FISIKA TANAH
Oleh :
Raden Fahmi Husaini
NIM A1H012033
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Semenjak pertanian berkembang, konsep tanah yang sangat penting ada
konsep sebagai media alami bagi pertumbuhan tanaman. Bila kota-kota besar
berkembang tanah menjadi penting sebagai bahan rekayasa guna mendukung
jalan-jalan dan bangunan-bangunan. Pada saat ini tanah lebih banyak lagi
mendukung fungsi rekayasa, termasuk untuk menimbun bahan-bahan bangunan.
natural forces Konsep tanah sebagai bahan rekayasa dikaitkan dengan tanah
sebagai selimut batuan yang telah mengalami pelapukan atau regolith (Foth,
1988).
Definisi tanah menurut Foth adalah bahan mineral yang tidak pepat
(unconsolidated) pada permukaan tanah yang dipengaruhi oleh factorfaktor genetic dan lingkungan, yaitu: iklim, organisme serta topografi yang
semuanya berlangsung pada suatu periode. Tanah itu adalah tubuh alam (natural
body) yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam
() terhadap bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi (Hakim,
1986).
Sifat fisik tanah mempunyai banyak kemungkinan untuk dapat digunakan
sesuai dengan kemampuan yang dibebankan kepadanya kemampuan untuk
menjadi keras dan penyangga, kapasitas drainase dan menyimpan air, plastisitas,
kemudahan untuk ditembus akar, aerasi dan kemampuan menahan retensi unsure-
unsur hara tanaman, semuanya erat hubungannya dengan kondisi fisik tanah.
Kondisi meliputi warna tanah, tekstur tanah, konsistensi dan struktur tanah.
1.
Warna Tanah
Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan
c. Drainase tanah, warna merah atau kecoklatan, berdrainase baik ; sedang warna
kelabu menunjukan drainase yang buruk.
d. Horizon pencucian/ pengendapan, warna putih mennunjukan horizon
pencucian ; warna gelap menunjukan horizon pengendapan.
e.
2) Value : Merupakan kartu warna kearah vertikal yang menunjukkan warna tua
dan muda atau hitam dan putih.
3) Chroma : Merupakan kartu warna yang disusun horizontal yang menunjukan
Intensitas Cahaya.
2. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah.
Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat
satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan
lain-lain.
Struktur tanah merupakan susunan ikatan partikel tanah satu sama lain.
Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah
terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan
ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat
penggarapan tanah disebut clod. Pengamatan struktur tanah dilapang terdiri dari :
a.
Lemah (weak)
Sedang (moderate)
Kuat (strong)
B.Tujuan
Horison
penyusun profil tanah: O; A; B dan C. Solum Tanah terdiri dari horison A dan B
Horison O: horison organik yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral.
Horison A: horison di permukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan organik
dan bahan mineral. Merupakan horison eluviasi yaitu horison yang mengalami
pencucian (leaching)
b.
Warna tanah
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun
2. Value
3. Chroma
B. Sruktur Tanah
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan
liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik,
partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil)
oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori)
membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah
pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori)
memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut
granular.
Pengaruh struktur dan tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman terjadi
secara langsugung. Struktur tanah yang remah (ringan) pada umumnya
menghasilkan laju pertumbuhan tanaman pakan dan produksi persatuan waktu
yang lebih tinggi dibandingkan dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan
panjang akar pada tanaman makanan ternak yang tumbuh pada tanah remah
umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman makanan ternak yang
tumbuh pada tanah berstruktur berat. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada
tanah berstruktur ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar
tanaman pada tanah kompak, sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap
pori-pori tanah yang memang tersedia banyak pada tanah remah. Selain itu akar
memiliki kesempatan untuk bernafas secara maksimal pada tanah yang berpori,
dibandiangkan pada tanah yang padat. Sebaliknya bagi tanaman makanan ternak
yang tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi,
sulit mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat
rendahnya pori-pori tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk
menembus struktur tanah yang padat, sehingga perakaran tidak berkembang
dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme tanah merupakan salah satu
faktor utama pembentuk agregat tanah.
III. METODOLOGI
1.
Lahan tanah
2.
Cangkul
3.
Kantong plastik
4.
Spidol
5.
Label
6.
7.
Air
B. Prosedur Kerja
a.
Horizon tanah
1.
2.
3.
Setelah
selesai,
membedakan
tiap-tiap
horizon
dengan
melihat
b.
Warna tanah
1.
2.
Membandingkan dengan warna yang ada pada buku Munsell Soil Color
Chart untuk pengklasifikasian dengan spektrum warna yang dominan sesuai
panjang gelombangnya dan keadaan gelap terangnya warna sesuai dengan
banyaknya sinar yang dipantulkan, kemudian catat dalam tabel deskripsi.
c. Struktur Tanah
1. Mengambil gumpalan tanah yang sudah dalam keadaan lembab
sebesar 1 cm2.
2. Kemudian dipecah dengan cara menekan dengan ibu jari. Pecahan
gumpalan tanah tersebut merupakan agregat atau gabungan agregat.
Dan dari agregat itulah akan ditentukan bentuk, ukuran dan
kemantapannya. Kemudian catat dalam tabel deskripsi.
A. Hasil
Kedalaman (cm )
12
15,5
20,2
24,8
Warna tanah
10 YR 4/2
10 R 2/2
5 YR 3/4
5 R 2/2
Struktur tanah
Liat
Liat
Liat
Liat
B. Pembahasan
yang melandasi
Mempelajari morfologi tanah akan memberikan fakta tentang genesa tanah, yaitu
proses pelapukan dan perkembangannya, serta ciri-ciri tertentu hasil pengaruh
berbagai faktor pembentuk tanah. Penentuan jenis tanah seringkali mendasarkan
pada ciri-ciri tertentu yang terdapat pada horizon hasil dari pengaruh iklim, bahan
induk atau faktor tanah yang lain.
Profil
tanah
adalah
penampang
tegak
lurus/vertikal
tanah
yang
menunjukkan lapisan-lapisan tanah atau horison. Horizon tanah adalah lapisanlapisan yang kurang lebih seragam di dalam profil, batas antar horizon yang
bertetangga sejajar atau hampis sejajar dengan permukaan tanah. Pengenalan awal
horizon dapat dilakukan secara visual dengan membedakan perubahan yang
terjadi dari horizon satu dengan yang lain.
Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki horison-horison
sbb:
1. Horizon :
lapisan tanah yang kurang lebih sejajar dengan permukaan bumi dan
mempunyai ciri-ciri tertentu (khas)
Solum (tubuh tanah) :
tanah yang berkembang secara genetis; merupakan lapisan tanah mineral dari atas
sampai sedikit di bawah batas atas horizon C
Top Soil (Tanah Atasan) :
lapisan tanah yang paling atas yang dapat diartikan :
(1) horison Ap
(2) Horison A1
(3) Horison A seluruhnya
(4) lapisan tanah yang subur karena mengandung banyak bahan organik tanah
Subsoil (tanah bawahan) :
horizon B bagi tanah yang sudah terbentuk horizon; sedang bagi tanah yang
sedang berkembang berarti lapisan tanah di bawah tanah permukaan dimana
terdapat pertumbuhan akar yang normal
Surface Soil (tanah permukaan) :
lapisan tanah permukaan yang biasanya terpindahkan (moved by) waktu
pengolahan tanah (tebalnya 12-20 cm) yang biasanya tererosi.
Subsurface Horizon (tanah bawah permukaan) :
bagian horizon A yang terdapat dibawah surface soil
Substratum (lapisan bawah tanah) :
Lapisan dibawah solum, baik horizon C maupun horizon R.
Profil Tanah
Profil Tanah adalah irisan vertikal tanah dari lapisan paling atas hingga ke
batuan induk tanah. Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki
horison-horison sbb:
O A E B - C R
1. Solum Tanah terdiri dari: O A E B
2. Lapisan Tanah Atas meliputi: O A
3. Lapisan Tanah Bawah : E B
O : Serasah / sisa-sisa tanaman (Oi) dan bahan organik tanah (BOT) hasil
dekomposisi serasah (Oa)
2. Warna Tanah
Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun
tanah. Warna tanah berhubungan langsung secara proporsional dari total
campuran warna yang dipantulkan permukaan tanah. Warna tanah sangat
ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik
masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik menyebabkan
makin dominan menentukan warna tanah, sehingga warna butir koloid tanah
(koloid anorganik dan koloid organik) yang memiliki luas permukaan spesifik
yang sangat luas, sehingga sangat mempengaruhi warna tanah. Warna humus, besi
oksida dan besi hidroksida menentukan warna tanah. Besi oksida berwarna merah,
agak kecoklatan atau kuning yang tergantung derajat hidrasinya. Besi tereduksi
berwarna biru hijau. Kuarsa umumnya berwarna putih. Batu kapur berwarna
putih, kelabu, dan ada kala berwarna olive-hijau. Feldspar berwarna merah. Liat
berwarna kelabu, putih, bahkan merah, ini tergantung proporsi tipe mantel
besinya.
