Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Penyuluhan merupakan ilmu sosial yang mempelajari sistem dan proses


perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang
lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluh pertanian merupakan
pendidikan di luar sekolah yang ditujukan kepada para peternak dan keluarganya,
proses pendidikan ini terjadi karena adanya komunikasi yang dalam penyuluhan
pertanian proses komunikasi ini berjalan dua arah, yaitu antara penyuluh pertanian
sebagai pemberi sumber informasi dan petani beserta keluarganya itu sendiri
sebagai penerima sumberdan sebaliknya. Pada sebuah penyuluhan diperlukan
suatu metode, teknik dan media yang tepat agar apa yang dsampaiakan kepada
peternak dapat tercapai.
Tujuan dari praktikum ini adalah memberikan pengalaman belajar kepada
mahasiswa tentang praktek penyuluhan dan komunikasi pertanian, mampu
melakukan analisis sintesis dan evaluasi tentang praktek penyuluhan dan
komunikasi pertanian dibanding dengan teori yang telah diperoleh dalam
perkuliahan. Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa lebih terampil dalam
menyampaikan analisis, penjelasan-penjelasan dan evaluasi kepada sasaran,
mampu berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi sasaran penyuluhan,
dan memperoleh pengalaman belajar di Desa Rowosari, Kecamatan Tuntang,
Kabupaten Semarang.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian

Penyuluhan adalah suatu sistem pendidikan nonformal di luar sekolah bagi


para petani dan keluarganya agar terjadi perubahan perilaku yang lebih rasional
dengan belajar sambil berbuat (learning by doing) sampai mereka tahu mau dan
mampu berswakarsa untuk memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi baik
secara sendiri-sendiri maupun secara bersamaan guna terus memajukan usaha tani
dan menaikan sejumlah mutu, macam serta jenis dan nilai produksi sehingga
tercapai suatu kenaikan pendapatan yang lebih bermanfaat bagi dirinya sendiri,
keluarga dan kesejahteraan masyarakat. Perlu diadakan evaluasi untuk memonitor
apakah penyuluhan dilakukan dengan tepat sasaran. Dapat dilakukan dengan
pretest yang diberikan dengan tujuan apakah ada yang sudah mengetahui
mengenai materi penyuluhan yang akan diberikan dan postest yang diberikan
setelah diadakannya penyuluhan dengan tujuan apakah semua sudah memahami
materi yang diberikan (Mardikanto, 2000). Kegiatan penyuluhan diartikan dengan
berbagai pemahaman seperti, penyebarluasan (informasi), penerangan/penjelasan,
pendidikan non formal (luar-sekolah), perubahan perilaku, rekayasa sosial,
pemasaran inovasi (teknis dan sosial), perubahan sosial (perilaku individu, nilainilai, hubungan antar individu, kelembagaan, dll), pemberdayaan masyarakat
(community empowerment), penguatan komunitas (community strengthening)
(Setiana, 2005).

Komunikasi adalah suatu proses dimana pihak-pihak peserta saling


menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian yang sama
(pengertian bersama) yang lebih baik mengenai masalah-masalah yang penting
bagi semua pihak yang bersangkutan. Komunikasi bukan jawabannya sendiri,
tetapi pada hakikatnya merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh
penerima rangsangan dan pembangkitan balasan (Mardikanto, 2000). Efektivitas
komunikasi tidak saja ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi saja, tetapi juga
oleh diri komunikator. Fungsi komunikator mengemukakan pikiran dan perasaan
dalam bentuk pesan untuk membuat komunikan menjadi tahu dan berubah sikap
dan menciptakan efek berupa pengenalan dan pengertian. Menurutnya massage
dapat berupa signal terdengar (auditory), terlihat (visual), teraba (tactile), tercium
(olfactory), terkecap (gustatory). Dapat diketahui bahwa sifat massage dapat
dikenali dari indra pihak penerima yang menangkap sinyal tersebut. Kegiatan
penyuluhan pertanian sangat diperlukan sebagai faktor pelancar pembangunan
pertanian. Lebih dari itu, pelaksanaan utama pembangunan pertanian pada
dasarnya adalah petani kecil yang merupakan golongan ekonomi lemah.
Kedudukan penyuluhan itu sebagai perantara antara teori dan praktek,
pengalaman dan kebutuhan, penguasa dan masyarakat, produsen dan pelanggan,
sumber informasi dan penggunanya, antar sesama stakeholders agribisnis, dan
antar masyarakat didalam dan diluar (Suprapto, 2004).

