Anda di halaman 1dari 27

Else Susanti

PENDAHULUAN
Glaukoma adalah salah satu penyebab utama
kebutaan dan rusaknya penglihatan di seluruh
belahan dunia.
Di Indonesia, glaukoma diderita oleh 3% dari total
populasi penduduk.
Pada kebanyakan kasus, peningkatan tekanan di
dalam bola mata menjadi faktor resiko terpenting
sebagai penyebab glaukoma

FISIOLOGI HUMOR AQUEOS

Humor Aqueus dari corpus siliaris BMB melalui pupil


sudut BMD melalui trabekula Kanal schlemm
saluran kolektor pleksus vena dijaringan sklera dan
episklera juga ke V.siliaris anterior

Tekanan bola mata akan naik bila :


Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata sedang
pengeluaran pada anyaman trabekulum normal ( glaukoma
hipersekresi )
Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari
bilik mata belakang ke bilik mata depan ( glaukoma blokade
pupil )
Pengeluaran di sudut bilik mata terganggu ( glaukoma
simpleks, glaukoma sudut tertutup, glaukoma sekunder akibat
goniosinekia )

DEFINISI
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos berarti
hijau kebiruan, yang memberikan kesan warna
tersebut pada pupil penderita glaukoma.

Kelainan mata glaukoma ditandai dengan


meningkatnya tekanan bola mata, pencekungan
(cuping) diskus optikus, dan menciutnya lapang
pandang.

ETIOLOGI
Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik
mata atau di celah pupil (glaukoma hambatan pupil).
Penyakit keturunan.
Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam
mata (glaukoma sekunder).
Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.

GLAUKOMA SUSPEK
Pada pasien dengan pengukuran tekanan bola matanya
normal akan tetapi menunjukkan gejala glaukoma lainnya
seperti lapang pandangan dan ekskavasi papil glaukomatosa.
Bila pasien memperlihatkan gejala glaukoma tidak lengkap
maka diperlukan beberapa uji provokasi seperti :
Uji minum air dan uji steroid untuk glaukoma sudut
terbuka
Uji midriatika dan uji kamar gelap untuk sudut sempit

Klasifikasi Glaukoma
Glaukoma primer.
Glaukoma primer sudut terbuka
Glaukoma primer sudut tertutup

Glaukoma sekunder
Glaukoma kongenital
Glaukoma Absolut

Glaukoma primer sudut terbuka

Glaukoma yang penyebabnya tidak ditemukan


dan ditandai dengan sudut bilik mata depan
yang terbuka.

Gejala

TIO>20mmHg ekskavatio glaukomatosa


Mata tidak merah atau tidak ada keluhan
Penciutan lapangan pandang
Penglihatan kabur

Pemeriksaan
Tonometri Palpasi
Tonometer Schiotz

Oftalmoskopi

Penatalaksanaan
Obat yang pertama diberikan adalah beta
bloker (timolol, betaxolol) menurunkan
produksi HA
Pilocarpine memperkecil pupil dan
meningkatkan pengaliran cairan.
Diuretik : asetazolmid , manitol
Bila dengan obat oral tidak berhasil maka
dilakukan TRABEKULEKTOMI

Glaukoma primer sudut tertutup

Glaukoma primer yang ditandai dengan sudut


bilik mata depan yang tertutup, biasa terjadi
pada hipermetropi

Gejala

Penglihatan kabur mendadak


Nyeri yang hebat
Halo
Mual dan muntah
TIO meningkat
BMD dangkal
Kornea berkabut
Pupil berdilatasi

Penatalaksanaan
Menurunkan TIO
Azetazolamid I V dan oral

Pilokarpin 4%
Setelah TIO dapat dikontrol iridektomi
aliran permanen antara BMB dan BMD

iridektomi

Glaukoma sekunder
Glaukoma timbul akibat kelainan di dalam
bola mata, yang dapat disebabkan:
Kelainan lensa (katarak imatur, hipermatur dan dislokasi
lensa)
Kelainan uvea (uveitis).

Trauma (hifema)
Pascabedah ( blokade pupil, goniosinekia )

Glaukoma kongenital
Penyumbatan pengaliran keluar cairan mata
oleh jaringan sudut bilik mata yang terjadi
oleh adanya kelainan kongenital

glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital primer ( trabekulodisgensis)
Terjadi akibat berhentinya perkembangan struktur sudut
kamera anterior pda usia janin 7 bulan
Iris mengalami hipoplasia dan berinsersi ke jalinan trabekula
sehingga trabekula terhalang dan menutupi sudut
Terapi :
Goniotomi
Trabekulotomi

Gejala
Bola mata membesar
Edema atau kornea keruh akibat endotel
kornea sobek
Mata berair
Silau

Penatalaksanaan
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu
dilakukan pembedahan.

Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma, dimana
sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan
bola mata memberikan gangguan fungsi
lanjut.

Gambaran klinik

Kornea terlihat keruh,


Bilik mata dangkal,
Papil atrofi dengan eksvakasi glaukomatosa,
Mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit

Penatalaksanaan
Terutama untuk rasa sakitnya
Injeksi alkohol retrobulbar 90% sebanyak 0,5ml
Penyinaran yang ditujukan pada badan siliar ( 100150rad dalam 4-5 kali penyinaran

Anda mungkin juga menyukai