Anda di halaman 1dari 38

PERENCANAAN INSTALASI

CAHAYA DI BENGKEL LISTRIK


LAPORAN

Disusun Oleh :
1. Adhi Anggara

(01)

2. Andhi Yulianto

(02)

3. Apik Issetyorini

(03)

4. Apriliya Afitasari

(04)

LT 1C

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selama proses penyusunan
makalah, penulis mengalami berbagai kendala dan hambatan, namun berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangannya, maka
dari itu segala kritik dan saran yang membangun akan selalu di terima dengan senang
hati.Semoga laporan yang sederhana ini bermanfaat bagi Almamater, Civitas
Politeknik Negeri Semarang, maupun para pembaca pada umumnya.

Semarang,

Desember 2013

Penulis

BAB I
LANDASAN TEORI

1.1 Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi
menjadi :
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat
energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan
alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun
dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai. Sumber
pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak
tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktorfaktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan, yaitu:
-

Variasi intensitas cahaya matahari

Distribusi dari terangnya cahaya

Efek dari lokasi, pemantulan cahaya, jarak antar bangunan

Letak geografis dan kegunaan bangunan gedung

b. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya
selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi
ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami
tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan
secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami
adalah sebagai berikut:
-

Menciptakan lingkungan yang memungkinkan penghuni melihat


secara detail serta terlaksananya tugas serta kegiatan visual secara
mudah dan tepat

Memungkinkan penghuni berjalan dan bergerak secara mudah dan


aman

Tidak menimbukan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada


tempat kerja

Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar


secara merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan, dan tidak
menimbulkan bayang-bayang.

Meningkatkan lingkungan visual yang nyaman dan meningkatkan


prestasi.

Sistem pencahayaan buatan yang sering dipergunakan secara umum dapat


dibedakan atas 3 macam yakni :
-

Sistem Pencahayaan Merata


Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh
ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak
dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini
sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langilangit.

Sistem Pencahayaan Terarah


Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah
satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan
suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu,
pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan
sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui
mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan
dengan sistem pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi
efek menjemukan yang mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan
merata.

Sistem Pencahayaan Setempat


Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu
misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual.

Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka


diperlukan sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem
pencahayaan di ruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5
macam yaitu:
a. Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang
perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan,
tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan
yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan
cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta
benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegarkan
b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi.
Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki
effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien
pemantulan antara 5-90%
c. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah
bayangan dan kesilauan masih ditemui.
d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang
optimal disarankan langitlangit perlu diberikan perhatian serta dirawat
dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta
kesilauan dapat dikurangi.
e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding


bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar
seluruh langit-langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian
dan pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak
menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi
effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

Penggunaan tiga cahaya utama adalah hal umum yang berlaku di dunia film dan
photography. Pada presentasi arsitektural penggunaannya akan sedikit berbeda,
walaupun masih dalam kerangka pemikiran yang sama. Agar pembaca lebih mudah
memahami topik ini, saya menyertakan ilustrasi-ilustrasi gambar di bawah ini. Harap
diingat bahwa topik ini tidak terkait dengan penggunaan software apapun, baik 3D
Studio MAX, Lightwave, Maya, Softimage, ataupun software lainnya. Salah satu
cara mudah untuk melakukan pencahayaan adalah dengan membuat warna seragam
pada seluruh material pada 3D scenes. Teknik pecahayaan dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
a. Cahaya Utama (Key Light)

Key Light merupakan pencahayaan utama dari gambar kita, dan


merepresentasikan bagian paling terang sekaligus mendefiniskan bayangan
pada gambar. Key Light juga merepresentasikan pencahayaan paling
dominan seperti matahari dan lampu interior. Meski demikian peletakannya
tidak harus persis tepat pada sumber pencahayaan yang kita inginkan. Key
light juga merupakan cahaya yang paling terang dan menimbulkan bayangan
yang paling gelap. Biasanya Key Light diletakkan pada sudut 450 dari arah
kamera karena akan menciptakan efek gelap, terang serta menimbulkan
bayangan.
b. Cahaya pengisi (Fill light)

Fungsi fill light adalah melembutkan sekaligus mengisi bagian gelap yang
diciptakan oleh key light. Fill Light juga berfungsi menciptakan kesan tiga
dimensi. Tanpa fill light ilustrasi kita akan berkesan muram dan misterius,
seperti yang biasa kita lihat pada film X-Files dan film-film horor (disebut
sebagai efek film-noir). Keberadaan fill light menghilangkan kesan seram
tersebut, seraya memberi image tiga dimensi pada gambar. Dengan demikian
penciptaan bayangan (cast shadows) pada fill light pada dasarnya tidak

diperlukan. Rasio pencahayaan pada fill light adalah setengah dari key light.
Meskipun demikian rasio pencahayaan tersebut bisa disesuaikan dengan tema
ilustrasi. Tingkat terang Fill light tidak boleh menyamai Key Light karena
akan membuat ilustrasi kita berkesan datar.

