Anda di halaman 1dari 42

PRESENTASI KASUS

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


Periode 13 Oktober 22 Desember 2014

SINDROMA NEFROTIK

Disusun Oleh:
Juliansyah Efriko

04054811416005

Yustin Putri Pratiwi

04084811416069
Pembimbing:

Dr. dr. Rosiana A. Marbun, SpA

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUD dr. IBNU SUTOWO BATURAJA
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Segala puji syukur kepada Tuhan karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul Sindroma Nefrotik.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas laporan kasus yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya ilmu
Kesehatan Anak Universitas Sriwijaya.
Di kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Dr. dr. Rosiana A. Marbun, SpA, serta semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Baturaja,

November 2014

Penulis

BAB II
STATUS PASIEN

2.1 Identifikasi Pasien


Nama

: M. Farel Exzi Pranda

Umur/Tanggal Lahir

: 6 tahun 8 bulan / 11 Maret 2008

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Nama Ayah

: Tn. Samsir

Nama Ibu

: Ny. Rusmiana

Bangsa/Suku

: Indonesia/Melayu

Agama

: Islam

Alamat

: Desa Surau

Dikirim oleh

: Sendiri

MRS Tanggal

: 04 November 2014

2.2 Anamnesis
Tanggal

: 24 November 2014

Diberikan oleh

: Alloanamnesis terhadap ibu pasien

1. Keluhan Utama

: bengkak di seluruh tubuh

2. Keluhan Tambahan

: frekuensi BAK berkurang

3. Riwayat Perjalanan Penyakit:


3 minggu SMRS penderita mengalami bengkak di seluruh tubuh.
Bengkak pertama kali di kelopak mata pada pagi hari saat bangun
tidur, tidak gatal, tidak merah, tidak ada sekret, riwayat alergi tidak
ada. Bengkak terutama terlihat pada pagi hari dan berkurang pada
siang hari. Demam ada, muncul perlahan, naik turun, tidak terlalu
tinggi, turun dalam 3 hari. Batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak
napas tidak ada, pucat tidak ada, jantung berdebar-debar tidak ada.
2 minggu SMRS, bengkak menjalar ke perut, termasuk skrotum.
Bengkak terutama terlihat pada pagi hari dan berkurang pada siang

hari. Demam tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak napas
tidak ada, pucat tidak ada, jantung berdebar-debar tidak ada.
1 minggu SMRS, bengkak menjalar ke kaki, dan bengkak
dirasakan semakin hebat di seluruh tubuh. Demam tidak ada, batuk
tidak ada, pilek tidak ada, sesak napas tidak ada, pucat tidak ada,
jantung berdebar-debar tidak ada.
Sejak kaki bengkak, penderita mengalami penurunan frekuensi dan
volume BAK. Frekuensi BAK menjadi 3 kali perhari, dan sekali BAK
+10 ml. BAK berwarna merah seperti warna teh tua, dan warna seperti
itu terjadi setiap BAK sampai sekarang. BAB SMRS biasa, berwarna
cokelat dengan konsistensi padat, sehari 12 kali.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat berat badan sulit naik tidak ada

Riwayat sakit tenggorok tidak ada, nyeri menelan tidak ada

Riwayat koreng di kulit tidak ada, ruam di kulit tidak ada

Riwayat sakit kuning tidak ada

Riwayat penyakit jantung bawaan tidak ada

5. Riwayat Penyakit dalam Keluarga:

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal

Riwayat penyakit ginjal di keluarga disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi


Penderita adalah anak kelima dari lima bersaudara. Pekerjaan orang
tua penderit aadalah petani dengan pendapatan perbulan keluarga +Rp
1.000.000,-. Di rumah, penderita tinggal bersama 5 orang, yaitu

bapak, ibu, dan kedua kakak perempuannya. Rumah penderita adalah


rumah panggung terbuat dari papan, sebesar 5x9 meter, tidak terdapat
kamar mandi. Biasanya keluarga penderita mandi di sungai. Air
minum didapat dari air sumur di bawah rumah. Setiap masak dan
makan ibu tidak pernah mencuci tangan. Jendela di rumah selalu
dibuka. Bapak penderita merokok.