2.2.

Metode dan Teknik Penyuluhan

Metode penyuluhan adalah cara penyampaian materi penyuluhan kepada


petani beserta anggota keluarganya agar bisa dan membiasakan diri menggunakan
teknologi baru. Metode penyuluhan digolongkan berdasarkan teknis komunikasi,
jumlah sasaran dan indera penerima (Setiana, 2005). Metode penyuluhan dapat
dilakukan dengan sekolah lapang merupakan bentuk sekolah yang seluruh proses
belajar-mengajarnya dilakukan di lapangan, kunjungan usaha tani adalah sebagai
suatu hubungan langsung antara penyuluh dengan petani dan keluarganya dengan
dilakukannya suatu kunjungan oleh penyuluh ke lahan tempat petani/nelayan
bekerja dengan tujuan tertentu. demontrasi cara dan hasil adalah sebagai metode
yang paling efektif karena dalam kegiatan penyuluhan. Demonstrasi cara lebih
menonjolkan upaya untuk menunjukkan (dalam pengertian melatih) pada sasaran
penyuluhan tentang cara-cara yang benar. Sasaran perlu ditunjukkan bukti nyata,
yang dapat dilihat oleh mereka sendiri. Hal ini bertujuan agar mereka percaya,
bila mereka percaya pasti lebih cepat terdorong untuk mencoba dan terakhir
mereka akan mengadopsinya, pertemuan (penyuluhan massal) digunakan oleh
penyuluh untuk menyampaikan pesan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada sasaran dalam jumlah besar pada waktu hampir bersamaan.
Contoh metode ini adalah: pidato dalam pertemuan besar, siaran pedesaan melalui
radio dan televisi, pertunjukkan wayang, sandiwara atau dagelan, penyebaran
selebaran dari udara, penempelan poster, pembentangan spanduk dan lain-lain,
siaran perdesaan yang berfungsi menyebarluaskan informasi pertanian kepada
petani dan keluarganya (Mardikanto, 2000).

2.3.

Alat Bantu dan Alat Peraga Penyuluhan

Di dalam penyuluhan dikenal beragam alat peraga di antaranya adalah (1)


benda, alat peraga semacam ini terutama dimaksudkan untuk mempengaruhi
pengetahuan dan ketrampilan sasaran dalam tahapan minat, menilai dan mencoba.
(2) Barang cetakan, pamlet atau selebaran, yaitu barang cetakan berupa selembar
kertas bergambar atau bertulisan dan dibagi-bagikan secara langsung oleh
penyuluh kepada sasaran, ke jalan raya atau disebarkan dari udara melalui
pesawat terbang atau helikopter. Alat peraga ini dimaksudkan untuk
menumbuhkan kesadaran sasarannya (Setiana, 2005). Keuntungan menggunakan
alat bantu audio visual adalah (1) alat bantu dapat menangkap perhatian dari
hadirin. (2) Melalui alat bantu, bisa disarikan butir penting dari pembicaraan
dengan jelas. (3) Pesan lebih mudah ditangkap melalui beberapa panca indra
dibanding yang hanya melalui salah satu panca indera saja. (4) Kemungkinan
untuk mengurangi terjadinya penafsiran yang keliru. (5) Beberapa alat bantu dapat
membantu menyusun pesan secara sistematis. Aplikasi teknologi komunikasi
dalam bidang pertanian memberikan hasil yang cukup baik. Radio dan tv lebih
tetap untuk mencapai banyak orang dengan cepat dengan ide yang cukup
sesderhana. Media cetak efektif utamanya bagi penduduk yang bisa baca tulis,
dengan dukungn grafis dan bahan terdokumentasi, pembaca lebih leluasa.
Elektronik media (radio, tv, komputer, satelit) dapat dikategorikan sebagai
teknologi komunikasi baru (Suprapto, 2004).
Alat bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang
diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses penyuluhan. Ragam
alat bantu yang dibutuhkan penyuluh yaitu, lembar persiapan penyuluh berupa

lembar persiapan penyuluh, lembar persiapan pelatihan, dan lembar persiapan


kerja, kedua yaitu kurikulum yang memuat pernyataan tertulis tentang
perencanaan pendidikan, ketiga yaitu papan tulis, keempat yaitu alat tulis, kelima
yaitu sarana ruangan seperti pengeras suara, penata cahaya dan penata udara, dan
yang terakhir adalah alat bantu proyektor (Mardikanto, 2005). Alat peraga
penyuluhan adalah suatu alat yang berfungsi untuk memeragakan dan
menjelaskan uraian tentang informasi yang akan disuluhkan. Terdiri dari Leaflet
atau folder, pamflet, folder, booklet, placard, poster, flipchart atau peta singkat
yang dibedakan menjadi dua bagian yaitu foto dan flanelgraph, dan yang lebih
modern lagi adalah video, TV, slide film, movie, dan lain-lain (Setiana, 2005).

2.4.

Materi Penyuluhan

Materi yang disajikan seyogyanya dapat menjawab, mencairkan atau


menyelesaikan apa yang dibutuhkan peternak sesuai kondisi dan kesempatan saat
itu. Tentunya dapat berupa materi yang bisa langsung dipraktikkan dan
mengemukakan kaitannya dengan teori yang mendasari sesuai idealnya anjuran
yang diharapkan, dimana kondisi di lapangan terjadi serta uraikan sesuai
tahapannya. Materi penyuluhan harus berangkat dari kebutuhan yang dirasakan
(felt need), terutama menyangkut kegiatan yang sedang dan akan segera
dilakukan, masalah yang sedang dan akan dihadapi, perubahan-perubahan yang

diperlukan atau diinginkan. Meskipun melalui kegiatan penyuluhan diharapkan


terjadi

penyampaian

inovasi

yang

berupa

produk,

ide,

teknologi,

kebijakan. Inovasi yang disampaikan harus terkait dengan kebutuhan-kebutuhan


yang sedang dirasakan (Mardikanto, 2000). Materi ajaran tidak harus bersumber
dari textbook, tetapi dapat dari media-massa seperti koran, tabloid, majalah,
laporan-laporan,

radio,

televisi,

pertunjukan

kesenian,

perjalanan, cerita

rakyat, pesan-pesan generasi tua, pengalaman kerja dan pengalaman sehari-hari.


Sumber materi ajar tidak harus berasal dari orang-orang pintar, tokoh masyarakat,
atau pejabat, melainkan dari siapa saja (Mardiningsih, 2009).

BAB III

KEADAAN UMUM

2.1.

Kondisi Wilayah

Lahan pertanian terletak di Desa Rowosari, Kecamatan Tuntang,


Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Gambaran umum secara Administratif
kecamatan Tuntang merupakan wilayah perdesaan yang terdiri dari 16 Desa,
dengan jumlah penduduk 6.093 jiwa dan kepadatan penduduknya adalah
2.240 orang/km2. Kondisi geografis Kecamatan Tuntang memiliki ketinggian dari
permukaan air laut 508 m dpl dan memiliki batas-batas wilayah :
Sebelah utara

: Kecamatan Bawen

Sebelah selatan

: Kota Salatiga

Sebelah barat

: Rawapening

Sebelah timur

: Kecamatan Pabelan

Penggunaan lahan di Kecamatan Tuntang untuk lahan pertanian sawah seluas


48,80 m2 dan lahan pertanian bukan sawah seluas 52,14 m2, sedangkan luas lahan
bukan pertanian adalah sebesar 171,07 m2. (BPS, 2014).

2.2.

Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal dapat


dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Data Pendidikan Warga Kecamatan Limbangan.


Pendidikan
Jumlah
Tidak sekolah
1005 orang
Tamat SD
1388 orang
Tamat SLTP
1229 orang
Tamat SLTA
1025 orang
Tamat Perguruan Tinggi
166 orang
Sumber : BPS Kabupaten Kendal (2012).
Tabel 2. Data Mata Pencaharian Warga Kecamatan Limbangan.
Pendidikan
Jumlah
Petani
214 orang
Peternak
44 orang
Konstruksi
163 orang
Transportasi
89 orang
Jasa
108 orang
Sumber : BPS Kabupaten Semarang (2014).
Masyarakat di Desa Rowosari sebagian besar bermata pencaharian
dibidang agribisnis yaitu sektor pertanian. Hal ini dikarenakan kondisi wilayah
yang strategis untuk dijadikan lahan pertanian. Meskipun demikian ada juga
masyarakat yang beternak sebagai usaha sampingan. Mayoritas pendidikan
peternak di Desa Rowosari merupakan tamatan SD. Dengan adanya petani yang
cukup banyak sehingga di bentuk gabungan kelompok usaha tani (GAPOKTAN)
untuk mempermudah petani dalam memelihara tanaman dan memanajemen
pertanian.

Terbentuknya

kemitraan

tersebut

dapat

membantu

dan

mempermudah petani untuk lebih mengetahui informasi tentang dunia pertanian


sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.

2.3.

Kondisi Pertanian

Berdasarkan observasi lapangan dari beberapa petani di Desa Rowosari


yang telah dikunjungi diperoleh data bahwa Desa Rowosari mempunyai luas

panen terbesar pada lahan sawahnya yaitu 2.236 Ha dengan produksi 11.488 ton
dan produktivitas sebesar 51,38 Ku/Ha. terus ntar dijelasin lgi kondisi taninya,
aku gaada gambaran

2.4.

Peranan Sumber Daya Alam

Kondisi wilayah sekitar pertanian Desa Rowosari kurang berpotensi


menghasilkan sumber daya alam yang dibutuhkan bagi kelangsungan usaha
pertanian seperti tidak adanya saluran irigasi untuk memenuhi kebutuhan
tanaman, akses transportasi yang sulit dijangkau dan jalanan yang rusak serta
lahan yang menyempit akibat pembangunan perumahan serta tanah yang kurang
subur.

BAB III

RUMUSAN MASALAH

3.1.

Idientifikasi Masalah

Berdasarkan observasi lapangan di sepuluh petani yang dikunjungi bahwa


masalah yang dihadapi oleh para petani di Desa Rowosari adalah hama dan
penyakit. Hal tersebut menyebabkan kerugian yang besar bagi petani karena
menyebabkan kematian dan kerugian serius pada petani yang sejak dahulu sampai
sekarang belum terpecahkan masalahnya. Selain itu, tidak adanya saluran irigasi
yang dapat menghambat produksi pertanian dan ketidakmampuan petani dalam
mengolah pupuk organik sehingga mereka terus menerus menggunakan pupuk
kimia yang mahal dan tidak baik untuk tanah dan tanaman. Hal tersebut membuat
output yang dihasilkan kurang bersaing di pasar. Keberadaan penyuluh kurang
dapat dirasakan petani karena penyuluh tidak melakukan monitoring setelah
memberikan pengajaran.

3.2.

Penetapan Masalah

Penyakit sama hamanya lupa adalah penyakit yang dapat menyebabkan


kematian pada tanaman serta ketidakmampuan petani dalam membuat pupuk
organik.

BAB IV

PEMECAHAN MASALAH

4.1.

Materi Penyuluhan

Materi yang diberikan pada program penyuluhan di Desa Rowosari


meliputi cara berbudidaya suatu komoditas tanaman. Sifat materi penyuluhan
berisikan ada di slide ke 3 materi penyuluhan, pilih salah satu dan alasannya serta
contoh

4.2.

Aspek Permasalahan

Aspek masalah pupuk disana gimana

4.3.

Metode Penyuluhan

Metode yang dilakukan untuk memberikan penyuluhan yaitu dengan


metode pendekatan kelompok dengan cara demonstrasi dan ceramah. Hal tersebut
lebih efektf dan efisien untuk memberikan penyuluhan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Mardikanto (2000) yang menyatakan bahwa metode demonstrasi
seringkali dipandang sebagai metode yang paling efektif karena dalam kegiatan
penyuluhan. Demonstrasi cara lebih menonjolkan upaya untuk menunjukkan
(dalam pengertian melatih) pada sasaran penyuluhan tentang cara-cara yang
benar. Sasaran perlu ditunjukkan bukti nyata, yang dapat dilihat oleh mereka

sendiri. Hal ini bertujuan agar mereka percaya, bila mereka percaya pasti lebih
cepat terdorong untuk mencoba dan terakhir mereka akan mengadopsinya.
Mardikanto (2000) menambahkan jika metode penyuluhan massal digunakan oleh
penyuluh untuk menyampaikan pesan baik secara langsung maupun tidak
langsung kepada sasaran dalam jumlah besar pada waktu hampir bersamaan.
Contoh metode ini adalah: pidato dalam pertemuan besar, siaran pedesaan melalui
radio dan televisi, pertunjukkan wayang, sandiwara atau dagelan, penyebaran
selebaran dari udara, penempelan poster, pembentangan spanduk dan lain-lain.

4.4.

Media Penyuluhan

Media yang dipakai pada penyuluhan adalah lalalalalla Hal ini sesuai
dengan pendapat Menurut yang menyatakan bahwa media yang dilakukan untuk
memberikan penyuluhan yaitu dengan lalala dan alasannya

4.5.

Evaluasi Penyuluhan

4.5.1. Pretest

Pretest merupakan suatu bentuk pertanyaan, yang diajukan sebelum


melakukan penyuluhan. Pertanyaan yang ditanyakan adalah materi yang akan
diberikan materi penyuluhan (materi baru). Pretest diberikan dengan tujuan
apakah ada diantara petani ada yang sudah mengetahui mengenai materi
penyuluhan yang akan diberikan (Mardikanto, 2000).
Adapun beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada petani diantaranya :

1.

lalalalalla

4.5.2. Post test


Post test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah
penyuluhandisampaikan. Singkatnya, post test adalah evalausi akhir saat materi
penyuluhan pada hari itu telah diberikan. Seorang penyuluh memberikan post
test dengan maksud apakah petani sudah mengerti dan memahami mengenai
materi penyuluhan yang baru saja diberikan (Mardikanto, 2000).
Adapun beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada petani diantaranya :
1 lalalalalalalal

BAB V

KESIMPULAN

5.1.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa petani di Desa Rowosari


bahwa metode yang telah digunakan dapat dimanfaatkan secara optimal, karena
para petani mampu menyerap informasi yang telah diberikan dengan baik. Media
contoh: folder merupakan metode yang cocok untuk menyampaikan informasi ke
sasaran karena.......... Metode pendekatan kelompok dengan cara demontrasi dan
ceramah dirasa efektif untuk menyampaikan informasi yang diberikan. Masalah
utama yang terdapat pada petani di Desa Rowosari yaitu tidak dibuatnya irigasi,
selain itu perlu adanya bimbingan mengenai pembuatan pupuk organik.

5.2.

Saran

Saran yang diberikan adalah perlu pembuatan kelompok binanaan baik


dari dinas terkait maupun swasta yang berkompetensi menangani tentang
pertanian di Desa Rowosari sehingga petani disana dapat mengembangkan sistem
pertanian mereka dari subsisten ke komersil.

DAFTAR PUSTAKA

Mardikanto, Totok. 2000. Prosedur Penelitian Penyuluhan Pembangunan. Prima


Theresia Pressindo. Surakarta.
Setiana, L. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia
Indonesia, Bogor.
Suprapto, Tommy dan Fahrianoor, 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori
dan Praktek. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.
BPS Kab Semarang. 2014. Kecamatan Tutang dalam Angka. Badan Pusat
Statistik: 1102001.3322.060

LAMPIRAN

1. Idientitas Narasumber

LAMPIRAN

2. Lembar Kuisioner

LAMPIRAN

3. Metode Penyuluhan

LAMPIRAN

4. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai