Anda di halaman 1dari 14

Nama : Fennie Budhiarti

kelas : A 2010

NPM : 1102010100

skenario : 3 (retardasi mental)

1. Memahami dan menjelaskan Retardasi Mental


1.1 Definisi
Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak
masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan
mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang
terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan
fren = jiwa) atau tuna mental.
1. Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil
dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan
terhadap intelektual dan fungsi adaptif.
2. 2 Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik
lainnya.
3. Hasil bagi intelegensi (IQ = Intelligence Quotient) bukanlah merupakan satusatunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya retardasi
mental. Sebagai kriteria dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan
kemampuan sosial atau kerja.
1.2 Etiologi
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Retardasi Mental
Menurut PedomanPenggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Ke-1 (W.F. Maramis,
2005: 386-388) faktor-faktor penyebab retardasi mental adalah sebagai berikut.
a. Infeksi dan atau intoksinasi
Infeksi yang terjadi pada masa prenatal dapat berakibat buruk pada perkembangan
janin, yaitu rusaknya jaringan otak. Begitu juga dengan terjadinya intoksinasi,
jaringan otak juga dapat rusak yang pada akhirnya menimbulkan retardasi mental.
Infeksi dapat terjadi karena masuknya rubella, sifilis, toksoplasma, dll. ke dalam
tubuah ibu yang sedang mengandung. Begitu pula halnya dengan intoksinasi, karena
masuknya racun atau obat yang semestinya dibutuhkan.
b. Terjadinya rudapaksa dan / atau sebab fisik lain
Rudapaksa sebelum lahir serta trauma lainnya, seperti hiper radiasi, alat kontrasepsi,
dan usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan berupa retardasi mental.
Pada waktu proses kelahiran (perinatal) kepala bayi dapat mengalami tekanan
sehingga timbul pendarahan di dalam otak. Mungkin juga karena terjadi kekurangan
oksigen yang kemudian menyebabkan terjadinya degenerasi sel-sel korteks otak yang
kelak mengakibatkan retardasi mental.

c. Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi


Semua retardasi mental yang langsung disebabkan oleh gangguan
metabolisme (misalnya gangguan metabolism karbohidrat dan protein), gangguan
pertumbuhan, dan gizi buruk termasuk dalam kelompok ini. Gangguan gizi yang berat
dan berlangsung lama sebelum anak berusia 4 tahun sangat mempengaruhi
perkembangan otak dan dapat mengakibatkan retardasi mental. Keadaan seperti itu

dapat diperbaiki dengan memberikan gizi yang mencukupi sebelum anak berusia 6
tahun, sesudah itu biarpun anak tersebut dibanjiri dengan makanan yang bergizi,
inteligensi yang rendah tersebut sangat sukar untuk ditingkatkan.
d. Penyakit otak yang nyata
Dalam kelompok ini termasuk retardasi mental akibat beberapa reaksi sel-sel otak
yang nyata, yang dapat bersifat degeneratif, radang, dst. Penyakit otak yang terjadi
sejak lahir atau bayi dapat menyebabkan penderita mengalamai keterbelakangan
mental.
e. Penyakit atau pengaruh prenatal
Keadaan ini dapat diketahui sudah ada sejak dalam kandungan, tetapi tidak diketahui
etiologinya, termasuk anomaly cranial primer dan defek congenital yang tak diketahui
sebabnya.
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom mungkin terjadi pada aspek jumlah maupun bentuknya. Kelainan
pada jumlah kromosom menyebabkan sindroma down yang dulu sering disebut
mongoloid.
g. Prematuritas
Retardasi mental yang termasuk ini termasuk retrdasi mental yang berhubungan
dengan keadaan bayi yang pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram
dan/atau dengan masa kehamilan kurang dari 38 minggu.

h. Akibat gangguan jiwa yang berat


Retardasi mental juga dapat terjadi karena adanya gangguan jiwa yang berat pada
masa kanak-kanak.
i. Deprivasi psikososial
Devripasi artinya tidak terpenuhinya kebutuhan. Tidak terpenuhinya kebutuhan
psikososial awal-awal perkembangan ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya
retardasi mental pada anak.
1.3 Klasifikasi
Untuk menentukan berat-ringannya retardasi mental, kriteria yang dipakai adalah:
1. Intelligence Quotient (IQ)
2. Kemampuan anak untuk dididik dan dilatih, dan
3. Kemampuan sosial dan bekerja (vokasional)
Keadaan

Nilai IQ

Sangat superior

130 atau lebih

superior

120-129

Rata-rata

110-119

Diatas rata-rata

90-190

Dibawah rata-rata

80-89

Retardasi mental borderline

70-79

Retardasi mental ringan (mampu didik)

52-69

Retardasi mental sedang (mampu latih)

36-51

Retardasi mental berat

20-35

Retardasi mental sangat berat

Dibawah 20

Hasil bagi intelegensi (IQ = Intelligence Quotient) bukanlah merupakan satusatunya patokan yang dapat dipakai untuk menentukan berat ringannya retardasi
mental. Sebagai kriteria dapat dipakai juga kemampuan untuk dididik atau dilatih dan
kemampuan sosial atau kerja. Tingkatannya mulai dari taraf ringan, sedang sampai
berat, dan sangat berat.

Klasifikasi retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :2


1. Retardasi mental berat sekali
IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena retardasi mental
2. Retardasi mental berat
IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena retardasi
mental.
3. Retardasi mental sedang
IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena retardasi mental.
4. Retardasi mental ringan
IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena retardasi mental.
Pada umunya anak-anak dengan retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak
tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah

1.4 Manifestasi Klinis


Untuk menegakkan diagnosis, anamnesis yang baik sangat diperlukan, yaitu untuk
mengetahui penyebab kelainan ini organik atau non-organi, apakah kelainannya dapat
diobati/tidak, dan apakah ada faktor genetik/tidak. Dengan melakukan skrining secara
rutin misalnya dengan menggunakan DDT (Denver Developmental Screening Test), maka
diagnosis dini dapat segera dibuat. Demikian pula anamnesis yang baik dari orang tuanya,
pengasuh atau gurunya, sangat membantu dalam diagnosis kelainan ini. Setelah anak
berumur 6 tahun dapat dilakukan tes IQ. Sering kali hasil evaluasi medis tidak khas dan
tidak dapat diambil kesimpulan. Pada kasus seperti ini, apabila tidak ada kelainan pada
sistem susunan saraf pusat, perlu anamnesis yang teliti apakah ada keluarga yang cacat,
mencari masalah lingkungan / faktor non organik lainnya dimana diperkirakan
mempengaruhi kelainan pada otak anak.
Gejala klinis retardasi mental terutama yang berat sering disertai beberapa kelainan
fisik yang merupakan stigmata kongenital, yang kadang kadang gambaran stigmata
mengarah kesuatu sindrom penyakit tertentu. Dibawah ini beberapa kelainan fisik dan
gejalan yang sering disertai retardasi mental, yaitu (swaiman, 1989) :
1. Kelainan pada mata :
a. Katarak
o Sindrom cockayne
o Sindrom Lowe

o Galactosemia
o Sindrom Down
o Kretin
o Rubella pranatal
b. Bintik cherry merah pada daerah makula
o Mukolipidosis
o Penyakit Niemann pick
o Penyakit Tay sachs
c. Korioretinitis
o Lues Kongenital
o Penyakit sitomegalovirus
o Rubella pranatal
d. Kornea keruh
o Lues kongenital
o Sindrom hunter
o Sindrom hurler
o Sindrom Lowe
2. Kejang
a. Kejang umum kronik
o Defisiensi glikogen sintetase
o Hiperlisinemia
o Hipoglikemia, terutama yang disertai glycogen storage disease I, III, IV, dan VI
o PKU
o Sindrom malarbsosi metionin, dll
b. Kejang pada masa neonatal
o Arginosuccinic asiduria
o Hiperammonemia I dan II
o Laktik asidosis, dl
3. Kelainan kulit
a. Bintik cafe au lait
o Ataksia talengiektasia
o Sindrom bloom
o Neurofibromatosis
o Tuberous sklerosis
4. Kelainan rambut
a. Rambut rontok
o Familial laktik asidosis dengan necrotizing ensefalopati
b. Rambut cepat memutuh
o Atrofi progresif serebral hemisfer
o Ataksia telangiektasia
o Sindrome malarbsobsi metionin
c. Rambut halus
o Hipotiroid
o Malnutrisi
5. Kepala
a. Mikrosefalo
b. Makrosefali
o Idrosefalus
o Mucopolisakaridase

o Efusi subdural
6. Perawakan pendak
o Kretin
o Sindrom preder willi
7. Distonia
o Sindrom hallervorden spaz

1.5 diagnosis
Untuk mendiagnosa retardasi mental dengan tepat, perlu diambil anamnesa dari orang
tua dengan teliti mengenai kehamilan, persalinan dan perkembangan anak. Bila mungkin
dilakukan juga pemeriksaan psikologik, bila perlu diperiksa juga di laboratorium,
diadakan evaluasi pendengaran dan bicara. Observasi psikiatrik dikerjakan untuk
mengetahui adanya gangguan psikiatrik disamping retardasi mental.
Tingkat kecerdasan intelegensia bukan satu-satunya karakteristik, melainkan harus
dinilai berdasarkan sejumlah besar keterampilan spesifik yang berbeda. Penilaian tingkat
kecerdasan harus berdasarkan semua informasi yang tersedia, termasuk temuan klinis, prilaku
adaptif dan hasil tes psikometrik. Untuk diagnosis yang pasti harus ada penurunan tingkat
kecerdasan yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan adaptasi terhadap tuntutan dari
lingkungan sosial biasa sehari-hari. Pada pemeriksaan fisik pasien dengan retardasi mental
dapat ditemukan berbagai macam perubahan bentuk fisik, misalnya perubahan bentuk kepala:
mikrosefali, hidrosefali, dan sindrom down. Wajah pasien dengan retardasi mental sangat
mudah dikenali seperti hipertelorisme, lidah yang menjulur keluar, gangguan pertumbuhan
gigi dan ekspresi wajah tampak tumpul.

Kriteria diagnostik retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :


1. Fungsi intelektual yang secara signifikan dibawah rata-rata. IQ kira-kira 70 atau
dibawahnya pada individu yang dilakukan test IQ.
2. Gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi,
kemampuan menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan
keamanan.
3. Onsetnya sebelum berusia 18 tahun

Deteksi tumbuh kembang sebagai upaya deteksi dini


lima tahun pertama merupakan masa terbentuknya dasar-dasar kepribadian manusia,
kemampuan penginderaan, berpikir, ketrampilan berbahasa dan berbicara, bertingkah laku
sosial dan sebagainya. Sedangkan masa yang paling menentukan dalam proses tumbuh
kembang seorang anak ialah masa di dalam kandungan ibunya dan kira-kira setahun
sesudahnya. Pada saat itu sel-sel otak sedang tumbuh dan menyempurnakan diri secara pesat
sekali untuk kemudian bertambah sedikit demi sedikit sampai anak berusia 5 tahun (Hutt,
1979). Pengertian deteksi dini kelainan tumbuh kembang balita menurut direktorat bina
kesehatan keluarga (1988) merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara terpadu
untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta mengenal faktor
resiko baik fisik, biomedik maupun psikososial pada balita. Kegunaan deteksi dini ini adalah
untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang pada balita secara dini, sehingga upaya
pencegahan, upaya stimulasi dan upaya penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan
dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa kritis proses pertumbuhan dan

perkembangan. Alat untuk melakukan deteksi dini berupa tes penyaring yang distandardisasi
oleh direktorat bina kesehatan keluarga (1988) untuk menjaring anak yang mempunyai
kelainan dan mereka yang normal. Macam-macam tes tersebut adalah:

Deteksi resiko keluarga. Tes ini membantu dalam menilai keadaan keluarga apakah
keluarga tersebut memerlukan bantuan dan perhatian khusus atau tidak. Tes skrining
ini hanya dilakukan sekali saja.
Berat badan menurut tinggi badan anak. Pengukuran berat badan anak berdasarkan
tinggi badan anak adalah cara lain yang digunakan untuk menilai status gizi anak.
Pengukuran ini dilaksanakan untuk mengetahui tumbuhnya fisik anak yang tidak
dipisahkan dengan perkembangan non fisik.
Pengukuran lingkar kepala anak. Pengukuran lingkar kepala anak adalah cara untuk
mengetahui perkembangan otak anak. Biasanya besar tengkorak mengikuti
perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada perkembangan tengkorak,
maka perkembangan otak juga terhambat.kepala anak adalah untuk mengetahui fisik
anak yang tidak dipisahkan dengan perkembangan non fisik.ak.tau tidak. untuk
Pengukuran pra skrining perkembangan. Kuesioner pra skrining perkembangan anak
adalah suatu pertanyaan singkat yang ditujukan kepada orang tua dari anak dan
dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan perkembangan
anak usia 3 bulan sampai 6 tahun. Bagi setiap golongan umur terdapat 10 pertanyaan
untuk orang tua dan pengasuh anak.
Kuesioner perilaku anak pra sekolah. Kuesioner perilaku anak pra sekolah adalah
sekumpulan kondisi-kondisi perilaku yang digunakan untuk mendeteksi secara dini
kelainan perilaku anak pra sekolah (3-6).
Tes daya lihat dan tes kesehatan mata bagi anak sekolah. Tes ini digunakan untuk
memeriksa ketajaman daya lihat serta kelainan mata pada golongan 3-6 tahun.
Tes daya dengar anak. Tanpa pendengaran yang baik anak tidak dapat belajar
berbicara atau mengikuti pelajaran disekolah dengan baik. Karena itu penting sekali
untuk mengetahui daya dengar anak sedini mungkin.

Kepribadian manusia, kemampuan penginderaan, berpikir, ketrampilan mendeteksi


kelainan tumbuh kembang dilakukan pada anak sampai usia 6 tahun. Dengan deteksi dini
diharapkan anak yang menderita retardasi mental dapat secara dini diketahui terutama untuk
retardasi mental yang genetik, retardasi mental fungsional. dokter yang berada di tempat yang
jauh dari fasilitas lengkap maka diperlukan cara yang praktis untuk menegakkan diagnosis
retardasi mental. Diagnosis praktis dapat diartikan diagnosis yang berdasarkan observasi
wajah, bentuk dan deformitas kongenital dan interograsi genetik.
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan adalah kesan global : diperhatikan wajah dan
tubuh, mikrocepali, makrocepali, monolismus, tengkorak semanggi, kraniostenosis, sindroma
turge-weber, tuberosklerosis, kranium bifidum okultum, gargoilismus (Sidharta, 1979).
Tanda-tanda khas sering terdapat pada pertumbuhan ontogenik yang terganggu seperti
anophtalmus, bibir sumbing, daun telinga yang berkedudukan rendah, katarak pada bayi,
palatum durum yang terlalu tinggi, sindaktili, polidaktili, adenoma sebaseum, telapak tangan
yang gemuk dan lebar dengan jari-jari yang pendek, beberapa jari kaki yang lebar,
eritroderma ikhtioform, neurofibromatosis (Sidharta, 1979).

Pemeriksaan Penunjang:

Beberapa pemeriksaan penunjang perlu dilakukan pada anak yang menderita retardasi
mental, yaitu (Shonkoff JP, 1992):
1. Kromosomal kariotipe
2. EEG (Elektro Ensefalogram)
3. CT (Cranial Computed Tomography) atau MRI (Magnetic Resonance Imaging)
4. Titer virus untuk infeksi kongenital
5. Serum asam urat (Uric acid serum)
1.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anak dengan retardasi mentaladalah multidimensi dan sangat individual.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak setiap anak penaganan multidisiplin merupakan jalan
terbaik. Sebaiknya dibuat rancangan suatu strategi pendekatan bagi setiap anak secara
individual untuk mengembangkan potensi anak tersebut seoptimal mungkin. Untuk itu perlu
melibatkan psikolog untuk menilai perkembangan mental anak terutama kemampuan
kognitifnya, dokter anak untuk memeriksa perkembangan fisiknya, menganalisis penyebab
dan mengobati penyakit atau kelainan yang mungkin ada. Juga kehadiran dari pekerja social
kadang-kadang diperlukan untuk menilai situasi keluarganya. Atas dasar itu maka dibuatlah
strategi terapi. Sering kali melibatkan lebih banyak ahli lagi, misalnya ahli saraf bila anak
juga menderita epilepsy, palsi serebral dll. Psikiater bila anaknya menunjukkan kelainan
tingkah laku atau bila orang tuanya membutuhkan dukungan terapi keluarga. Ahli rehabilitasi
medis bila diperlukan untuk merangsang perkembangan motorik dan sensoriknya. Ahli terapi
wicara untuk memperbaiki gangguan bicaranya atau untuk merangsang perkembangan
bicaranya. Serta diperlukan guru pendidikan luar biasa untuk anak-anak yang retardasi mental
ini. Pada orang tuanya perlu diberikan penerangan yang jelas mengenai keadaan anaknya dan
apa yang dapat diharapkan dari terapi yang diberikan. Kadang-kadang diperlukan waktu yang
lama untuk meyakinkan orang tua mengenai keadaan anaknya maka perlu konsultasi pula
dengan psikolog atau psikiater. Disamping itu diperlukan kerja sama yang baik antara guru
dan orang tuanya, agar tidak terjadi kesimpangsiuran dalam strategi penanganan anak
disekolah dan dirumah. Anggota keluarga lainnya juga harus diberi pengertian agar anak
tidak diejek atau dikucilkan. Disamping itu, masyarakat perlu diberikan penerangan tentang
retardasi mental agar mereka dapat menerima anak tersebut dengan wajar.
Anak dengan retardasi mental memerlukan pendidikan khusus yang sesuaikan dengan
taraf IQ-nya. Mereka digolongkan yang mampu didik untuk golongan retardasi mental ringan
dan yang mampu latih untuk anak dengan retardasi mental sedang. Sekolah khusus untuk
anak retardasi mental ini adalah SLB-C. Di sekolah ini diajarkan juga keterampilanketerampilan dengan harapan mereka dapat mandiri di kemudian hari. Di ajarkan pula
tentang baik-buruknya suatu tindakan tertentu sehingga mereka diharapkan tidak memerlukan
tindakan yang tidak terpuji, seperti mencuri, merampas, kejahatan seksual dan lain-lain.
Semua anak yang retardasi mental ini juga memerlukan perawatan seperti pemeriksaan
kesehatan yang rutin, imunisasi dan monitoring terhadap tumbuh kembangnya. Anak-anak ini
juga disertai dengan kelainan fisik yang memerlukan penangan khusus. Misalnya pada anak
yang mengalami infeksi pranataldengan cytomegalovirus akan mengalami gangguan
pendengaran yang progresif walaupun lambat, demikian pula anak dengan sindrom Down
dapat timbul gejala hipotiroid. Masalah nutrisi juga perlu mendapat perhatian.

Stimulan adalah obat-obatan yang menaikkan tingkat kewaspadaan di dalam rentang


waktu singkat. Stimulan biasanya menaikkan efek samping dengan menaikkan efektivitas,
dan berbagai jenis yang lebih hebat seringkali disalahgunakan menjadi obat yang ilegal atau
dipakai tanpa resep dokter. Stimulan menaikkan kegiatan sistem saraf simpatetik, sistem saraf
pusat (CNS), atau kedua-duanya sekaligus. Beberapa stimulan menghasilkan sensasi
kegirangan yang berlebihan, khususnya jenis-jenis yang memberikan pengaruh terhadap
CNS. Stimulan dipakai di dalam terapi untuk menaikkan atau memelihara kewaspadaan,
untuk menjadi penawar rasa lelah, di dalam situasi yang menyulitkan tidur (misalnya saat
otot-otot bekerja), untuk menjadi penawar keadaan tidak normal yang mengurangi
kewaspadaan atau kesadaran (seperti di dalamnarkolepsi), untuk menurunkan bobot tubuh
(phentermine), juga untuk memperbaiki kemampuan berkonsentrasi bagi orang-orang yang
didiagnosis sulit memusatkan perhatian (terutama ADHD). Dalam peristiwa yang jarang
terjadi, stimulan juga dipakai untuk merawat orang yang mengalami depresi. Stimulan
kadang-kadang dipakai untuk memompa ketahanan dan produktivitas, juga untuk menahan
nafsu makan. Eforia yang dihasilkan oleh beberapa stimulan mengarah kepada penggunaan
rekreasionalnya, meskipun hal ini tidaklah legal di dalam sebagian besar sistem hukum.
Kafein, ditemui di dalam minuman seperti kopi dan minuman ringan, seperti halnya nikotin,
yang dijumpai pada tembakau, adalah salah satu di antara stimulan yang paling biasa dipakai
di
dunia.
Contoh
lain
dari
stimulan
yang
dikenal
adalah efedrin, amfetamin, kokain, metilfenidat, MDMA, dan modafinil. Stimulan biasa
disebutkan di dalam bahasa gaul Amerika sebagai "upper".
Stimulan yang berpotensi disalahgunakan diawasi secara ketat di Amerika dan sistem
hukum lainnya. Beberapa di antaranya bisa saja tersedia secara sah hanya melalui resep
dokter (misalnya metamfetamin, nama dagang Desoxyn, campuran garam amfetamin, nama
dagang Adderall, deksamfetamin, nama dagang Dexedrine) atau dilarang sama sekali
(misalnya metkatinon)
1.7 Pencegahan
Pencegahan retardasi mental terdiri dari :
1. Pencegahan primer dapat di lakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat,
perbaikan sosio ekonomi, konseling genetik, dan tindakan kedokteran (umpamanya
perawatan prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada
wanita adolesen dan di atas 40 tahun dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada
anak anak )
2. Pencegahan sekunder meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak,
perdarahan subdural, kraniostenosis ( sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat di
buka dengan kraniotomi, pada mikrosefali yang kongenital, operasi tidak menolong.
3. Pencegahan tersier merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya di
sekolah luar biasa. Dapat di beri neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau
destruktif.
Konseling kepada orang tua dilakukan fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara lain
membantu mereka dalam mengatasi frustasi oleh karena mempunyai anak dengan retardasi
mental. Orang tua sering menghendaki anak di beri obat, oleh karena itu dapat di beri
penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi
pandai, hanya ada obat yang membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.
Konsultasi genetik akan memberikan pengetahuan dan pengertian kepada orang tua dari
anak retardasi mental mengenai penyebab terjadinya retardasi mental. Vaksinasi MMR secara

dramatis telah menurunkan angka kejadian rubella sebagai salah satu penyebab retardasi
mental.
Amniosentesis dan contoh vili korion merupakan pemeriksaan diagnostik yang dapat
menemukan sejumlah kelainan, termasuk kelainan genetik dan korda spinalis atau kelainan
otak pada janin. Setiap wanita hamil yang berumur lebih dari 35 tahun di anjurkan untuk
menjalani amniosentesis dan pemeriksaan vili korion, karena mereka memiliki resiko
melahirkan bayi yang menderita sindroma down.
USG juga dapat membantu menemukan adanya kelainan otak. Untuk mendeteksi sindrown
down dan spina bifida juga bisa di lakukan pengukuran kadar alfa protein serum. Diagnosis
retardasi mental yang di tegakkan sebelum bayi lahir, akan memberikan pilihan aborsi atau
keluarga berencana kepada orangtua.

1.

2.

3.

4.

Tindakan pencegahan lainnya yang dapat di lakukan untuk mencegah retardasi mental
:
Genetik
Penyaringan prenatal (sebelum lahir) untuk kelainan genetik dan konsultasi genetik
untuk keluarga- keluarga yang memiliki resiko dapat mengurangi angka kejadian
retardasi mental yang penyebabnya adalah factor genetik.
Sosial
Program sosial pemerintah untuk memberantas kemiskinan dan menyelenggarakan
pendidikan yang baik dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental ringan akibat
kemiskinan dan status ekonomi yang rendah.
Keracunan
Program lingkungan untuk mengurangi timah hitam dan merkuri serta racun lainnya
akan mengurangi retardasi mental akibat keracunan. Meningkatkan kesadaran
masyarakat akan efek dari pemakaian alkohol dan obat-obatan selama kehamilan
dapat mengurangi angka kejadian retardasi mental.
Infeksi
Pencegahan rubella merupakan contoh yang baik dari program yang berhasil untuk
mencegah salah satu bentuk retardasi mental. Kewaspadaan yang konstan ( misalnya
yang berhubungan dengan kucing, toksoplasmosis,dan kehamilan) membantu
mengurangi retardasi mental akibat toksoplasmosis.

2. Peran gizi pada anak dan remaja


2.1

periode pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja

Tumbuh kembang bayi normal (tahap perkembangan)


Bayi 1 bulan

Pada hari hari pertama, bayi masih belum bisa membuka matanya. Kemudian beberapa waktu akan
bisa melihat dalam jarak 20 cm.
Tahap bayi mulai beradaptasi dengan lingkungan baru.
Gerakan yang dikuasainya merupakan gerakan reflex alami.
Sangat peka terhadap sentuhan.
Akan menggerakkan kepala ke arah bagian tubuh yang disentuh.
Sudah bisa tersenyum.
Menangis adalah bahasa komunikasinya. Semakin lama, bunda akan tahu dengan sendirinya arti dari
menangis sang bayi, apakah bayi bunda menangis karena lapar, karena gerah atau lainnya.
Memegang jari yang disentuhkan ke tangannya.
Menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur

Bayi 2 Bulan
Sudah bisa membedakan muka dan suara.
Kualitas penglihatannya meningkat.
Matanya bisa mengikuti gerakan benda yang dekat dengannya.
Akan menghisap setiap benda yang dipegangnya.
Bisa miring ke kiri dan ke kanan.
Menggerak gerakkan tangan dan kaki ketika memita perhatian.
Bayi 3 bulan
Dapat mengangkat kepala dan tubuh saat tengkurap.
Matanya sudah memperhatikan lingkungan sekitar.
Menangis jika ditinggal.
Mencari arah suara yang didengarnya.
Dapat duduk beberapa waktu jika ditunjang.
Menyukai bayangannya di cermin
Semakin mahir menggunakan tangannya.
Mulai mengenali wajah orang dan benda yg akrab dengannya.
Bayi 4 bulan
Mulai mengoceh dan tertawa.
Menginjakinjakkan kaki jika diberdirikan.
Dapat menggerakkan/menggeser-geserkan tubuhnya untuk meraih benda.
Mengamati ekspresi wajah orang dan menirunya.
Sebagian sudah ada yg tumbuh giginya.
Bayi 5 bulan
Menangis jika mendengar suara ibunya.
Dapat memindahkan barang dari satu tangan ke tangan yang lain.
Menangis jika mainannya diambil.
Senyum dan megoceh saat meminta perhatian.
Dapat memasukkan kaki ke mulutnya.
Bereksperimen dengan suaranya. Membuat suara yang berbeda beda untuk mengkomunikasikan
keinginannya missal lapar, haus, marah, dll.
Sangat suka ditegakkan dalam posisi duduk.
Saatnya untuk mengenalkan gelas bermoncong (sippy cup) dengan 2 pegangan.
Bayi 6 bulan
Sudah banyak mengeluarkan suara.
Sudah bisa tengkurap sendiri.
Belajar menggunakan jari jarinya untuk menggenggam dengan baik, memukul, mengambil, dan
memindahkan benda.
Saat yang tepat untuk mengenalkan MPASI
Bayi 7 bulan
Sudah mahir duduk.
Sudah dapat mengangkat badannya dalam posisi merangkak.
Saat posisi merangkak senang mengayunkan badannya ke depan dan kebelakang.
Bermain dengan mainan yang disukai dan akan marah jika mainan tersebut diambil.
Bayi 8 bulan
Mampu berteriak untuk memanggil orang.
Sudah bisa merangkak dan duduk sendiri.
Membuang mainan yang tidak disukainya
Sudah dapat berdiri dengan bantuan.

Dapat memegang botol minumnya sendiri.

Bayi 9 bulan
Mulai bereaksi jika diperintah.
Mengenal beberapa kata.
Dapat berdiri dengan tangan dipegangi.
Aktif merangkak dan memanjat
Bayi 10 bulan
Dapat berjalan dengan bantuan.
Merangkak dengan baik.
Mulai takut dengan orang yang tidak dikenal.
Mengerti yang diperintahkan kepadanya.
Bayi 11 bulan
Dapat menelan beberapa kali secara bertutut turut jika minum dalam cangkir.
Berdiri lama tanpa bantuan.
Mempunyai lebih banyak kosakata.
Saatnya mengajarkan untuk berbagi, Karena pada usia ini bayi memiliki sifat egosentris yang besar.
Bayi 12 bulan
Banyak berjalan meski belum stabil.
Dapat berbicara 2 3 kata
Mulai suka menggambar.
2.2 jenis zat gizi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dan
remaja

1. Air (H2O)
Air merupakan nutrien yang berfungsi menjadi medium untuk nutrien lainnya. Berikut ini adalah
tabel kebutuhan anak usia bayi untuk pemenuhan kebutuhan terhadap air :
No. Usia Air per kg BB per hari (ml)
o 3 hari 80 100
o 10 hari 125 150
o 3 bulan 140 160
o 6 bulan 130 155
o 9 bulan 125 145
o 1 tahun 120 135
(Yupi Supartini, 2004)
Sekitan 65% dari bobot tubuh adalah air. Air ini merupakan unsur paling penting diantara
semua nutrient dan terdapat baik dalam makanan padat maupun dalam minuman. Sejumlah kecil
air dihasilkan oleh metabolisme. Air merupakan media tempat semua proses metabolisme
berlangsung. Kehilangan air terjadi melalui udara pernafasan disamping itu lewat keringat, urine
dan feses. Manusia dapat hidup berminggu minggu tanpa makanan, namun tanpa air hidupnya
hanya beberapa hari saja (Mery E. Beck, 2000).
2. Protein
Nilai gizi protein ditentukan oleh kadar asam amino esensial.
Tedapat dua jenis protein, yaitu :
a. Protein hewani : yang didapat dari daging hewan.
b. Protein nabati : yang didapat dari tumbuh tumbuhan.

Nilai gizi protein hewani lebih besar dari pada protein nabati dan lebih mudah diserap oleh
tubuh. Walaupun demikian, kombinasi penggunaan protein hewani dan protein nabati sangat
dianjurkan dalam pemenuhan protein yang seimbang (Yupi Supartini, 2004). Fungsi protein
merupakan konstituen penting bagi semua jaringan tubuh, yaitu :
Protein menggantikan protei yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan
proses pengauasan yang normal.Protei akan hilang dalam pembentukan rambut serta
kuku, dan sebagai sel sel mati yanfg lepas dari permukaan kulit serta traktus
alimentarius, dan dan dalam sekresi pencernaan.
Protein menghasilkan jaringan yang baru. Jaringan baru terbentuk selama masa
pertumbuhan, kesembuhan dari cidera, kehamilan dan laktasi.
Protein diperlukan dalam pembuatan protein protein yang barudengan fungsi khusus
didalam tubuh, yaitu : sebagai enzim, hormone dan hemoglobin.
Protein dapat dipakai sebagai sumber energi. (Mary E. Beck, 2000)
3. Lemak
Pada dasarnya, lemak tidak banyak dibutuhkan dalam jumlah besar kecuali lemak
esensial, yaitu asam linoleat dan asam arakidonat. Pada anak usia bayi sampai kurang lebih 3
bulan, lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat.
Lemak berfungsi untuk mempermudah absorsi vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A,
D, E, dan K (Yupi Supartini, 2004). Fungsi dari lemak, sebagai berikut (Mery E. Beck, 2000):
a. Sumber energi, lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk memberikan energi bagi
aktivitas jaringan dan guna mempertahankan suhu tubuh.
b. Ikut serta membangun jaringan tubuh., sebagian lemak masuk ke dalam sel sel
tubuh dan merupakan bagian esensial dari strutur sel tersebut.
c. Perlindungan. Endapan jaringan lemak di sekitar organ tubub yang penting akan
mempertahankan organ tubuh dalam posisiny dan melindunginya terhadap
rudapaksa.
d. Penyekat (isolasi). Jaringan lemak subkutan akan mencegah kehilangan panas
dari tubuh.
e. Perasaan kenyang. Adanya leamak di dalam chime ketika lewat dalam duodenum
mengakibatkan penghambatan peristaltis lambung dan sekresi asam, sehingga
menunda waktu pengosongan lambung dan mencegah timbulnya rasa lapar
f. Vitamin larut lemak. Membantu proses penyerapan dari dalam usus dan
melarutkan vitamin vitamin yang larut dalam lemak.
4. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga pada anak. Bayi yang baru mendapat asupan makanan
dari ASI akan mendapatkan 40% kalori dari laktosa yang dikandung dalam ASI. Pada anak yang
lebih besar yang sudah mendapatkan makanan yang banyak mengandung tepung, seperti bubur
susu, sereal, nasi tim, atau nasi. Apabila tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang memadai
untuk menghasilkan energi, tubuh akan memecah protein dan lemak cadangan dalam tubuh (Yupi
Supartini,2004). Dibawah ini kebutuhan kalori untuk bayi dan anak (marlow, D.R dan Reeding,
B.A, 1988) :
5. Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi untuk
mempertahankan fungsi tubuh (Marlow, D.R dan Reeding, B.A, 1988). Vitamin terbagi dalam
dua bagian besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak :
1) Vitamin yang larut dalam air
Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B dan C yang tidak disimpan dalam tubuh,
melainkan harus dikonsumsi melalui makanan tertentu., vitamin B mencakup vitamin B1,
B2 dan B12. Berikut ini adalah fungsi fungsi dari vitamin tersebut :

B1 : atau tiamin diperlukan tubuh untuk metabolisme karbohidrat dalam pembentukan


energi (sebagai koenzim). Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan tubuh cepat merasa
lelah, kurang nafsu makan, kerusakan pembuluh darah dan sel saraf.
B2 : atau riboflavin penting dalam metabolisme karbohidrat, asam amino, dan asam lemak
yaitu sebagai koenzim dari flavin enzim. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan
tubuh merasa lelah sehingga kurang aktif dalam bekerjaserta dapat mengurangi ketajaman
penglihatan.
B12 : kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia
Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. Berikut ini peranan penting
vitamin A,D, E, dan K dalam tubuh :
o A : untuk pertumbuhan, penglihatan, reproduksi, dan pemilihan
o sel epitel
o D : untuk penyerapan dan metabolisme kalsium dan fosfor, pembentukan tulang dan gigi.
o E : untuk berbagai senyawa yang larut dalam lemak dan berperan
o dalam fetilisasi manusia.
o K : untuk proses pembentukan darah dan mineral yang dibutuhkan tubuh adalah mineral
makro, yaitu Ca, P, Mg, Na, dam K serta mineral mikro yaitu Fe dan Zn. (Yupi Supartini,
2004)
6. Mineral
Unsur unsur mineral terdapat di dalam jaringan tulang, gigi dan protein. Mineral
merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting dalam
pengendalian komposisi cairan tubuh. Unsur unsur mineral di dalam tubuh kurang lebih 3%
dari keseluruhan bibot tubuh. Sejumlah mineral yang terlibat dalam pelbagai proses tubuh :
kalsium, fosfor, kalium/ potassium, sulfur/ belerang, natrium/ sodium, klor, besi fluor, tembaga,
seng, yodium, kobalt, mangan, magnesium, kromium dan selenium. Fungsi mineral dalam tubuh
ada 3, yaitu :
1) Mineral merupakan konstituen tulang dan gigi, yang memberikan kekuatan serta
rigiditas kepada jaringan tersebut, misalnya : kalsioum, fosfor dan magnesium.
2) Mineral membentuk garam garam yang dapat larut dan dengan demikian
mengendalikan komposisi cairan tubuh.
3) Mineral turut membangun enzim dan protein. (Mery E. Beck, 2000)
Pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat
Berikut ini adalah beberapa pengaturan makanan untuk bayi dan anak sehat .
1. Untuk bayi, makanan utama adalah ASI ditambah makanan pelengkap.
Pada usia 0 4 bulan, ASI harus langsung diberikan sesaat setelah melahirkan
hindari pemberian makanan tambahan seperti madu, glukosa dan makanan
pralakteal lainnya.
Pada usia di atas 4 bulan boleh diberikan makanan luamat berupa bubur susu 1
kali dan buah 1 kali.
Untuk bayi usia 5 6 bulan diberikan 2 kali bubur susu, buah buahan dan telur.
Untuk bayi usia 6 7 bulan dapat dimulai dengan pemberian nasi tim dengan
campuran antara beras, sayuran dan daging atau ikan.
Bayi umur 8 12 bulan diberikan nasi tim dengan frekuensi 3 kali sehari, dan
bubur susu tidak diberikan lagi.
2. Makanan padat. Makanan padat mulai diberikan
pada usia di atas 4 bulan, saat bayi mulai belajar duduk, kuat menahan leher dan
kepalanya, serta dapat menyatakan keinginannya. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pemberian makanan padat :

Bayi telah siap menerima makanan dalam bentuk padat . Berikan makanan padat
sesuai dengan kemampuan anak mengunyah. Observasi tanda alergi makanan (misalnya :
kulit merahflatus terus, perubahan konsistensi feses). Kenalkan jenis makanan untuk satu
waktu. Bila bayi berasal dari keluarga vegetarian atau hanya memakan sayuran saja, maka
tambahkan zat besi (Fe). Apabila jumlah makanan yang dikonsumsi lebih banyak, asupan
susu harus dikurangi. Biarka bayi mencoba mengenal cara makan (misalnya memainkan
sendoknya). Jangan terburu buru dalam memberikan makanan, terutama makanan padat.
Berikan makanan secara bertahap (misalnya 1 atau 2 sendok di hari pertama kemudian
meningkat menjadi 3 4 sendok pada hari berikutnya dan seterusnya). Berikan makanan
pada saat anak lapar.

Anda mungkin juga menyukai