Anda di halaman 1dari 2

Permasalahan-permasalah pada Proyek

Selama melakasanakan Kerja Prakttek di Proyek Sahira Butik Hotel 2, peserta Kerja Praktek
menemukan beberapa masalah yang terjadi di lokasi proyek baik itu masalah teknik maupun
masalah non-teknis. Berikut adalah paparan dari permasalahan pada proyek tersebut
Masalah Non-Teknis

Protes dari masayarakat sekitar


Masayarakat sekitar melakukan protes terhadap pembangunan Sahira Butik Hotel 2. Hal
tersebut berawal dari adanya kecemasan masyarakarat terhadap hal-hal negatif yang
dilakukan di hotel tersebut. Beberapa warga sekitar dan RT setempat langsung
mendatangi proyek dan melakukan protes

Keterlambatan mobil pompa beton


Pada proses pengecoran dibutuhkan mobil pompa untuk men

Keterlambatan pengerjaan (libur lebaran)

Masalah Teknis

Terjadi rembesan pada pelat lantai


Cuaca juga mempengaruhi teknis dari proyek ini. Pada saat pengerjaan sering terjadi
hujan sehingga mempengaruhi aktivitas proyek tersebut. Terpaan angin membawa hujan
masuk pada gedung sehingga lantai yang masih dalam pengerjaan terdapat rembesan.
Solusi untuk permasalahan ini yaitu diberikan waterproofing dengan cara injeksi

Tower crane rusak


Tercatat selama proyek konstruksi struktur ini dilaksanakan, terjadi 2 kali kerusakan pada
tower crane. Kerusakan yang menyebabkan tower crane tidak berfungsi ini
mengakibatkan terhalangnya proses konstruksi yang ada karena peran tower crane
sangatlah vital. Penanganan yang dilakukan berupa melakukan perbaikan oleh kepala
mekanik. Dari 2 kerusakan yang terjadi, proses perbaikan dapat dilakukan dalam 1 hari.
Selama proses perbaikan berlangsung maka pekerjaan di proyek dialihkan kepada
pekerjaan-pekerjaan yang tidak menggunakan tower crane seperti fabrikasi kayu,
fabrikasi besi, galian tanah, pembersihan, dan lain-lain.

Kebocoran slab
Tidak jarang dalam pengerjaan sebuah proyek, elemen bangunan yang dihasilkan
memiliki kekurangan. Oleh karenanya dilakukan proses pengecekan dan deteksi pada
akhir pengerjaan proyek untuk kemudian dilakukan perbaikan. Pada proyek ini terdapat
satu segmen slab lantai dasar yang memiliki kebocoran. Kebocoran ini dapat dideteksi
dari rembesan air hujan yang dapat dilihat dan menetes di lantai B1. Karena deteksi
kekurangan ini diketahui secara langsung maka perbaikannya pun dapat segera
dilakukan. Perbaikan dilakukan dengan melakukan deteksi posisi kebocoran lalu
melakukan injeksi pelapis bocor pada celah beton yang bocor.

Ketidak akuratan pemasangan half slab


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penggunaan sistem half slab memiliki
keunggulan dalam sisi kemudahan dan kecepatan pengerjaan. Namun hal tersebut
memiliki syarat pengerjaan konstruksi yang akurat sehingga konstruksi yang terbangun
sangat presisi dengan gambar kerja yang ada.

Dalam Proyek Sahira Butik Hotel 2 ini, penulis menemukan adanya kasus pemasangan
half slab yang tidak akurat dalam arti terjadi ketidaksesuaian antara dimensi half slab
yang akan dipasang dengan posisi bekisting balok yang menjadi tempat tumpuan half
slab. Hal ini dikarenakan adanya revisi gambar disain dari konsultan, yang kemudian
merubah shop drawing, namum di lapangan pekerjaan bekisting balok sudah mulai
dikerjakan dan half slab sudah terkirim pada proyek dari lokasi fabrikasi. Selain itu
pekerjaan bekisting yang tidak presisi membuat posisi bekisting menjadi tidak siku dan
tidak lurus membuat pemasangan half slab menjadi semakin tidak akurat. Solusi dari
permasalahan ini adalah melakukan pembongkaran dan pembuatan ulang bekisting yang
tidak presisi dan pembobokan half slab.

Anda mungkin juga menyukai