Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Pengajaran Fisika Sekolah Menengah

ISSN 1979-4959

Vol. 1, No.3, Agustus 2009

Konsep Medan Listrik Menggunakan Analogi Konsep


Medan Gravitasi untuk Pengajaran di Sekolah Menengah Atas
Khairurrijal, Neny Kurniasih, Enjang Jaenal Mustopa, dan Mikrajuddin Abdullah
Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesa 10, Bandung 40132
E-mail: krijal@fi.itb.ac.id

Diterima Editor
Diputuskan Publikasi

:
:

01 Mei 2009
10 Juni 2009

Abstrak
Pemakaian analogi-analogi dapat membantu dan juga menghambat pembelajaran. Agar diperoleh analogi-analogi yang
baik, langkah-langkah di dalam Model Pengajaran dengan Analogi (ADA) diterapkan. Ditunjukkan bahwa konsep-konsep
medan listrik yang diajarkan di sekolah menengah atas, yang terdiri dari konsep gaya (listrik) Coulomb dan kuat medan
listrik memiliki analogi-analogi dengan konsep-konsep medan gravitasi yang meliputi konsep gaya gravitasi Newton dan
percepatan gravitasi. Pengecualian-pengecualian terhadap analogi-analogi tersebut juga telah diperoleh, seperti: nilai
tetapan G sangat kecil sedangkan tetapan k sangat besar, gaya (listrik) Coulomb dapat tarik-menarik maupun tolakmenolak sedangkan gaya gravitasi Newton hanya tarik-menarik, dan arah percepatan gravitasi selalu menuju pusat massa
sedangkan arah kuat medan listrik dapat menuju ke maupun meninggalkan pusat muatan.
Kata Kunci: Pengajaran dengan Analogi (ADA), gaya Coulomb, gaya gravitasi Newton.
Abstract
Use of analogies can help as well as hinder learning. In order to get good analogies, operations in the Teaching-withAnalogies (TWA) Model are applied. It is found that electric field concepts that are given in senior high schools, including
Coulomb force and electric field strength, have analogies with gravitational field concepts that consist of Newton
gravitational force and gravitational acceleration. Exceptions to the analogies are also found, such as: the value of G is
very small while k has a very big value, Coulomb (electric) force attracts or repels while Newton gravitational force only
attracts, and gravitational acceleration always converges while electric field can diverge or converge.
Key words: Teaching-with-Analogies (TWA), Coulomb force, Newton gravitational force.

1. Pendahuluan
model yang dinamakan Teaching-with-Analogies (TWA)
[2], yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia
menjadi Pengajaran dengan Analogi (ADA), agar
diperoleh analogi yang baik.
Penggunaan analogi dalam membangun pengertian
sebuah fenomena abstrak dari acuan konkret telah
didiskusikan [3]. Beberapa contoh pemakaian analogi di
sekolah menengah atas dalam pengajaran optik [4] ,
hukum aksi-reaksi [5], dan pengajaran energi sebagai
uang [6]. Analogi antara konsep medan gravitasi dan
konsep medan listrik telah disinggung sedikit di dalam
Pustaka [1]. Akan tetapi, bagaimana analogi ini diperoleh
dan apa saja pengecualiannya belum dijelaskan dengan
baik.
Dalam makalah ini, kami melaporkan cara
memperoleh analogi-analogi yang baik untuk pengajaran
konsep-konsep medan listrik dari konsep-konsep medan
gravitasi, yang diharapkan bermanfaat dalam pengajaran

Para guru sering memakai analogi-analogi meski


pun tidak disadari. Saat mereka memulai penjelasan
sesuatu dengan Ini seperti ..., Ini mirip dengan ...,
atau Pandang cara kerjanya seperti ..., sesungguhnya
para guru sedang menggunakan sebuah analogi untuk
menerangkan sebuah konsep kepada muridnya.
Analogi adalah pembandingan keserupaankeserupaan antara dua konsep. Seringkali ditemui bahwa
konsep-konsep baru dari sistem-sistem rumit dan abstrak
sulit dijelaskan kepada para murid. Dengan analogianalogi, siswa dibantu membangun pengertian konsepkonsep baru dari konsep-konsep yang umum dan
diketahui dengan baik.
Namun demikian, analogi adalah pedang bermata
dua; ia dapat membantu pengertian namun juga dapat
mengarah kepada miskonsepsi [1]. Untuk ini pemakaian
analogi secara efektif harus dilakukan agar miskonsepsi
dapat dihindari. Glynn telah mengembangkan sebuah

78

JPFSM Vol. 1, No. 3, Agustus 2009

79

konsep-konsep medan gravitasi kepada siswa sekolah


menengah atas. Pengecualian-pengecualian terhadap
analogi-analogi ini juga didiskusikan.

+q2
+q1

2. Metode
Dalam membuat atau mencari analogi-analogi
untuk pengajaran konsep-konsep medan listrik,
metodologi yang digunakan mengacu kepada Model
Pengajaran dengan Analogi (ADA) [2]. Ada 6 langkah
yang harus dilakukan pengajar untuk menarik atau
memperoleh sebuah analogi:
a) Mengenalkan konsep target.
Konsep target adalah konsep yang tidak umum atau
tidak diketahui dengan baik dan akan diajarkan
kepada pada siswa.
b) Mereview atau mengulas lengkap konsep analogi.
Konsep analog adalah konsep yang umum atau
diketahui dengan baik dan biasanya telah lebih
dahulu diajarkan kepada para siswa.
c) Mengidentifikasi atau mencari fitur-fitur atau atributatribut relevan antara target dan analogi.
Mengumpulkan seluruh fitur/atribut baik dari konsep
target dan konsep analog untuk diidentifikasi.
d) Memetakan keserupaan antara konsep-konsep
analogi dan target.
Proses pembandingan seluruh fitur/atribut yang
diperoleh tersebut disebut pemetaan. Jika terdapat
banyak fitur/atribut serupa, sebuah analogi dapat
ditarik atau diambil. Makin banyak fitur/atribut
serupa berarti analoginya makin baik.
e) Mengidentifikasi atau mencari keadaan pengecualian
yang mana analogi tersebut tidak bekerja.
Fitur-fitur atau atribut-atribut yang tidak serupa
merupakan pengecualian dari analogi tersebut.
f) Mengambil kesimpulan-kesimpulan tentang konsepkonsep target.

3. Hasil-hasil dan Diskusi


Dari kurikulum yang digunakan di sekolah
menengah atas, pembelajaran konsep medan gravitasi
mendahului konsep medan listrik. Anggapan yang
diberlakukan adalah bahwa konsep-konsep medan
gravitasi telah diketahui dengan baik. Karena itu, dalam
Model ADA, konsep-konsep medan listrik menjadi
konsep-konsep target sedangkan konsep-konsep medan
gravitasi sebagai konsep analog.
Dalam memperkenalkan konsep-konsep medan
listrik terdapat dua besaran dasar yang terlibat, yaitu
muatan dan jarak serta dua besaran turunan, yaitu gaya
dan kuat medan listrik. Besarnya gaya (listrik) Coulomb
dari dua muatan, q1 dan q2, yang berjarak r seperti
dilukiskan dalam Gambar 1 dinyatakan sebagai [7]

F =k

q1 q 2
r2

dengan k = 9109 N m2 C-2 adalah tetapan.

(1)

(a)
-q2
-q1

F
(b)
-q2

+q1

F
(c)

+q2

-q1

F
(d)

Gambar 1 Gaya (listrik) Coulomb karena dua buah


muatan yang terpisah oleh suatu jarak. (a) dan (b)
keduanya bermuatan sama sehingga terjadi gaya tolakmenolak. (c) dan (d) satu bermuatan negatif dan yang lain
bermuatan positif sehingga terjadi gaya tarik-menarik.
Besar kuat medan listrik di suatu titik berjarak r
dari sebuah muatan q1 diberikan oleh [7]
E=k

q1
r2

(2)

Gambar 2 memberikan ilustrasi vektor kuat medan


listriknya. Arah kuat medan listrik menuju pusat muatan
untuk muatan negatif dan untuk muatan positif arah kuat
medan listrik sebaliknya, yaitu meninggalkan pusat
muatan.

JPFSM Vol. 1, No. 3, Agustus 2009

+q1

80

Tabel 1 Atribut-atribut dari gaya (listrik) Coulomb dan


gaya gravitasi Newton

E(r)

Gaya Listrik (target)

(a)

-q1

E(r)

(b)
Gambar 2 Kuat medan listrik di suatu jarak dari sebuah
muatan. Arah panah menunjukkan arah vektor kuat
medan listrik yang dihasilkan oleh sebuah muatan positif
(a) dan oleh sebuah muatan negatif (b).
Kemudian, konsep-konsep medan gravitasi sebagai
konsep-konsep analog akan dikaji. Kajian ini meliputi:
ulasan konsep-konsep medan gravitasi (konsep-konsep
analog), pencarian atau identifikasi fitur-fitur atau atributatribut relevan di konsep-konsep target (medan listrik)
dan analog (medan gravitasi), pemetaan keserupaan
antara konsep-konsep medan listrik dan medan gravitasi,
pencarian atau identifikasi keadaan-keadaan pengecualian
dari analogi tersebut, dan pengambilan kesimpulan.
rendah.
Ulasan tentang konsep-konsep medan gravitasi
dimulai dari gaya tarik-menarik antara dua buah massa,
m1 dan m2, yang berjarak r diberikan oleh gaya gravitasi
Newton yang besarnya dinyatakan oleh [8]

F =G

m1m2 ,
r2

(3)

dengan G = 6,6710-11 m3 kg-1 s-2 adalah tetapan.


Besar kuat medan gravitasi di suatu titik berjarak r
dari sebuah muatan m1 diberikan oleh [8]
g =G

m1 ,
r2

(4)

Persamaan (4) lebih sering disebut sebagai percepatan


gravitasi benda m1. Arah percepatan gravitasi selalu
menuju ke pusat benda m1.
Beberapa atribut, baik yang serupa maupun yang
tidak, dari gaya (listrik) Coulomb yang diberikan oleh
Persamaan (1) dan gaya gravitasi Newton seperti
dinyatakan oleh Persamaan (3) diperlihatkan dalam Tabel
1. Tabel 2 memberikan seluruh atribut dari kuat medan
listrik yang dinyatakan oleh Persamaan (2) dan kuat
medan gravitasi yang diberikan oleh Persamaan (4).

Berbanding terbalik
kuadrat jarak
Berbanding lurus
perkalian dua muatan
Tetapan kesebandingan
k
k bernilai sangat besar
Gaya listrik selain tarikmenarik (kedua muatan
berbeda) dapat juga
tolak-menolak (kedua
muatan sama)

Gaya Gravitasi
(analog)
Berbanding terbalik
kuadrat jarak
Berbanding lurus
perkalian dua massa
Tetapan kesebandingan
G
G bernilai sangat kecil
Gaya listrik hanya
tarik-menarik

Dari pembandingan seluruh atribut di Tabel 1


didapatkan atribut serupa yaitu gaya listrik/gravitasi
berbanding terbalik kuadrat jarak, berbanding lurus
perkalian dua muatan/massa, dan memiliki tetapan
kesebandingan k/G. Dengan demikian, analogi gaya
(listrik) Coulomb dengan gaya gravitasi Newton
dimungkinkan dengan pengecualian bahwa nilai tetapan
G sangat kecil sedangkan tetapan k sangat besar dan gaya
(listrik) Coulomb dapat tarik-menarik maupun tolakmenolak sedangkan gaya gravitasi Newton hanya tarikmenarik.
Tabel 2 Atribut-atribut dari kuat medan listrik dan
percepatan gravitasi
Kuat Medan Listrik
(target)
Berbanding terbalik
kuadrat jarak
Berbanding lurus
muatan
Tetapan kesebandingan
k
k bernilai sangat besar
Arah kuat medan listrik
menuju pusat muatan
negatif atau
meninggalkan pusat
muatan positif

Percepatan Gravitasi
(analog)
Berbanding terbalik
kuadrat jarak
Berbanding massa
Tetapan kesebandingan
G
G bernilai sangat kecil
Arah percepatan
gravitasi selalu menuju
pusat massa

Pembandingan seluruh atribut di Tabel 2


menghasilkan atribut serupa yaitu kuat medan
listrik/gravitasi berbanding terbalik kuadrat jarak,
berbanding lurus muatan/massa, dan memiliki tetapan
kesebandingan k/G. Jadi, kuat medan gravitasi
(percepatan gravitasi) dapat digunakan sebagai analogi
bagi kuat medan listrik dengan pengecualian bahwa nilai
tetapan G sangat kecil sedangkan tetapan k sangat besar
dan arah percepatan gravitasi selalu menuju pusat massa
sedangkan arah kuat medan listrik dapat menuju ke
maupun meninggalkan pusat muatan.

JPFSM Vol. 1, No. 3, Agustus 2009

Dari pembandingan atribut-atribut yang ada di


dalam Tabel 1 dan 2, maka dapat disimpulkan bahwa
konsep-konsep medan listrik (gaya Coulomb dan kuat
medan listrik) memiliki analogi dengan konsep-konsep
medan gravitasi (gaya gravitasi Newton dan percepatan
gravitasi). Dengan pengajaran yang baik bagi konsepkonsep medan gravitasi yang telah dilakukan sebelumnya,
maka diharapkan pengajaran konsep-konsep medan listrik
akan juga baik.

4. Kesimpulan
Dengan menggunakan Model Pengajaran dengan
Analogi (ADA), konsep-konsep medan listrik yang
diajarkan di sekolah menengah atas, yang terdiri dari
konsep gaya (listrik) Coulomb dan kuat medan listrik
telah ditunjukkan memiliki analogi-analogi dengan
konsep-konsep medan gravitasi yang meliputi konsep
gaya gravitasi Newton dan percepatan gravitasi.
Pengecualian-pengecualian terhadap analogi-analogi
tersebut juga telah diperoleh.

5. Ucapan Terima Kasih


Para penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada teman sejawat dalam Kelompok Pendidikan Fisika,
Program Studi Fisika, FMIPA ITB atas diskusi yang
mencerahkan.

Referensi
[1] S. M. Glynn, Conceptual bridges: Using analogies to
explain scientific concepts, The Science Teacher,
62(9), 25-27 (1995).
[2] S. M. Glynn, Explaining science concepts: A
teaching-with-analogies model. Dalam S. Glynn, R.
Yeany, & B. Britton (Eds.), The Psychology of
Learning Science Hillsdale, N.J.: Erlbaum, 1991,
219-240.
[3] D. Heywood, The place of analogies in science
education, Cambridge Journal of Education, 32(2),
233-247 (2002).
[4] A. G. Harrison dan D. F. Treagust, Teaching with
analogies: A case study in Grade-10 Optics, Journal
of Research in Science Teaching, 30(10), 1291-1307
(1993).
[5] T. Bryce and K. MacMillan, Encouraging conceptual
change: the use of bridging analogies in the teaching
of actionreaction forces and the at rest condition in
physics, International Journal of Science Education,
27(6), 737763 (2005).
[6] W. Gonzalez-Espada dan K. Trantham, How is
energy like money? Using analogies in physics
teaching, School Science Review, 86(317), 85-89
(2005).
[7] M. Abdullah, Fisika SMA untuk Kelas XII Semester
1 (3A), Jakarta, Esis, 2006, Bab 6.
[8] M. Abdullah, Fisika SMA untuk Kelas XI Semester 1
(2A), Jakarta, Esis, 2006, Bab 5.

81

Anda mungkin juga menyukai