SINDROMA NEFROTIK
Disusun Oleh:
Juliansyah Efriko
04054811416005
04084811416069
Pembimbing:
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji syukur kepada Tuhan karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan laporan kasus dengan judul Sindroma Nefrotik.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas laporan kasus yang
merupakan bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya ilmu
Kesehatan Anak Universitas Sriwijaya.
Di kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Dr. dr. Rosiana A. Marbun, SpA, serta semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini
masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Baturaja,
November 2014
Penulis
BAB II
STATUS PASIEN
Umur/Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Nama Ayah
: Tn. Samsir
Nama Ibu
: Ny. Rusmiana
Bangsa/Suku
: Indonesia/Melayu
Agama
: Islam
Alamat
: Desa Surau
Dikirim oleh
: Sendiri
MRS Tanggal
: 04 November 2014
2.2 Anamnesis
Tanggal
: 24 November 2014
Diberikan oleh
1. Keluhan Utama
2. Keluhan Tambahan
hari. Demam tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak napas
tidak ada, pucat tidak ada, jantung berdebar-debar tidak ada.
1 minggu SMRS, bengkak menjalar ke kaki, dan bengkak
dirasakan semakin hebat di seluruh tubuh. Demam tidak ada, batuk
tidak ada, pilek tidak ada, sesak napas tidak ada, pucat tidak ada,
jantung berdebar-debar tidak ada.
Sejak kaki bengkak, penderita mengalami penurunan frekuensi dan
volume BAK. Frekuensi BAK menjadi 3 kali perhari, dan sekali BAK
+10 ml. BAK berwarna merah seperti warna teh tua, dan warna seperti
itu terjadi setiap BAK sampai sekarang. BAB SMRS biasa, berwarna
cokelat dengan konsistensi padat, sehari 12 kali.
7. Riwayat Kehamilan
Masa kehamilan
: cukup bulan
Periksa hamil
: tidak teratur
: tidak ada
Merokok
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
8. Riwayat Persalinan
Presentasi
: kepala
Cara persalinan
: spontan pervaginam
Ditolong oleh
: bidan desa
Tanggal
: 11 Maret 2008
: ada
KPSW
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: laki-laki
Kelahiran
: spontan
: langsung menangis
BBL
: 3.500 gram
PBL
9. Riwayat Makan
ASI
Susu formula
: (-)
Bubur susu
: (-)
Nasi tim
Nasi
: 6 bulan
Duduk
: 8 bulan
Merangkak
: 9 bulan
Berdiri
: 12 bulan
Berjalan
: 14 bulan
Kesan
: 1 kali
DPT
: 3 kali
Polio
: 3 kali
Hepatitis B
: 3 kali
Campak
: 1 kali
Kesan
: kompos mentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
Pernapasan
: 28x/menit, reguler
Suhu
: 36,8OC
Berat badan
: 22 kg
Tinggi badan
: 102 cm
BB kering
: 15,6 kg
BB/U
: 70%
TB/U
: 85%
BB/TB
: 97%
Kesan
: Gizi baik
Keadaan Spesifik
Kepala
Bentuk
: normosefalus
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Mulut
Tenggorok
Leher
Thorak
Bentuk dada : normal, simetris, retraksi (-), pembengkakan (-),
deformitas (-), ginekomastia (-)
Paru-paru
o Perkusi
iktus
kordis
teraba
pada
ICS
linea
Abdomen
Inspeksi
: cembung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Lipat paha dan genitalia: pembesaran KGB (-), edema skortum (-)
Sindroma nefrotik
4 November 2014
Urinalisis
Penderita
Batasan
Reduksi
(-)
(-)
Protein
(++)
(-)
(-)
(-)
Leukosit
6-8
0-3
/LP
Eritrosit
penuh
0-5
/LP
Sel epitel
(++)
(+)
Kristal
amorf (+)
(-)
Silinder
Granuler (+)
(-)
Penderita
Batasan
11,7
12-14
Leukosit
10.600
5.000-10.000
/uL
Trombosit
347.000
150.000-400.000
/uL
Hematokrit
34%
4048
LED
125
<10
mm/jam
N. segmen
52
5070
Limfosit
48
2040
Kolesterol
287
<200
mg%
Ureum
49
2040
mg%
Kreatinin
1,0
0,91,2
mg%
Penderita
Batasan
Satuan
Reduksi
(-)
(-)
Protein
(++)
(-)
Bilirubin
Satuan
Sedimen
5 November 2014
Darah Rutin
Hemoglobin
Satuan
Diff count
10 November 2014
Urinalisis
Bilirubin
(-)
(-)
Leukosit
8-10
0-3
/LP
Eritrosit
penuh
0-5
/LP
Sel epitel
(++)
(+)
Kristal
amorf (+)
(-)
Silinder
Granuler (+)
(-)
Penderita
Batasan
Reduksi
(-)
(-)
Protein
(+++)
(-)
(-)
(-)
Leukosit
8-10
0-3
/LP
Eritrosit
penuh
0-5
/LP
Sel epitel
(+)
(+)
Kristal
amorf (+)
(-)
Silinder
Granuler (+)
(-)
Penderita
Batasan
Reduksi
(-)
(-)
Protein
(+++)
(-)
(-)
(-)
Leukosit
10-15
0-3
/LP
Eritrosit
Penuh
0-5
/LP
Sel epitel
(++)
(+)
Amorf (+)
(-)
Sedimen
17 November 2014
Urinalisis
Bilirubin
Satuan
Sedimen
21 November 2014
Urinalisis
Bilirubin
Satuan
Sedimen
Kristal
Silinder
Granuler (+)
(-)
Penderita
Batasan
Reduksi
(-)
(-)
Protein
(+++)
(-)
(-)
(-)
Leukosit
8-10
0-3
/LP
Eritrosit
penuh
0-5
/LP
Sel epitel
(+)
(+)
Kristal
amorf (+)
(-)
Silinder
Granuler (+)
(-)
Penderita
Batasan
Satuan
Kolesterol
334
<200
mg%
Ureum
24
2040
mg%
Kreatinin
0,8
0,91,2
mg%
Penderita
Batasan
Satuan
9,4
12-14
7.700
5.000-10.000
/uL
Trombosit
293.000
150.000-400.000
/uL
Hematokrit
28
4048
24 November 2014
Urinalisis
Bilirubin
Satuan
Sedimen
25 November 2014
Darah Rutin
26 November 2014
Darah Rutin
Hemoglobin
Leukosit
2.6 Penatalaksanaan
Diet:
o Protein sesuai kebutuhan RDA, yaitu 2 gram/kgBB/hari, yaitu 2x15,6
= 31 gram/hari
o Diet rendah garam 12 gram/hari
Medikamentosa
o Metilprednisolon tablet 2 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis setiap hari
selama 4 minggu 2x15,6 = 31 mg / 3 dosis = 4-2-2
o Furosemid 1-3 mg/kgBB/hari
2.7 Prognosis
Dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal
05/11/2014
Perjalanan Penyakit
BB: 26 kg
LP: 68 cm
Intake: Output: 50 cc
S: O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/90 mmHg
N: 120x/menit
RR: 32/menit
T: 36,4OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
06/11/2014
LP: 68 cm
Intake: 100 cc
Output: 50 cc
S: O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 92x/menit
RR: 28/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
BB: 25 kg
LP: 66 cm
Intake: 500 cc
Output: 550 cc
S: pusing
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 100x/menit
RR: 28/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi
P: D5% gtt X
Furosemide 2x25 mg
08/11/2014
T: 37,0OC
P: 100 x/menit
RR: 30x/menit
BB: 26 kg
LP: 68 cm
Intake: 600 cc
Output: 100 cc
S: O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 100x/menit
RR: 30/menit
T: 36,7OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (-)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, lemas, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr.
II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
10/11/2014
BB: 25 kg
LP: 66 cm
Intake: 3915 cc
Output: 500 cc
S: -
BB: 23 kg
LP: 66 cm
Intake: 600 cc
Output: 900 cc
S: BAK kuning tua
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 140/90 mmHg
N: 100x/menit
RR: 30x/menit
T: 37,0OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr.