7. Riwayat Kehamilan
Masa kehamilan

: cukup bulan

Periksa hamil

: tidak teratur

Kebiasaan ibu sebelum/selama kehamilan:


Minum alkohol

: tidak ada

Merokok

: tidak ada

Makan obat-obat tertentu

: tidak ada

Penyakit atau komplikasi kehamilan ini

: tidak ada

8. Riwayat Persalinan
Presentasi

: kepala

Cara persalinan

: spontan pervaginam

Ditolong oleh

: bidan desa

Tanggal

: 11 Maret 2008

Riwayat injeksi vit. K

: ada

KPSW

: tidak ada

Riwayat demam saat kehamilan

: tidak ada

Riwayat ketuban kental, hijau, bau

: tidak ada

Keadaan bayi saat lahir:


Jenis kelamin

: laki-laki

Kelahiran

: spontan

Kondisi saat lahir

: langsung menangis

BBL

: 3.500 gram

PBL

: ibu tidak tahu

9. Riwayat Makan
ASI

: lahir 2 tahun. Karena ibu bekerja di kebun, ASI anak


tidak teratur. Setiap harinya penderita diberi ASI 4 kali,
yaitu pukul 06.00, 10.00, 13.00, dan 17.00. Setiap
menyusu 20 menit. Semalam anak dapat menyusu 2x
setiap bangun @20 menit.

Susu formula

: (-)

Bubur susu

: (-)

Nasi tim

: Ibu mencoba memberikan penderita nasi tim atau


makanan lembut lainnya seperti pisang sejak usia 8
bulan, namun anak selalu memuntahkan apa yang
dimakan, sehingga anak hanya minum ASI hingga
berusia 2 tahun.

Nasi

: Sejak usia 2 tahun. Anak makan 23 kali sehari,


masing-masing 1 centong nasi. Anak diberi lauk 1
telur atau 1 potong tipis ikan, namun tidak pernah
dihabiskan. Sayur yang diberi adalah 1 sendok
wortel atau kentang dipotong dan dibening,
terkadang bayam, selalu habis. Nasi habis.
Riwayat mengonsumsi jajanan seperti gorengan,
makanan, dan minuman kemasan setiap hari sejak
usia 4 tahun hingga sekarang. Minuman kemasan
botol aatau kotak atau kaleng, seperti ale-ale, teh
gelas, chiki-chikian dikonsumsi setiap hari. Sehari
ibu dapat memberikan anak +Rp 3.000 untuk jajan.

10. Riwayat Perkembangan


Tengkurap

: 6 bulan

Duduk

: 8 bulan

Merangkak

: 9 bulan

Berdiri

: 12 bulan

Berjalan

: 14 bulan

Kesan

: perkembangan motorik dalam batas normal

11. Riwayat Imunisasi


BCG

: 1 kali

DPT

: 3 kali

Polio

: 3 kali

Hepatitis B

: 3 kali

Campak

: 1 kali

Kesan

: Imunsasi dasar lengkap

2.2 Pemeriksaan Fisik


Tanggal pemeriksaan: 24 November 2014 (sesudah dirawat selama 20 hari).
Keadaan Umum
Kesadaran

: kompos mentis

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 96x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup

Pernapasan

: 28x/menit, reguler

Suhu

: 36,8OC

Berat badan

: 22 kg

Tinggi badan

: 102 cm

Lingkar perut umbilikus : 64 cm


Lingkar perut maksimal : 64 cm (umbilikus)
Status gizi (CDC)

: koreksi berat badan pada pasien edema palpebral +


pretibial + asites = 20%

BB kering

: 15,6 kg

BB/U

: 70%

TB/U

: 85%

BB/TB

: 97%

Kesan

: Gizi baik

Keadaan Spesifik

Kepala
Bentuk

: normosefalus

Rambut

: Hitam, lurus, tidak mudah dicabut, distribusi normal,


alopesia (-), lesi pada kulit kepala (-)

Mata

: Edema periorbita (+) kanan dan kiri, konjungtiva anemis


(-), sklera ikterik (-), pupil bulat, isokor, diameter
3mm/3mm, refleks cahaya +/+

Hidung

: Napas cuping hidung (-), deformitas (-), deviasi septum (-)


mukosa hiperemis (-) pucat (-), hipertropi konka (-),
epistaksis(-), sekret (-)

Telinga

: Deformitas -/-, nyeri tekan aurikuler -/-, nyeri tekan


mastoid -/-, nyeri tekan tragus -/-, serumen +/+ minimal,
sekret -/-

Mulut

: Bibir pucat (-), sianosis (-), rhagaden (-), stomatitis (-),


cheilitis (-), oral thrush (-), bercak Koplik (-), ulserasi (-),
gusi edema (-), bengkak (-), merah (-), perdarahan (-),
lidah bentuk normal, tremor (-), coated (-), atrofi papil (-),
strawberry tongue (-), palatoskizis (-), uvula bifida (-)

