Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

A. Hakikat media dalam pembelajaran


Istilah Media Pembelajaran merupakan kata majemuk yang berasal dari kata
media dan pembelajaran. Media secara harfiah berarti perantara atau pengantar.
Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi untuk membuat seseorang
melakukan suatu kegiatan belajar. Dengan demikian media pembelajaran memberikan
penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar
sehigga mengkondisikan seseorang untuk belajar.
Pendapat para ahli tentang media pembelajaran berbeda-beda, sesuai dengan
sundut pandangnya masing-masing. Namun apabila dicermati lebih mendalam
pendapat-pendapat tersebut memiliki kesamaan visi tentang hakikat media dalam
pembelajaran. Pendapat ahli tersebut antara lain: Briggs (1979) menyatakan bahwa
media pembelajaran sebagai the Physical means of conveying instructional
content..........book, films, videotapes, etc. Lebih jauh Briggs menyatakan media adalah
alat untuk membri perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar.
Kemudian mengenai efektifitas media, Brown (1970) menggaris bawahi bahwa media
yang digunakan guru dan siswa dengan baik dapat mempengaruhi efektifitas program
belajar mengajar. Sedangkan Hadimiarso(1982) memaknai media pembelajaran itu
adalah segala sesuatu yang merangsang, pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
siswa/sasaran didik sehingga mendorong terjadinya proses belajar.
Dari pendapat di atas, dapat dikembangkan beberapa pemahaman tentang
posisi, peran dan kontribusi media serta dalam kegiatan pembelajaran ataupun
kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat). Beberapa pemahaman itu antara lain:
1) Media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.
2) Aplikasi media pembelajaran berpijak pada kaidah ilmu kamunikasi, yang antara lain
dikatakan Lasswell (1982) meliputi lima unsur pokok, yaitu; who says, what, in
which Channels, to whom , and what effect
Who, siapa yang menyatakan? (Guru, widyaiswara, pengirim pesan).
What, pesan atau ide/gagasan apa yang disampaikan (dalam kegiatan
pembelajaran ini berarti bahan ajar atau materi yang akan disampaikan).
Which Channels, dengan saluran apa, media saluran apa, media atau sarana
apa, pesan itu ingin disampaikan.
To Whom, kepada siapa (sasaran, peserta didik)
What effect, dengan hasil atau dampak apa?
Dari unsur-unsur di atas, tampaknya yang menjadi target dari suatu kegiatan
pembelajaran atau diklat adalah dampak atau hasil yang ingin dicapai dalam suatu
kegiatan pembelajaran. Dalam kajian kependidikan, istilah itu dikenal dengan nama
meaningful learning experience, yaitu suatu pengalaman belajar yang bermakna
sebagai hasil dari suatu kegiatan pembelajaran (instructional).
3) Bahwa materi yang akan disampaikan adalah materi pembelajaran atau pesan
pembelajaran, dengan tujuan terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Dengan
demikian latar (setting) serta suasana (circumstance) harus ditata sedemikian rupa
sehingga secara psikologis ataupun pedagogis diharapkan merangsang terjadinya
proses belajar.

Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran

Pada awalnya penggunaan media dalam proses belajar mengajar hanya


berfungsi sebagai alat bantu visual, yaitu berupa alat peraga yang dapat memberikan
pengalaman visual bagi peserta didik, kemudian, sesuai dengan perkembangan sains
dan tekhnologi, termasuk perkembangan ilmu komunikasi, psikologis, dan ilmu
pendidikan, penggunaan media dalam interaksi belajar mengajar semakin berkembang
sehingga media pembelajaran saat ini dapat dipandang sebagai sub-sistem dalam
kegiatan pembelajaran.
Hal ini antara lain dilatarbelakangi oleh:
1. Adanya peserta belajar yang belum memperoleh perhatian yang cukup tentang
kebutuhan, kondisi dan tujuannnya.
2. Adanya peserta belajar yang tidak cukup memperoleh pendidikan dari sumbersumber tradisional dan karena itu perlu dikembangkan sumber belajar atau media
yang baru.
3. Lebih dikembangkannnya sumber-sumber baru berupa: orang (misalnya penulis
buku ajar), isi pesan (tersaji dalam buku, tersaji dalam media, dsb), bahan
(misalnya buku, perangkat lunak televisi, CBI), alat (OHP, televisi), cara-cara
tertentu dalam memanfaatkan orang, pesan, bahan, dan alat, serta lingkungan
tempat proses belajar mengajar berlangsung.
4. Adanya kegiatan belajar mengajar yang bersistem dan menggunakan pendekatan
sistem dengan bertolak pada landasan teori dan hasil penelitian yang kemudian
dirancang, dipilih, diproduksi, disajikan, digunakan, disebarkan, dinilai dan
disempurnakan.
5. Adanya pengelolaan atas kegiatan belajar yang memanfaatkan perbagai sumber,
kegiatan memilih atau menghasilkan sumber belajar dan media pendidikan.
Berdasarkan perkembangan peran dan fungsi media dalam pembelajaran , dapat
diidentifikasi ada empat model penyampaian pesan/bahan pelajaran dari guru kepada
peserta didik, yaitu:
1. Bahan pelajaran disampaikan langsung oleh guru kepada peserta didik tanpa
melalui perantara.
2. Bahan pelajaran disampaikan oleh guru kepada peserta didik dengan dibantu oleh
alat peraga (alat bantu mengajar)
3. Bahan pelajaran sebagian disampaikan langsung oleh guru kepada peserta didik,
sebagian lagi disampaikan melalui media pembelajaran.
4. Bahan pelajaran sepenuhnya disampaikan kepada peserta didik melalui media
pembelajaran.
Secara sederhana penggunaan media dalam suatu kegiatan pembelajaran memiliki
nilai-nilai praktis sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki para
siswa.
2. Media yang disajikan dapat melampaui batasan ruang kelas.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya.
4. Media yang disajikan dapat menghasilkan keseragaman pengamatan siswa.
5. Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat menanamkan konsep
dasar yang kongkrit, benar, dan berpijak pada realitas.
6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media mampu membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk
belajar.
Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran

8. Media mampu memberikan belajar secara integral dan menyeluruh dari yang konkrit
ke abstrak, dari seserhana ke rumit.
Dari semua itu, kemudian dikembangkan media dalam suatu konsepsii teknologi
pembelajaran yang memiliki ciri: (a) berorientasi pada sasaran (target oriented), (b)
menerapkan konsep pendekatan sistem, dan (c) memanfaatkan sumber belajar yang
bervariasi. Sehingga aplikasi media dan teknologi pendidikan, bisa merealisasikan
suatu konsep teaching less learning more. Artinya secara aktifitas fisik bisa saja
aktivitas kegiatan guru di kelas dikurangi, karena ada sebagian tugas guru yang
didelegasikan pada media, namun tetap mengusung tercapainya produktivitas belajar
siswa.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pengaruh konsepsi teknologi pembelajaran nampak terutama dalam hal-hal :


Perubahan fisik tempat dan ruang belajar
Hubungan antara peserta didik dan guru yang tidak langsung
Aktivitas siswa relatif bebas dari kontrol guru
Perlunya tenaga pembantu intruktur (para profesional)
Perubahan peran dan kecakapan guru yang diperlukan
Keluwesan dalam waktu dan jadwal belajar
Adanya tenaga profesional lain yang bekerja sama dalam kegiatan pengajaran
Adanya berbagai bentuk lembaga pendidikan, sistem belajar gelobal, atau kampus
maya.

B. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran


Banyak cara diungkapkan untuk mengindentifikasi media serta mengklasifikasikan,
diamati dari karakterisktik fisik, sifat, kompleksitas, ataupun klasifikasi menurut kontrol
pada pemakai. Namun demikian, secara umum media bercirikan tiga unsur pokok,
yaitu: suara, visual, dan gerak.
Schramm, mengelompokan media dengan membedakan antara media rumit
mahal (big media) dan media sederhana murah (little media). Kategori big media,
antara lain: komputer, film, slide, progran video. Sedangkan little media antara lain:
gambar, realia sederhana, sketsa, dsb.
Sedangkan Klasek membagi media pembelajaran sbb: 1) media visual, 2) media
audio, 3) media display, 4) pengalaman nyata dan simulasi, 5) media cetak, 6) belajar
terprogram, 7) pembelajaran melalui komputer atau sering dikenal Program Computer
Aided Instruction (CAI).
Pada bagian berikut ini akan dikemukakan beberapa jenis media pembelajaran
yang sering digunakan oleh guru atau Guru dalam pembelajaran.
1. Media Visual Dasar.
Bahan Cetakan (Media Visual Diam)
Media cetakan dan grafis didalam proses belajar mengajar paling banyak dan
paling sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non proyeksi
yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan (dari
Guru kepad Siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf,
gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti disebut Media Grafis.
Media grafis termasuk media visual diam, sebagaimana halnya dengan media lain
media grafis mempunyai fungsi untuk menyalurkan pesan dari Guru kepada Siswa.
Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan yang dituangkan ke dalam
simbol-simbol yang menarik dan jelas. Media ini termasuk media yang relatif murah
dalam pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya.
Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran

2. Media Display
Papan Tulis/White Board
Salah satu media penyajian untuk PBM yang sering digunakan adalah: papan tulis,
dan white board, karena media tersebut dapat dipakai untuk penyajian: tulisantulisan, sket-sket gambar-gambar dengan menggunakan kapur/spidol white board
baik yang berwarna ataupun tidak berwarna. Maksud dari warna tersebut adalah
agar tulisan : lebih jelas, menarik dan dapat berkesan bagi peserta yang akan
menerimanya.
Papan Flanel
Papan flanel adalah media visual yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan
tertentu kepada sasaran didik. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga
praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dilepas dengan
mudah, sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain untuk menempel gambargambar, dapat pula dipakai menempelkan huruf dan angka-angka. Karena
penyajian seketika, kecuali menarik perhatian siswa, penggunaan papan flanel
dapat membuat sajian efisien.
Flip Chart
Peta/flip cahrt adalah: lembaran kertas yang berisikan bahan pelajaran, yang
tersusun rapi dan baik.
Penggunaan ini adalah salah satu cara Guru dalam menghemat waktunya untuk
menulis di papan tulis. Lembaran kertas yang sama ukurannya dijilid jadi satu
secara baik agar lebih bersih dan baik.
Penyajian informasi ini dapat berupa:
a. Gambar-gambar
c. Huruf-huruf
b. Diagram
d. Angka-angka
Peta tersebut harus disesuaikan dengan jumlah dan jarak maksimum Siswa melihat
peta lipat tersebut dan direncanakan tempat yang sesuai dimana dan bagaimana
peta tersebut ditempatkan
3. Gambar Mati Yang Diproyeksikan
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat
diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan
menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh Siswa. Penggunaan media proyeksi
ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan samasama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan.
Yang dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto,
diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun hitam = putih yang relatif
berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas
oleh seluruh Siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar
(screen) .
Jenis-jenis media gambar mati yang diproyeksikan yaitu:
1. Overhead Projector + Overheat Transparance (OHP + OHT)
2. Slides/film bingkai
3. Film strip/film rangkai
4. Epidiascope
5. Multi media proyektor

Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran

D. Pemilihan dan Pemanfaatan Media


Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, meskipun
caranya berbeda-beda. Namun demikian ada hal yang seragam bahwa setiap media
memiliki kelebihan dan kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada afektifitas
program pembelajaran.
Oleh sebab itu, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai
bagian integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi oleh:
Pertama, tujuan instruksional apa yang akan dicapai dalam suatu kegiatan
pembelajaran ataupun diklat. Dari kajian Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai
tujuan tersebut.
Kedua, materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa
yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari
bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus
dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk
penyampaian bahan tersebut.
Ketiga, familiaritas media dan karakteristik Siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat
dan ciri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik Siswa, baik secara
kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari Siswa
terhadap media yang akan digunakan.
Keempat, adanya sejumlah media yang bisa diperbandingkan karena pemilihan
media pada dasarnya adalah proses pengambilan keputusan dari sejumlah media yang
ada ataupun yang akan dikembangkan.
Erickson memberi saran dalam mengembangkan kriteria pemilihan media dalam bentuk
chek list sebagai berikut:
1. Apakah materinya penting dan berguna bagi Siswa?
2. Apakah dapat menarik minat Siswa untuk belajar?
3. Apakah ada kaitannya dan mengena secara langsung dengan tujuan
pembelajaran?
4. Bagaimana format penyajiannya diatur? Apakah memenuhi tata urutan yang
teratur?
5. Bagaimana dengan materinya, mutakhir dan authentik?
6. Apakah konsep dan kecermatannya terjamin kecermatannya?
7. Apakah isi dan presentasinya memenuhi standar?
8. Apakah penyajiannya objektif?
9. Apakah bahannya memenuhi standar kualitas teknis?
10. Apakah bahan tersebut sudah melalui pemantafan uji coba atau validasi?

Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran

Ilustrasi proses pemilihan media oleh Anderson :


(1)
Instr. ?

Isi
pesan
(2)

stop
ya

Fungsi Media

Sarana Belajar

Sarana Mengajar

(3)
Strategi belajar

Stop

(4)

Pemilihan Media

(5)
Review

(6)
Produksi

D. Tahapan dan Model Pengembangan Media Pembelajaran


Apabila akan merancang media, seyogyanya melalui tiga tahap utama, yaitu:
1. Tahap Define (pembatasan), dalam fase ini menyangkut rumusan tujuan,
rancangan media apa yang akan dikembangkan, beberapa persiapan awal
dalam perancangan media yang menyangkut: bahan, materi, dana, serta aspek
perancangan lainnya.
2. Tahap Develop (pengembangan), dalam fase ini sudah dimulai proses
pembuatan media yang akan dikembangkan, sesuai dengan fase pertama
3. Tahap Evaluasi (evaluasi), yaitu fase terakhir untuk menilai media yng sudah
dikembangkan/dibuat, setelah melalui tahap uji coba, revisi, kajian dengan pihak
lain. Untuk kemudian direproduksi media dalam bentuk akhir.
Pengembangan Media MODEL ASSURE
1. Analyze leaner characteristics (menganalisis karakteristik peserta didik)
Mendeskripsikan karakteristik umum siswa (usia, tingkat kelas, posisi tugas,
kemampuan intelektual, faktor kebudayaan dan kondisi sosial ekonomi.
Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran

Kemampuan dasar yang telah dimiliki siswa. Ini sangat pentig untuk menentukan
prerequisite skills, target skills, dan attitude
Cara menganalisis karakteristik siswa: menggunakan pengalaman nyata tentang
suatu konsep baru atau mengetes karakteristik siswa
2. State objectives (Merumuskan tujuan)
Alasan perlunya menyatakan tujuan pembelajaran agar dapat: memilih metode
dan media dengan tepat dan megatur lingkungan belajar yang sesuai dengan
tuntutan tujuan sertta menentukan teknik dan istrumen penilaian/evaluasi
Unsur-unsur yang harus terdapat dalam rumusan tujuan: perpormance atau
capabilitas yang diharapkan dari siswa, kondisi tingkahlaku yang dapat diamati,
dan kriteria/standar minimal prilaku siswa
3. Select, modify, or design materials (memilih, memodifikasi atau membuat media)
Setelah merumuskan tujuan klangkah selanjutnya adalah memilih, memodifikasi
atau membuat media yang baru. Memilih media lebih diutamakan ketimbang
memodifikasi atau membuat, karena memilih media lebih mudah dan lebih
efisien. Namun demikian, memilih dapat dilakukan apabila tersedia berbagai
jenis media dan yang memilih memahami karakteristik media-media tersebut
dan trampil menggunakannya. Dari proses memilih mungkin diperoleh media
yang cocok , atau ada tetapi perlu dimodifikasi terlebih dahyulu, bahkan
mungkin tidak diperoleh satu jenis mediapun yang cocok sehingga harus
mendisain/membuat media yang baru.
4. Utilize materials (menggunakan media)
Setelah media itu ada/tersedia baik melalui proses pemilihan, memodifikasi dan
atau merancang yang baru, langkahy selanjutnya adalah merencanakan
penggunaan media tersebut dalam pembelajaran. Ada beberapa prinsip yang
harus diperhatikan oleh guru/guru baik sebelum, selama maupun setelah
memanfaatkan media pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a. Mempersiapkan diri sendiri (Prepare your self)
b. Mempersiapkan media (Prepare material)
c. Mempersiapkan lingkungan (Prepare setting
d. Mempersiapkan peserta didik (Prepare audience)
e. Menyajikan/mempresentasikan media (Present the material)
f. Mempersiapkan tindak lanjut (Prepare follow-up
g. Mempersiapkan penilaian/evaluasi (Prepare evaluate)
5. Require leaner response ( mengidentifikasi kegiatan belajar siswa)
Tipe kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik sangat bergantung
kepada strategi pembelajaran dan media yang dipergunakan. Kegiatan belajar
siswa secara garis besar dapat diklasiffikasikan kedalam tiga kegiatan yaitu ;
melihat dan mendengarkan (unlooking), mengamati (observing) dan melakukan
sesuatu (doing).
6. Evaluate (menilai )
Evaluasi merupakan kegiatan yang amat penting dalam pengembangan media
pembelajaran. Unsur yang perlu dievaluasi dalam pengembangan media
pembelajjaran meliputi :
a. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan (learner
achivement)
b. Kualitas dan kesesuaian media dan metode yang digunakan (Media and
methods)
c. Proses pembelajaran (Instructional process
Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai