Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa aroma, fiksatif,
dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek,
atau ruangan.
Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu - kata "parfum" berasal dari bahasa
Latin per fume artinya "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum tertua berupa bentuk
pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam pelayanan keagamaan,
seringkali

untuk

aromatik

pohon. Mesir adalah yang


oleh Cina kuno,Hindu

gums,

kemenyan

dan

mur,

dikumpulkan

dari

pertama memasukkan parfum ke budaya mereka diikuti

Israel, Carthaginians, Arab, Yunani, dan Romawi. Penggunaan

awal dari botol parfum adalah di Mesir sekitar 1000 SM. Mesir menemukan gelas dan
botol parfum adalah salah satu penggunaan umum pertama untuk kaca.
Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut karena minyak esensial atau murni (baik
yang alami ataupun sintetis) mengandung konsentrat tinggi dari komponen volatil yang
mungkin akan mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan cedera ketika digunakan
langsung ke kulit atau pakaian. Pelarut juga menguapkan minyak esensial, membantu
mereka menyebar ke udara.

Sejauh ini pelarut yang paling umum digunakan untuk pengenceran minyak parfum adalah
etanol atau campuran etanol dan air.
Parfum atau wewangian yang beredar di pasaran pada umumnya ada 2 komposisi utama
yaitu: essential oil dan alkohol.
Essential oil, diperoleh dari bahan-bahan alami seperti dari hewani (Ambergris,
Castoreum, Musk dan kesturi) dan nabati (Mawar, Jasmine, Tuberose, Narcissus, bunga
jeruk dan lavender).
Essential oil, untuk mengekstrak dari wangi-wangian bahan tersebut perlu beberapa
proses, seperti proses sintetis yaitu mereproduksi substansi tertentu dengan menggunakan
esens dari sumber lain alias bukan aslinya, contoh : membuat substansi mawar dari fosil
bukan dari tumbuhan, kemudian proses teknik headspace yang kini sering dipakai, yaitu
teknik yang digunakan para ahli kimia yang digunakan untuk menangkap atmosfer aroma
dari bunga, pohon, dan tanah di hutan, mereka mampu mengurai beberapa aroma tersebut
hingga ke komponen molekulnya dengan menggunakan kecanggihan komputer.
Alkohol, kegunaannya dalam parfum adalah untuk melarutkan dari essential oil tersebut
(baik yang alami maupun sintetis), karena essential oil tersebut mengandung konsentrat
tinggi dari komponen tersebut yang bisa mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan
luka ketika digunakan langsung dengan kulit. Selain itu alkohol juga dapat menguapkan
essential oil dan membantu parfum untuk menyebar ke udara karena titik didihnya rendah.
Sejauh ini bahan pelarut untuk parfum yang sering digunakan adalah etanol.
Penggunaan metanol sebagai pelarut dalam produk parfum tidak diizinkan karena metanol
adalah bahan yang dilarang dalam peraturan kosmetika. Metanol masuk ke tubuh melalui
saluran pernafasan, bukan melalui kontak dengan kulit. Apabila metanol terhirup dan

masuk ke dalam tubuh, akan diubah menjadi formaldehid/ formalin yang berbahaya bagi
tubuh dan dapat memicu terjadinya kanker.
Formalin yang terdapat dalam tubuh sebagian akan tersimpan di dalam hati sehingga dapat
memicu terjadinya kanker hati. Gejala yang ditimbulkan dalam jangka waktu singkat
antara lain adalah pusing, sakit kepala, mual, sakit perut, dan gangguan penglihatan.
( BPOM RI )
Selain menawarkan bau harum, parfum juga dapat berkontribusi pada sejumlah masalah
kesehatan. Selain dituding sering memberikan kontribusi terhadap alergi ringan, seperti
bersin atau mata berair, aroma kimia parfum juga dapat membawa pada suatu kondisi di
mana kulit menjadi merah, sakit, atau meradang setelah kontak langsung dengan zat itu.
Selain iritasi umum, dalam kasus yang lebih parah, kontak dermatitis yang disebabkan
parfum dapat memicu eksem serta gangguan kulit kronis yang ditandai dengan ruam dan
gatal. Dalam kasus-kasus terburuk juga dapat menyebabkan depresi. (TEMPO.COM
Texas).
"Bagi banyak orang, eksposur berulang bisa membawa konstelasi sejumlah gejala," kata
Tracie DeFreitas Saab, seorang konsultan, kepada WebMD.
Adapun komponen dalam parfum yang bisa menimbulkan efek samping berupa reaksi
alergi bagi sebagian orang, antara lain: Amylcinnamic alcohol, Anisyl alcohol, Benzyl
alcohol, Benzyl salicylate, Cinnamic alcohol, Cinnamic aldehyde, Coumarin, Eugenol,
Geraniol, Hydroxycitronellal, Isoeugenol, Musk ambrette, Oak moss absolute,
Sandalwood oil, Wood tars.
Berikut contoh beberapa volume konsentrat dalam minyak parfum :
Jenis Parfum Presentase Volume Konsentrat

Pure Parfum 20% - 40% senyawa aromatik


Eau de Parfum (EDP) 10 - 30% senyawa aromatik
Eau de Toilette (EDT) 5 - 20% senyawa aromatik
Eau de Cologne (EDC) 2 - 5% senyawa aromatik
Semakin tinggi jumlah volume presentase senyawa aromatik, maka akan semakin panjang
(lama) pula daya tahan aromanya. Karena sifat etanol yang mempunyai efek samping,
maka lebih baik menggunakan parfum yang tidak beralkohol untuk menghindari dari efek
samping tersebut, selain itu pure oil juga memiliki daya tahan aroma yang lebih panjang
dari pada yang menggunakan alkohol.
1.2

PERUMUSAN MASALAH

Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa aroma, fiksatif,
dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuhmanusia, obyek,
atau ruangan. Essential oil, diperoleh dari bahan-bahan alami seperti dari hewani
(Ambergris, Castoreum, Musk dan kesturi) dan nabati (Mawar, Jasmine, Tuberose,
Narcissus, bunga jeruk dan lavender).

Alkohol, kegunaannya dalam parfum adalah untuk melarutkan dari essential oil tersebut
(baik yang alami maupun sintetis), karena essential oil tersebut mengandung konsentrat
tinggi dari komponen tersebut yang bisa mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan
luka ketika digunakan langsung dengan kulit. Selain itu alkohol juga dapat menguapkan
essential oil dan membantu parfum untuk menyebar ke udara karena titik didihnya rendah.
Sejauh ini bahan pelarut untuk parfum yang sering digunakan adalah etanol.

Penggunaan metanol sebagai pelarut dalam produk parfum tidak diizinkan karena metanol
adalah bahan yang dilarang dalam peraturan kosmetika. Metanol masuk ke tubuh melalui
saluran pernafasan, bukan melalui kontak dengan kulit. Apabila metanol terhirup dan
masuk ke dalam tubuh, akan diubah menjadi formaldehid/ formalin yang berbahaya bagi
tubuh dan dapat memicu terjadinya kanker.

Formalin yang terdapat dalam tubuh sebagian akan tersimpan di dalam hati sehingga dapat
memicu terjadinya kanker hati. Gejala yang ditimbulkan dalam jangka waktu singkat
antara lain adalah pusing, sakit kepala, mual, sakit perut, dan gangguan penglihatan. (
BPOM RI )

1.3 RUMUSAN MASALAH

Berdardsarkan latar belakang di atas maka di dapat rumusan masalah


dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.

Apakah terdapat methanol pada parfum yang di jual di pasar simpur?

2.

Berapakah kadar methanol di dalam parfum yang di ual di pasar simpur

3.

Bahaya apasaja yang timbul dari kadar methanol yang tinggi pada parfum ?

1.4 TUJUAN PENELITIAN


1.

Mengetahui ada tidaknya kandungan methanol pada parfum yang di jual di pasar
simpur

2.

Mengetahui berapa kadar methanol pada parfum yang beredar di pasar dimpur

3.

Mengetahui Bahaya yang di dapat pada penggunaan parfum beralkohol

1.5 MANFAAT PENELITIAN


Dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat memberkan manfaat sebagai berikut:
1.

Untuk mendapatkan gambaran parfum bermethanol yang beredar di pasar simpur

2.

Untuk Memberikan informasi kepada konsumen pengguna parfum, mengenai ada


tidaknya kandungan methanol pada parfum yang di jual di pasar simpur agar lebih
tepat memilih parfum yang baik.

BAB II

1. Tinjauan Pustaka
A. Alkohol
Alkohol adalah derivat dari hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun rantai
cabang dari alifatik hidrokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering ditemukan adalah
yang mengandung tiga gugus hidroksil dengan ikatan gugus hidroksi dalam satu rantai
karbon.Sedangkan jenis alkohol lainnya adalah alkohol yang mengandung gugus
hidroksil d lam satu atom karbon. Jenis alkohol inilah yang bersifat toksik yaitu etanol
(etil alkohol),mathanol(metil alkohol) isopropanol(isopropil alkohol). Pada umumnya
semakin panjang rantai karbon semakin panjang tingkat toksiknya. Tetapi ada
pengecualian dalam teori ini ialah methanol lebih toksik dari etanol.(Darmono,2005)
B. Beda Etanol dengan Metanol
a. Etanol
Etanol adalah bahan yang telah lama digunakan sebagai obat dan merupakan
bentuk

alkohol

yang

terdpat

didalam

minuman

keras

seperti

bir,anggur,winski,maupun lainnya. Etanol merupakan cairan jernih dan tidak


berwarna, terasa membakar di mulut maupun tenggorokan ketika ditelan.Etanol
sangat mudah larut dalam air dan sangat potensial menghambat sistem syaraf
pusat terutama dalam aktifitas system retikuler.Aktifitas etanol juga sangat kuat
dan setara dengan bahan anastesik umum.Tetapi toksiknya etanol relatif lebih
rendah dari pada metanol dan isopropanol.(Darmono,2006)
b. Metanol

Metanol digunakan sebagai pelarut laboraturium dn pelarut umum,dan sebagai


bahan anti beku(sering bersama dengan etilen glikol) bahan adiktif pencuci kaca
depan mobil atau motor,cairan duplikasi.Pada orang dewasa terjadi karna
kongesti metanol 20-50 ml. Juga keracunan etanol dengan tingkat kemurnian
industri ( speritus termetilasi), yang sering mengandung metanol sebagai
denaturan,tetapi biasanya kurang serius di bandingkan dengan keracunan
metanol. Hal ini dsisebabkan karena toksiksitas metanol berasal dari
metabolismenya

dengan

dehidrogenase

alkohol,yaitu

formaldehid

dan

forminat.(BPOM,2002)
c. Pembuatan metanol
Senyawa ini sangat jarang terdapat di alam.dalam metanol dibuat dengan jalan
sulingan dari kayu.Dalam sebuah tempat dri besi,sisa-sisa penggergajian atau
sebagainya di panaskan dan disuling.Zat cair yang dihasilkan terdiri dari dua
lapisan.Lapisan yang pertama berisi asam cuka dan sedikit metanol.Asam cuka
dpat dipisahkan dengan cara penambahan air kapur,sehingga asam cukanya
akan diikat dalam bentuk kalsium asetat.Berhubung dengan cara pembuatan ini
metanol dinamakan juga spiritus kayu(wood spirit).Pembuatan sekarang
dilakukan dengan jalan mereduksi karbonmonoksida dengan hidrogen pada
suhu 450C dan tekanan 200 atm. Sebagai katalis digunakan campuran ZnO
dan Cr2O.3 (E.Jasifi dkk,1991)
ZnO + Cr2O3

CO(g) + 2H2(g)

450,200 atm

CH3OH(g)

Gambar 2.Pembentukan metanol dengan katalis ZnO dan Cr2O3.


d. Mekanisme toksisitas metanol

Metabolisme metanol tidak bergantung pada konsentrasinya di dalam darah.


Pada beberapa peneliti menunjukan bahwa metanol di metabolisme oleh enzim
alkohol dehydrogenase menjadi formaldehid dan asam format.

Dalam proses metabolisme metanolteroksidasi menjadi formaldehid yang sangat


bersifat toksik yaitu 33x lebih toksik dibanding metanol.Formaldehid sebagian
akan bereaksi dengan protein tubuh dan sebagian lagi akan dioksidasi lebih
lanjut.Tidak semua metanol akan mengalami metabolisme,tetapi sejumlah besar
mungkin di ekstraksi melalui paru dan ginjal.Tetapi,metabolisme merupakan
reaksi yang sangat penting.
e. Gejala keracunan metanol
Sperti hal nya etanol,metanol juga didistribusi keseluruh organ hal inilah yang
menunjukan bahwa organ mata mengalami gangguan yang sangat besar
walaupun metanol yang masuk relatif sedikit. Gejala keracunan metanol diawali
dengan menunjukan tanda-tanda intoksikasi etanol,walaupun gejalanya biasanya
lebih ringan. Hal tersebut karna adanya larutan yang rendah terhadap
lemak.Gejala yang terlihat adalah euphoria dan lemah otot. Kemudian diikuti
dengan gejala nausea,muntah,sakit kepala,hilang ingatan,skit perut yang sangat
disertai diare,sakit punggung kelesuan anggota gerak, mata terlihat merah akibat
hiperemik. Pada keracunan yang berat pernafasan dan denyut jantung tertekan.
Terjadi gejala asidosis dengan nafas perlahan dan dalam. Penderita akan
mengalami koma dan kematian terjadi dengan cepat. Pada saat menjelang
azalnya penderita menunjukan gejala konvulsi dan opithotonus.(Darmono,2006)
f. Bahaya metanol bagi kesehatan

Penyalahgunaaan alkohol menyebabkan asidosis akibat penimbunan keton dan


laktat, serta pembentukan ion H+ sewaktu alkohol di oksidasi. Etanol sendiri
menambah osmolaritas darah,Sewaktu alkohol di oksidasi terjadi penimbunan
H+, semakin banyak privat yang dioksidasi menjadi laktat,dan terjadi
penekanan glukoneogenesis.Dengan berkurang nya glukosa yang tersedia,maka
terjadi metabolisme asam lemak, penimbunan keton dan bergesernya
keseimbangan oksidasi-reduksi. Alkohol selain etanol dan etilen glikol,
menimbulkan gangguan metabolik parah,anion gap dan osmolaritas serum
meningkat tajam, apabila terdapat zat-zat ini dalam darah.(Ronald
A.Sacher;Richard A mcphson,2002).
Pada saat metanol teroksidasi formaldehiid dan asam formiat, terjadi
peningkatan konversi dari NAD+ menjadi NADH akan menadi asam laktat,
Sehingga akan terjadi asidosis yang di akibatkan oleh keracunan metanol. Hal
tersebut menyebabkan terbentuk dn terakumulasinya asam formiat dan asam
laktat. Sebagai akibat terjadinya pengikatan perbedaan anion ( perbedaan antara
total kation dan total anion). Pada kondisi normal,selisih perbedaan tersebut
adalah 18 mmol/L (dihitung dari [ Na+ + K+]-[Cl- + HCO3-]), selisih tersebut
akan meningkat dua kali atau lebih diatas normal pada kondisi keracunan
metanol.(Darmono,2006)
Di dalam tubuh formaldehid bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein,
sehingga menggangu ekspresi genetik yang normal. Binatang percobaan yang
menghisap formaldehid terus menerus akan terserang kanker dalam hidung dan
tenggorokannya,sama juga yang dialami oleh pegawai pemotongan papan
artikel. Tapi ada stadi yang menunjukan apabila formaldehid dalam kadar lebih
sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh

karsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.


(Anonim,2011)
Terjadinya Kerusakan bola mata sering terjadi pada keracunan metanol. Orang
yang mengkonsumsi metanol sekitar 4 ml dapat menyebabkan kebutaan. Di
laporkan bahwa terjadi peristiwa kebutaan akibat keracunan metanol sampai 6%
pada tentara Amerika pada waktu perang dunia II. Kerusakan mata adalah suatu
bentuk terjadinya kerusakan retina dn syaraf optik yang mengalami degenerasi
yang disebabkan oleh akumulasi formaldehid dan berkembang menjadi asidosis.
Bila penderita dapat selamat,penderita akan mengalami buta total atau daya
pengelihattannya dapat terganggu selama berbulan bulan.( Darmono,2006).

2. Kerangka teori
Kurangnya
Pengetahuan
Dari Produsen

Penyalahgunaan Methanol
Untuk pencampuran bahan
parfum

Methanol Masuk
melalui Pernafasan

Dioksidasi oleh Enzim


Alkoholdehidrogenase

Menjadi Formaldehid

Memicu terjadi :
Kanker
Iritasi kulit
Memicu eksem
dll

3. Kerangka konsep

Methanol
1. Kualitatif
2. Kuantitatif

Parfum

4. Definisi Operasional
NO Variabel

Definisi

Cara ukur

Alat ukur

Hasil ukur

Skala

Bebas:

Methanol

1. identifikasi

a).Perangkat

a).

Rasio

Kadar

adalah

dilakukan

Spektofotometer

maksimal

Methanol

senyawa

membandingkan

golongan

maksimum

alkohol

baku methanol

dengan

dengan

rumus

maksimum

molekul

sample.

CH3OH

2. Penetapan

b).Perangkat

yang diduga

kadar dilakukan

Spektrofotometer metanol %

ada pada

dengan

parfum.

membandingkan
absorban
sample dengan
absorban baku
methanol pada
panjang

(nm).

b).Kadar

Rasio

gelombang
maksimum

Terikat
Parfum

: Parfum

Indra

Bentuk,warna, Nominal

adalah

pengelihatan,

bau, dingin dll

Pewangi

indra penciuman,

yang

indra peraba

digunakan
untuk
memberikan
bau wangi
pada tubuh,
objek,
maupun
ruangan

Organoleptis

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Jenis menelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik,yaitu menganalisa secara kuntitatif methanol
pada parfum yang beredar di pasar simpur kota bandar lampung,dengan variable bebas
dari penelitian adalah parfum dan variable terikat adalah kadar methanol.

B. Tempat dan waktu penelitian


1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di laboraturium kimia analisa makanan dan minuman
politeknik kesehan kemenkes tanjungkarang jurusan analis kesehan.
2.

Waktu
Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan mei 2012.

C. Populasi dan sempel


1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah parfum yang di jual di pasar
simpur,kota bandar lampung. Di pasar simpur terdapat 15 toko yang menjual parfum.
2. Sample penelitian ini adalah seluruh populasi parfum yang di jual di pasar simpur,kota
bandar lampung yaitu sebanyak 15 sample parfum.

D. Alat
Alat yang di gunakan yaitu:
Alat penyuling . labu ukur ( 50ml, 100ml, 500ml ), pipet ukur ( 1ml,2ml,25ml)
Gelas

ukur

(25ml),Penangas

air,penangas

es,termometer,piknometer,kuvet

spektrofotometer visible.

E. Pereaksi
Pereaksi yang digunakan yaitu:
Asam sulfat pekat 95%-98%, natrium bisulfit,larutan kalium permanganat, larutan natrium
kromotropat 5%, larutan baku methanol 10 ppm dalam etanol 5,5%, larutan baku methanol
20 ppm dalam etanol 5,5%, larutan baku methanol 30 ppm dalam etanol 5,5%, larutan
baku methanol 40 ppm dalam etanol 5,5%, larutan baku methanol 50 ppm dalam etanol
5,5% dan larutan etanol 5,5%.

F. Cara kerja sesuai SNI 06-2882 1992


1. Persiapan sample
a. Dimasukan kedalam labu alas bundar 25,0 ml sample.
b. Ditambahkan aquadest sebanyak 25,0ml
c. Dilakukan destilasi sampai diperoleh 23ml destilat.
d. Hasil destilat di masukan ke dalam labu ukur 25 ml dan tambahkan aquadest hingga tanda
batas.
e. Suhu destilat diukur hingga 20C
f. Berdasarkan bobot jenis yang telah di dapatkan,di tetapkan kadr alkohol dengan
menggunakan daftar bobot jenis dan kadar alkohol
g. Di buat kadar alkohol dalam larutan tersebut menjadi 5-6 % dengan cara

pengenceran dengan aquadest.

2. Identifikasi methanol pada sample parfum secara spektrofotometri


a. Pipet 1 ml sample yang telah di persiapkan ke labu ukur 50ml.
b. Tambahkan 2 ml larutan kalium permanganat. Didinginkan dalam penangas es, biarkan
dalam penangas es selama 30 menit.
c. Hilangkan warna dengan natrium biosulfit sedikit.
d. Tambahkan 1 ml larutan kromatropat,homogenkan.
e. Tambahkan 15 ml asam sulfat pekat perlahan-lahan sambil digoyangkan dan masukan
dalam penangas air pada suhu 60-10C selama 15 menit.
f. Dinginkan pada suhu kamar, encerkan dengan air hingga 50 ml lalu homogenkan.
g. Buat blanko pereaksi dengan menggunakan 1 ml etanol 5,5 % v/v sebagai ganti contoh.
h. Lakukan cara yang sama menggunakan 1 ml larutan baku methanol 50 ppm sebagai
penganti contoh
i. Diukur absorban larutan baku dan sample terhadap blanko dengan

menggunakan

spektriofotometer pada panjang gelombang 525-625 nm


j. Dibandingkan maksimum sample dengan maksimum baku.

3. Penetapan kadar methanol pada parfum


a. Pembuatan kurva kalibrasi baku methanol
1) Di pipet 1 ml masing-masing baku methanol (10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm)
ke dalam labu ukur 50 ml. Di tambahkan 2 ml larutan kalium permanganat. Didinginkan
dalam penangas es biarkan dalam penangas es 30 menit.
2) Hilangkan warna denagan natrium bisulfit sedikit
3) Tambahkan 1 ml larutan kromatropat,homogenkan.

4) Tambahkan 15 ml asam sulfat perlahan-lahan sambil di goyangkan dan masukan dalam


penangas air pada suhu 60-10C selama 15 menit.
5) Dinginkan pada suhu kamar, encerkan air hingga 50 ml, homogenkan.
6) Buat blanko pereaksi dengan menggunakan 1 ml etanol 5,5 % v/v sebagai ganti
contoh.ukur absorban terhadap blanko pereaksi dalam kuvet 1 cm dengan gelombang
maksimum yang telah di tentukan sebelumnya.
7) Diukur absorban masing-masing baku pada panang gelombang maksimum yang telah di
tentukan sebelumnya.
8) Dibuat kuvet kalibrasi absorban dengan konsentrsi masing-masing baku methanol.
9) Diukur juga absorban semple pada panang gelombang yang telah di tetapkan sebelumnya.

b. Perhitungan kadar methanol pada sample


Untuk menentukan konsentrasi methanol dalam semple positif di cari dengan
menggunakan metode kurva kalibrasi. Penentuan kadar methanol pada smple di lakukan
dengan mengunakan rumus Y= a + bX
Keterngan : X
Y

= Absorban lartan sample


= konsentrasi larutan sempel

A dan b =koefisien regresi


Besarnya adan b diperoleh dari data konsentrasi lartan standar baku (X) dan ansorban
larutan standar baku (Y) dengan mengunakan persamaaan :

a=
b=

Selanjutnya kadar methanol dihitung terhadap kadar etanol pada semple dengan rumus

Kadar methanol =

x 100%

Dimana
M = kadar metanol dlam persen volume
E = kadar etanol dalam persen volume dalam contoh.

G. Kerangka Penelitian
Pengambilan sample

Persiapan Alat dan Bahan

Melakukan Penyulingan
Destilasi

Melakukan pemeriksaan kualitatif secara


Spektrofotometri

Pembacaan hasil

Negatif

Positif

Uji Kualitatif
methanol

Pengumpulan data

Pengolahan data

Menarik kesimpulan

H. Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan berupa data primer yaitu data yang didapat dari hasil
pemeriksaan laboraturium.

I. Hasil yang diperoleh dihitung presentasinya, dan sample yang tidak memenuhi syarat SK
kepala BPOM RI NO. HK.00.05.52.4040 tahun 2006.
Nilai % =

X 100%

Anda mungkin juga menyukai