Tenggorok

: Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1, hiperemis (-), kripta


(-), detritus (-)

Leher

: Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat

Thorak
Bentuk dada : normal, simetris, retraksi (-), pembengkakan (-),
deformitas (-), ginekomastia (-)
Paru-paru

o Inspeksi : statis simetris, dinamis pergerakan dinding dada


tertinggal (-), retraksi (-)
o Palpasi

: simetris, stem fremitus kiri dan kanan sama,


krepitasi (-),

o Perkusi

: sonor pada kedua lapang paru

o Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronki (-), wheezing (-)


Jantung

o Inspeksi : iktur kordis tidak terlihat


o Palpasi

iktus

kordis

teraba

pada

ICS

linea

midclavicularis sinistra, thrill teraba


o Perkusi

: Batas atas jantung ICS III linea midclavicularis


sinistra, batas kanan jantung ICS IV linea
parsternalis sinistra, batas kiri jantung ICS IV linea
midclavicularis sinistra.

o Auskultasi : HR 96x/menit, irama reguler, pulsus defisit (-), BJ


I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
Inspeksi

: cembung

Palpasi

: lemas, shifting dullness (+) asites, hepar dan lien tidak


teraba, ballotemen bimanual (+)

Perkusi

: shifting dullness (+) asites

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Lipat paha dan genitalia: pembesaran KGB (-), edema skortum (-)

Ekstremitas : akral hangat (+), CRT <2, edema pretibial (-)

2.3 Diagnosis Banding

Sindroma nefrotik

Sindroma nefritik akut

2.4 Pemeriksaan Penunjang

4 November 2014
Urinalisis

Penderita

Batasan

Reduksi

(-)

(-)

Protein

(++)

(-)

(-)

(-)

Leukosit

6-8

0-3

/LP

Eritrosit

penuh

0-5

/LP

Sel epitel

(++)

(+)

Kristal

amorf (+)

(-)

Silinder

Granuler (+)

(-)

Penderita

Batasan

11,7

12-14

Leukosit

10.600

5.000-10.000

/uL

Trombosit

347.000

150.000-400.000

/uL

Hematokrit

34%

4048

LED

125

<10

mm/jam

N. segmen

52

5070

Limfosit

48

2040

Kolesterol

287

<200

mg%

Ureum

49

2040

mg%

Kreatinin

1,0

0,91,2

mg%

Penderita

Batasan

Satuan

Reduksi

(-)

(-)

Protein

(++)

(-)

Bilirubin

Satuan

Sedimen

5 November 2014
Darah Rutin
Hemoglobin

Satuan

Diff count

10 November 2014
Urinalisis

Bilirubin

(-)

(-)

Leukosit

8-10

0-3

/LP

Eritrosit

penuh

0-5

/LP

Sel epitel

(++)

(+)

Kristal

amorf (+)

(-)

Silinder

Granuler (+)

(-)

Penderita

Batasan

Reduksi

(-)

(-)

Protein

(+++)

(-)

(-)

(-)

Leukosit

8-10

0-3

/LP

Eritrosit

penuh

0-5

/LP

Sel epitel

(+)

(+)

Kristal

amorf (+)

(-)

Silinder

Granuler (+)

(-)

Penderita

Batasan

Reduksi

(-)

(-)

Protein

(+++)

(-)

(-)

(-)

Leukosit

10-15

0-3

/LP

Eritrosit

Penuh

0-5

/LP

Sel epitel

(++)

(+)

Amorf (+)

(-)

Sedimen

17 November 2014
Urinalisis

Bilirubin

Satuan

Sedimen

21 November 2014
Urinalisis

Bilirubin

Satuan

Sedimen

Kristal

Silinder

Granuler (+)

(-)

Penderita

Batasan

Reduksi

(-)

(-)

Protein

(+++)

(-)

(-)

(-)

Leukosit

8-10

0-3

/LP

Eritrosit

penuh

0-5

/LP

Sel epitel

(+)

(+)

Kristal

amorf (+)

(-)

Silinder

Granuler (+)

(-)

Penderita

Batasan

Satuan

Kolesterol

334

<200

mg%

Ureum

24

2040

mg%

Kreatinin

0,8

0,91,2

mg%

Penderita

Batasan

Satuan

9,4

12-14

7.700

5.000-10.000

/uL

Trombosit

293.000

150.000-400.000

/uL

Hematokrit

28

4048

24 November 2014
Urinalisis

Bilirubin

Satuan

Sedimen

25 November 2014
Darah Rutin

26 November 2014
Darah Rutin
Hemoglobin
Leukosit

2.5 Diagnosis Kerja


Sindroma nefrotik

2.6 Penatalaksanaan

Diet:
o Protein sesuai kebutuhan RDA, yaitu 2 gram/kgBB/hari, yaitu 2x15,6
= 31 gram/hari
o Diet rendah garam 12 gram/hari

Medikamentosa
o Metilprednisolon tablet 2 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis setiap hari
selama 4 minggu 2x15,6 = 31 mg / 3 dosis = 4-2-2
o Furosemid 1-3 mg/kgBB/hari

2.7 Prognosis
Dubia ad bonam

FOLLOW UP

Tanggal
05/11/2014

Perjalanan Penyakit
BB: 26 kg
LP: 68 cm
Intake: Output: 50 cc
S: O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/90 mmHg
N: 120x/menit
RR: 32/menit
T: 36,4OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O

Thoraks: simetris, retraksi (-)


Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg

06/11/2014

LP: 68 cm
Intake: 100 cc
Output: 50 cc
S: O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 92x/menit
RR: 28/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal

A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi


P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
07/11/2014

BB: 25 kg
LP: 66 cm
Intake: 500 cc
Output: 550 cc
S: pusing
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 100x/menit
RR: 28/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi
P: D5% gtt X
Furosemide 2x25 mg

08/11/2014

T: 37,0OC
P: 100 x/menit
RR: 30x/menit

BB: 26 kg
LP: 68 cm
Intake: 600 cc
Output: 100 cc
S: O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 100x/menit
RR: 30/menit
T: 36,7OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (-)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, lemas, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr.
II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
10/11/2014

BB: 25 kg
LP: 66 cm
Intake: 3915 cc
Output: 500 cc
S: -

O: KU tampak sakit sedang


Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 100x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,0OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr. I
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
11/11/2014

BB: 23 kg
LP: 66 cm
Intake: 600 cc
Output: 900 cc
S: BAK kuning tua
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 140/90 mmHg
N: 100x/menit

RR: 30x/menit
T: 37,0OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr.
II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
Eritromisin 3x1,5 cth
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
12/11/2014

BB: 20 kg
LP: 65 cm
Intake: 1.650 cc
Output: 1.500 cc
S: bengkak
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 130/90 mmHg
N: 100x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,5 OC

Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),


stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr.
II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
Cefixime 2 x cth
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
13/11/2014

BB: 22 kg
LP: 63 cm
Intake: 560 cc
Output: 300 cc
S: bengkak
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/80 mmHg
N: 100x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,2OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)

Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O


Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr.
II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
Cefixime 2 x cth
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
14/11/2014

BB: 23 kg
LP: 61 cm
Intake: 2.160 cc
Output: 500 cc
S: bengkak kelopak mata, perut
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 170/80 mmHg
N: 110x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,0OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)

Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)


Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr.
II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
Cefixime 2 x cth
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
15/11/2014

BB: 21 kg
LP: 63 cm
Intake: 770 cc
Output: 400 cc
S: bengkak berkurang
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 110x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)

Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,


timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
Cefixime 2 x cth
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
17/11/2014

BB: 22 kg
LP: 61 cm
Intake: 1.200 cc
Output: 900 cc
S: bengkak perut
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 106x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,5OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)

Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal


A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
18/11/2014

BB: 22 kg
LP: 63 cm
Intake: 1.260 cc
Output: 1.050 cc
S: bengkak berkurang
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 110x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,2OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg

Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
19/11/2014

BB: 22 kg
LP: 63 cm
Intake: 920 cc
Output: 600 cc
S: bengkak kelopak mata
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/70 mmHg
N: 110x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,7OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)

20/11/2014

BB: 23 kg
LP: 64 cm
Intake: 1.200 cc
Output: 400 cc
S: (-)
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 100x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,0OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. I
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)

21/11/2014

BB: 22 kg
LP: 63 cm
Intake: 560 cc
Output: 300 cc

S: bengkak
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/80 mmHg
N: 100x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,2OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr.
II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Makan telur rebus 1 butir/hari
22/11/2014

BB: 23 kg
LP: 63 cm
Intake: 1.120 cc
Output: 350 cc
S: bengkak
O: KU tampak sakit sedang

Sens: CM
TD: 110/80 mmHg
N: 102x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Telur rebus 1 butir/hari
24/11/2014

BB: 21 kg
LP: 63 cm
Intake: 1.900 cc
Output: 700 cc
S: bengkak pada kelopak mata
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 103x/menit

RR: 28x/menit
T: 36,4OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Telur rebus 1 butir/hari
25/11/2014

BB: 22 kg
LP umbilikus: 61 cm
LP maksimal: 63 cm
Intake: 700 cc
Output: 350 cc
S: muntah 2x, mual (+)
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 106x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,7OC

Kepala: SI (-), CA (-), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),


stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, lemas, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal, akral
hangat (+), pitting edema (-), CRT <2
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. I
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Domperidone 3x tab
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Telur rebus 1 butir/hari
26/11/2014

BB: 22 kg
LP umbilikus: 60 cm
LP maksimal: 61 cm
Intake: 1.100 cc
Output: 500 cc
S: sakit kepala, pegal
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 100x/menit
RR: 24x/menit
T: 36,5OC

Kepala: SI (-), CA (-), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),


stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, lemas, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal, akral
hangat (+), pitting edema (-), CRT <2
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. I
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Telur rebus 1 butir/hari
27/11/2014

BB: 22 kg
LP umbilikus: 59 cm
LP maksimal: 61 cm
Intake: 700 cc
Output: 350 cc
S:
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 100/60 mmHg
N: 96x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,5OC
Kepala: SI (-), CA (-), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),

stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)


minimal
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, lemas, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (-), akral hangat (+),
pitting edema (-), CRT <2
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi terkontrol
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari, cek KK
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Telur rebus 1 butir/hari
28/11/2014

BB: 21 kg
LP umbilikus: 60 cm
LP maksimal: 61 cm
Intake: 2.200 cc
Output: 800 cc
S: nyeri ulu hati
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 100/70 mmHg
N: 90x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,5OC
Kepala: SI (-), CA (-), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),

stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (-)


Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, lemas, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (-), akral hangat (+),
pitting edema (-), CRT <2
A: Susp SN dd/ SNA
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Metilprednisolon 4 mg tab 4-3-2
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Telur rebus 1 butir/hari
29/11/2014

BB: 22 kg
LP umbilikus: 61 cm
LP maksimal: 62 cm
Intake: 550 cc
Output: 400 cc
S: nyeri ulu hati
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 100/70 mmHg
N: 110x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (-), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),

stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (-)


Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, lemas, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal, akral
hangat (+), pitting edema (-), CRT <2
A: Susp SN dd/ SNA
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Metilprednisolon 8 mg tab 2 1 - 1 (hari ke-2)
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Telur rebus 1 butir/hari

RESUME

Pasien seorang anak laki-laki berusia 6 tahun 7 bulan dengan keluhan

minggu SMRS penderita mengalami bengkak di seluruh tubuh. Bengkak pertama


kali di kelopak mata pada pagi hari saat bangun tidur, tidak gatal, tidak merah,
tidak ada sekret, riwayat alergi tidak ada. Bengkak terutama terlihat pada pagi hari
dan berkurang pada siang hari. Demam ada, muncul perlahan, naik turun, tidak
terlalu tinggi, turun dalam 3 hari. Batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak napas
tidak ada, pucat tidak ada, jantung berdebar-debar tidak ada.
2 minggu SMRS, bengkak menjalar ke perut, termasuk skrotum.
Bengkak terutama terlihat pada pagi hari dan berkurang pada siang hari. Demam

tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak napas tidak ada, pucat tidak ada,
jantung berdebar-debar tidak ada.
1 minggu SMRS, bengkak menjalar ke kaki, dan bengkak dirasakan
semakin hebat di seluruh tubuh. Demam tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak
ada, sesak napas tidak ada, pucat tidak ada, jantung berdebar-debar tidak ada.
Sejak kaki bengkak, penderita mengalami penurunan frekuensi dan volume
BAK. Frekuensi BAK menjadi 3 kali perhari, dan sekali BAK +10 ml. BAK
berwarna merah seperti warna teh tua, dan warna seperti itu terjadi setiap BAK
sampai sekarang. BAB SMRS biasa, berwarna cokelat dengan konsistensi padat,
sehari 12 kali.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan anak dalam keadaan hipertensi grade I,
terdapat edema palpebral kanan dan kiri dan asites. Dilakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan darah rutin dan urinalisis. Dari pemeriksaan urin
rutin didapatkan proteinuria masif, hematuria, dan sel epitel (+), kristal amorf (+),
silinder granuler (+). Dari pemeriksan darah rutin, didapatkan kolesterol 334
mg/dL, ureum 24 mg%, dan kreatinin 0,8 mg%.

