TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar ahli madya
NERONZIE JULARDI
062408060
PERSETUJUAN
JuduI
RUANGAN
MENGGUNAKAN
Kategori
Nama
Nomor Induk Mahasiswa
Program Studi
Departemen
Fakultas
: TUGAS AKHIR
: NERONZIE JULARDI
: 062408060
: D3 FISIKA INSTRUMENTASI
: FISIKA
: MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA)UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA (USU)
Diluluskan di
Medan, Juni 2009
Pembimbing
Dr. M Situmorang
NIP. 130810771
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
ii
PERNYATAAN
SISTEM PENGATUR BUKA/TUTUP ATAP DAN
PEMANAS RUANGAN MENGGUNAKAN SENSOR CAHAYA LDR
DAN SENSOR SUHU LM 35
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri,kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
NERONZIE JULARDI
062408060
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
iii
PENGHARGAAN
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
iv
ABSTRAK
Kajian ini merupakan pembahasan mengenai sistem pengaturan atap dan suhu ruangan
pada rumah.Untuk melakukan pengaturan suhu digunakan sensor LM 35 dan untuk
atap digunakan sensor LDR.Hasil pengkuran data oleh LM35 selanjutnya akan diolah
oleh ADC 0804 menjadi data digital yang selanjutnya akan diproses oleh
mikrokontroler AT89S51.
Sensor yang dipasang sebagai umpan balik (feedback) dalam system akan
mengindra nilai suhu ruangan secara terus - menerus (real time). Hasil tersebut
sebelum dikirimkan kepada mikrokontroler untuk diolah telah dikonversikan dahulu
oleh ADC. Sensor ini mempunyai banyak sekali kegunaannya seperti untuk industri
pengecatan, perumahan modern, incubator, bidang pertanian, dan lainnya.
Dalam hal ini Instrumen Pengatur Buka/Tutup Atap dan Pemanas Ruangan
dirangkai dengan Mikrookontroler AT89S51 sebuah Sensor suhu LM 35 dan sebuah
sensor vahaya LDR , dilengkapi dengan display Seven Segment. Mikrokontroler
AT89S51 sebagai otak dari system, yang berfungsi mengolah data yang masuk dari
sensor, kemudian menampilkannya pada display Display Seven Segment..
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan
Pernyataan
ii
Penghargaan
iii
Abstrak
iv
Daftar isi
Daftar Tabel
vii
Daftar Gambar
viii
BAB 1 PENDAHULUAN
10
11
12
14
15
17
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
vi
18
2.6.1. Resistor
18
2.6.2 Kapasitor
19
2.6.3 Transistor
21
25
26
29
32
32
34
35
36
37
38
40
42
44
45
46
46
46
49
50
51
52
53
53
57
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
vii
60
5.1 Kesimpulan
60
5.2 Saran
60
DAFTAR PUSTAKA
61
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Konfigurasi Port 3 Mikrokontroller AT89S51
Tabel 4.1 Pengolahan Data Suhu Yang Terukur Oleh Rangkaian ADC Serta
Tampilan Hasil Pengolahan Data Pada Display Seven Segment
Tabel 4.2 Konversi Angka ke Bilangan Hexadesimal
30
50
54
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Gambar 2.10
Gambar 2.11
Gambar 2.12
Gambar 2.13
Gambar 2.14
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
Gambar 2.18
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
Gambar 3.4
Gambar 3.5
Gambar 3.6
Gambar 3.7
Gambar 3.8
Gambar 3.9
Gambar 4.1
Gambar 4.2
6
6
6
9
12
14
15
16
17
18
19
20
20
21
22
23
24
29
32
34
36
37
39
40
42
44
45
47
51
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
I.4
Batasan Masalah
Mengacu pada hal diatas, saya akan merancang System Pengaturan Atap dan Pemanas
Ruangan Otomatis, dengan batasan-batasan sebagai berikut :
1. Mikrokontroler yang digunakan adalah jenis AT89S51.
2. Untuk menggerakkan atap ruangan digunakan motor stepper.
3. Sensor hanya melihat kondisi siang hari dan kondisi malam hari sebagai
kondisi terbuka / tertutupnya atap.
I.5
Sistematika Penulisan
BAB
I.
PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, batasan masalah, serta sistematika penulisan.
BAB
II.
LANDASAN TEORI
Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang
digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian. Teori
pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S51 (hardware
dan software), bahasa program yang digunakan. serta karekteristik dari
komponen-komponen pendukung.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
BAB III.
PERANCANGAN ALAT
Pada bagian ini akan dibahas perancangan dari alat, yaitu diagram blok
dari rangkaian, skematik dari masing-masing rangkaian.
BAB IV.
PENGUJIAN ALAT
Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem kerja
alat, penjelasan mengenai program-program yang digunakan untuk
mengaktifkan rangkaian, dan diagram alir dari program yang akan
diisikan ke mikrokontroler AT89S51.
BAB V.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
BAB 2
LANDASAN TEORI
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
LM 35 ialah sensor temperatur paling banyak digunakan untuk praktek, karena selain
harganya cukup murah, linearitasnya juga lumayan bagus. LM35 tidak membutuhkan
kalibrasi eksternal yang menyediakan akurasi C pada temperatur ruangan dan
C pada kisaran -55 C to +150 C. LM35 dimaksudkan untuk beroperasi pada
-55 C hingga +150 C, sedangkan LM35C pada -40 C hingga +110 C, dan
LM35D pada kisran 0-100C. LM35D juga tersedia pada paket 8 kaki dan paket TO220. Sensor LM35 umunya akan naik sebesar 10mV setiap kenaikan 1C (300mV
pada 30 C).
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Pada perancangan kita tentukan keluaran ADC mencapai full scale pada saat
suhu 100C, sehingga tegangan keluaran tranduser (10mV/C x 100C) = 1V.
Pengukuran secara langsung saat suhu ruang, keluaran LM35 adalah 0,3V
(300mV). Tegangan ini diolah dengan mengunakan rangkaian pengkondisi sinyal agar
sesuai dangan tahapan masukan ADC. LM35 memiliki kelebihan kelebihan sebagai
berikut:
1. Dikalibrasi langsung dalam celsius
2. Memiliki faktor skala linear + 10.0 mV/C
3. Memiliki ketetapan 0,5C pada suhu 25C
4. Jangkauan maksimal suhu antara -55C sampai 150C
5. Cocok untuk aplikasi jarak jauh
6. Harganya cukup murah
7. Bekerja pada tegangan catu daya 4 sampai 30Volt
8. Memiliki arus drain kurang dari 60 uAmp
9. Pemanasan sendiri yang lambat ( low self-heating)
10. 0,08C diudara diam
11. Ketidaklinearanya hanya sekitar C
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
12. Memiliki Impedansi keluaran yang kecil yaitu 0,1 watt untuk beban 1
mAmp.
