PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa aroma, fiksatif,
dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuh manusia, obyek,
atau ruangan.
Parfum sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu - kata "parfum" berasal dari bahasa
Latin per fume artinya "melalui asap". Salah satu kegunaan parfum tertua berupa bentuk
pembakaran dupa dan herbal aromatik yang digunakan dalam pelayanan keagamaan,
seringkali
untuk
aromatik
gums,
kemenyan
dan
mur,
dikumpulkan
dari
awal dari botol parfum adalah di Mesir sekitar 1000 SM. Mesir menemukan gelas dan
botol parfum adalah salah satu penggunaan umum pertama untuk kaca.
Minyak parfum perlu diencerkan dengan pelarut karena minyak esensial atau murni (baik
yang alami ataupun sintetis) mengandung konsentrat tinggi dari komponen volatil yang
mungkin akan mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan cedera ketika digunakan
langsung ke kulit atau pakaian. Pelarut juga menguapkan minyak esensial, membantu
mereka menyebar ke udara.
Sejauh ini pelarut yang paling umum digunakan untuk pengenceran minyak parfum adalah
etanol atau campuran etanol dan air.
Parfum atau wewangian yang beredar di pasaran pada umumnya ada 2 komposisi utama
yaitu: essential oil dan alkohol.
Essential oil, diperoleh dari bahan-bahan alami seperti dari hewani (Ambergris,
Castoreum, Musk dan kesturi) dan nabati (Mawar, Jasmine, Tuberose, Narcissus, bunga
jeruk dan lavender).
Essential oil, untuk mengekstrak dari wangi-wangian bahan tersebut perlu beberapa
proses, seperti proses sintetis yaitu mereproduksi substansi tertentu dengan menggunakan
esens dari sumber lain alias bukan aslinya, contoh : membuat substansi mawar dari fosil
bukan dari tumbuhan, kemudian proses teknik headspace yang kini sering dipakai, yaitu
teknik yang digunakan para ahli kimia yang digunakan untuk menangkap atmosfer aroma
dari bunga, pohon, dan tanah di hutan, mereka mampu mengurai beberapa aroma tersebut
hingga ke komponen molekulnya dengan menggunakan kecanggihan komputer.
Alkohol, kegunaannya dalam parfum adalah untuk melarutkan dari essential oil tersebut
(baik yang alami maupun sintetis), karena essential oil tersebut mengandung konsentrat
tinggi dari komponen tersebut yang bisa mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan
luka ketika digunakan langsung dengan kulit. Selain itu alkohol juga dapat menguapkan
essential oil dan membantu parfum untuk menyebar ke udara karena titik didihnya rendah.
Sejauh ini bahan pelarut untuk parfum yang sering digunakan adalah etanol.
Penggunaan metanol sebagai pelarut dalam produk parfum tidak diizinkan karena metanol
adalah bahan yang dilarang dalam peraturan kosmetika. Metanol masuk ke tubuh melalui
saluran pernafasan, bukan melalui kontak dengan kulit. Apabila metanol terhirup dan
masuk ke dalam tubuh, akan diubah menjadi formaldehid/ formalin yang berbahaya bagi
tubuh dan dapat memicu terjadinya kanker.
Formalin yang terdapat dalam tubuh sebagian akan tersimpan di dalam hati sehingga dapat
memicu terjadinya kanker hati. Gejala yang ditimbulkan dalam jangka waktu singkat
antara lain adalah pusing, sakit kepala, mual, sakit perut, dan gangguan penglihatan.
( BPOM RI )
Selain menawarkan bau harum, parfum juga dapat berkontribusi pada sejumlah masalah
kesehatan. Selain dituding sering memberikan kontribusi terhadap alergi ringan, seperti
bersin atau mata berair, aroma kimia parfum juga dapat membawa pada suatu kondisi di
mana kulit menjadi merah, sakit, atau meradang setelah kontak langsung dengan zat itu.
Selain iritasi umum, dalam kasus yang lebih parah, kontak dermatitis yang disebabkan
parfum dapat memicu eksem serta gangguan kulit kronis yang ditandai dengan ruam dan
gatal. Dalam kasus-kasus terburuk juga dapat menyebabkan depresi. (TEMPO.COM
Texas).
"Bagi banyak orang, eksposur berulang bisa membawa konstelasi sejumlah gejala," kata
Tracie DeFreitas Saab, seorang konsultan, kepada WebMD.
Adapun komponen dalam parfum yang bisa menimbulkan efek samping berupa reaksi
alergi bagi sebagian orang, antara lain: Amylcinnamic alcohol, Anisyl alcohol, Benzyl
alcohol, Benzyl salicylate, Cinnamic alcohol, Cinnamic aldehyde, Coumarin, Eugenol,
Geraniol, Hydroxycitronellal, Isoeugenol, Musk ambrette, Oak moss absolute,
Sandalwood oil, Wood tars.
Berikut contoh beberapa volume konsentrat dalam minyak parfum :
Jenis Parfum Presentase Volume Konsentrat
PERUMUSAN MASALAH
Parfum atau minyak wangi adalah campuran minyak esensial dan senyawa aroma, fiksatif,
dan pelarut yang digunakan untuk memberikan bau wangi untuk tubuhmanusia, obyek,
atau ruangan. Essential oil, diperoleh dari bahan-bahan alami seperti dari hewani
(Ambergris, Castoreum, Musk dan kesturi) dan nabati (Mawar, Jasmine, Tuberose,
Narcissus, bunga jeruk dan lavender).
Alkohol, kegunaannya dalam parfum adalah untuk melarutkan dari essential oil tersebut
(baik yang alami maupun sintetis), karena essential oil tersebut mengandung konsentrat
tinggi dari komponen tersebut yang bisa mengakibatkan reaksi alergi dan kemungkinan
luka ketika digunakan langsung dengan kulit. Selain itu alkohol juga dapat menguapkan
essential oil dan membantu parfum untuk menyebar ke udara karena titik didihnya rendah.
Sejauh ini bahan pelarut untuk parfum yang sering digunakan adalah etanol.
Penggunaan metanol sebagai pelarut dalam produk parfum tidak diizinkan karena metanol
adalah bahan yang dilarang dalam peraturan kosmetika. Metanol masuk ke tubuh melalui
saluran pernafasan, bukan melalui kontak dengan kulit. Apabila metanol terhirup dan
masuk ke dalam tubuh, akan diubah menjadi formaldehid/ formalin yang berbahaya bagi
tubuh dan dapat memicu terjadinya kanker.
Formalin yang terdapat dalam tubuh sebagian akan tersimpan di dalam hati sehingga dapat
memicu terjadinya kanker hati. Gejala yang ditimbulkan dalam jangka waktu singkat
antara lain adalah pusing, sakit kepala, mual, sakit perut, dan gangguan penglihatan. (
BPOM RI )
2.
3.
Bahaya apasaja yang timbul dari kadar methanol yang tinggi pada parfum ?
Mengetahui ada tidaknya kandungan methanol pada parfum yang di jual di pasar
simpur
2.
Mengetahui berapa kadar methanol pada parfum yang beredar di pasar dimpur
3.
2.
BAB II
1. Tinjauan Pustaka
A. Alkohol
Alkohol adalah derivat dari hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun rantai
cabang dari alifatik hidrokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering ditemukan adalah
yang mengandung tiga gugus hidroksil dengan ikatan gugus hidroksi dalam satu rantai
karbon.Sedangkan jenis alkohol lainnya adalah alkohol yang mengandung gugus
hidroksil d lam satu atom karbon. Jenis alkohol inilah yang bersifat toksik yaitu etanol
(etil alkohol),mathanol(metil alkohol) isopropanol(isopropil alkohol). Pada umumnya
semakin panjang rantai karbon semakin panjang tingkat toksiknya. Tetapi ada
pengecualian dalam teori ini ialah methanol lebih toksik dari etanol.(Darmono,2005)
B. Beda Etanol dengan Metanol
a. Etanol
Etanol adalah bahan yang telah lama digunakan sebagai obat dan merupakan
bentuk
alkohol
yang
terdpat
didalam
minuman
keras
seperti
dengan
dehidrogenase
alkohol,yaitu
formaldehid
dan
forminat.(BPOM,2002)
c. Pembuatan metanol
Senyawa ini sangat jarang terdapat di alam.dalam metanol dibuat dengan jalan
sulingan dari kayu.Dalam sebuah tempat dri besi,sisa-sisa penggergajian atau
sebagainya di panaskan dan disuling.Zat cair yang dihasilkan terdiri dari dua
lapisan.Lapisan yang pertama berisi asam cuka dan sedikit metanol.Asam cuka
dpat dipisahkan dengan cara penambahan air kapur,sehingga asam cukanya
akan diikat dalam bentuk kalsium asetat.Berhubung dengan cara pembuatan ini
metanol dinamakan juga spiritus kayu(wood spirit).Pembuatan sekarang
dilakukan dengan jalan mereduksi karbonmonoksida dengan hidrogen pada
suhu 450C dan tekanan 200 atm. Sebagai katalis digunakan campuran ZnO
dan Cr2O.3 (E.Jasifi dkk,1991)
ZnO + Cr2O3
CO(g) + 2H2(g)
450,200 atm
CH3OH(g)
2. Kerangka teori
Kurangnya
Pengetahuan
Dari Produsen
Penyalahgunaan Methanol
Untuk pencampuran bahan
parfum
Methanol Masuk
melalui Pernafasan
Menjadi Formaldehid
Memicu terjadi :
Kanker
Iritasi kulit
Memicu eksem
dll
3. Kerangka konsep
Methanol
1. Kualitatif
2. Kuantitatif
Parfum
4. Definisi Operasional
NO Variabel
Definisi
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur
Skala
Bebas:
Methanol
1. identifikasi
a).Perangkat
a).
Rasio
Kadar
adalah
dilakukan
Spektofotometer
maksimal
Methanol
senyawa
membandingkan
golongan
maksimum
alkohol
baku methanol
dengan
dengan
rumus
maksimum
molekul
sample.
CH3OH
2. Penetapan
b).Perangkat
yang diduga
kadar dilakukan
Spektrofotometer metanol %
ada pada
dengan
parfum.
membandingkan
absorban
sample dengan
absorban baku
methanol pada
panjang
(nm).
b).Kadar
Rasio
gelombang
maksimum
Terikat
Parfum
: Parfum
Indra
Bentuk,warna, Nominal
adalah
pengelihatan,
Pewangi
indra penciuman,
yang
indra peraba
digunakan
untuk
memberikan
bau wangi
pada tubuh,
objek,
maupun
ruangan
Organoleptis
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis menelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik,yaitu menganalisa secara kuntitatif methanol
pada parfum yang beredar di pasar simpur kota bandar lampung,dengan variable bebas
dari penelitian adalah parfum dan variable terikat adalah kadar methanol.
Waktu
Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan mei 2012.
D. Alat
Alat yang di gunakan yaitu:
Alat penyuling . labu ukur ( 50ml, 100ml, 500ml ), pipet ukur ( 1ml,2ml,25ml)
Gelas
ukur
(25ml),Penangas
air,penangas
es,termometer,piknometer,kuvet
spektrofotometer visible.
E. Pereaksi
Pereaksi yang digunakan yaitu:
Asam sulfat pekat 95%-98%, natrium bisulfit,larutan kalium permanganat, larutan natrium
kromotropat 5%, larutan baku methanol 10 ppm dalam etanol 5,5%, larutan baku methanol
20 ppm dalam etanol 5,5%, larutan baku methanol 30 ppm dalam etanol 5,5%, larutan
baku methanol 40 ppm dalam etanol 5,5%, larutan baku methanol 50 ppm dalam etanol
5,5% dan larutan etanol 5,5%.
menggunakan
a=
b=
Selanjutnya kadar methanol dihitung terhadap kadar etanol pada semple dengan rumus
Kadar methanol =
x 100%
Dimana
M = kadar metanol dlam persen volume
E = kadar etanol dalam persen volume dalam contoh.
G. Kerangka Penelitian
Pengambilan sample
Melakukan Penyulingan
Destilasi
Pembacaan hasil
Negatif
Positif
Uji Kualitatif
methanol
Pengumpulan data
Pengolahan data
Menarik kesimpulan
H. Pengumpulan Data
Data yang di kumpulkan berupa data primer yaitu data yang didapat dari hasil
pemeriksaan laboraturium.
I. Hasil yang diperoleh dihitung presentasinya, dan sample yang tidak memenuhi syarat SK
kepala BPOM RI NO. HK.00.05.52.4040 tahun 2006.
Nilai % =
X 100%