II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 2x6,25 mg
Eritromisin 3x1,5 cth
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
12/11/2014
BB: 20 kg
LP: 65 cm
Intake: 1.650 cc
Output: 1.500 cc
S: bengkak
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 130/90 mmHg
N: 100x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,5 OC
BB: 22 kg
LP: 63 cm
Intake: 560 cc
Output: 300 cc
S: bengkak
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/80 mmHg
N: 100x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,2OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
BB: 23 kg
LP: 61 cm
Intake: 2.160 cc
Output: 500 cc
S: bengkak kelopak mata, perut
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 170/80 mmHg
N: 110x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,0OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
BB: 21 kg
LP: 63 cm
Intake: 770 cc
Output: 400 cc
S: bengkak berkurang
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 110x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
BB: 22 kg
LP: 61 cm
Intake: 1.200 cc
Output: 900 cc
S: bengkak perut
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 106x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,5OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
BB: 22 kg
LP: 63 cm
Intake: 1.260 cc
Output: 1.050 cc
S: bengkak berkurang
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 110x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,2OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
19/11/2014
BB: 22 kg
LP: 63 cm
Intake: 920 cc
Output: 600 cc
S: bengkak kelopak mata
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/70 mmHg
N: 110x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,7OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
20/11/2014
BB: 23 kg
LP: 64 cm
Intake: 1.200 cc
Output: 400 cc
S: (-)
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 100x/menit
RR: 30x/menit
T: 36,0OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. I
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
21/11/2014
BB: 22 kg
LP: 63 cm
Intake: 560 cc
Output: 300 cc
S: bengkak
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/80 mmHg
N: 100x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,2OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (+), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + anemia defisiensi besi + hipertensi gr.
II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x25 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Makan telur rebus 1 butir/hari
22/11/2014
BB: 23 kg
LP: 63 cm
Intake: 1.120 cc
Output: 350 cc
S: bengkak
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/80 mmHg
N: 102x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Telur rebus 1 butir/hari
24/11/2014
BB: 21 kg
LP: 63 cm
Intake: 1.900 cc
Output: 700 cc
S: bengkak pada kelopak mata
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 120/80 mmHg
N: 103x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,4OC
Kepala: SI (-), CA (+), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
stomatitis (-), faring hiperemis (-), edema palpebral (+)
Leher: pembesaran KGB (-), JVP (5-2) cmH2O
Thoraks: simetris, retraksi (-)
Cor: HR 120x/menit, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo: vesikuler (+), rhonki (-), wheezing (-)
Abd: Cembung, tegang, nyeri tekan (-), H/L sulit diraba,
timpani, shifting dullness (+), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
Ext: Palmar pucat (-), edema pretibial (+) minimal
A: Susp SN dd/ SNA + hipertensi gr. II
P: D5 NS gtt X
Furosemide 2x30 mg
Captopril 3x6,25 mg
Ukur TD dan LP tiap hari
Diet rendah garam (1-2 gr/hari)
Telur rebus 1 butir/hari
25/11/2014
BB: 22 kg
LP umbilikus: 61 cm
LP maksimal: 63 cm
Intake: 700 cc
Output: 350 cc
S: muntah 2x, mual (+)
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 106x/menit
RR: 28x/menit
T: 36,7OC
BB: 22 kg
LP umbilikus: 60 cm
LP maksimal: 61 cm
Intake: 1.100 cc
Output: 500 cc
S: sakit kepala, pegal
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 110/70 mmHg
N: 100x/menit
RR: 24x/menit
T: 36,5OC
BB: 22 kg
LP umbilikus: 59 cm
LP maksimal: 61 cm
Intake: 700 cc
Output: 350 cc
S:
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 100/60 mmHg
N: 96x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,5OC
Kepala: SI (-), CA (-), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
BB: 21 kg
LP umbilikus: 60 cm
LP maksimal: 61 cm
Intake: 2.200 cc
Output: 800 cc
S: nyeri ulu hati
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 100/70 mmHg
N: 90x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,5OC
Kepala: SI (-), CA (-), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
BB: 22 kg
LP umbilikus: 61 cm
LP maksimal: 62 cm
Intake: 550 cc
Output: 400 cc
S: nyeri ulu hati
O: KU tampak sakit sedang
Sens: CM
TD: 100/70 mmHg
N: 110x/menit
RR: 26x/menit
T: 36,8OC
Kepala: SI (-), CA (-), NCH (-), cheilitis (-), rhagaden (-),
RESUME
tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak ada, sesak napas tidak ada, pucat tidak ada,
jantung berdebar-debar tidak ada.