Sensor suhu tipe LM35 merupakan IC sensor temperatur yang akurat yang
tegangan keluarannya linear dalam satuan celcius. Jadi LM35 memiliki kelebihan
dibandingkan sensor temperatur linear dalam satuan kelvin, karena tidak memerlukan
pembagian dengan konstanta tegangan yang besar dan keluarannya untuk
mendapatkan nilai dalam satuan celcius yang tepat. LM35 memiliki impedansi
keluaran yang rendah, keluaran yang linear, dan sifat ketepatan dalam pengujian
membuat proses interface untuk membaca atau mengontrol sirkuit lebuh mudah. Pin
V+ dari LM35 dihubungkan kecatu daya, pin GND dihubungkan ke Ground dan pin
Vout- yang menghasilkan tegangan analog hasil pengindera suhu dihubungkan ke vin
(+) dan ADC 0804.
LDR
yang
digunakan
adalah
LDR
cadmium
Sulphide
Photoconductive
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Cell VCA 54 yang memiliki karakterristik nilai hambatannya akan turun jika
terdapat cahaya yang mengenai permukaannya.Dari pengujian resistansi LDR nilai
resistansi bisa mencapai 50 ohm dan batas resistansi tertinggi tak terhingga jika dalam
data sheet resistansi LDR bisa mencapai mencapai lebih dari 1 Mohm.LDR yang
memiliki hambatan yang tinggi saat cahaya kurang mengenai (gelap),dalam kondisi
seperti ini LDR dapat mencapai 1 M,akan tetapi saat LDR terkena cahaya hambatan
LDR akan turun secara drastis hingga mencapai 1,5 ojm?.Berikut ini adalah gambar
dari rangkaian sensor cahaya LDR.
VOutput =
x VCC
Pada LDR terkena cahaya maksimum dengan nilai resistansi sebesar 1,52 Ohm
VOutput =
VOutput =
x 5 = 4.98 Volt
adalah
analog?.Jawabannya
adalah
jika
kita
ingin
alat
elektronik
melakukan
pemprosesan
yang
kompleks
dengan
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
3. Penyimpanan data dalam bentuk digital lebih baik karena data disimpan dalam
bentuk bilangan biner. Selain itu kerusakan penyimpanan data secara digital
dapat diperbaharui.
Untuk dapat mengubah data dalam bentuk analog kedalam bentuk digital,maka
dibutuhkan suatu peralatan tambahan yang disebut Analog to Digital Conveter (ADC)
yang terkemas dalam bentuk chip IC. ADC berfungsi untuk mengubah sinyal analog
menjadi sinyal digital.Umumnya digunakan ADC 0804 8 bit untuk mengubah rentang
sinyal analog0-5V menjadi level digital 0-255.
eksternal
ADC,tipe
keluaran,ketepatan
dan
Waktu
konversinya.
ADC banyak tersedia di pasaran.Beberapa karakteristik dari ADC 0804 adalah
sebagai berikut :
a.
Memiliki
masukan
analog
yaitu
Vin(+)dan
Vin(-)
sehingga
masukan analog yang sebenarnya adalah selisih dari masukan kedua pin
{analog Vin = Vin(+)- Vin(-)}.Jika hanya satu masukan,maka Vin(-)
dihubungkan ke ground .Pada opersi normal,ADC menggunakan
Vcc=+5V sebagai tegangan refrensi,dan masukan analog memiliki
jangkauan dari 0 sampai 5V pada skala penuh.
b.
c.
d.
Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk mengubah sinyal analog menjadi
sinyal digital yang nilainya proposional. Jenis ADC yang biasanya digunakan dalam
perancangan adalah jenis successive approximation convertion atau pendekatan
bertingkat yang memiliki waktu konversi jauh lebih singkat dan tidak tergantung pada
nilai analog masukan analognya atau sinyal yang akan dirubah.Dalam gambar 2.5
memperlihatkan diagram blok tersebut.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Prinsip kerja dari converter A/D adalah semua bit-bit diset kemudian
diuji,yaitu melalui pendekatan berturut-turut untuk mencari nilai yang paling tepat.
Deretan data biner dihitung naik oleh register kemudian menghitung dengan mencoba
seluruh nilai bit mulai dari MSB dan diakhiri dengan LSB. Selama proses
perhitungan,register akan memonitor output komparator untuk melihat jika
perhitungan biner kurang atau lebih besar dari input analog. Dengan rangkaian yang
paling cepat,konversi akan diselesaikan sesudah 8 clock,dan keluaran D/A merupakan
nilai analog yang ekivalen dengan register SAR.
Apabila konversi telah dilaksanakan,rangkaian kembali mengirim sinyal
selesai konversi yang berlogika rendah. Sisi turun sinyal ini akan menghasilkan data
digital yang ekivalen ke dalam register buffer .Dengan demikian,keluaran digital akan
tetap tersimpan sekalipun akan di mulai siklus konversi yang baru.
IC ADC 0804 mempunyai dua masukan analog,Vin(+)dan Vin(-),sehingga
dapat menerima masukan diferensi. Masukan analog sebenarnya(Vin) sama dengan
selisih anatara tegangantegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin masukannya
yaitu Vin=Vin(+)-Vin(-). Kalau masukan analog berupa tegangan tunggal,tegangan
ini harus dihubungkan dengan Vin(+),sedangkan Vin(-) digroundkan. Untuk operasi
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Merupakan jalur keluaran data 8 bit.Pin merupakan data MSB dan pena 18
merupakan data LSB.
8. Pin 20 (V+)
Pin ini dihubungkan ke VCC 5 Volt.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Sesuai dengan gambar di atas, maka untuk menyalakan salah satu segment,
maka katodanya harus diberi tegangan 0 volt atau logika low. Misalnya jika segmen a
akan dinyalakan, maka katoda pada segment a harus diberi tegangan 0 volt atau logika
low, dengan demikian maka segment a akan menyala. Demikian juga untuk segmen
lainnya.
Pada seven segment tipe common katoda, katoda dari setiap LED dihubungkan
menjadi satu kemudian dihubungkan ke ground dan anoda dari masing-masing LED
berfungsi sebagai input dari seven segment, seperti ditunjukkan pada gambar berikut
ini :
minimal 3 volt atau logika high, dengan demikian maka segmen a akan menyala.
Demikian juga untuk segment lainnya.
Tampilan seven segment mempunyai dua tipe : Light Emitting Diode (LED)
dan Liquid Crystal Display (LCD). Dimana disini kita akan membahas tentang
karakteristik dari LED.
Pada gambar 2.10 di bawah ini ditunjukkan dasar susunan sebuah motor
langkah (stepper).
A
B
C
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
D
U
USU Repository 2009
A
B
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
2.6.2 Kapasitor
Elektroda
Elektroda
dan dipisahkan oleh sebuah insulator. Sedangkan bahan yang digunakan sebagai
insulator dinamakan dielektrik. Ketika kapasitor diberikan tegangan DC maka energi
listrik disimpan pada tiap elektrodanya. Selama kapasitor melakukan pengisian, arus
mengalir. Aliran arus tersebut akan berhenti bila kapasitor telah penuh. Yang
membedakan tiap-tiap kapasitor adalah dielektriknya. Berikut ini adalah jenis jenis
kapasitor yang dipergunakan dalam perancangan ini.
2.6.3 Transistor
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
E = emiter
B = basis
Didalam
pemakaiannya
transistor
dipakai
sebagai
komponen
saklar
Vcc
Vcc
IC
RB
Saklar On
VCE
VB
IB
VBE
I max =
Vcc
...(2.1)
Rc
hfe . I B =
IB =
Vcc
..(2.2)
Rc
Vcc
.(2.3)
hfe . Rc
Hubungan antara tegangan basis (VB) dan arus basis (IB) adalah :
IB =
VB VBE
.(2.4)
RB
VB = IB . RB + VBE..(2.5)
VB =
Vcc . R B
+ VBE (2.5)
hfe . Rc
Vcc . R B
+ VBE , maka transistor akan
hfe . Rc
Vcc
Vcc
IC
RB
Saklar Off
VCE
VB
IB
VBE
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
IC
(2.6)
hfe
IC = IB . hfe .(2.7)
IC = 0 . hfe ..(2.8)
IC = 0 ..(2.9)
Hal ini menyebabkan VCE sama dengan Vcc dapat dibuktikan dengan rumus :
Vcc
= Vc + VCE ..(2.10)
VCE
VCE
= Vcc ..(2.12)
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
5. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi
internal)
6. Empat buah programable port I/O yang masing-masing terdiri dari delapan
buah jalur I/O
7. Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART
8. Kemampuan untuk melaksanakan operasi aritmatika dan operasi logika
9. Kecepatan dalam melaksanakan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada
frekuensi 12 MHz.
Read Only Memory (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC kehilangan
catu daya. Sesuai dengan keperluannya, dalam susunan MCS-51 memori
penyimpanan program ini dinamakan sebagai memori program.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Random Access Memory (RAM) isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu
daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat program bekerja. RAM yang dipakai
untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.
Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan program yang sudah
baku dan diproduksi secara massal, program diisikan kedalam ROM pada saat IC
mikrokontroler dicetak dipabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler
menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang
disingkat menjadi PROM (PEROM). Dulu banyak UV-EPROM (Ultra Violet
Eraseable Programble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan setelah
ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.
Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah flash
PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat
bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89C4051 flash PEROM Programmer.
Memori data yang disediakan dalam chip AT89S51 sebesar 128 kilo byte meskipun
hanya kecil saja tapi untuk banyak keperluan memori kapasitas itu sudah cukup.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
sehingga P3.4 dan P3.5 tidak bisa dipakai untuk jalur input/output paralel kalau T0
dan T1 dipakai.
Port1 dan 2, UART, Timer 0, Timer 1 dan sarana lainnya merupakan yang
secara fisik merupakan RAM khusus, yang ditempatkan di Special Function Register
(SFR).
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Fungsi
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
RST (pin 9)
Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.
ALE/PROG (pin 30)
Address Latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari
alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input program
(PROG) selama memprogram Flash.
PSEN (pin 29)
Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.
EA (pin 31)
Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan
menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika
kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada
memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12
Volt.
XTAL1 (pin 19)
Input untuk clock internal.
XTAL2 (pin 18)
Output dari osilator.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
BAB 3
PERANCANGAN ALAT
Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan
dirancang. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram
blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1.
berikut ini:
Sensor
suhu
ADC
0804
Sensor
cahaya
Penguat
sinyal
Keypad
4x4
1 buah
relay
uC AT89S51
Driver
stepper
1 buah
Blower
Motor
stepper
Display
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
1. Sensor suhu (LM35) berfungsi untuk mengukur suhu ruangan kemudian output
sensor ini akan diinputkan ke ADC0804.
2. ADC0804 berfungsi untuk merubah tegangan analog dari sensor suhu menjadi
data digital 8 bit, sehingga data tersebut dapat diolah oleh mikrokontroler
AT89S51.
3. Sensor cahaya (LDR) berfungsi untuk mendeteksi ada tidaknya cahaya sinar
matahari yang kemudian output sensor ini di inputkan ke penguat sinyal.
4. Penguat sinyal berfungsi untuk memperkuat sinyal dari sensor cahaya menjadi
logika 1 dan logika 0, sehingga data tersebut dapat diolah oleh microkontroler
AT89S51.
5. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi untuk mengolah data digital yang dikirimkan
oleh ADC0804, selanjutnya mikrokontroller akan menampilkan nilai suhu yang
terukur pada seven segment kemudian membandingkannya dengan data tertentu
untuk kemudian mengambil tindakan (menghidupkan/mematikan blower).
6. Relay berfungsi sebagai perantara antara mikrokontroler yang memiliki tegangan
5 volt DC dengan blower yang memiliki tegangan 220 volt AC, sehingga blower
dapat dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S51.
7. Blower berfungsi untuk memanaskan ruangan yang akan dikendalikan oleh
mikrokontroler setelah mendapatkan data dari sensor suhu (LM35).
8. Display berfungsi untuk menampilkan hasil pembacaan suhu pada sensor suhu
(LM35) yang berada dalam ruangan.
9. Keypad 4 x 4 berfungsi untuk memasukkan nilai temperatur yang akan
dipertahankan di dalam ruangan.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
10. Driver stepper berfungsi untuk menggerakan motor stepper yang telah diolah data
dari mikrokontroler.
11. Motor stepper berfungsi untuk menggerakan atap,
Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada.
Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt,
keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian,
sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke relay. Rangkaian
power supplay ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :
Trafo CT
tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan
disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan
diratakan oleh kapasitor 3300 F. Dua buah dioda berikutnya berfungsi untuk
menahan arus yang ada pada regulator agar tidak balik jika terjadi penarikan arus
sesaat dari tegangan 12 volt. Regulator tegangan 5 volt (7805) digunakan agar
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan
masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Tegangan 12 volt
DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.
Untuk dapat menggerakkan drive motor stepper,maka alat dilengkapi dengan sebuah
sensor.Sensor yang digunakan adalah sensor cahaya LDR.
LDR atau Light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang nilai
hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterimanya.LDR dibuat dari Cadmium
Sulfida yang peka terhadap cahaya.Seperti yang telah diketahui bahwa cahaya
memiliki dua sifat yang berbeda yaitu sebagai gelombang elektromagnetik dan
foton/partikel energi (dualisme cahaya).Saat cahaya menerangi LDR,foton akan
menabrak ikatan cadmium sulfida dan melepaskan elektron.Semakin besar intensitas
cahaya yang datang,semakin banyak elektron yang terlepas dari ikatan.Sehingga
hambatan LDR akan turun saat cahaya meneranginya.LDR akan mempunyai
hambatan yang sangat besar saat tak ada cahaya yang mengenainya (gelap).Dalam
kondisi ini hambat n LDR mampu mencapai 1 M ohm.Akan tetapi saat terkena cahay
,hambatan LDR akan turun secara drastis,hingga kira-kira 250 ohm.
Tegangan tersebut belum dapat mengaktifkan transistor C945.Dengan
demikian tegangan kolektor-emitor berkisar antara 4,5V- 5V.Tegangan inilah yang
merupakan sinyal high(1) yang diumpankan pada mikrokontroler AT89S51.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Rangkaian Keypad berfungsi sebagai tombol untuk memasukan pin. Kemudian data
yang diketikkan pada keypad akan diterima oleh mikrokontroler AT89S51 untuk
kemudian diolah dan ditampilkan pada display seven segment. Rangkaian keypad
ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Rangkaian keypad yang digunakan adalah rangkaian keypad yang telah ada
dipasaran. Keypad ini terdiri dari 16 tombol yang hubungan antara tombol-tombolnya
seperti tampak pada gambar 3.3 di atas. Rangkaian ini dihubungkan ke port 2
mikrokontroler AT89S51.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Agar output yang dihasilkan oleh ADC bagus, maka tegangan refrensi ADC
harus benar-benar stabil, karena perubahan tegangan refrensi pada ADC akan
merubah output ADC tersebut. Oleh sebab itu pada rangkaian ADC di atas tegangan
masukan 12 volt dimasukkan ke dalam IC regulator tegangan 9 volt ( 7809) agar
keluarannya menjadi 9 volt, kemudian keluaran 9 volt ini dimasukkan kedalam
regulator tegangan 5 volt (7805), sehingga keluarannya menjadi 5 volt. Tegangan 5
volt inilah yang menjadi tegangan refrensi ADC. Dengan demikian walaupun
tegangan masukan turun setengahnya, yaitu dari 12 volt menjadi 6 volt, tegangan
refrensi ADC tetap 5 volt.
Output dari LM35 diinputkan ke pin 6 ADC yang merupakan pin input, ini
berarti setiap perubahan tegangan yang terjadi pada input ini maka akan terjadi
perubahan pada output ADC.
Keluaran dari rangkaian sensor suhu dihubungkan ke rangkaian ADC untuk
diubah datanya menjadi data biner agar dapat dikenali oleh mikrokontroler AT89S51.
Untuk mendapatkan Vref/2 digunakan dioda zener 5,1 volt, kemudian
outputnya dihubungkan ke rangkaian pembagi tegangan.
Output dari ADC dihubungkan ke mikrokontroler, sehingga setiap perubahan
output ADC yang disebabkan oleh perubahan inputnya (sensor temperatur LM 35)
akan diketahui oleh mikrokontoler.
Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada.
Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S51. Pada IC
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang
dikehendaki. Rangkaian mikrokontroler ditunjukkan pada gambar 3.5 berikut ini:
Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3. Pin 32
sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit. Pin 1 sampai 8 adalah
port 1. Pin 21 sampai 28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3 Pin 40
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
t=
R x C =
10 K x 10 F =
1 m det ik
Jadi 1 mili detik setelah power aktif pada IC kemudian program aktif.
Relay ini berfungsi sebagai saklar elektronik yang dapat menghidupkan / mematikan
peralatan elektronik (dalam hal ini blower). Rangkaian relay pengendali blower
tampak seperti gambar di bawah ini :
Blower
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
kolektor tidak terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor menjadi 12 volt,
keadaan ini menyebabkan tidak aktif.
Kumparan pada relay akan menghasilkan tegangan singkat yang besar ketika
relay dinon-aktifkan dan ini dapat merusak transistor yang ada pada rangkaian ini.
Untuk mencegah kerusakan pada transistor tersebut sebuah dioda harus dihubungkan
ke relay tersebut. Dioda dihubungkan secara terbalik sehingga secara normal dioda ini
tidak menghantarkan. Penghantaran hanya terjadi ketika relay dinon-aktifkan, pada
saat ini arus akan terus mengalir melalui kumparan dan arus ini akan dialirkan ke
dioda. Tanpa adanya dioda arus sesaat yang besar itu akan mengalir ke transistor,
yang mengakibatkan kerusakan pada transistor.
Rangkaian ini juga dilengkapi dengan LED indicator, dimana LED indikator ini akan
menyala, jika relay aktif dan sebaliknya, LED indikator ini akan mati jika relay tidak
aktif. LED indikator ini dikendalikan oleh sebuah transistor jenis PNP, dimana basis
transistor ini mendapatkan input dari kolektor transistor C945. Transistor tipe PNP
akan aktif jika mendapat tegangan 0 volt pada basisnya.
Rangkaian driver motor stepper ini berfungsi untuk memutar motor stepper searah /
berlawanan arah dengan arah jarum jam. Mikrokontroler tidak dapat langsung
mengendalikan putaran dari motor stepper, karena itu dibutuhkan driver sebagai
perantara antara mikrokontroler dan motor stepper, sehingga perputaran dari motor
stepper dapat dikendalikan oleh mikrokontroler. Rangkaian driver motor stepper
ditunjukkan pada gambar 3.7 berikut ini :
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
VCC
VCC
III
5V
5V
1.0k
1.0k
Tip 127
Tip 127
18
2SC945
330
18
VCC
5V
2SC945
330
VCC
5V
1.0k
AT89C4051
VCC
Kumparan1
Tip 122
Kumparan4
18
VCC
2SC945
5V
330
Kumparan2
1.0k
5V
AT89C4051
Tip 122
Motor
18
1.0k
Kumparan3
2SC945
330
1.0k
Tip 127
18
Tip 127
18
II
IV
2SC945
330
2SC945
VCC
5V
1.0k
1.0k
AT89C4051
Tip 122
18
2SC945
330
330
VCC
5V
Tip 122
AT89C4051
18
2SC945
330
kolektornya
medan magnet. Medan magnet inilah yang akan menarik motor untuk mengarah ke
arah kumparan yang menimbulkan medan magnet tersebut.