Pada dasarnya fill light

diletakkan pada arah yang berlawanan dengan key light, karena memang
berfungsi mengisi bagian gelap dari key light. Pada gambar di bawah key
light diletakkan pada bagian kiri kamera dan fill light pada bagian kanan. Fill
light sebaiknya diletakkan lebih rendah dari key light.
c. Cahaya Latar (Back Light)

Back Light berfungsi untuk menciptakan pemisahan antara objek utama


dengan objek pendukung. Dengan diletakkan pada bagian belakang benda
back light menciptakan "garis pemisah" antara objek utama dengan latar
belakang pendukungnya. Pada ilustrasi di atas back light digunakan sebagai
pengganti cahaya matahari untuk menciptakan "garis pemisah" pada bagian
ranjang yang menjadi fokus utama dari desain. Karena cahaya matahari pada
sore hari menjelang matahari terbenam bernuansa jingga, maka diberikan
warna jingga pada back light tersebut. Selain itu back light juga
menyebabkan timbulnya bayangan sehingga bagian cast-shadow pada
program 3D sebaiknya diaktifkan.
Pada dasar-dasar pencahayaan, selain tiga pencahayaan utama terdapat dua
pencahayaan lain yang mendukung sebuah karya menjadi terlihat nyata yang disebut
cahaya tambahan. Cahaya tambahan terdapat 2 macam yaitu :
a. Cahaya Aksentuasi (Kickers light)

Kickers berfungsi untuk memberikan penekanan (aksentuasi) pada objekobjek tertentu. Lampu spot adalah yang terbaik digunakan karena mempunyai
kemiripan dengan sifat lampu spot halogen yang biasa dipergunakan sebagai
elemen interior. Intensitas cahaya aksentuasi tidak boleh melebihi key light

karena akan menciptakan "over exposure" sehingga hasil karya jadi terlihat
seperti photo yang kelebihan cahaya.
b. Cahaya Pantul (Bounce light)

Setiap benda yang terkena cahaya pasti akan memantulkan kembali sebagian
cahayanya. Misalnya cahaya matahari masuk melalui jendela dan
menimbulkan "pendar" pada bagian tembok dan jendela. Warna pendaran
cahaya tersebut juga harus disesuaikan dengan warna material yang
memantulkan cahaya. Semakin tingga kadar reflektifitas suatu benda, seperti
kaca misalnya, semakin besarlah "pendar" cahaya yang ditimbulkannya. Pada
program-program 3D tertentu seperti Lightwave dan program rendering
seperti BMRT dari Renderman, atau Arnold renderer. Efek Bounce Light
bisa ditimbulkan tanpa menggunakan bounce light tambahan. Program secara
otomatis menghitung pantulan masing-masing benda berdasarkan berkasberkas photon yang datang dari arah cahaya. Namun karena photon adalah
sistem partikel, maka perhitungan algoritma pada saat rendering akan
semakin besar. Artinya waktu yang diperlukan untuk rendering akan semakin
besar. Ada kalanya proses ini memakan waktu 10 kali lebih lama
dibandingkan dengan menciptakan bounce light secara manual satu persatu.
Proses simulasi photon yang lebih dikenal sebagai radiosity tersebut sangat
handal untuk menciptakan gambar still image, tetapi tidak dianjurkan untuk
membuat sebuah animasi. Penggunaannya akan sangat tergantung kepada
kondisi yang pembaca alami dalam proses pembuatan ilustrasi. Bounce light
merupakan elemen yang sangat penting dalam menciptakan kesan nyata pada
gambar kita. Tanpa bounce light maka ilustrasi arsitektur akan berkesan
seperti gambar komputer biasa yang kaku dan tidak berkesan hidup.
Pemantulan cahaya dibagi atas 2 bagian yaitu :
-

Specular Reflection

Pantulan sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata


seperti cermin yang memantulkan sinar cahaya kearah yang dengan
mudah dapat diduga.

Diffuse Reflection
Pantulan sinar cahaya pada permukaan tidak mengkilap seperti pada
kertas atau batu. Pantulan ini mempunyai distribusi sinar pantul yang
tergantung pada struktur mikroskopik permukaan.

1.2 Jenis Lampu Pijar


1. Lampu Pijar (biasa)
Jenis lampu yang dikembangkan Thomas Alfa Edison ini memakai filamen
tungsten yaitu semacam kawat pijar didalam bola kaca yang diisi gas
nitrogen,

argon,

kripton,

hidrogen

dan

sebagainya.

