PERCOBAAN INGENHOUSZ
1. Fatkhi Nur K
(13304241016)
2. Indah Nur W
(13304241018)
3. Fauzia Latifa
(13304241054)
4. Ruchyan Intani
(13304241073)
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makhluk hidup memiliki beberapa ciri dan salah satu ciri tersebut adalah
membutuhkan makan serta mengeluarkan zat sisa. Jika dilihat dari ciri tersebut,
maka hal tersebut secara tidak langsung berhubungan dengan suatu mekanisme yang
terjadi pada makhluk hidup yaitu metabolisme. Pada mekaisme ini terjadi reaksireaksi kimia yang akan menyusun maupun menguraikan suatu senyawa-senyawa
tertentu. Proses penyusunan tersebut biasa disebut dengan anabolisme dan proses
penguraian disebut katabolisme. Salah satu contoh proses anabolisme adalah
fotosintesis. Fotosintesis merupakan peristiwa terbentuknya karbohidrat dan oksigen
yang berasal dari bahan-bahan seperti karbondioksida dan air. Fotosintesis dilakukan
oleh tumbuhan yang memiliki klorofil, oleh sebab itu klorofil sangat dibutuhkan
sebagai zat hijau daun yang terdapat di kloroplas tepatnya pada jaringan tiang atau
palisade dan bunga karang pada mesofil dan cahaya matahari sebagai tenaga
penggerak.
Kurangnya pengetahuan tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
baik
faktor
internal
maupun
faktor
eksternal
yang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan intensitas cahaya matahari dengan laju fotosintesis?
2. Bagaimana pengaruh penambahan sunstrat terhadap laju fotosintesis?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya matahari dengan laju fotosintesis
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Percobaan Fotosintesis
a) Priestley (1772)
Usaha untuk memahami fotosintesis telah dilakukan sejak lama oleh para
ilmuwan. Awalnya, seorang ahli kimia Inggris bernama Joseph Priestley (1772)
menunjukkan bahwa tumbuhan mengeluarkan suatu gas yang membuat api lilin
dapat menyala walaupun dalam tabung gelas yang tertutup.
Keterangan:
Dalam sungkup tabung gelas tanpa tanaman, api
lilin yang dinyalakan cepat padam. Namun setelah
ke dalamnya disusupkan tanaman, pada beberapa
hari kemudian ternyata lilin dapat dinyalakan lagi.
Lilin tetap menyala selama gas dari tanaman itu
masih ada. Pada waktu itu, Dia belum tahu bahwa
gas itu adalah oksigen.
tersebut,
(3) bagian yang berhijau daun
saja yang
mengeluarkan O2.
[ CH2O ]n + nO2
zat gula
d) Van Niel
Darimanakah gas O2 yang dilepaskan itu ? Semula orang mengira bahwa O2 yang
dikeluarkan adalah berasal dari pemecahan gas CO2.
Van Niel adalah orang pertama yang menyatakan bahwa O2 itu berasal dari
pemecahan air. Hal itu didasarkan dari hasil temuannya tentang fotosintesis bakteri
Sulfur (gb x2).
Gb x2 : bakteri sulfur
Dengan energi matahari, bakteri Sulfur ternyata juga
mampu menyusun zat gula dari CO2 dan gas belerang
(H2S), bukan dengan air (H2O) seperti pada tumbuhan.
Bakteri ini melepaskan S, yang tentu berasal dari
pemecahan H2S. Persamaan reaksinya dinyatakan sbb :
Energi Matahari
CO2 + H2S
[ CH2O ] + 2S + H2O
(zat gula)
Senada denan hal itu, maka Van Niel menduga bahwa O2 yang dilepaskan pada
fotosintesis tumbuhan adalah berasal dari pemecahan air (H2O).
[ CH2O ]n + n O2 + n H2O
klorofil
( zat gula )
Berdasar uraian di atas dapat kita tarik beberapa pengertian : (1) Fotosintesis
menggunakan energi matahari untuk menyusun zat gula sederhana. (2) Zat gula
disusun dari bahan dasar yaitu berupa H2O dan CO2. (3) Fotosintesis menghasilkan
bahan sisa berupa O2 dan H2O. (4) Fotosintesis hanya dapat dilakukan oleh
tumbuhan dan beberapa jenis bakteri. Fotosintesis menyusun zat gula dari air dan
karbon dioksida (CO2), sehingga sering disebut pula asimilasi karbon.
2. Definisi fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau
energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri
dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan
energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi
yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting
bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi
melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan
energi.[1] Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah
melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang
berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan
senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya
alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen
tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa
spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda,
sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda (Salisbury,
1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini
menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai
membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma
yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut
tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air
(H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya.
Tetapi yang menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah
Kloroplas
Kloroplas merupakan alat atau organela sel yang khas pada sel-sel daging daun.
Bentuknya bermacam-macam, tergantuing jenis tumbuhannya. Selain bulat atau lonjong,
ada juga yang berbentuk pita. Pada daun Hydrila, kloroplasnya bulat atau lonjong,
berukuran cukup besar dan mudah diamati dibawah mikroskop.
Gb. 4 : Kloroplas dan bagian-bagiannya
hijau karena banyak mengandung zat warna atau
pigmen hijau daun yang disebut klorofil. Ada dua
macam klorofil pada tumbuhan darat yaitu klorofil a
dan klorofil-b.
daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk
melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis,
tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya
dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu.
Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua
bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi
di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi
energi kimia dan menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap
terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi
(ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari
reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi
gelap bertujuan untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon
menjadi molekul gula. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya
panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk proses
fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak
(380-700 nm). Cahaya tampak terbagi atas cahaya merah (610 - 700 nm), hijau
kuning (510 - 600 nm), biru (410 - 500 nm) dan violet (< 400 nm). Masingmasing jenis cahaya berbeda pengaruhnya terhadap fotosintesis.Hal ini terkait
pada sifat pigmen penangkap cahaya yang bekerja dalam fotosintesis.Pigmen
yang terdapat pada membran grana menyerap cahaya yang memiliki panjang
gelombang tertentu. Pigmen yang berbeda menyerap cahaya pada panjang
gelombang yang berbeda. Kloroplas mengandung beberapa pigmen. Sebagai
contoh, klorofil a terutama menyerap cahaya biru-violet dan merah. Klorofil b
menyerap cahaya biru dan oranye dan memantulkan cahaya kuning-hijau. Klorofil
a berperan langsung dalam reaksi terang, sedangkan klorofil b tidak secara
langsung berperan dalam reaksi terang. Proses absorpsi energi cahaya
menyebabkan lepasnya elektron berenergi tinggi dari klorofil a yang selanjutnya
akan disalurkan dan ditangkap oleh akseptor elektron. Proses ini merupakan awal
dari rangkaian panjang reaksi fotosintesis.
proses
fotosintesa,
terjadi
penangkapan energi cahaya oleh zat hijau daun untuk pembentukan bahan organik.
Fotosintesa hanya terjadi pada tanaman yang memiliki
sel
hijau
termasuk
pada
menyerap
semua
warna sinar,
klorofil,
sehingga
daun tampak
berwarna hijau.
diambil untuk fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi seimbang, maka peningkatan
intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding dengan laju fotosintesis. Pada
intensitas cahaya sedang peningkatan laju fotosintesis menurun sedangkan pada
intensitas cahaya tinggi laju fotosintesis menjadi konstan (Loveless, 1991: 292.)
Laju fotosintesis pada tumbuhan tropis meningkat dari suhu minimum 5C sampai
suhu 35C, di atas kisaran suhu ini laju fotosintesis menurun. Suhu diatas 35C menyebabkan
kerusakan sementara atau permanen protoplasma yang mengakibatkan menurunnya
kecepatan fotosintesis, semakin tinggi suhu semakin cepat penurunan laju fotosintesis.
(Loveless, 1991: 294.)
BAB III
MATERI DAN METODE
A. Alat dan Bahan
a. Alat
1.
2.
Tabung reaksi
3.
Corong gelas
4.
5.
Hand counter
6.
Stopwatch (HP)
7.
Aalat tulis
8.
Kamera
9.
Benang wol
10.
Penggaris
11.
Lux meter
b. Bahan
1. Daun Hydrilla sp
2. Air
3. Larutan NaHCO3
B. Prosedur Kerja
1. Mengambil beberapa daun Hydrilla sp dengan ukuran panjang yang sama.
2. Mengikat tidak terlalau kencang semua daun Hydrilla sp dengan menggunakan
benang wol.
3. Memasukkan tabung reaksi pada ujung corong kemudian meletakkan ikatan
daun Hydrilla sp dibawah corong tersebut, sehingga terbentuk suatu set alat
percobaan.
4. Meletakkan set alat tersebut ke dalam beker gelas dan mengisinya dengan air
sampai tabung reaksi terisi penuh oleh air.
5. Mengaitkan ketiga kawat antara bawah corong dengan beker gelas.
6. Mengamati gelembung yang muncul selama 20 menit dan menghitungnya
dengan menggunakan hand counter.
C. METODE
Variabel bebas
Variabel kontrol
Variabel terikat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pengamatan Kelompok 1
No. Intensitas
cahaya
1.
7110 candela
No
Jumlah/
Produksi Gelembung
Keterangan
941 gelembung
Terkena
langsung
Volume
Gelembung
sinar
matahari
yang Keterangan
dihasilkan
Ditambah NaHCO3
Tanpa NaHCO3
3087
941
Terpapar
sinar
matahari langsung
Intensitas
cahaya=
7110 cd
didapatkan jumlah akhir gelembung yang dihasilkan yaitu 941. Dua puluh menit berikutnya,
percobaan dilakukan dengan menambahkan substrat NaHCO3, dihasilkan jumlah gelembung
yang lebih banyak yaitu 3087.
Jumlah gelembung pada pengamatan tanpa penambahan substrat semakin meningkat,
hal ini disebabkan semakin tinggi intensitas cahaya, maka semakin banyak ATP yang
terbentuk sehingga mempercepat fotosintesis, gelembung yang dihasilkan pun semakin
banyak. Jumlah gelembung yang dihasilkan pada saat pengamatan dengan penambahan
NaHCO3 lebih banyak dibandingkan jumlah gelembung tanpa penambahan substrat, hal ini
disebabkan NaHCO3 berfungsi sebagai katalis, yaitu senyawa yang dapat menambah unsur
CO2 di dalam air. Konsentrasi CO2 yang tinggi meningkatkan laju fotosintesis yang ditandai
dengan banyaknya jumlah gelembung. Hal ini sesuai dengan teori menurut Salisbury (1995)
yaitu fotosintesis dapat ditingkatkan oleh CO2 terutama pada saat stomata tertutup.
Percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1 dilakukan di tempat yang terkena sinar matahari
langsung atau tidak ternaungi. Diketahui intensitas cahaya yaitu 7110 candela. Tanaman
Hydrilla diamati selama 20 menit tanpa ada penambahan substrat NaHCO3, didapatkan
jumlah akhir gelembung yang dihasilkan yaitu 941. Dua puluh menit berikutnya, percobaan
dilakukan dengan menambahkan substrat NaHCO3, dihasilkan jumlah gelembung yang lebih
banyak yaitu 3087.
Jumlah gelembung pada pengamatan tanpa penambahan substrat semakin meningkat,
hal ini disebabkan semakin tinggi intensitas cahaya, maka semakin banyak ATP yang
terbentuk sehingga mempercepat fotosintesis, gelembung yang dihasilkan pun semakin
banyak. Jumlah gelembung yang dihasilkan pada saat pengamatan dengan penambahan
NaHCO3 lebih banyak dibandingkan jumlah gelembung tanpa penambahan substrat, hal ini
disebabkan NaHCO3 berfungsi sebagai katalis, yaitu senyawa yang dapat menambah unsur
CO2 di dalam air. Konsentrasi CO2 yang tinggi meningkatkan laju fotosintesis yang ditandai
dengan banyaknya jumlah gelembung. Hal ini sesuai dengan teori menurut Salisbury (1995)
yaitu fotosintesis dapat ditingkatkan oleh CO2 terutama pada saat stomata tertutup.
b. Pengamatan Kelompok 2
No. Intensitas cahaya Produksi Gelembung
1.
7376 candela
Keterangan
808 gelembung
No
Jumlah/
Volume
Gelembung
yang Keterangan
dihasilkan
Ditambah NaHCO3
Tanpa NaHCO3
964
808
Terpapar
sinar
matahari langsung
Intensitas cahaya=
7940 cd
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Salisbury (1995) yaitu fotosintesis dapat
ditingkatkan dengan CO2 terutama pada saat stomata tertutup.
c. Pengamatan Kelompok 3
No. Intensitas cahaya Produksi Gelembung
1.
6430 candela
No
Jumlah/
Keterangan
497 gelembung
Volume
Gelembung
yang Keterangan
dihasilkan
Ditambah NaHCO3
Tanpa NaHCO3
Terpapar
sinar
matahari
langsung
Intensitas
cahaya= 6430 cd
b. Faktor Praktikan
Keterbatasan pengamat dalam mengamati gelembung yang terjadi, kesalahan
praktikan dalam mengikatkan tali pada Hydrilla sp di mana tali yang diikat terlalu
ketat, dan kesalahan pengamat saat memasang kawat sehingga posisi corong gelas
tidak terangkat tinggi.
Percobaan yang dilakukan oleh kelompok 3 dilakukan di tempat yang terpapar sinar
matahari langsung atau tidak ternaungi dengan intensitas cahaya yaitu 6430 cd. Pada 20
menit pertama, tanaman Hydrilla diamati tanpa penambahan subsrat. Setelah 20 menit, jumlah
gelembung yang dihasilkan yaitu 673. Dua puluh menit berikutnya, tanaman Hydrilla diamati
dengan penambahan substrat NaHCO3.
Setelah dua puluh menit kedua, jumlah gelembung yang dihasilkan yaitu sebanyak
497 gelembung, lebih banyak dari jumlah gelembung yang dihasilkan pada saat substrat
belum ditambahkan. Hal ini karena penambahan NaHCO3 yang berfungsi sebagai katalis
yang menambah konsentrasi CO2 di dalam air. Konsentrasi CO2 yang tinggi dapat
meningkatkan laju fotosintesis, ditandai dengan bertambahnya jumlah gelembung yang
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan teori menurut Salisbury (1995) yaitu fotosintesis dapat
ditingkatkan dengan CO2 terutama pada saat stomata tertutup.
c. Pengamatan Kelompok 4
No. Intensitas cahaya Produksi Gelembung
1.
2136 candela
Keterangan
1 gelembung
Tidak
terkena
matahari langsung
sinar
Jumlah/
Volume
Gelembung
yang Keterangan
dihasilkan
Ditambah NaHCO3
Tanpa NaHCO3
Intensitas
2300 cd
cahaya=
Dalam percobaan, kelompok mengambil tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung. Pada intensitas cahaya yang rendah yakni 2136 candela, jumlah gelembung yang
dihasilkan adalah 1 gelembung. Jumlah gelembung yang dihasilkan sedikit, hal ini
menandakan bahwa proses fotosintesis terjadi dengan lambat. Adanya pernyataan ini
menunjukkan bahwa percobaan sudah sesuai dengan teori, yakni intensitas cahaya yang
rendah akan berbanding lurus dengan proses fotosintesis yang terjadi.
Percobaan yang dilakukan oleh kelompok 4, dilakukan ditempat yang tidak terpapar sinar
matahari langsung atau dibawah naungan. Intensitas cahaya yaitu 2300 cd. Pada 20 menit
pertama, percobaan dilakukan tanpa penambahan substrat NaHCO3, tanaman Hydrilla
menghasilkan gelembung sebanyak 1 gelembung. Pada 20 menit kedua, percobaan dilakukan
dengan penambahan substrat NaHCO3. Gelembung yang dihasilkan yaitu 2 gelembung, lebih
banyak dari gelembung yang dihasilkan pada perlakuan tanpa substrat NaHCO3. Hal ini
dikarenakan NaHCO3 berperan sebagai katalis yang menambah CO2 dalam air. Konsentrasi
CO2 yang tinggi dpata meningkatkan laju fotosintesis yang ditandai dengan meningkatnya
jumlah gelembung. Hal ini sesuai denga teori menurut Salisbury (1995) yaitu fotosintesis
dapat ditingkatkan dengan CO2 terutama pada keadaan stomata tertutup.
d. Pengamatan Kelompok 5
No. Intensitas cahaya Produksi Gelembung
1.
1937 candela
Keterangan
2 gelembung
Tidak
terkena
matahari langsung
sinar
No
Jumlah/
Volume
Gelembung
yang Keterangan
dihasilkan
Ditambah NaHCO3
Tanpa NaHCO3
Intensitas
1800 cd
cahaya=
Dalam percobaan, kelompok mengambil tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung. Pada intensitas cahaya yang rendah yakni 1937 candela, jumlah gelembung yang
dihasilkan adalah 2 gelembung. Jumlah gelembung yang dihasilkan sedikit, hal ini
menandakan bahwa proses fotosintesis terjadi dengan lambat. Adanya pernyataan ini
menunjukkan bahwa percobaan sudah sesuai dengan teori, yakni intensitas cahaya yang
rendah akan berbanding lurus dengan proses fotosintesis yang terjadi.
Percobaan yang dilakukan kelompok 5 dilakukan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari
langsung atau dibawah naungan dengan intensitas cahaya 1800 cd. Pada 20 menit pertama,
tanaman Hydrilla diberi perlakuan tanpa penambahan substrat NaHCO3. Gelembung yang
dihasilkan yaitu sebanyak 2 gelembung. Pada 20 menit kedua, tanaman Hydrilla diberi
perlakuan dengan penambahan substrat NaHCO3. Gelembung yang dihasilkan yaitu sebanyak
2 gelembung. Jumlah gelembung pada perlakuan pertama dan perlakuan kedua adalah sama
yaitu 2 gelembung, hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan penambahan substrat
NaHCO3 dapat mempercepat laju fotosintesis karena NaHCO3 berperan sebagai katalis yang
memroduksi CO2 di dalam air. Hal ini dapat terjadi karena kekurangtelitian pengamat dalam
menghitung jumlah gelembung yang tampak.
e. Pengamatan Kelompok 6
No. Intensitas cahaya Produksi Gelembung
1.
2229 candela
Keterangan
0 gelembung
Tidak
terkena
matahari langsung
sinar
Jumlah/
Volume
Gelembung
yang Keterangan
dihasilkan
Ditambah NaHCO3
Tanpa NaHCO3
Intensitas
2400 cd
cahaya=
Dalam percobaan, kelompok mengambil tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung. Pada intensitas cahaya yang rendah yakni 2229 candela, jumlah gelembung yang
dihasilkan adalah 0 gelembung. Jumlah gelembung yang dihasilkan tidak ada, hal ini
menandakan bahwa proses fotosintesis tidak terjadi. Adanya pernyataan ini menunjukkan
bahwa percobaan sudah sesuai dengan teori, yakni intensitas cahaya akan berbanding lurus
dengan proses fotosintesis yang terjadi.
Berdasarkan percobaan di atas, gelembung gas oksigen yang dihasilkan di tempat
yang banyak terkena sinar matahari akan menghasilkan gas oksigen yang lebih banyak
dibandingkan di tempat yang teduh. Hal itu disebabkan karena dalam proses fotosintesis
diperlukan cahaya matahari sebagai sumber energi dalam fotosintesis, khususnya dalam
fotolisis sehingga semakin mendapatkan cahaya maka semakin banyak air yang dipecah dan
semakin banyak pula gas oksigen yang dihasilkan.
Pada percobaan, tanaman hydrilla yang diletakkan di tempat yang terkena banyak cahaya
menyebabkan proses fotosintesisnya berlangsung cepat. Hal ini terjadi karena adanya cahaya
matahari yang mempunyai pengaruh besar dalam proses fotosintesis yaitu sebagai sumber
energi.
Pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 6 dilakukan di tempat yang tidak terpapar sinar
matahari langsung atau dibawah naungan dengan intensitas cahaya 2400 cd. Pada 20 menit
pertama, tanaman air Hydrilla diberi perlakuan tanpa tambahan substrat NaHCO3, tidak ada
gelembung yang dihasilkan. Pada 20 menit kedua, tanaman Hydrilla diberi perlakuan dengan
menambahkan substrat pada set percobaan. Tanaman Hydrilla menghasilkan gelembung
sebanyak 7, lebih banyak dari jumlah gelembung pada saat tidak diberi tambahan substrat
NaHCO3. Hal ini disebabkan NaHCO3 berperan sebagai katalis yang menambah konsentrasi
CO2 dalam air. Hal ini sesuai dengan teori menurut Salisbury (1995) yaitu laju fotosintesis
dapat ditingkatkan dengan menambah CO2.
Dari percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1, 2, 3, 4, dan 6 tampak jumlah
gelembung yang dihasilkan pada perlakuan dengan penambahan substrat lebih banyak dari
pada jumlah gelembung yang dihasilkan pada perlakuan tanpa penambahan substrat
NaHCO3. Hal ini sudah sesuai dengan teori yaitu NaHCO3 berperan sebagai katalis yang
memproduksi CO2 dalam air sehingga meningkatkan laju fotosintesis. Peningkatan laju
fotosintesis ditandai dengan banyaknya jumlah gelembung yang dihasilkan oleh tanaman
Hydrilla. Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 5, jumlah gelembung yang
dihasilkan pada kedua perlakuan adalah sama yaiu 2 gelembung. Hal ini tidak sesuai dengan
teori, dapat terjadi karena kekurangtelitian pengamat dalam menghitung jumlah gelembung
yang dihasilkan tanaman Hydrilla.
Dari percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 tampak perbedaan
yang cukup signifikan dilihat dari jumlah gelembung. Jumlah gelembung yang tampak pada
pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 1, 2, dan 3 baik pada perlakuan dengan ataupun
tanpa penambahan substrat NaHCO3 lebih banyak dari pada jumlah gelembung yang teramati
pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 4, 5 dan 6 baik pada perlakuan dengan
ataupun tanpa penambahan substrat.
Hal ini disebabkan oleh perlakuan pemberian naungan atau banyaknya intensitas
cahaya yang diberikan pada tanaman Hydrilla. Percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1, 2,
dan 3 dilakukan di tempat yang tidak ternaungi dan memiliki intensitas cahaya yang tinggi.
Intensitas cahaya yang tinggi, sampai pada batas- batas tertentu dapat mempercepat laju
fotosintesis, dalam hal ini ditandai dengan jumlah gelembung yang dihasilkan pada percobaan
yang dilakukan oleh kelompok 1, 2, dan 3 yaitu lebih dari 400 gelembung. Sementara itu,
padda perrcobaan yang dilakukan oleh kelompok 4, 5, dan 6, jumlah gelembung yang
dihasilkan tidak lebih dari 10. Hal ini sesuai dengan teori yaitu fotosintesis terjadi dengan
cepat ditempat yang terkena cahaya, dibandingkan dengan diruangan atau ditempat yang tidak
terkena sinar matahari langsung (Lakitan, 2007)
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan oleh praktikan,
maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hubungan antara intensitas cahaya dengan laju fotosintesis berbanding lurus,
artinya semakin tinggi intensitas cahaya, maka laju fotosintesis semakin cepat.
Sebaliknya, semakin rendah intensitas cahaya, maka proses fotosintesis semakin
lambat.
2. Penambahan NaHCO3 berpengaruh terhadap jumlah gelembung yang dihasilkan,
hal ini menunjukkan bahawa NaHCO3 berfungsi sebagai katalisator yang
mempercepat proses fotosintesis.
B. SARAN
1. Kondisi dari jumlah air, jumlah/ berat daun dan suhu air harus dibuat sama, karena
akan berpengaruh terhadap jumlah gelembung yang dihasilkan.
2.
Perlu dilakukan percobaan lanjutan, tentang pengaruh faktor luar terhadap laju
fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell dan Reece. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Darmawan dan Baharsjah. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : PT
Gramedia.
Dwijoseputro, D. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Jakarta : Gramedia.
Dwijoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tanaman. Jakarta : Gramedia.
Kimball, John. W. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Lakitan, Benyamin. 2007. Dasar- Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Loveless, A.R. 1991. Principles of Plant Biology for the Tropics. UK: Logman Group
Limited.
Salisbury, J.W. dan Ross. 1995 Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB.
Salisbury, J.W. dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung : ITB.