertama
kali memberikan pertolongan terhadap kesulitan yang kita jumpai. Seseorang juga harus
hormat kepada tanah airnya, karena tanah airnya itulah yang memberikan kepadanya tempat
untuk tumbuh dan berkembang. Demikian pula hormat kepada bangsa, karena bangsa itulah
yang telah ikut memberikan pengorbanan bagi keselamatannya. Seseorang hormat kepada
agamanya karena agama itulah yang telah menunjukkan kcpadanya tentang cara hidup yang
baik dan bermoral guna mencapai tujuan hidupnya bahagia dunia dan akhirat. Inilah makna
atau arti hidup yang hakiki, yaitu hidup dalam suasana saling menghormati dengan
sesamanya dan dengan berbagai unsur lainnya yang telah ikut serta memberikan bantuan
terhadap

pencapaian

mengembangkan

sikap

kebutuhan
saling

hidupnya

menghormati,

dalam

arti

yang

maka

yang

terjadi

seluas-luasnya. Tanpa
adalah

ketegangan-

ketegangan dan konflik yang dapat membahayakan dirinya masing-masing.


Saling Menasehati
Saling menasihati sebenarnya termasuk bagian dan saling menolong. Menasehati Namun
saling menasihati sifatnya lebih khusus untuk saling tolong-menolong pada hal-hal yang lebih
bersifat

pemikiran

dan

gagasan-gagasan

guna

memecahkan

berbagai

kesulitan

yang

dihadapi. firman Allah berikut:


Artinya: "Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat-menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran"
Terjemahan ayat di atas dapat kita melihat bahwa seseorang siapa pun dia, akan merugi,
kecuali bila ia mempercayai adanya Tuhan (beriman), beramal saleh, dan saling menasihati.
Padangan Islam tentang arti hidup, sangat berbeda dengan pandangan orang-orang yang
berpandangan kebendaan semata-mata (materialistis). Menurut ajaran Islam yang bersumber
pada Al Quran dan Hadis, bahwa pandangan Islam mengenai arti bidup itu datang untuk
menenteramkan pikiran manusia, dan menuntun hidup secara hakiki, hidup jasmani dan hidup
rohani. Sekaligus memberi jawaban, bahwa hidup secara jasmani tidak lebih sebagai sarana,
sedangkan hidup secara rohani adalah sebagai arah yang dituju.Dengan demikian tujuan
hidup manusia menurut Islam adalah mengarahkan diri untuk mencapai kebahagiaan dunia
akhirat, jasmani dan rohani, yang dalam pelaksanaannya, materi sebagai alat, sedangkan
rohani sebagai direktur.
Bila tujuan hidup manusia hanya semata-mata materi, atau dunia, maka membimbing anak
tidak terlalu penting ditujukan kepada pendidikan moral. Karena bila harta dunia telah kita
capai, apakah gunanya kepentingan moral dan etika? Moral dan etika hanyalah sekedar basabasi saja. Yang penting adalah kecerdasan dan intelektual serta kesenangan duniawi dan

kemasyuran. Setelah tujuan tersebut kita capai, orang lain pasti menaruh hormat dan
menundukkan kepala kepada kita.
Tetapi bila tujuan hidup kita baik dunia maupun akhirat demi keridhaan Allah, maka
membimbing anak merupakan suatu hal yang teramat penting, dan tentu saja pendidikan
anak kita tujukan terhadap titik tumpu dan tujuan yang diridhoi Allah, yakni agar menjadi
manusia yang taqwa dan selamat sejahtera dunia akhirat .
Dengan demikian, maka bimbingan mestinya sinkron, antara dua tujuan, yaitu dunia dan
akhirat, karena sabda Rasulullah SAW.
Artinya: "Bukan orang yang balk yang meninggalkan dunianya, karena meneari akhirat dan
bukan orang yang baik yang meninggalkan akhirat karena dunianya. Artinya Orang yang baik
adalah

yang

mengumpulkan

(menggabungkan)