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Sindroma nefrotik (SN) pada anak merupakan penyakit ginjal anak yang paling
seing ditemukan. Insidensi SN pada anak dalam kepustakaan di Amerika Serikat
dan Inggris adalah 27 kasus baru per-100.000 anak pertahun, dengan prevalensi
berkisar 1216 kasus per-100.000 aak. Di negara berkembang, insidensinya
lebih tinggi. Di Indonesia, dilaporkan 6 per-100.000 pertahun pada anak berusia
kurang dari 14 tahun. Perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1.

2.2 Etiologi
Etiologi SN dibagi 3, yaitu kongenital, primer/idiopatik, dan sekundder mengikuti
penyakit sistemik, antara lain SLE, PHS, dan lain-lain. Pada consensus hanya
akan dibicarakan SN idiopatik.
Pasien SN biasanya datang dengan edema palpebral atau pretibial. Bila
lebih berat akan disertai asites, efusi pleura, dan edema genitalia. Kadang-kadang
disertai oliguria dan gejal infeksi, nafsu makn berkurang, dan diare. Bila disertai
sakit perut, hati-hati tehradap kemungkinan terjadinya peritonitis atau
hipovolemia. Dalam laporan ISKDC (International Study for Kidney Diseases in
Children), pada sindroma nefrotik kelainan minimal (SNKM), ditemukan 22%
dengan hematuria mikroskopik, 1520% disertai hipertensi, dan 32% dengan
peningkatan kadar kreatinin dan ureum darah yang bersifat sementara.
Pada anak, sebagian besar (80%) SN idiopatik mempunyai ambaran
patologi anatomi kelainan minimal (SNKM). Gambaran patologi anatomi lainnya
adalah

glomerulosklerosis

fokal

segmental

(GSFS)

78%,

mesangial

proliferative difus (MPD) 25%, glomerulonephritis membranoproliferatif


(GNMP) 46%, dan neforpati membranosa (GNM) 1,5%. Pada pengobatan
kortikosteroid inisial, sebagian besar SNKM (94%) mengalami remisi total
(responsive), sedangkan pada GSFS 885% tidak responsif (resisten steroid).8

Prognosis jangka panjang SNKM selama pengamatan 20 tahun


menunjukkan hanya 45% menjadi gagal ginjal terminal, sedangkan pada GSFS
25% menjadi gagal ginjal terminal pada 5 tahun dan pada sebagian besar lainnya
disertai penurunan fungsi ginjal.9 Pada berbagai penelitian jangka panjang,
ternyata respons terhadap pengobatan steroid lebih sering digunakan untuk
menentukan prognosis dibandingkan dengan gambaran patologi anatomi. Oleh
karena itu, pada saat ini, klasifikasi SN lebih didsasarkan pada respons klinis,
yaitu sindroma nefrotik sensitif steroid (SNSS) dan sindroma nefrotik resisten
steroid (SNRS).

2.3 Diagnosis
Sindroma nefrotik adalah keadan klinis yang ditandai dengan gejala:
1. Proteinuria masif (>40 mg/m2LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstick >2+)
2. Hipoalbuminemia <2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia >200mg/dL

2.4 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan penunjang yang dilakukan, antara lain:
1. Urinalisis, biakan urin hanya dilakukan bila didapatkan gejala klinik yang
mengarah pada infeksi saluran kemih.
2. Protein urin kuantitatif dapat menggunakan urin 24 jam atau rasio
protein/kreatinin pada urin pertama pagi hari
3. Pemeriksaan darah
o Darah tepi lengkap (Hb, leuko, hitung jenis, trombosit, hematokrit,
LED)
o Albumin dan kolesterol serum
o Ureum, kreatinin serta klirens kreatinin dengan cara klasik atau
dengan rumus Schwartz

o Kadar komplemen C3; bila dicucrigai SLE pemeriksaan ditambah


dengan komplemen C4, ANA, dan anti ds-DNA.

2.5 Tatalaksana Umum


Anak dengan manifestasi klinis SN pertama kali, sebaiknya dirawat di rumah
sakit dengan tujuan mempercepat pemeriksaan dan evaluasi pengaturan diet,
penanggulangan edema, memulai pengobatan steroid, dan edukasi orang tua.
Sebelum pengobatan steroid dimulai, dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan
berikut:
1. Pengukuran berat badan dan tingi badan
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda atau gejala penyakit sistemik
seperti SLE, PHS.
4. Mencari focus infeksi di gigi-geligi, telinga, ataupun kecacingan. Setiap
infeksi perlu dieradikasi terlebih dahulu sebelum steroid dimulai.
5. Melaukan uji Mantoux. Bila hasilnya positif diberikan profilaksis INH
selama 6 bulan pertama bersama steroid, dan bila ditemukan TB diberikan
OAT.
Perawatan di rumah sakit pada SN relaps hanya dilakukan bila terdapat edema
anasarka yang berat atau disertai komplikasi muntah, infeksi berat, gagal ginjal,
atau syok. Tirah baring tidak perlu dipaksakan dan aktivitas fisik disesuaikan
dengan kemampuan pasien. Bila edema tidak berat, anak boleh sekolah.
Bila pemberian diuretic tidak berhasil (edema refreakter), biasanya terjadi
karena hipovolemia atau hipoalbuminemia berat (<1 g/dL), dapat diberikan infus
albumin 2025% dengan dosis 1 g/kgBB selama 2-4 jam untuk menarik cairan
dan jaringan interstisial dan diakhiri dengan pemberian furosemide intravena 12
mg/kgBB. Bila pasien tidak mampu dari segi biayar, dapat diberikan plasma 20
mg/kgBB/hari secara perlahan 10 tetes/menit untuk mencegah terjadinya
komplikasi dekompensasi jantung. Bila diperlukan, suspense albumin dapat
diberikan selang sehari untuk memberikan kesempatan pergeseran cairan dan
mencegah overload cairan.

Imunisasi
Pasien SN yang sedang mendapat pengobatan kortikosteroid >2mg/kgBB/hari
atau total >20 mg/hari selama lebih dari 14 hari, merupakan pasien
imunikompromiais. Pasien SN dalam keadaan ini dan dalam 6 minggu setelah
obat dihentikan hanya boleh diberikan vaksin virus mati, seperti IPV (Inactivated
Polio Vaccine). Setelah penghentian prednisone selama 6 minggu dapat diberikan
vaksin virus ihdup, seperti polio oral, MMR, campak, varisela. Semua anak
dengan SN sangat dianjurkan untuk mendapat imunisasi terhadap infeksi
pneumokokus dan varisela.

BAB IV
ANALISIS KASUS

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun 7 bulan, datang dengan keluhan bengkak
pada seluruh tubuh. +3 minggu SMRS penderita mengalami bengkak di seluruh
tubuh, bengkak timbul pertama kali pada kelopak mata di pagi hari, saat bangun
tidur, kemudian menjalar ke seluruh tubuh termasuk ke skrotum.
Dari anamnesis, didapatkan keluhan utama penderita adalah bengkak.
Terdapat beberapa kemungkinan penyebab bengkak, di antaranya gangguan
ginjal, gangguan hati, gagal jantung, dan masalah gizi buruk. Pada bagian jantung
biasanya bengkak pertama kali muncul pada tungkai bawah dan disertai dengan
adanya manifestasi gagal jantung, yaitu sesak napas, peningkatan JVP,
hepatomegali, gallop, dan pembesaran jantung. Pada gangguan hati, edema lebih
menonjol di perut (asites) dengan disertai tanda dan gejala dari gangguan hepar
seperti ikterik dan spider naevi. Edema yang disebabkan oleh gizi buruk biasanya
disertai dengan manifestasi gizi buruk seperti rambut jagung, cheilitis, crazy
pavement dermatosis. Edema yang disebabkan oleh ginjal pertama kali muncul di
mata, terutama pada pagi hari dan menghilang pada siang hari, disertai dengan
gangguan fungsi ginjal seperti proteinuria, hipoalbuminemia, hematuria,
penurunan laju filtrasi glomerulus.
Pada penderita, didapatkan bengkak timbul pertama kali di kelopak mata
pada pagi hari saat bangun tidur dan berkurang pada siang hari. Bengkak
kemudian menjalar ke seluruh tubuh termasuk skrotum. Ini merupakan ciri dari
bengkak yang disebabkan oleh penyakit ginjal. Kelainan pada ginjal yang dapat
menyebabkan edema adalah sindroma nefrotik dan sindroma nefritik akut. Dari
anamnesis, didapatkan juga penurunan BAK setelah timbulnya edema dengan
frekuensi BAK 1-2x dalam sehari dengan warna urin kuning keruh. Riwayat BAK
seperti warna cucian daging ada.
Manifestasi klinis dari penderita ini adalah edema yang terdapat pada 95%
kasus sindroma nefrotik. Pada fase awal, edema terdapat pada daerah-daerah yang
mempunyai resistensi jaringan yang rendah. Edema berpindah dengan perubahan

posisi, sering tampak pada edema muka pada pagi hari waktu bangun tidur dan
berkurang pada siang hari. Bengkak bersifat lunak dan meningkatkan bekas bila
ditekan (pitting edema). Pada sindroma nefrotik, mekanisme penghalang
terganggu sehingga muatan negative yang terdapat di sepanjang endotel kapiler
glomerulus dan membrane basalis yang menyebabkan albumin yang bermuatan
negative tertarik keluar menembus sawas kapiler glomerulus dan terjadilah
proteinuria masif. Albumin yang banyak dikeluarkan menyebabkan terjadinya
hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik
plasma sehingga cairan bergeser dari intravaskuler ke interstisial dan terjadi
edema. Akibat penurunan tekanan onkotik plasma dan bergesernya cairan plasma
yang mengakibatkan terjadinya hypokalemia dan ginjal melakukan kompensasi
dengan meningkatkan retensi natrium dan air. Mekanisme kompensasi ini akan
memperbaiki volume intravaskuler tetapi juga akan mengeksaserbasi terjadinya
hipoalbuminemia sehingga edema semakin berlanjut.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan pasien menderita edema seluruh
tubuh, tekanan darah hipertensi grade I. Dari pemeriksaan urinalisis, saat pasien
datang

didapatkan

proteinuria

masif

yang

menyebabkan

terjadinya

hipoalbuminemia sehingga timbul edema pada pasien ini. Karena terjadi


hipoalbuminemia, penderita mengalami hiperkolesterolemia.
Sebaiknya

dilakukan

pemeriksaan

kadar

albumin

serum

untuk

menegakkan bahwa pasien ini mengalami sindroma nefrotik. Pada pasien


sindroma

nefrotik,

hipoalbuminemia

akan

terjadi

(<2,5

g/dL)

dan

hiperkolesterolemia (>200 mg/dL). Hiperkolesterolemia muncul akibat penurunan


tekanan onkotik disertai oleh penurunan aktivitas degradasi lemak karena
hilangnya alfa-glikoprotein sebagai perangsang lipase. Apabila kadar albumin
serum kembali normal baik secara spontan atau dengan pemberian infus albumin,
maka umumnya kadar lipid akan kembali normal.
Tatalaksana pada pasien ini adalah:
-

Diet: protein normal sesuai RDA, yaitu 2 gram/kgBB/hari, diet rendah


garam 1-2 gram/hari.

Medikamentosa: kaptopril 3x6,25 mg sampai tekanan darah terkontrol,


metilprednisolon tablet 30 mg/hari tablet 4 mg 4-2-2 saat tekanan
darah sudah terkontrol, furosemide diberikan jika terdapat edema.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alatas, Husein. Tambunan, Taralan. Trihono, P.P., Pardede, S.O.


Konsensus Tata Laksana Kasus Sindroma Nefrotk Idiopatik pada Anak.
2. Pudijadi, A.H., Hegar, B., Handryastuti, S., dris, N.S., Gandaputra, E.P.,
Harmoniati, E.D. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia.
3. Standar Penatalaksanaan Departemen Ilmu Kesehatan ANak RSMH.
4. Enday S. 1997. Nefrologi Klinik, Edisi II. Bandung: ITB p.145-63.
5. Kamar V, Cotran R.S., dan Robbins S.L., 2007. Buku Ajar Patologi
Ronnins. Edisi 7 Volume 2. Jakarta: EGC.
6. Price S., Wilson L. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Ed. 6. Jakarta: EGC.
7. Dugdale

D.

Acute

Nephritic

Syndrome.

Available

at

http://www.nlm.nih.gov/medline/ency/article/article/000495.htm Accessed
on November 29 2014)
8. Geetha

D.

Glomerulonephritis.

(http://www.eMedicineglomerulonephritis,
2012).

Poststreptococcal.

poststreptococcal,

26

Juli

Anda mungkin juga menyukai