1 minggu SMRS, bengkak menjalar ke kaki, dan bengkak dirasakan
semakin hebat di seluruh tubuh. Demam tidak ada, batuk tidak ada, pilek tidak
ada, sesak napas tidak ada, pucat tidak ada, jantung berdebar-debar tidak ada.
Sejak kaki bengkak, penderita mengalami penurunan frekuensi dan volume
BAK. Frekuensi BAK menjadi 3 kali perhari, dan sekali BAK +10 ml. BAK
berwarna merah seperti warna teh tua, dan warna seperti itu terjadi setiap BAK
sampai sekarang. BAB SMRS biasa, berwarna cokelat dengan konsistensi padat,
sehari 12 kali.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan anak dalam keadaan hipertensi grade I,
terdapat edema palpebral kanan dan kiri dan asites. Dilakukan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan darah rutin dan urinalisis. Dari pemeriksaan urin
rutin didapatkan proteinuria masif, hematuria, dan sel epitel (+), kristal amorf (+),
silinder granuler (+). Dari pemeriksan darah rutin, didapatkan kolesterol 334
mg/dL, ureum 24 mg%, dan kreatinin 0,8 mg%.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Sindroma nefrotik (SN) pada anak merupakan penyakit ginjal anak yang paling
seing ditemukan. Insidensi SN pada anak dalam kepustakaan di Amerika Serikat
dan Inggris adalah 27 kasus baru per-100.000 anak pertahun, dengan prevalensi
berkisar 1216 kasus per-100.000 aak. Di negara berkembang, insidensinya
lebih tinggi. Di Indonesia, dilaporkan 6 per-100.000 pertahun pada anak berusia
kurang dari 14 tahun. Perbandingan anak laki-laki dan perempuan 2:1.
2.2 Etiologi
Etiologi SN dibagi 3, yaitu kongenital, primer/idiopatik, dan sekundder mengikuti
penyakit sistemik, antara lain SLE, PHS, dan lain-lain. Pada consensus hanya
akan dibicarakan SN idiopatik.
Pasien SN biasanya datang dengan edema palpebral atau pretibial. Bila
lebih berat akan disertai asites, efusi pleura, dan edema genitalia. Kadang-kadang
disertai oliguria dan gejal infeksi, nafsu makn berkurang, dan diare. Bila disertai
sakit perut, hati-hati tehradap kemungkinan terjadinya peritonitis atau
hipovolemia. Dalam laporan ISKDC (International Study for Kidney Diseases in
Children), pada sindroma nefrotik kelainan minimal (SNKM), ditemukan 22%
dengan hematuria mikroskopik, 1520% disertai hipertensi, dan 32% dengan
peningkatan kadar kreatinin dan ureum darah yang bersifat sementara.
Pada anak, sebagian besar (80%) SN idiopatik mempunyai ambaran
patologi anatomi kelainan minimal (SNKM). Gambaran patologi anatomi lainnya
adalah
glomerulosklerosis
fokal
segmental
(GSFS)
78%,
mesangial
2.3 Diagnosis
Sindroma nefrotik adalah keadan klinis yang ditandai dengan gejala:
1. Proteinuria masif (>40 mg/m2LPB/jam atau 50 mg/kg/hari atau rasio
protein/kreatinin pada urin sewaktu >2 mg/mg atau dipstick >2+)
2. Hipoalbuminemia <2,5 g/dL
3. Edema
4. Dapat disertai hiperkolesterolemia >200mg/dL
Imunisasi
Pasien SN yang sedang mendapat pengobatan kortikosteroid >2mg/kgBB/hari
atau total >20 mg/hari selama lebih dari 14 hari, merupakan pasien
imunikompromiais. Pasien SN dalam keadaan ini dan dalam 6 minggu setelah
obat dihentikan hanya boleh diberikan vaksin virus mati, seperti IPV (Inactivated
Polio Vaccine). Setelah penghentian prednisone selama 6 minggu dapat diberikan
vaksin virus ihdup, seperti polio oral, MMR, campak, varisela. Semua anak
dengan SN sangat dianjurkan untuk mendapat imunisasi terhadap infeksi
pneumokokus dan varisela.
BAB IV
ANALISIS KASUS
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun 7 bulan, datang dengan keluhan bengkak
pada seluruh tubuh. +3 minggu SMRS penderita mengalami bengkak di seluruh
tubuh, bengkak timbul pertama kali pada kelopak mata di pagi hari, saat bangun
tidur, kemudian menjalar ke seluruh tubuh termasuk ke skrotum.
Dari anamnesis, didapatkan keluhan utama penderita adalah bengkak.
Terdapat beberapa kemungkinan penyebab bengkak, di antaranya gangguan
ginjal, gangguan hati, gagal jantung, dan masalah gizi buruk. Pada bagian jantung
biasanya bengkak pertama kali muncul pada tungkai bawah dan disertai dengan
adanya manifestasi gagal jantung, yaitu sesak napas, peningkatan JVP,
hepatomegali, gallop, dan pembesaran jantung. Pada gangguan hati, edema lebih
menonjol di perut (asites) dengan disertai tanda dan gejala dari gangguan hepar
seperti ikterik dan spider naevi. Edema yang disebabkan oleh gizi buruk biasanya
disertai dengan manifestasi gizi buruk seperti rambut jagung, cheilitis, crazy
pavement dermatosis. Edema yang disebabkan oleh ginjal pertama kali muncul di
mata, terutama pada pagi hari dan menghilang pada siang hari, disertai dengan
gangguan fungsi ginjal seperti proteinuria, hipoalbuminemia, hematuria,
penurunan laju filtrasi glomerulus.
Pada penderita, didapatkan bengkak timbul pertama kali di kelopak mata
pada pagi hari saat bangun tidur dan berkurang pada siang hari. Bengkak
kemudian menjalar ke seluruh tubuh termasuk skrotum. Ini merupakan ciri dari
bengkak yang disebabkan oleh penyakit ginjal. Kelainan pada ginjal yang dapat
menyebabkan edema adalah sindroma nefrotik dan sindroma nefritik akut. Dari
anamnesis, didapatkan juga penurunan BAK setelah timbulnya edema dengan
frekuensi BAK 1-2x dalam sehari dengan warna urin kuning keruh. Riwayat BAK
seperti warna cucian daging ada.
Manifestasi klinis dari penderita ini adalah edema yang terdapat pada 95%
kasus sindroma nefrotik. Pada fase awal, edema terdapat pada daerah-daerah yang
mempunyai resistensi jaringan yang rendah. Edema berpindah dengan perubahan
posisi, sering tampak pada edema muka pada pagi hari waktu bangun tidur dan
berkurang pada siang hari. Bengkak bersifat lunak dan meningkatkan bekas bila
ditekan (pitting edema). Pada sindroma nefrotik, mekanisme penghalang
terganggu sehingga muatan negative yang terdapat di sepanjang endotel kapiler
glomerulus dan membrane basalis yang menyebabkan albumin yang bermuatan
negative tertarik keluar menembus sawas kapiler glomerulus dan terjadilah
proteinuria masif. Albumin yang banyak dikeluarkan menyebabkan terjadinya
hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik
plasma sehingga cairan bergeser dari intravaskuler ke interstisial dan terjadi
edema. Akibat penurunan tekanan onkotik plasma dan bergesernya cairan plasma
yang mengakibatkan terjadinya hypokalemia dan ginjal melakukan kompensasi
dengan meningkatkan retensi natrium dan air. Mekanisme kompensasi ini akan
memperbaiki volume intravaskuler tetapi juga akan mengeksaserbasi terjadinya
hipoalbuminemia sehingga edema semakin berlanjut.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan pasien menderita edema seluruh
tubuh, tekanan darah hipertensi grade I. Dari pemeriksaan urinalisis, saat pasien
datang
didapatkan
proteinuria
masif
yang
menyebabkan
terjadinya
dilakukan
pemeriksaan
kadar
albumin
serum
untuk
nefrotik,
hipoalbuminemia
akan
terjadi
(<2,5
g/dL)
dan
DAFTAR PUSTAKA
D.
Acute
Nephritic
Syndrome.
Available
at
http://www.nlm.nih.gov/medline/ency/article/article/000495.htm Accessed
on November 29 2014)
8. Geetha
D.
Glomerulonephritis.
(http://www.eMedicineglomerulonephritis,
2012).
Poststreptococcal.
poststreptococcal,
26
Juli