Sedangkan rangkaian II, III dan IV karena pada inputnya diberi logika low, maka
kumparannya tidak menimbulkan medan magnet, sehingga motor tidak tertarik oleh
kumparan-kumparan tersebut.
Demikian seterusnya untuk menggerakkan motor agar berputar maka harus diberikan
logika high secara bergantian ke masing-masing input dari masing-masing rangkaian.
Rangkaian display seven segment ini berfungsi untuk menampilkan nilai dari hasil
pengukuran temperatur. Rangkaian display seven segment ditunjukkan pada gambar
3.8 berikut ini :
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
BAB 4
Pengujian pada bagian rangkaian power supplay ini dapat dilakukan dengan mengukur
tegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan volt meter digital. Pada
power supplay ini terdapat dua keluaran. Dari hasil pengujian diperoleh tegangan
keluaran pertama sebesar + 5,1 volt. Tegangan ini dipergunakan untuk mensupplay
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
tegangan 4,0 sampai dengan 5,5 volt, sehingga tegangan 5,1 volt ini cukup untuk
mensupplay tegangan ke mikrokontroler AT89S51. Sedangkan tegangan keluaran
kedua sebesar 11,9 volt. Tegangan ini digunakan untuk mensupplay tegangan ke
relay., dimana relay dapat aktip pada tegangan 9 sampai 15 volt, sehingga tegangan
ini sudah memenuhi syarat untuk mengaktifkan relay.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Jika terjadi penekanan pada Tbl 1, maka P2.0 akan terhubung ke P2.4 yang
menyebabkan P2.4 juga akan mendapatkan logika low (0). Seperti berikut :
Data pada port 2 akan berubah menjadi EEH. Data inilah sebagai indikasi adanya
penekanan pada tombol 1.
Jika terjadi penekanan pada Tbl 2, maka P2.0 akan terhubung ke P2.5 yang
menyebabkan P2.5 juga akan mendapatkan logika low (0). Seperti berikut:
Data pada port 2 akan berubah menjadi DEH. Data inilah sebagai indikasi adanya
penekanan pada tombol 2. Demikian seterusnya untuk tombol-tombil yang lain.
Program yang diisikan pada mikrokontroler untuk menguji rangkaian keypad adalah
sebagai berikut:
Tombol1:
Mov P0,#0FEH
Mov a,P0
Cjne a,#0EEH,Tombol2
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Setb P3.7
Sjmp Tombol1
Tombol2:
Cjne a,#0DEH,Tombol1
Clr P3.7
Sjmp Tombol1
Program diatas akan menunggu penekanan pada tombol 1 dan tombol 2, jika tombol 1
ditekan, maka program akan menyalakan LED yang ada pada P3.7. Jika tombol 2
ditekan, maka program akan mematikan LED yang ada pada P3.7.
Jika rangkaian telah berjalan sesuai program yang diberikan, maka rangkaian telah
berfungsi dengan baik.
dihubungkan
dengan
rangkaian
display
seven
segment.
Mikrokontroler diisi dengan program untuk membaca nilai yang ada pada rangkaian
ADC, kemudian hasil pembacaannya ditampilkan
mov 70h,a
mov a,b
mov b,#10
div ab
mov 71h,a
mov 72h,b
Dengan program di atas, maka akan tampil nilai temperatur yang dideteksi
oleh sensor temperatur. Dengan demikian maka rangkaian ini telah berfungsi dengan
baik. Dari hasil pengujian didapatkan data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Pengolahan data suhu yang terukur oleh rangkaian ADC serta
tampilan hasil pengolahan data pada display seven segment
Tampilan
Suhu terukur
Output LM35
Output ADC
27 derajat
270 miliVolt
00011011
027
28 derajat
280 miliVolt
00011100
028
29 derajat
290 miliVolt
00011101
029
30 derajat
300 miliVolt
00011110
030
31 derajat
310 miliVolt
00011111
031
32 derajat
320 miliVolt
00010000
032
33 derajat
330 miliVolt
00010001
033
( Display )
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Dalam perakitan sensor cahaya ada 3 langkah yang dilakukan pertama adalah
pengujian karakteristik LDR, kedua perancangan sensor cahaya dan yang ketiga
adalah pengujian sensor cahaya. Pengujian LDR dilakukan dengan cara memberikan
sumber cahaya berupa lampu 100 watt yang dapat diseting intensitas cahayanya,
kemudian pin LDR dihubungkan ke multimeter digital. Pada saat pengujian lux meter
digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya lampu. Pembacaan pada multimeter
berupa kenaikan dan penurunan nilai resistansi dari LDR, idealnya ketika LDR
terkena cahaya hambatan atau resistansinya akan menurun dan sebaliknya jika LDR
tidak tekena cahaya maka nilai hambatannya akan naik. Berikut ini adalah gambar
ilustrasi dari pengujian karakteristik LDR.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke P3.7 selama
0,13 detik kemudian mematikannya selama 0,13 detik secara terus menerus.
Perintah Setb P3.7 akan menjadikan P3.7 berlogika high yang menyebabkan LED
mati. Acall tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah Clr
P3.7 akan menjadikan P3.7 berlogika low yang menyebabkan LED akan nyala.
Perintah Acall tunda akan menyebabkan LED ini nyala selama beberapa saat.
Perintah Sjmp Loop akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan
tampak LED tersebut tampak berkedip.
Pengujian rangkaian relay dapat dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt dan 0
volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan transistor jenis NPN,
transistor jenis ini akan aktif jika pada basis diberi tegangan > 0,7 volt dan tidak aktif
jika pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktifnya transistor akan mengaktifkan
relay. Pada alat ini relay digunakan untuk memutuskan hubungan blower ke tegangan
PLN, dimana hubungan yang digunakan adalah normally open (NO), dengan
demikian jika relay aktif maka hubungan blower ke tegangan PLN akan terhubung,
sehingga blower hidup, sebaliknya jika relay tidak aktif, maka blower dengan
tegangan PLN akan terputus, sehingga blower mati.
Pengujian dilakukan dengan memberikan tegangan 5 volt pada basis transistor,
jika relay aktif dan hubungan blower dengan tegangan PLN terhubung, sehingga
blower hidup, maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.
Pengujian selanjutnya dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian ini ke
mikrokontroler pada P0.1 kemudian memberikan program sederhana pada
mikrokontroler AT89S51. Program yang diberikan adalah sebagai berikut:
Setb P0.1
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika high pada P0.1, sehingga P0.1 akan
mendapatkan tegangan 5 volt. Tegangan 5 volt ini akan mengaktifkan transistor C945,
sehingga relay juga menjadi aktip dan hubungan blower dengan tegangan PLN
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Clr P0.1
. . . . . . . .
Perintah di atas akan memberikan logika low pada P0.1, sehingga P0.1 akan
mendapatkan tegangan 0 volt. Tegangan 0 volt ini akan menonaktifkan transistor
C945, sehingga relay juga menjadi tidak aktif dan hubungan blower dengan tegangan
PLN terputus, sehingga blower mati.
Pengujian pada rangkaian ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini
dengan rangkaian mikrokontroler, kemudian memberikan data tertentu pada port serial
dari mikrokontroler. Seven segment yang digunakan adalah common anoda, dimana
sement akan menyala jika diberi logika 0 dan sebaliknya segmen akan mati jika diberi
logika 1.
Dari hasil pengujian diperoleh data yang harus dikirimkan ke port serial untuk
menampilkan angka desimal adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Konversi angka ke bilangan hexadesimal
Angka
0EDH
19H
89H
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
0C5H
83H
03H
0E9H
01h
81H
21H
equ
21h
bil1
equ
0edh
bil2
equ
19h
bil3
equ
89h
bil4
equ
0c5h
bil5
equ
83h
bil6
equ
03h
bil7
equ
0e9h
bil8
equ
01h
bil9
equ
81h
Loop:
mov sbuf,#bil0
Jnb ti,$
Clr ti
sjmp loop
Loop:
mov sbuf,#bil1
Jnb ti,$
Clr ti
mov sbuf,#bil2
Jnb ti,$
Clr ti
mov sbuf,#bil3
Jnb ti,$
Clr ti
sjmp loop
Program di atas akan menampilkan angka 1 pada seven segment ketiga, angka
2 pada seven segment kedua dan angka 3 pada seven segment pertama.
Pengujian pada rangkaian driver motor stepper ini dilakukan dengan menghubungkan
input rangkaian driver motor stepper ini dengan rangakaian mikrokontroler
AT89S8252 dan menghubungkan output dari rangkaian driver motor stepper ini
dengan motor stepper, kemudian memberikan program sebagai berikut:
Loop:
Clr P0.3
Setb P0.0
Acall Tunda
Clr P0.0
Setb P0.1
Acall Tunda
Clr P0.1
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Setb P0.2
Acall Tunda
Clr P0.2
Setb P0.3
Acall Tunda
Sjmp Loop
Tunda:
Mov R7,#50
Tnd:
Mov R6,#255
Djnz r6,$
Djnz r7,Tnd
Ret
Program di atas akan memberikan logika high secara bergantian pada input
dari driver motor stepper, dimana input dari jembatan masing-masing dihubungkan ke
P0.0,P0.1, P0.2 dan P0.3. Dengan program di atas maka motor akan bergerak searah
dengan arah putaran jarum jam (menutup atap). Untuk memutar dengan arah
sebaliknya, maka diberikan program sebagai berikut :
Loop:
Clr P0.0
Setb P0.3
Acall Tunda
Clr P0.0
Setb P0.3
Acall Tunda
Clr P0.2
Setb P0.1
Acall Tunda
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Clr P0.1
Setb P0.0
Acall Tunda
Sjmp Loop
Tunda:
Mov R7,#50
Tnd:
Mov R6,#255
Djnz r6,$
Djnz r7,Tnd
Ret
Dengan program di atas, maka motor akan berputar berlawanan arah dengan
arah putaran jarum jam (membuka atap). Tunda digunakan untuk mengatur kecepatan
putar dari motor. Semakin besar nilai yang diberikan pada tunda, maka perputaran
motor akan semakin lambat, dan sebaliknya.
Setelah dilakukan pengujian secara kaeseluruhan pada alat tersebut yang merupakan
gabungan dari beberapa jenis rangkaian dengan fungsi dan karakteristik yang berbedabeda yang tersusun menjadi satu kesatuan.Walaupun tiap rangkaian memiliki fungsi
dan karakteristik yang berbeda-beda,tetapi dalam mekanisme kerja semua rangkaian
rangkaian tersebut saling melakukan kerja yang terintegrasi.Sehingga kerja yang
dihasilkan juga sesuai dengan yang diharapkan.Rangkaian-rangkaian tersebut
selanjutnya dihubungkan sedemikian rupa anatara satu dengan lainnya sesuai dengan
mekanisme kerja yang diharapkan.Adapun rangkaian yang diuji adalah rangkaian
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
memberikan logika high atau logika low. Jika logika high maka transistor
akan high menyebabkan tegangan 12 Volt mengalir sehingga relay hidup
dan mengaktifkan blower. Jika tidak terjadi hal demikian maka perlu
dianalisa kerusakannya apakah transistor,jalur dari rangkaian relay dari
mikrokontroller atau jalur blower ada yang rusak.
4. Jika sensor cahaya terkena cahaya matahari, maka nilai tahanan LDR akan
berkurang sehingga arus yang mengalir semakin besar.Jika intensitas
bertambah maka pengeluaran akan high dan sinyal high ini akan dikirim ke
mikrokontroller dan mikrokontroller mengirim sinyal ke driver motor
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
stepper sehingga motor stepper akan berputar ke kiri atau ke kanan sesuai
dengan program yang diberikan.
5. Jika rangkaian tidak ada yang terhubung singkat atau bocor atau jika ada
komponen yang rusak maka rangkaian akan berjalan sesusia yang
diinginkan.
6. Jika ada kerusakan pada rangkaian maka diperiksa tiap sambungan ataupun
tiap jalur menggunakan multimeter.
Dengan demikian maka rangkaian dapat berjalan dengan baik apabila telah sesuai
pada ketentuan diatas.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
BAB 5
5.1 Kesimpulan
1. Sensor temperature yang digunakan, yaitu LM35 mengalami perubahan pada
outputnya 10 miliVolt setiap derajat celcius.
2. Mikrokontroller tidak dapat mengendalikan blower secara langsung, karena itu
digunakan relay untuk mengendalikannya.
3. Mikrokontroller AT89S51 tidak dapat mengenali data analog, karena itu
dibutuhkan ADC
5.2 Saran
1. Blower memiliki suhu yang terbatas, sehingga jika pengguna menginginkan
suhu yang lebih tinggi sebaiknya digunakan heater.
2. Agar tampilan display lebih bagus, sebaiknya digunakan LCD.
3. Untuk meningkatkan ke-efektifitasan pengukuran dan pengendalian temperatur
pada ruangan, perlu dirancang suatu perangkat tambahan untuk menggantikan
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Clr Saklar
clr intrupt
acall tadc
setb intrupt
nop
Cek_Suhu:
jb intrupt,$
acall tadc
mov a,p2
mov b,#3
subb a,b
mov 68h,a
mov b,#100
div ab
mov 70h,a
mov a,b
mov b,#10
div ab
mov 71h,a
mov 72h,b
mov r0,70h
acall transfer
mov 73h,r1
mov r0,71h
acall transfer
mov 74h,r1
mov r0,72h
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
acall transfer
mov 75h,r1
acall kirim
Tbl_Bintang:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0e7h,Cek_Suhu ; tombol * setting nilai
Recek_Bintang:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0e7h,Recek_Bintang
Utama:
Clr Saklar
acall delay
mov sbuf,#Kosong
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,#Kosong
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,#Kosong
jnb ti,$
clr ti
tbl_Satu:
mov p1,#7fh
mov a,p1
cjne a,#77h,Tbl_Nol
mov 73h,#bil1
Mov 70h,#1
acall tampil
Recek_tbl_Satu:
mov a,p1
cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu
ljmp Tbl_Satu1
Tbl_Nol:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0ebh,Tbl_Satu
mov 73h,#bil0
Mov 70h,#0
acall tampil
Recek_tbl_Nol:
mov p1,#0efh
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
mov a,p1
cjne a,#0ebh,Recek_tbl_Nol
Ljmp Tbl_Satu1
tampil:
mov sbuf,73h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,#Kosong
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,#Kosong
jnb ti,$
clr ti
ret
tbl_Satu1:
acall reset
acall delay
mov p1,#7fh
mov a,p1
cjne a,#77h,tbl_Dua1
mov 74h,#bil1
Mov 71h,#1
acall tampil1
Recek_tbl_Satu1:
mov a,p1
cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu1
ljmp Tbl_Satu2
tbl_Dua1:
cjne a,#7bh,tbl_Tiga1
mov 74h,#bil2
Mov 71h,#2
acall tampil1
Recek_tbl_Dua1:
mov a,p1
cjne a,#7bh,Recek_tbl_Dua1
ljmp Tbl_Satu2
tbl_Tiga1:
cjne a,#7dh,Tbl_Empat1
mov 74h,#bil3
Mov 71h,#3
acall tampil1
Recek_tbl_Tiga1:
mov a,p1
cjne a,#7dh,Recek_tbl_Tiga1
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
ljmp Tbl_Satu2
Tbl_Empat1:
mov p1,#0bfh
mov a,p1
cjne a,#0b7h,Tbl_Lima1
mov 74h,#bil4
Mov 71h,#4
acall tampil1
Recek_tbl_Empat1:
mov p1,#0bfh
mov a,p1
cjne a,#0b7h,Recek_tbl_Empat1
Ljmp Tbl_Satu2
Tbl_Lima1:
cjne a,#0bbh,Tbl_Enam1
mov 74h,#bil5
Mov 71h,#5
acall tampil1
Recek_tbl_Lima1:
mov a,p1
cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima1
ljmp Tbl_Satu2
Tbl_Enam1:
cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh1
mov 74h,#bil6
Mov 71h,#6
acall tampil1
Recek_tbl_Enam1:
mov a,p1
cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam1
ljmp Tbl_Satu2
Tbl_Tujuh1:
mov p1,#0dfh
mov a,p1
cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan1
mov 74h,#bil7
Mov 71h,#7
acall tampil1
Recek_tbl_Tujuh1:
mov p1,#0dfh
mov a,p1
cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh1
ljmp Tbl_Satu2
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Tbl_Delapan1:
cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan1
mov 74h,#bil8
Mov 71h,#8
acall tampil1
Recek_tbl_Delapan1:
mov a,p1
cjne a,#0dbh,Recek_tbl_Delapan1
ljmp Tbl_Satu2
Tbl_Sembilan1:
cjne a,#0ddh,Tbl_nol1
mov 74h,#bil9
Mov 71h,#9
acall tampil1
Recek_tbl_Sembilan1:
mov a,p1
cjne a,#0ddh,Recek_tbl_Sembilan1
ljmp Tbl_Satu2
Tbl_Nol1:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0ebh,Balik_Tbl_Satu1
mov 74h,#bil0
Mov 71h,#0
acall tampil1
Recek_tbl_Nol1:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0ebh,Recek_tbl_Nol1
Ljmp Tbl_Satu2
Balik_Tbl_Satu1:
Ljmp Tbl_Satu1
tampil1:
mov sbuf,74h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,73h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,#Kosong
jnb ti,$
clr ti
ret
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Tbl_Satu2:
acall reset
acall delay
mov p1,#7fh
mov a,p1
cjne a,#77h,tbl_Dua2
mov 75h,#bil1
Mov 72h,#1
acall tampil2
Recek_tbl_Satu2:
mov a,p1
cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu2
ljmp Tbl_Satu3
tbl_Dua2:
cjne a,#7bh,tbl_Tiga2
mov 75h,#bil2
Mov 72h,#2
acall tampil2
Recek_tbl_Dua2:
mov a,p1
cjne a,#7bh,Recek_tbl_Dua2
ljmp Tbl_Satu3
tbl_Tiga2:
cjne a,#7dh,Tbl_Empat2
mov 75h,#bil3
Mov 72h,#3
acall tampil2
Recek_tbl_Tiga2:
mov a,p1
cjne a,#7dh,Recek_tbl_Tiga2
ljmp Tbl_Satu3
Tbl_Empat2:
mov p1,#0bfh
mov a,p1
cjne a,#0b7h,Tbl_Lima2
mov 75h,#bil4
Mov 72h,#4
acall tampil2
Recek_tbl_Empat2:
mov p1,#0bfh
mov a,p1
cjne a,#0b7h,Recek_tbl_Empat2
Ljmp Tbl_Satu3
Tbl_Lima2:
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
cjne a,#0bbh,Tbl_Enam2
mov 75h,#bil5
Mov 72h,#5
acall tampil2
Recek_tbl_Lima2:
mov a,p1
cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima2
ljmp Tbl_Satu3
Tbl_Enam2:
cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh2
mov 75h,#bil6
Mov 72h,#6
acall tampil2
Recek_tbl_Enam2:
mov a,p1
cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam2
ljmp Tbl_Satu3
Tbl_Tujuh2:
mov p1,#0dfh
mov a,p1
cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan2
mov 75h,#bil7
Mov 72h,#7
acall tampil2
Recek_tbl_Tujuh2:
mov p1,#0dfh
mov a,p1
cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh2
ljmp Tbl_Satu3
Tbl_Delapan2:
cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan2
mov 75h,#bil8
Mov 72h,#8
acall tampil2
Recek_tbl_Delapan2:
mov a,p1
cjne a,#0dbh,Recek_tbl_Delapan2
ljmp Tbl_Satu3
Tbl_Sembilan2:
cjne a,#0ddh,Tbl_nol2
mov 75h,#bil9
Mov 72h,#9
acall tampil2
Recek_tbl_Sembilan2:
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
mov a,p1
cjne a,#0ddh,Recek_tbl_Sembilan2
ljmp Tbl_Satu3
Tbl_Nol2:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0ebh,Balik_Tbl_Satu2
mov 75h,#bil0
Mov 72h,#0
acall tampil2
Recek_tbl_Nol2:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0ebh,Recek_tbl_Nol2
Ljmp Tbl_Satu3
Balik_Tbl_Satu2:
Ljmp Tbl_Satu2
tampil2:
mov sbuf,75h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,74h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,73h
jnb ti,$
clr ti
ret
Reset:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0eeh,Tdk_reset
Ljmp Utama
; tombol D reset
Tdk_reset:
ret
Tbl_Satu3:
acall reset
mov p1,#7fh
mov a,p1
cjne a,#7eh,Tbl_Satu3
Setb Saklar
; tombol A
enter
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
Simpan_Data:
mov a,70h
mov b,#100
mul ab
mov 60h,a
mov a,71h
mov b,#10
mul ab
mov 61h,a
mov a,72h
mov 62h,a
mov a,60h
mov b,61h
add a,b
mov b,62h
add a,b
mov 63h,a
; nilai ratusan
; nilai puluhan
; Nilai satuan
clr intrupt
acall tadc
setb intrupt
nop
Nilai_Suhu:
jb intrupt,$
acall tadc
mov a,p2
mov b,#3
subb a,b
mov 68h,a
mov b,#100
div ab
mov 70h,a
mov a,b
mov b,#10
div ab
mov 71h,a
mov 72h,b
mov r0,70h
acall transfer
mov 73h,r1
mov r0,71h
acall transfer
mov 74h,r1
mov r0,72h
acall transfer
mov 75h,r1
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
acall kirim
Tbl_Call:
mov p1,#0dfh
mov a,p1
cjne a,#0deh,No_Call
; Tombol C tampilkan nilai pembanding
Recek_tbl_Call:
mov p1,#0dfh
mov a,p1
cjne a,#0deh,Recek_tbl_Call
Clr saklar
ljmp Pembanding
No_Call:
mov a,68h
cjne a,63h,cek_carry
Clr Saklar
Sjmp Nilai_Suhu
Cek_Carry:
mov a,psw
anl a,#80h
cjne a,#80h,Cek_Carry1
Setb Saklar
Sjmp Nilai_Suhu
Cek_Carry1:
Clr Saklar
Sjmp Nilai_Suhu
Pembanding:
mov a,63h
mov b,#100
div ab
mov 70h,a
mov a,b
mov b,#10
div ab
mov 71h,a
mov 72h,b
mov r0,70h
acall transfer
mov 73h,r1
mov r0,71h
acall transfer
mov 74h,r1
mov r0,72h
; hasil pembanding
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
acall transfer
mov 75h,r1
Nilai_Pembanding:
acall kirim
Tbl_Back:
mov p1,#0bfh
mov a,p1
cjne a,#0beh,Setting_Ulang ; Tombol B balik ke cek suhu
Recek_tbl_Back:
mov p1,#0bfh
mov a,p1
cjne a,#0beh,Recek_tbl_Back
Ljmp Nilai_Suhu
Setting_Ulang:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0edh,Nilai_Pembanding ; Tombol # setting ulang
Recek_Setting_Ulang:
mov p1,#0efh
mov a,p1
cjne a,#0edh,Recek_Setting_Ulang
Ljmp Utama
transfer:
cjne r0,#0h,satu
mov r1,#bil0
ret
satu:
cjne r0,#01h,dua
mov r1,#bil1
ret
dua:
cjne r0,#02h,tiga
mov r1,#bil2
ret
tiga:
cjne r0,#03h,empat
mov r1,#bil3
ret
empat:
cjne r0,#04h,lima
mov r1,#bil4
ret
lima:
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
cjne r0,#05h,enam
mov r1,#bil5
ret
enam:
cjne r0,#06h,tujuh
mov r1,#bil6
ret
tujuh:
cjne r0,#07h,delapan
mov r1,#bil7
ret
delapan:
cjne r0,#08h,sembilan
mov r1,#bil8
ret
sembilan:
cjne r0,#09h,transfer
mov r1,#bil9
ret
tampil_Nilai:
mov sbuf,75h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,74h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,73h
jnb ti,$
clr ti
acall Tunda
ret
delay:
mov r7,#5
dly:
mov r6,#255
dl:
mov r5,#255
djnz r5,$
djnz r6,dl
djnz r7,dly
ret
kirim:
mov sbuf,75h
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,74h
jnb ti,$
clr ti
mov sbuf,73h
jnb ti,$
clr ti
acall tunda
ret
tunda:
mov r7,#255
tnd: mov r6,#255
djnz r6,$
djnz r7,tnd
ret
tadc:
adc:
mov r7,#80h
mov r6,#40h
djnz r6,$
djnz r7,adc
ret
end.
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
;============;
; program atap
;
;============;
batas bit
p0.6
sensor bit
p0.7
mov a,#11h
utama:
mov p2,a
rl a
call tunda
jb batas,utama
mov p2,#0h
mulai:
jnb sensor,tutup
call buka_atap
jmp mulai
tutup:
mov a,#11h
loop_tutup:
mov p2,a
rl a
call tunda
jb batas,loop_tutup
mov p2,#0h
jmp mulai
buka_atap:
mov a,#11h
loop_buka:
mov p2,a
rr a
call tunda
jb p0.5,loop_buka
mov p2,#0h
ret
tunda:
mov r7,#100
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009
tnd:
mov r6,#20
djnz r6,$
djnz r7,tnd
ret
end
Neronzie Julardi : Sistem Pengatur Buka/Tutup Atap Dan Pemanas Ruangan Menggunakan Sensor Cahaya Ldr Dan
Sensor Suhu Lm 35, 2009.
USU Repository 2009