Selain warna tanah juga ditemukan adanya warna karatan (mottling) dalam
bentuk spot-spot. Karatan merupakan warna hasil pelarutan dan pergerakan
beberapa komponen tanah, terutama besi dan mangan, yang terjadi selama musim
hujan, yang kemudian mengalami presipitasi (pengendapan) dan deposisi
(perubahan posisi) ketika tanah mengalami pengeringan. Hal ini terutama dipicu
oleh terjadinya: (a) reduksi besi dan mangan ke bentuk larutan, dan (b) oksidasi
yang menyebabkan terjadinya presipitasi. Karatan berwarna terang hanya sedikit
terjadi pada tanah yang rendah kadar besi dan mangannya, sedangkan karatan
berwarna gelap terbentuk apabila besi dan mangan tersebut mengalami presipitasi.
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa warna tanah berfungsi sebagai
penunjuk dari sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah
umumnya dipengaruhi oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi
kandungan bahan organik, warna tanah makin gelap. Sedangkan dilapisan bawah,
dimana kandungan bahan organik umumnya rendah, warna tanah banyak
dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya senyawa Fe dalam tanah. Di daerah
berdrainase buruk, yaitu di daerah yang selalu tergenang air, seluruh tanah
berwarna abu-abu karena senyawa Fe terdapat dalam kondisi reduksi (Fe2+). Pada
tanah yang berdrainase baik, yaitu tanah yang tidak pernah terendam air, Fe
terdapat dalam keadaan oksidasi (Fe3+) misalnya dalam senyawa Fe2O3
(hematit) yang berwarna merah, atau Fe2O3. 3 H2O (limonit) yang berwarna
kuning cokelat. Sedangkan pada tanah yang kadang-kadang basah dan kadangkadang kering, maka selain berwarna abu-abu (daerah yang tereduksi) didapat
pula becak-becak karatan merah atau kuning, yaitu di tempat-tempat dimana udara
dapat masuk, sehingga terjadi oksidasi besi ditempat tersebut. Keberadaan jenis
mineral kwarsa dapat menyebabkan warna tanah menjadi lebih terang.
Menurut Wirjodihardjo dalam Sutedjo dan Kartasapoetra (2002) bahwa
intensitas warna tanah dipengaruhi tiga faktor berikut: (1) jenis mineral dan
jumlahnya, (2) kandungan bahan organik tanah, dan (3) kadar air tanah dan
tingkat hidratasi. Tanah yang mengandung mineral feldspar, kaolin, kapur, kuarsa
dapat menyebabkan warna putih pada tanah. Jenis mineral feldspar menyebabkan
beragam warna dari putih sampai merah. Hematit dapat menyebabkan warna
tanah menjadi merah sampai merah tua. Makin tinggi kandungan bahan organik
maka warna tanah makin gelap (kelam) dan sebaliknya makin sedikit kandungan
bahan organik tanah maka warna tanah akan tampak lebih terang. Tanah dengan
kadar air yang lebih tinggi atau lebih lembab hingga basah menyebabkan warna
tanah menjadi lebih gelap (kelam). Sedangkan tingkat hidratasi berkaitan dengan
kedudukan terhadap permukaan air tanah, yang ternyata mengarah ke warna
reduksi
(gleisasi)
yaitu
warna
kelabu
biru
hingga
kelabu
hijau.
Secara umum dikatakan bahwa: makin gelap tanah berarti makin tinggi
produktivitasnya, selain ada berbagai pengecualian, namun secara berurutan
sebagai berikut: putih, kuning, kelabu, merah, coklat-kekelabuan, coklatkemerahan, coklat, dan hitam.
Kondisi ini merupakan integrasi dari pengaruh: (1) kandungan bahan
organik yang berwarna gelap, makin tinggi kandungan bahan organik suatu tanah
maka tanah tersebut akan berwarna makin gelap, (2) intensitas pelindihan
(pencucian dari horison bagian atas ke horison bagian bawah dalam tanah) dari
ion-ion hara pada tanah tersebut, makin intensif proses pelindihan menyebabkan
warna tanah menjadi lebih terang, seperti pada horison eluviasi, dan (3)
kandungan kuarsa yang tinggi menyebabkan tanah berwarna lebih terang.
Warna tanah ditentukan dengan membandingkan warna tanah tersebut
dengan warna standar pada buku Munsell Soil Color Chart. Diagram warna baku
ini disusun tiga variabel, yaitu: (1) hue, (2) value, dan (3) chroma. Hue adalah
warna spektrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value
menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang
dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari warna spectrum
Chroma didefiniskan juga sebagai gradasi kemurnian dari warna atau derajat
pembeda adanya perubahan warna dari kelabu atau putih netral (0) ke warna
lainnya (19).