dunia

dan

akhirat. Sebaik

baik

alat

penghubung yang dapat menyampaikan kamu ke akhirat adalah dunia. Dan janganlah kamu
merepotkan orang lain. (Diriwayatkan oleh Ibnu Asakir).
Dengan demikian, kalau seseorang memiliki anak dengan tujuan sekedar pelampiasan nafsu
biologis saja, maka apakah bedanya dengan bangsa binatang? Orang yang baik selalu
memperhitungkan laku perbuatannya di dalarn membimbing anaknya. Apakah Ia telah
mengikuti garis lurus ataukah menyimpang dan jalan yang benar. Karena anak adalah suatu
proyek dan sebagian hidup kita.
Jelaslah sudah bahwa tujuan hidup kita adalah lahirnya manusia-manusia yang bertaqwa
kepada Allah SWT. Untuk mencapai tujuan ini, maka bimbingan kepada manusia, karena anak
merupakan syarat mutlak bagi suatu keluarga. Beban ini tidak bisa tawar-menawar lagi,
karena merupakan sebagian dan hidup dan merupakan sebagian dan bukti ketaqwaannya
kepada Allah SWT. Dalam hal ini, ia berarti telah melaksanakan fungsinya, yaitu beribadah
kepada Allah SWT, dalam arti yang seluas-luasnya, sesuai dengan firrnan Allah SWT:
Artinya: "Dan Aku tidak menciptakan fin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku "(QS 51. 56).
Dengan melihat uraian atas, Anda telah memahami tujuan hidup manusia yang dalam
pencapaian tujuan tersebut ternyata pendidikan memegang peranan sangat penting, terutama
pendidikan yang berkaitan dengan moral, etika, dan budi pekerti yang luhur.
Masalah berikutnya adalah bagaimana langkah-langkah atau cara-cara yang harus ditempuh
dalam mewujudkan tujuan tersebut melalui pendidikan.
Untuk mencapai kebutuhan hidup, manusia mau tidak mau ia harus menjalin hubungam
dengan orang lain yaitu melakukan kerjasama, tolong-menolong, saling menghormati dan
menasihati. Hal tersebut dilakukan dengan cara-cara yang sudah diatur dalam agama seperti
adab kesipanan atau akhlakul karimah dengan tetangga, guru, orang tua,: teman dan
sebagainya.
Dengan cara demikian, manusia akan mencapai arti dan hakekat idupnya berupa kebahagtaan
yang hakiki, lahiriah dan batiniah Dengan itu kemudian manusia dapat dengan tenang
melaksanakan tujuan hidupnya yaitu melakukan penmgabdian kepada Allah
Memelihara Kelestarian Alam Sekitarnya
Alam dan isinya diciptakn Allah untuk kepentingan manusia Allah maha adil lagi maha
bijaksana. Sebelum menciptakan manusia Ia telah menciptakan langit dan bumi lengkap
dengan isinya untuk kepentingan manusia. Selain itu Allah telah pula melengkapi manusia

dengan akal. Dengan akal manusia dapat memanfaatkan alam lingkungannya dan untuk
kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian manusia dapat memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat kelah.
Di negara kita yang subur ini Allah telah menganugerahkan berbagai jenis tumbuhan dan
binatang yang dapat kita manfaatkan, baik secara langsung maupun tidak langsung.Untuk
tanaman

dapat

kita

ambil

obat-obatan,

rumah,

dan

makanan

sehari-hari

dan

sebagainya. Allah menyediakan kekayaan yang tidak ada di daerah lain, semua di serahkan
kepada manusia. Allah sudah memberikan akal kepada manusia. Mampu dan maukah manusia
menggunakan akalnya? jawabnya ada pada manusia itu sendiri
"Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan
bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan".
Allah

telah

menurunkan

menghitungnya. Oleh

nikmatnya

karena

itu

begitu

manusia

banyak

wajib

tidak

bersyukur

mungkin

manusia

kepada-Nya

dengan

dapat
cara

menjaganya agar kelestariannya tetap terjaga. Jika salah satu bagian terganggu maka akan
mempengaruhi bagian yang lain.
Manusia dapat memanfaatkan alam sekitarnya untuk kebutuhan hidupnya dengan tanpa
merusaknya agar Allah tetap lestari. Jika kita syukuri maka akan limpahkan nikmat Allah
kepada kita.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masih terlalu banyak hal-hal yang belum terpenuhi dari kebutuhan manusia di muka bumi ini
sebagai mana sifat manusia yang tidak pernah merasa puas dengan hasil kerja kerasnya, hal
ini adalah salah satu Qodrat manusia yang diciptakan untuk tidak saling melepaskan antara
satu dengan yang lainnya, keterkaitan ini adalah merupakan simbol bahwa manusia itu
diciptakan agar saling mengenal, menyanyangi, mengayomi, memberikan bantuan kepada
yang membutuhkan. Sebagai makhluk yang paling sempurna yang dilengkapi akal dan pikiran
maka sangat wajar jika manusia juga memikirkan sesama dan alam sekitarnya. Untuk
kelangsungan hidup yang lebih mapan tanpa harus saling menjatuhkan dan menindas kaum
yang lemah.
Kritik dan saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekeliruan didalamnya serta tidak terstrukturnya pola pembahasan yang kami
tampilkan. Satu hal yang kami pahami bahwa tidak ada manusia yang sempurna tanpa
kesalahan dengan segala yang dimilikinya. Oleh karena itu demi kesempurnaan isi makalah
ini, dengan segala kerendahan hati kami memerima saran dan kritik yang sifatnya
membangun, berpijak dari itu makalah yang sederhana ini dapat menambah wawasan
keilmuan terutama generasi Islam di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai