Makalah Bimbingan Konseling Belajar
Makalah Bimbingan Konseling Belajar
PENDAHULUAN
Dasar
pemikiran
penyelenggaraan
bimbingan
dan
konseling
di
pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari
agraris ke industri.
Makalah ini merupakan studi kasus terhadap gaya hidup (life style)
glamour pelajar yang hidup di kota-kota besar, sehingga banyak mempengaruhi
perilaku mereka yang cenderung menyimpang. Hal ini tentu akan memberikan
pengaruh buruk pula kepada pelajar dari daerah pedesaan yang mengenyam
pendidikan di kota-kota besar.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Bimbingan dan Konseling Belajar
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari
seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami
pengertian dari bimbingan. Pengertian tentang bimbingan formal telah
diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh
Frank Parson (1908). Sejak itu muncul rumusan tentang bimbingan sesuai
dengan perkembangan pelayana bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang
khas yang ditekuni oleh para peminat ahlinya.
Maka
untuk
memahami
pengerian
dari
bimbingan
perlu
kemajuan
dalam
jabatan
yang
dipilihnya
(Frank
Parson,1951).
b. Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa
aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki
suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini
masih sangat spesifik yang berorientasi karir.
c. Bimbingan membantuh individu untuk lebih mengenali berbagai
informasih tentang dirinya sendiri (Chiskolm,1959).
d. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh Chiskolm bahwa
bimbingan membantuh individu memahami dirinya sendiri, pengertian
menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
e. Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi
pribadi setiap individu (Bernad & Fullmer,1969).
f. Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa
bimbingan dilakukan untuk meningkatkan perwujudan diri individu.
Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk
mengaktualisasikan diri dengen lingkungannya.
Bimbingan dan Konseling Belajar
menekankanbimbingan
sebagai
bentuk
pendidikan
dan
dapat
memahami
dirinya,
lingkungannya
serta
dapat
mengalami
lingkungannya.
b. Witherington (1952)
Learning mengemukakan
dalam
tingkah
laku,
yang
mengakibatkan
adanya
pengalaman.
l. Jung (1968)
Bimbingan dan Konseling Belajar
sekedar memperoleh
pelajaran.
Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagaimana memanfaatkan
perpustakaan.
Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangan dan
ujian.
Memilih satu bidang studi (mayor atau minor) sesuai dengan bakat,
tertentu.
Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya.
Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran
disekolah maupun untuk pengembangan bakat dan kariernya.
kelemahan-kelemahannya
dan
penangguhannyadan
usaha-usaha
dan kesenian.
Membantu memantapkan pilihan karier yang hendak dikembangkan
melalui orientasi dan inforfmasi karier, orientasi dan informasi dunia
kerja dan perguruan tinggi yang sesuai dengan karier yang
dikembangkan.
Orientasi belajar di perguruan tinggi.
dipelajari
Berusaha untuk lebih mengerti terlebih dahulu sebelum dihafal
Sering mengulang hal-hal yang telah dipelajari
Yakinkan bahwa yang setiap dipelajari akan berguna nantinya
Setelah belajar perlu istirahat
Yakinkan bahwa hal-hal yang telah dipelajari dapat dimanfaatkan untuk
10
11
BAB III
FAKTOR- FAKTOR DALAM BELAJAR,
KONSEP PERKEMBANGAN
DAN TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
A. Faktor-Faktor Dalam Belajar
Agar dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya, haruslah
diperhatikan faktor-faktor yang terdapat di dalam belajar itu. Faktor-faktor itu
antara lain :
1. Faktor anak / individu
Faktor individu merupakan factor paling penting. Anak jadi belajar
atau tidak adalah tergantung pada anak itu sendiri. Individu terbentuk dari
psikis dan fisik yang masing-masing tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain. Satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Ini berarti
kalau ada gangguan baik dalam segi fisik maupun psikis, hal tersebut akan
berpengaruh terhadap hasil belajar anak.
a) Faktor fisik
Ini berhubungan erat dengan soal kesehatan fisik. Untuk menjaga
kesehatan badan perlu ada aktivitas fisik (gerak badan) sebagai
selingan belajar untuk menjaga agar badan selalu dalam kondisi yang
baik.
b) Faktor psikis
Bahwa individu harus mempunyai kesiapan mental (mental set) untuk
mengahdapi tugas. Kesiapan mental (mental set) ini sangat
mempengaruhi motif, minat, perhatian, konsentrasi dan sebagainya.
Motif
Apabila anak mempunyai motif yang cukup kuat untuk belajar,
maka ia akan berubah agar dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
Motif ini akan cukup kuat apabila individu mempunyai
kesadaranakan
makna
serta
tujuan
dari
apa
yang
harus
12
13
14
B. Konsep perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses berlangsungnya perubahanperubahan dalam diri seseorang, yang membawa penyempurnaan dalam
kepribadiannya. Pada anak didik prose situ memuncak, bila dia telah
mencapai kedewasaan. Sudah tentu bahwa setelah itu, perkembangan masih
berjalan terus sampai orang memasuki usia lanjut, tetapi yang terutama yang
disoroti sekarang ini ialah proses perubahan yang berlangsung pada anak yang
masih dalam taraf pendidikan.
C. Tahap-Tahap Perkembangan
Salah satu aspek dari pokok perkembangan ialah pertumbuhan yaitu
proses perubahan yang berlangsung sejumlah perubahan jasmani pada diri
seseorang dengan meningkanya umur, sampai kejasmaniah telah terbentuk
sepenuhnya.
Tahap-tahap perkembangan antara lain :
1. Perkembangan kognitif
15
Perkembangan
kognitif
meliputi
peningkatan
pengetahuan
serta
16
17
BAB IV
PENUTUP
Teori ini dalam menolong menggunakan pendekatan direct menggunakan
nasehat yang ditandai oleh menyerang masalah dengan intektual dan meyakinkan
(koselor). Tekniknya jelas, teliti, makin melihat/menyadari pikiran dan kata-kata
yang terus menerus ditujukan kepada diri sendiri, yang membawa kehancuran
kepada diri sendiri. Cara konselor ialah dengan pendekatan yang tegas,
memintakan perhatian kepada pikiran-pikiran yang menjadi sebab gangguan itu
dan bagaimana pikiran dan kalimat itu beroperasi hingga membawa akibat yang
merugikan. Konselor selanjutnya menolong dia untuk memikir kembali,
menantang, mendebat, menyebutkan kembali kalimat-kalimat yang merugikan itu,
dan dengan cara demikian ia membawa klien ke kesadaran dan tilikan baru. Tetapi
tilikan dan kesadaran tidak cukup. Ia harus dilatih untuk berpikir dan berkata
kepada diri sendiri hal-hal yang lebih positive dan realistik. Terapis mengajar
klien untuk berpikir betul dan bertindak efektif. Teknik yang dipakai bersifat
eklektif dengan pertimbangan :
1.
2.
3.
4.
penstrukturan
kembali
filosofis
untuk
merubah
18
kepercayaan tidak rasional ; (4) mempersepsi dengan jelas kepercayaankepercayaan ini; (5) menerima kenyataan bahwa, jika kita mengharap untuk
berubah, kita lebih baik harus menangani cara-cara tingkah laku dan emosi untuk
tindak balasan kepada kepercayaan-kepercayaan kita dan perasaan-perasan yang
salah fungsi dan tindakan-tindakan yang mengikuti; dan (6) mempraktekkan
metode-metode
RET untuk
menghilangkan
atau
merubah
konsekuensi-
DAFTAR PUSTAKA
W.S Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia
Sumber :Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bimo Walgito, Prof, Dr., Bimbingan dan Konseling (studi dan Karir) Penerbit
Andi, Yogyakarta, 2005
19
20
http://www.iapw.info/home/index.php?
option=com_content&view=article&id=141:mengatasi-kesulitan-belajar-padaanak&catid=32:ragam&Itemid=45
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar.
Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta, 2003
Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta,
2002
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada,
2007
http://belajar psikologi.com/pengertian kesulitan belajar
http://trasmidi.word press.com/kesulitan belajar
21