Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Dasar

pemikiran

penyelenggaraan

bimbingan

dan

konseling

di

Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya


landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang
lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses
berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan
atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan
bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan
tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah
kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses
perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari
masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam
alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut.
Perkembangan konseli tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik,
psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup (life
style) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau
di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan
perilaku konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan,
masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan
yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut,
di antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota,
kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi,

Bimbingan dan Konseling Belajar

pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari
agraris ke industri.
Makalah ini merupakan studi kasus terhadap gaya hidup (life style)
glamour pelajar yang hidup di kota-kota besar, sehingga banyak mempengaruhi
perilaku mereka yang cenderung menyimpang. Hal ini tentu akan memberikan
pengaruh buruk pula kepada pelajar dari daerah pedesaan yang mengenyam
pendidikan di kota-kota besar.

Bimbingan dan Konseling Belajar

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari
seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami
pengertian dari bimbingan. Pengertian tentang bimbingan formal telah
diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh
Frank Parson (1908). Sejak itu muncul rumusan tentang bimbingan sesuai
dengan perkembangan pelayana bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang
khas yang ditekuni oleh para peminat ahlinya.
Maka

untuk

memahami

pengerian

dari

bimbingan

perlu

mempertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli


sebagai berikut:
a. Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk
dapat memilih, mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan
mendapat

kemajuan

dalam

jabatan

yang

dipilihnya

(Frank

Parson,1951).
b. Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa
aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki
suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini
masih sangat spesifik yang berorientasi karir.
c. Bimbingan membantuh individu untuk lebih mengenali berbagai
informasih tentang dirinya sendiri (Chiskolm,1959).
d. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Chiskolm bahwa
bimbingan membantuh individu memahami dirinya sendiri, pengertian
menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
e. Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi
pribadi setiap individu (Bernad & Fullmer,1969).
f. Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa
bimbingan dilakukan untuk meningkatkan perwujudan diri individu.
Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk
mengaktualisasikan diri dengen lingkungannya.
Bimbingan dan Konseling Belajar

g. Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan


proses belajar yang sistematik (Mathewson,1969). Mathewson
mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan
yang

menekankanbimbingan

sebagai

bentuk

pendidikan

dan

pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses


belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli
maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih
luas, bahwa bimbingan adalah : Suatu proses pemberian bantuan kepada
individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang
ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar
individu

dapat

memahami

dirinya,

lingkungannya

serta

dapat

mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat


mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan
dirinya dan kesejahteraan masyrakat
2. Pengertian Konseling
Konseling berasal dari bahasa Latin, Consillium berarti dengan atau
bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami.Sedangkan
dalam bahasa Anglosaxon istilah konseling berasal dari istilah sellan yang
berarti menyerahkan atau menyampaikan. Sebagaimana istilah bimbingan,
istilah konseling juga mengalami perkembangan dan perubahan. Menurut
para ahli konseling adalah :
a. Jones, 1951
1) Konseling terdiri atas pengungkapan atau data tentang siswa serta
pengarahan kepada siswa untuk dapat mengatasi masalah-masalah
yang dihadapinya.
2) Bantuan itu diberikan secara langsung kepada siswa.
3) Tujuan konseling adalah agar siswa dapat

mengalami

perkembangan yang semakin maju dan baik.


b. Pepinsky & Pepinsky dalam sherter dan stone 1974
1) Konseling merupakan proses interaksi antara dua individu masingmasing disebut konselor danklien.
2) Dilakukan dalam suasana professional

Bimbingan dan Konseling Belajar

3) Berfungsi dan bertujuan sebagai alat (wadah) untuk memudahkan


perubahan tingkah laku klien.
c. Mclean dalam sherter & stone 1974
1) Konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan.
2) Dilakukan dalam suasana hubungan tatap muka.
3) Individu yang dikonselin g adalah individu yang mengalami
gangguan atau masalah.
4) Dilakukan oleh orang yang ahli (profesional) yaituh orang yang
terlatih baik dan telah memliki pengalaman.
5) Bertujuan untuk mengatasi suatu masalah atau gangguan.
d. Smith ( dalam Sherter & Stone 1974)
1) Konseling merupakan proses pemberian bantuan.
2) Bantuan itu dilakukan dengan menginterpretasikan fakta-fakta atau
data baik mengenai individu yang dibimbing sendiri maupun
lingkungannya, khususnya yang menyangkut pilihan-pilihan, dan
rencana-rencana yang akan dibuat.
e. McDaniel (1965)
1) Konseling merupakn pertemuan antar konselor dank lien
2) Dalam pertemuan itu konselor membantu klien mengatasi masalahmasalah ataupun kesulitan yang dihadapinya.
3) Tujuan dalam pemberian bantuan itu adalah agar klien dapat
menyesuaikan dirinya baik dengan diri sendiri maupun dengan
klien.
3. Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu factor yang mempengaruhi dan berperan
penting dalam pembentukan pribadi dan prilaku individu. Nana Syaodih
Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan
individu berlangsung melaliu kegiatan belajar. Lantas apa sesungguhnya
belajar itu?
Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :
a. Moh. Surya (1997)
Belajar adalah proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh
perubahan prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman individu itu sendiri

dalam berinlah teraksi dengan

lingkungannya.
b. Witherington (1952)

Bimbingan dan Konseling Belajar

Sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk keterampilan, sikap,


kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
c. Crow & Crow (1958)
Belajar adalah diperolehnya diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengalaman dan sikap baru.
d. Hilgard (1962)
Belajar

adalah proses dimana suatu prilaku muncul atau berubah

karena adanya respons terhadap sesuatu situasi


e. Di Vesta dan Thompson (1970)
Belajar adalah perubahan prilaku yang relative menetap sebagai hasil
dari pengalaman.
f. Gege dan Berliner
Belajar adalah suatu proses perubahan prilaku yang muncul karena
pengalaman.
g. Crobach (1954)
Berpendapat : learning is shown by a change in behaviour as result of
experience; belajar dapat dilakukan dengan secara baik dengan jalan
mengalami.
h. Spears
Learning is Observe, to read, to imited,to try something themselves, to
listen, to follow direction, dimana pengalaman itu diperoleh dengan
mempergunakan panca indera.
i. Robert M.Gagne
Dalam bukunya : The Conditioning of

Learning mengemukakan

bahwa : learning is a change in human disposition or capacity; wich


persists over a period time, and wich is not simply ascribable to
process of growth. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam
kemampuan manusia setelah belajar secara aliran instrumentalisme.
j. Lester D, Crow and Alice Crow
Mendefenisikan learning is the acuquisition of habits, knowledge, and
attitudes. Belajar adalah upaya untuk memperoleh kebiasaankebiasaan, pengetahuan dan sikap-sikap.
k. Hudgins Cs. (1982)
Berpendapat hakekat belajar dapat didefenisikan sebagai suatu
perubahan

dalam

tingkah

laku,

yang

mengakibatkan

adanya

pengalaman.
l. Jung (1968)
Bimbingan dan Konseling Belajar

Belajar adalah suatu proses dimana tingkah laku dari organism


dimodifikasi oleh pengalaman.
m. Ngalim Purwanto (1992)
Belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingakah
laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.
Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajra
adalah perubahan prilaku. Dalam hal ini, Moh. Surya (1997)
mengemukakan cirri-ciri perubahan prilaku, yaitu :
1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).
Perubahan prilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja
dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya,
individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah
terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau
ketermapilannya semakin meningakat, dibandingakan sebelum ia
mengikuti suatu proses belajar. Misalnya seorang mahasiswa sedang
belajar psikologi pendidikan.
2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu)
Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada
dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan
yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi
pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya.
3. Perubahan yang fungsional
Setiap perubahan yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa
sekarang maupun masa mendatang.
4. Perubahan yang bersifat positif
Perubahan prilaku yang terjadi bersifat normative dan menunjukan ke
arah kemajuan.
5. Perubahan yang bersifat aktif
Untuk memperoleh prilaku baru, individu yang bersangkutan aktif
berupaya melakukan perubahan.
6. Perubahan yang bersifat permanen

Bimbingan dan Konseling Belajar

Perubahan prilaku yang diperoleh dari proses belajarcenderung


menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya.
7. Perubahan yang betujuan dan terarah
Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin
dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang.
8. Perubahan prilaku secara keseluruhan
Perubahan prilaku belajar bukan hanya

sekedar memperoleh

pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan


dalam sikap dan keterampilannya.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan
belajar di sekolah sangatlah penting karena belajar itu merupakan inti
kegiatan pengajaran di sekolah, maka wajiblah murid-murid dibimbing
agar mencapai tujuan belajar.
Secara rinci tujuan bimbingan belajar dapat dirumuskan sebagai berikut :

Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektif bagi seorang

anak atau sekelompok anak.


Menunjukan cara-cara mempelajari sesuatu dan menggunakan buku

pelajaran.
Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagaimana memanfaatkan

perpustakaan.
Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan

ujian.
Memilih satu bidang studi (mayor atau minor) sesuai dengan bakat,

minat, kecerdasan, cita-cita dan kondisi fisik atau kesehatnnya.


Menunjukan cara-cara menghadapi kesulitandalam bidang studi

tertentu.
Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.
Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran
disekolah maupun untuk pengembangan bakat dan kariernya.

Materi kegiatan layanan bimbingan belajar meliputi :

Mengembangkan pemahaman tentang diri terutama pemahaman sikap,


sifat, kebiasaan, bakat, minat, kekuatan-kekuatan dan penyalurannya,
Bimbingan dan Konseling Belajar

kelemahan-kelemahannya

dan

penangguhannyadan

usaha-usaha

pencapaian cita-cita / perencanaan masa depan.


Mengembangkan kemampuan berkomunikasi, bertingakah laku dalam

hubungan social dengan teman sebaya, guru dan masyarakat luas.


Mengembangkan sikap dan kebiasaan dalam disiplin belajar dan

berlatih secara efektif dan efisien.


Teknik penguasaan materi pelajaran, baik ilmu pengetahuan teknologi

dan kesenian.
Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan
melalui orientasi dan inforfmasi karier, orientasi dan informasi dunia
kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang

dikembangkan.
Orientasi belajar di perguruan tinggi.

Orientasi hidup berkeluarga.

B. Prinsip Efisiensi Dalam Belajar


Belajar efektif dan efisien memerlukan strategi, artinya peserta didik perlu
menempuh dan melakukan hal-hal yang mendukung keberhasilan belajarnya.
Hal yang sangat penting dipahami peserta didk antara lain prinsip-prinsip
dalam belajar, rencana belajar, sarana belajar, teknik mempelajari buku,
memebuat catatan pengaturan waktu belajar dan sebagainya.
Ada beberapa prinsip-prinsip belajar yang efektif dan efisien, yaitu :

Belajar memerlukan dorongan atau motivasi


Belajar memerlukan pemusatan perhatian pada hal-hal yang sedabng

dipelajari
Berusaha untuk lebih mengerti terlebih dahulu sebelum dihafal
Sering mengulang hal-hal yang telah dipelajari
Yakinkan bahwa yang setiap dipelajari akan berguna nantinya
Setelah belajar perlu istirahat
Yakinkan bahwa hal-hal yang telah dipelajari dapat dimanfaatkan untuk

mempelajari yang lain (transfer pengetahuan)


Belajar dengan ekspresi (mengutarakan kembali denagan bahas sendiri)
Hindari hal-hal yang dapat mengganggu atau menghambat dalam belajar

Bimbingan dan Konseling Belajar

Kecuali hal-hal tersebut diatas ada faktor-faktor penting yang sangat


mempengaruhi proses dan hasil belajar, antara lain adalah :
o Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik, yang terdiri dari
lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.
o Factor instrumental
Meliputi : kurikulum, program yang ada, sarana dan prasarana, guru yang
profesional.
o Kondisi fisiologis
Pada umumnya kondisi fisiologis ini sangat mempengaruhi kemampuan
belajar seseorang.
o Kondisi psikologis
Factor psikologis sebagai factor dari dalam diri seseorang tentu saja
merupakan hal yang utama dalam menentukan belajar seseorang, yang
terdiri dari minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif.
C. Bimbingan Prestasi Belajar Dengan Inteligensi
Ada beberapa pendapat tentang inteligensi, diantaranya adalah :
1. Claparate dan Stern
Inteligensi adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri secara mental
terhadap situasi dan kondisi baru.
2. K. Buhler
Inteligensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman dan
pengertian.
3. David weshler
Inteligensi adalah kapasitas untuk mengerti lingkungan dan kemampuan
akal budi untuk mangatasi tantangan-tantangannya.
Inteligensi adalah kemampuan untuk berpikir secara terarah, berpikir
secara rasional dan mengadapi lingkungan secara efektif.
Dari defenisi-defenisi di atas, kita dapat menarik kesimpulan yang
menjelaskan ciri-ciri inteligensi :
a. Inteligensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses
berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati
secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan
nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.

Bimbingan dan Konseling Belajar

10

b. Inteligensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri


terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul dari padanya.
Banyak orang mengira dan berpendapat bahwa rendahnya prestasi belajar
anak di sekolah disebabkan oleh rendahnya inteligensi si anak.. Dengan
demikian tidaklah pada tempatnya untuk memandang secara aprioris bahwa
prestasi belajar yang rendah selalu disebabkan rendahnya inteligensi.
Beberapa prinsip penerapan teori belajar ini adalah :
a. Belajar itu berdasarkan keseluruhan
Teori Gestalt menganggap bahwa keseluruhan itu lebih memiliki makna
dari bagian-bagian..
b. Anak yang belajar merupakan keseluruhan
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa membelajarkan anak itu bukan
hanya mengembangkan intelekual saja, akan tetapi mengembangkan
pribadi anak seutuhnya..
c. Belajar berkat insight
Telah dijelaskan bahwa insight adalah pemahaman terhadap hubungan
antar bagian didalam suatu situasi permasalahan. Dengan demikian,
belajar itu akan terjadi manakalah dihadapkan pada suatu persoalan yang
harus dipecahkan. Belajar bukanlah menghafal fakta.
d. Belajar berdasarkan pengalaman
Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna
kehidupan setiap prilaku individu.

Bimbingan dan Konseling Belajar

11

BAB III
FAKTOR- FAKTOR DALAM BELAJAR,
KONSEP PERKEMBANGAN
DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
A. Faktor-Faktor Dalam Belajar
Agar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya, haruslah
diperhatikan faktor-faktor yang terdapat di dalam belajar itu. Faktor-faktor itu
antara lain :
1. Faktor anak / individu
Faktor individu merupakan factor paling penting. Anak jadi belajar
atau tidak adalah tergantung pada anak itu sendiri. Individu terbentuk dari
psikis dan fisik yang masing-masing tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain. Satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Ini berarti
kalau ada gangguan baik dalam segi fisik maupun psikis, hal tersebut akan
berpengaruh terhadap hasil belajar anak.
a) Faktor fisik
Ini berhubungan erat dengan soal kesehatan fisik. Untuk menjaga
kesehatan badan perlu ada aktivitas fisik (gerak badan) sebagai
selingan belajar untuk menjaga agar badan selalu dalam kondisi yang
baik.
b) Faktor psikis
Bahwa individu harus mempunyai kesiapan mental (mental set) untuk
mengahdapi tugas. Kesiapan mental (mental set) ini sangat
mempengaruhi motif, minat, perhatian, konsentrasi dan sebagainya.
Motif
Apabila anak mempunyai motif yang cukup kuat untuk belajar,
maka ia akan berubah agar dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
Motif ini akan cukup kuat apabila individu mempunyai
kesadaranakan

makna

serta

tujuan

dari

apa

yang

harus

dilakukannya. Besar kecilnya motif yang ada pada individu juga


tergantung pada jelas tidaknya apa yang akan dicapai lwat
tindakannya itu. Motif ini sangat erat hubungannya dengan minat.
Minat

Bimbingan dan Konseling Belajar

12

Apabila anak telah mempunyai minat maka akan mendorong


individu untuk berbuat sesuai dengan minatnya.
Konsentrasi perhatian
Agar belajar dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya, maka
diperlukan konsentrasi yang baik atas materi yang sedang
dipelajari.
Natural curiocity
Adalah keinginan untuk mengetahui secara alami. Kalau dalam diri
anak sudah terselip rasa ingin tahu, ini berarti bahwa anak memiliki
dorongan atau motif untuk mengetahui apa hakikat dari mata
pelajaran yang dipelajari itu.
Balance personality (pribadi yang seimbang)
Apabila individu telah memiliki pribadi yang seimbang, maka
individu akan dapat menyesuaikan situasi di sekitarnya dengan
baik.
Self confidence
Yaitu kepercayaan kepada diri sendiri, bahwa dirinya juga
mempunyai kemampuan seperti teman-temannya untuk mencapai
prestasi yang baik.
Self dicipline
Yaitu disiplin terhadap diri sendiri. Ini harus ditanamkan dan
dimiliki oleh tiap individu, karena sekalipun mempunyai rencana
belajar yang baik, namun hal itu akan tetap tinggal rencana kalau
tidak ada disiplin diri.
Inteligensi
Factor ini akan turut menentukan taktik atau cara apa yang diambil
di dalam menghadapi materi yang harus dipelajari. Belajar dengan
pengertian akan jauh berbeda hasilnya apabila tanpa pengertian,
dan pengertian ini erat hubungannya dengan inteligensi.
Ingatan
Tujuan belajar adalah agar apa yang dipelajari itu tetap tinggal
dalam ingatan. Karenanya perlu adanya pengulangan dari apa yang
telah pernah dipelajari.
Faktor lingkungan

Bimbingan dan Konseling Belajar

13

Dalam proses belajar, factor lingkungan juga memegang peran


penting. Pengertian lingkungan disini adalah termasuk peralatan. Factor
lingkungan ini berhubungan dengan :
a) Tempat
Tempat belajar yang baik adalah merupakan tempat yang tersendiri,
yang terang, warna dindingnya sebaiknya jangan yang tajam dan
mencolok, dan dalam ruangan jangan sampai ada hal-hal yang daoat
mengganggu perhatian.
b) Alat-alat untuk belajar
Belajar tidak dapat berjalan dengan baik bilamana tanpa alat-alat yang
cukup. Semakin lengkap alatnya maka akan semakin mudah untuk
belajar seabaik-baiknya.
c) Suasana
Suasana belajar yang baik akan memberikan motivasi yang baik
terhadapa proses belajar dan ini akan berpengaruh baik terhadap
prestasi belajar anak-anak.
d) Waktu
Pembagian waktu untuk belajar pun harus diperhatikan dengan sebaikbaiknya. Tentang lamanya belajar tergantung pada banyak sedikitnya
materi yang dipelajari. Tetapi belajar terlampau lama akan melelahkan
dan kurang efisien.
e) Pergaulan
Pergaulan anak akan berpengaruh terhadap belajar anak. Oleh karena
itu hendaknya dijaga agar anak bergaul dengan anak-anak yang suka
belajar. Hal ini akan berpengaruh besar terhadap motif anak untuk
belajar.
2. Faktor bahan yang harus dipelajari
Bahan yang dipelajari akan menentukan cara atau metode belajar apa
yang akan ditempuh. Hal ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
a) Pada umumnya belajar dengan cara keseluruhan lebih baik daripada
belajar secara bagian-bagian.
b) Sebagian waktu belajar disediakan untuk melakukan ulangan. Ulangan
ini digunakan untuk mengecek samapai di mana bahan yang dipelajari
itu tinggal dalam ingatan.

Bimbingan dan Konseling Belajar

14

c) Atas apa yang dipelajari hendaknya diadakan ulangan sekerap


mungkin. Makin sering diulang maka akan makin baik tinggal dalam
ingatan.
d) Didalam mengulangi bahan pelajaran hendaknya dipakai spaced
repetition, yaitu mengulangi dengan waktu tenggang. Umumnya
mengulangi dengan spaced repetition itu lebih baik hasilnya daripada
dengan massed repetition. Pada spaced repetition, anak mempunyai
energy baru setelah istirahat sebentar.
e) Apabila materi yang dipeajari tidak mempunyai arti, maka pergunakan
cara mneumoteknik, yaitu bahan yang satu dihubungkan dengan bahan
yang lainnya hingga merupakan suatu kesatuan yang berarti. Contoh
mneuteknik, misalnya : AKABRI, SMA, dll yaitu merupakan
merupakan kesatuan singkatanyang mempunyai arti hingga mudah
diingat.

B. Konsep perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses berlangsungnya perubahanperubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyempurnaan dalam
kepribadiannya. Pada anak didik prose situ memuncak, bila dia telah
mencapai kedewasaan. Sudah tentu bahwa setelah itu, perkembangan masih
berjalan terus sampai orang memasuki usia lanjut, tetapi yang terutama yang
disoroti sekarang ini ialah proses perubahan yang berlangsung pada anak yang
masih dalam taraf pendidikan.
C. Tahap-Tahap Perkembangan
Salah satu aspek dari pokok perkembangan ialah pertumbuhan yaitu
proses perubahan yang berlangsung sejumlah perubahan jasmani pada diri
seseorang dengan meningkanya umur, sampai kejasmaniah telah terbentuk
sepenuhnya.
Tahap-tahap perkembangan antara lain :
1. Perkembangan kognitif

Bimbingan dan Konseling Belajar

15

Perkembangan

kognitif

meliputi

peningkatan

pengetahuan

serta

pemahaman, yang sering juga disebut perkembangan intelektual dan


perluasan kemampuan berbahasa.
2. Perkembangan konatif
Perkembangan konatif meliputi penghayatan berbagai kebutuhan, baik
bilogis maupun psikologis dan penentuan diri sebagai makhluk yang bebas
dan rasional penggerak yang memberikan arah pada beraneka aktivitas.
3. Perkembangan afektif
Perkembangan afektif menyangkut pemerkayaan alam perasaan. Kalau
anak pada awal mula hanya mengenal perasaan senang atau perasaan tidak
senang, lama-kelamaan dia akan mengalami berbagai bentuk perasaan
yang senang.
4. Perkembangan sosial
Perkembangan social menyangkut kemampuan untuk bergaul secara
memuaskan dengan seluruh anggota keluarga, semua teman di sekolah
serta warga masyarakat.
5. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik meliputi kemampuan untuk menggunakan otototot, urat-urat dan persendia-persendian dalam tubuh rupa, sehingga anak
dapat merawat diri sendiri dan bergerak dalam lingkungan secara efisien
dan efektif.
Aspek pertumbuhan meliputi sejumlah perubahan jasmani sampai
mencapai umur dewasa secara fisik. Aspek perkembangan pada anak inilah
yang paling langsung terlihat.
Belajar itu meliputi 3 bidang belajar, yaitu :
o Belajar dibidang kognitif
Anak memperoleh pengetahuan dan pemahaman.
o Belajar dibidang sensorik motorik
Anak memperoleh setumpuk keterampilan yang melibatkan otot, urat serta
persendian tubuhnya (motorik) dan alat-alat indera seperti mata serta
telinga (sensorik), namun pemikiran, perasaan, dan kemauan berperan
juga (psikomotorik)
o Belajar dibidang dinamik-afektif
Anak memperoleh berbagai sikap dan perasaan yang iktu menetukan
tindakan-tindakan yang akan diambil, sikap dan perasaan itu memberikan

Bimbingan dan Konseling Belajar

16

energy psikis (dinamik) dan semangat melalui rasa-rasa tertentu yang


mencapai tingakah lakunya (afektif).

Bimbingan dan Konseling Belajar

17

BAB IV
PENUTUP
Teori ini dalam menolong menggunakan pendekatan direct menggunakan
nasehat yang ditandai oleh menyerang masalah dengan intektual dan meyakinkan
(koselor). Tekniknya jelas, teliti, makin melihat/menyadari pikiran dan kata-kata
yang terus menerus ditujukan kepada diri sendiri, yang membawa kehancuran
kepada diri sendiri. Cara konselor ialah dengan pendekatan yang tegas,
memintakan perhatian kepada pikiran-pikiran yang menjadi sebab gangguan itu
dan bagaimana pikiran dan kalimat itu beroperasi hingga membawa akibat yang
merugikan. Konselor selanjutnya menolong dia untuk memikir kembali,
menantang, mendebat, menyebutkan kembali kalimat-kalimat yang merugikan itu,
dan dengan cara demikian ia membawa klien ke kesadaran dan tilikan baru. Tetapi
tilikan dan kesadaran tidak cukup. Ia harus dilatih untuk berpikir dan berkata
kepada diri sendiri hal-hal yang lebih positive dan realistik. Terapis mengajar
klien untuk berpikir betul dan bertindak efektif. Teknik yang dipakai bersifat
eklektif dengan pertimbangan :
1.

Ekonomis dari segi waktu baik bagi konselor maupun konseli.

2.

Efektifitas teknis-teknis yang dipakai cocok untuk bermacam ragam


konseli.

3.

Kesegaran hasil yang dicapai.

4.

Kedalaman dan tanah lama serta dapat dipakai konseli untuk


mengkonseling dirinya sendiri kalah.
Kesimpulannya,

penstrukturan

kembali

filosofis

untuk

merubah

kepribadian yang salah berfungsi menyangkut langkah-langkah sebagai berikut :


(1) mengakui sepenuhnya bahwa kita sebagian besar bertanggungjawab
penciptaan masalah-masalah kita sendiri; (2) menerima pengertian bahwa kita
mempunyai kemampuan untuk merubah gangguan-gangguan secara berarti; (3)
menyadari bahwa problem-problem dan emosi kita berasal dari kepercayaan-

Bimbingan dan Konseling Belajar

18

kepercayaan tidak rasional ; (4) mempersepsi dengan jelas kepercayaankepercayaan ini; (5) menerima kenyataan bahwa, jika kita mengharap untuk
berubah, kita lebih baik harus menangani cara-cara tingkah laku dan emosi untuk
tindak balasan kepada kepercayaan-kepercayaan kita dan perasaan-perasan yang
salah fungsi dan tindakan-tindakan yang mengikuti; dan (6) mempraktekkan
metode-metode

RET untuk

menghilangkan

atau

merubah

konsekuensi-

konsekuensi yang terganggu pada sisa waktu hidup kita ini.

DAFTAR PUSTAKA
W.S Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia
Sumber :Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bimo Walgito, Prof, Dr., Bimbingan dan Konseling (studi dan Karir) Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2005

Bimbingan dan Konseling Belajar

19

Ketut sukardi, dewa. Bimbingan dan penyuluhan belajar disekolah.usaha


nasional. Surabaya. 1986
Psikologi Umum, PT Gramedia, Jakarta, 1989
Syaiful Bahri Djamarah, Drs, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta
http://www./Kelompok Belajar efisien/
Sumber: Kasim Lemlrch J (1990), Curriculum and Instructional Methods for
Elementary and Midle School, New York Macmillan College Publishing Co.
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24/belajar-kelompok.html
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/remaja.html
Yusuf LN, Syamsu, H., Dr., M.pd. 2006. Psikologi perkembangan anak dan
remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sobur, Alex, Drs., M.si. 2003. Psikologi umum. Bandung : Pustaka Setia.
Syahril., dan Ahmad,Riska. 1986. Pengantar Bimbingan dan Konseling.
Angkasa Raya. Padang
Sukardi, Dewa Ketut. 1987. Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Ghalia
Indonesia. Jakarta
S, Suparman. Gaya Mengajar yang Menyenangkan Siswa. 2010. Yogyakarta:
PINUS BOOK PUBLISHER
http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis_kesulitan_belajar
http://kesulitanbelajar.blogspot.com/
http://sekolah-dasar.blogspot.com/2010/04/jenis-jenis-masalah-belajar-danfaktor.html
http://www.scribd.com/doc/54774371/14/Jenis-jenis-Kesulitan-Belajar

Bimbingan dan Konseling Belajar

20

http://www.iapw.info/home/index.php?
option=com_content&view=article&id=141:mengatasi-kesulitan-belajar-padaanak&catid=32:ragam&Itemid=45
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta,
2002
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2007
http://belajar psikologi.com/pengertian kesulitan belajar
http://trasmidi.word press.com/kesulitan belajar

Bimbingan dan Konseling Belajar

21

Anda mungkin juga menyukai