Hue dibedakan menjadi 10 warna, yaitu: (1) Y (yellow = kuning), (2) YR
(yellow-red), (3) R (red = merah), (4) RP (red-purple), (5) P (purple = ungu), (6)
PB (purple-brown), (7) B (brown = coklat), (8) BG (grown-gray), (9) G (gray =
kelabu), dan (10) GY (gray-yellow). Selanjutnya setiap warna ini dibagi menjadi
kisaran hue sebagai berikut: (1) hue = 0 2,5; (2) hue = 2,5 5,0; (3) hue = 5,0
7,5; (4) hue = 7,5 10. Nilai hue ini dalam buku hanya ditulis: 2,5 ; 5,0 ; 7,5 ; dan
10.
Berdasarkan buku Munsell Saoil Color Chart nilai Hue dibedakan menjadi: (1) 5
R; (2) 7,5 R; (3) 10 R; (4) 2,5 YR; (5) 5 YR; (6) 7,5 YR; (7) 10 YR; (8) 2,5 Y;
dan (9) 5 Y, yaitu mujlai dari spektrum dominan paling merah (5 R) sampai
spektrum dominan paling kuning (5 Y), selain itu juga sering ditambah untuk
warna-warna tanah tereduksi (gley) yaitu: (10) 5 G; (11) 5 GY; (12) 5 BG; dan
(13) N (netral).
Value dibedakan dari 0 sampai 8, yaitu makin tinggi value menunjukkan
warna makin terang (makin banyak sinar yang dipantulkan). Nilai Value pada
lembar buku Munsell Soil Color Chart terbentang secara vertikal dari bawah ke
atas dengan urutan nilai 2; 3; 4; 5; 6; 7; dan 8. Angka 2 paling gelap dan angka 8
paling terang.
Chroma juga dibagi dari 0 sampai 8, dimana makin tinggi chroma
menunjukkan kemurnian spektrum atau kekuatan warna spektrum makin
meningkat. Nilai chroma pada lembar buku Munsell Soil Color Chart dengan
rentang horisontal dari kiri ke kanan dengan urutan nilai chroma: 1; 2; 3; 4; 6; 8.
Angka 1 warna tidak murni dan angka 8 warna spektrum paling murni.
Pencatatan warna tanah dapat menggunakan buku Munsell Soil Color Chart,
sebagai contoh:
(1)Tanah berwarna 7,5 YR 5/4 (coklat), yang berarti bahwa warna tanah
mempunyai nilai hue = 7,5 YR, value = 5, chroma = 4, yang secara
keseluruhan disebut berwarna coklat.
(2) Tanah berwarna 10 R 4/6 (merah), yang berarti bahwa warna tanah tersebut
mempunyai nilai hue =10 R, value =4 dan chroma = 6, yang secara
keseluruhan disebut berwarna merah.
Selanjutnya, jika ditemukan tanah dengan beberapa warna, maka semua
warna harus disebutkan dengan menyebutkan juga warna tanah yang dominannya.
Warna tanah akan berbeda bila tanah basah, lembab, atau kering, sehingga dalam
menentukan warna tanah perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan
basah, lembab, atau kering.
3. Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan
ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk
agregat dari hasil proses pedogenesis.
Struktur tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan
liat relatif disusun satu sama lain. Di dalam tanah dengan struktur yang baik,
partikel pasir dan debu dipegang bersama pada agregat-agregat (gumpalan kecil)
oleh liat humus dan kalsium. Ruang kosong yang besar antara agregat (makropori)
membentuk sirkulasi air dan udara juga akar tanaman untuk tumbuh ke bawah
pada tanah yang lebih dalam. Sedangkan ruangan kosong yang kecil ( mikropori)
memegang air untuk kebutuhan tanaman. Idealnya bahwa struktur disebut
granular.
struktur padat, dan penutupan lahan kurang rapat, hanya sebagian kecil air hujan
yang terinfiltrasi dan sebagian besar menjadi aliran permukaan (longsor).
Pembentukan Agregat
Menurut Gedroits (1955) ada dua tingkatan pembentuk agregat tanah,
yaitu:
(1) Kaogulasi koloid tanah (pengaruh Ca2+) kedalam agregat tanah mikro
(2) Sementasi (pengikat) agregat mikro kedalam agregat makro.
Teori pembentukan tanh berdasarkan flokulasi dapat terjadi pada tanah
yang berada dalam larutan, misal pada tanah yang agregatnya telah dihancurkan
oleh air hujan atau pada tanah sawah. Menurut utomo dan Dexter (1982)
menyatakan bahwa retakan terjadi karena pembengkakan dan pengerutan sebagai
akibat dari pembasahan dan pengeringan yang berperan penting dalam
pembentukan agregat.
Dapat diambil kesimpulan bahwa agregat tanah terbentuk sebagai akibat
adanya interaksi dari butiran tunggal, liat, oksioda besi/ almunium dan bahan
organik. Agregat yang baik terbentuk karena flokuasi maupun oleh terjadinya
retakan tanah yang kemudian dimantapkan oleh pengikat (sementasi) yang terjadi
secara kimia atau adanya aktifitas biologi.
Tipe
lempeng
Tipe tiang
Tipe
gumpal
Remah/kers
ai
< 1 mm
1-2 mm
2-5 mm
5-10 mm
>10 mm
< 10 mm
10-20 mm
20-50 mm
50-100 mm
>100 mm
< 5 mm
5-10 mm
10-20 mm
20-50 mm
>50 mm
< 1 mm
1-2 mm
2-5 mm
5-10 mm
>10 mm
Kelas tekstur
Pasir (S)
Pasar berlempung (LS)
Lempung berpasir (SL)
Lempung (L)
Debu (Si)
10
11
12
Liat (C)
nama yang tercantum dalam lajur buku tersebut, kilap berhubungan erat dengan
panjang gelombang cahaya, nilai berhubungan erat dengan kebersihan suatu
warna dari pengaruh warna lain dan kroma yang kadangkadang disebut juga
dengan kejernihan yaitu kemurnian relatif dari spektrum warna.
Tanah dengan drainase yang terhambat biasanya banyak mengandung bahan
organik pada lapisan atas (top soil), sehingga berwarna gelap. Tanah bagian
bawah memiliki sedikit bahan organik sehingga berwarna kelabu muda. Bila
drainase agak baik, air dan suhu menguntungkan untuk peristiwa kimia, besi (Fe)
dalam tanah teroksidasi sehingga menjadi senyawa yang berwarna merah dan
kuning (Foth D, 1998).
Warna tanah dapat di tentukan dengan buku warna standar dari Munsell Soil
Colour Chart (MSCC), maliputi penentuan warna dasar (matriks). Warna bidang
struktur selaput tanah liat . Warna karatan atau konkresi, warna jalit, dan warna
humus (Foth D,1998).
Pada pengamatan tanah dengan indra, warna tanah mencerminkan beberapa
sifat tanah, diantaranya yaitu kandungan bahan organic, drainase. Warna tanah
sangat dipengaruhi oleh kadar lengas didalamnya. Tanah yang kering warnanya
lebih muda dibandingkan dengan tanh yang basah, ini karena bahan koloid yang
kehilangan air.
Warna tanah diatas ditetapkan menggunakan Munsell Soil Color Chart. Yaitu
dimana dalam penetapan warna harus di catat HUE, VALUE, dan CHROMA.
1. Hue : warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.
2. Value : - merupakan kartu warna ke arah vertikal yang menunjukkan warna
Praktikum mengenai Horizon, warna dan struktur tanah yang kemarin telah
dilaksanakan memiliki beberapa kendala seperti kurangnya alat praktikum seperti
aplikasi Munsell soil chart. Namun kekurangan alat di lapangan tidak begitu
berarti dikarenakan kelancarnya praktikum kali ini. Dari praktikum didapat
beberapa hasil seperti warna, struktur dan berapa kedalaman suatu horizon seperti
yang telah ada pada halaman sebelumnya. Dari hasil yang didapat diperoleh
kesimpulan bahwa semakin dalamnya horizon tanah maka warnanya akan
semakin gelap, namun kedalaman tanah tidak begitu mempengaruhi strukturnya
seperti yang terjadi pada horizon A dan B yang memiliki struktur yang sama yaitu
agak kasar.
1)
Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali
dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas
permukaan spesifik menyebabkan makin dominan menentukan warna
tanah, sehingga warna butir koloid tanah (koloid anorganik dan koloid
organik) yang memiliki luas permukaan spesifik yang sangat luas,
sehingga sangat mempengaruhi warna tanah.
2)
B. Saran
Sebaiknya praktikum acara ini ditambah lagi alat alat penunjang praktikum,
seperti buku Munsell Soil Chart dan pacul atau sekop.
DAFTAR PUSTAKA