Lampu

ini

membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan lampu TL untuk


mendapatkan tingkat terang yang sama. Lampu pijar atau bohlam biasa ini
hanya bertahan 1000 jam atau untuk rata-rata pemakaian 10 jam sehari
semalam, hanya bertahan kira-kira 3 - 4 bulan, dan setelah itu kita harus

10

membeli

bohlam

baru.

Banyak orang menyukai menggunakan lampu pijar karena warna yang


ditimbulkannya. Warna kuning lampu pijar terasa hangat. Namun yang
membeli lampu pijar karena harganya yang relatif murah juga tidak sedikit.
Sebaiknya kita memperhatikan bahwa lampu pijar memang murah, namun
hanya bertahan 3-4 bulanan saja. Warna cahaya lampu pijar adalah kuning
derajat suhu warna 2'500 - 2'700 K (Kelvin)
2. Lampu TL (Fluorescent)
Jenis lampu ini juga dikenal dengan lampu neon. Dewasa ini lampu neon
bentuknya macam-macam, ada yang bentuknya memanjang biasa, bentuk
spiral atau tornado, dan ada juga yang bentuk memanjang vertikal dengan
fitting (bentuk pemasangan ke kap lampu) yang mirip seperti lampu pijar
biasa. Lampu TL lebih hemat energi dibandingkan lampu pijar, karena
lebih terang. Untuk lampu TL yang baik (merk bagus), bisa bertahan
15.000 jam atau setara dengan 10 tahun pemakaian, harganya juga sekitar

11

10x lampu pijar biasa. Sedangkan lampu TL yang berkualitas buruk


mungkin bisa bertahan 4-6 bulan saja (dewasa ini banyak bermunculan
merk lampu 'hemat energi' yang murah, namun kualitasnya rendah).

Lampu TL saat ini juga banyak memiliki varian dan bentuk seperti diatas
dengan fitting ulir yang biasa dipakai untuk lampu bohlam biasa.

Lampu TL yang banyak digunakan sejak dulu dengan fitting khusus untuk
lampu TL yang panjang.

12

Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon
lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini
jenis lampu TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna
cahayanya ada yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan
keseimbangan antara harga dan lama pemakaian, lampu TL banyak
digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-tempat lain yang
membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi.
Warna cahaya lampu pijar adalah: kuning (2'700 K - 3'000 K) netral (3'500
K - 4'500 K) putih (5'500 K - 6'500 K)

3. Lampu Halogen

Lampu halogen biasanya memiliki reflektor (cermin dibelakangnya) untuk


memperkuat cahaya yang keluar. Fittingnya biasanya khusus, namun saat ini
ada pula yang dengan jenis fitting biasa.
13

Lampu jenis ini merupakan lampu spot yang baik. Lampu spot adalah lampu
yang cahayanya mengarah ke satu area saja, misalnya lampu untuk
menerangi benda seni secara terfokus. Lampu ini baik untuk digunakan
sebagai penerangan taman untuk membuat kesan dramatis dari pencahayaan
terpusat seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya. Jenis
lampu ini sebenarnya merupakan lampu filamen yang sudah berhasil
dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga kebutuhan energi (watt)
yang relatif sama. Warna cahaya lampu halogen adalah: halogen biasa:
kuning 3'000 K, halogen high pressure: putih 6'000 K

4. Lampu LED
Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya
ketika dialiri listrik. Sifatnya berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan
(dibakar) atau lampu TL yang merupakan pijaran partikel. Lampu LED
memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan
banyak panas. Karena itu lampu LED terasa dingin dipakai karena tidak
menambah panas ruangan seperti lampu pijar. Lampu LED juga memiliki
warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-warna lainnya.

14

Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk lampu LED yang
menggantikan bohlam bisa bermacam-macam. Yang pasti adalah lampu
LED merupakan lampu berisi kumpulan LED kecil dengan warna putih atau
kuning.

Lampu LED merupakan lampu paling hemat energi diantara jenis lampu
lainnya, meskipun harganya relatif mahal. Saat artikel ini dibuat, lampu
LED 4 watt kualitas bagus yang setara dengan lampu pijar 25 watt, harganya
masih sekitar Rp140an ribu. Meskipun demikian, lampu LED disarankan
bagi Anda yang memperhatikan bahwa energi (watt) yang dipakai sangat
kecil sehingga menggunakan lampu LED sama dengan menghemat listrik
hingga 1/5 dari biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan sangat lama hingga
20an tahun. Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar, maka
dalam 20 tahun harus membeli atau mengganti sekitar 60an lampu pijar.
Dengan asumsi harga lampu pijar biasa adalah Rp6.000,-, maka biaya yang

15

harus dikeluarkan dengan menggunakan lampu pijar biasa adalah


Rp360.000,- tentunya lebih menarik untuk menggunakan lampu LED.
Adapun saat ini, terdapat juga lampu LED sekitar 3 watt setara bohlam 20an
watt 'made in China' yang murah meriah seharga sekitar Rp 30an ribu,
namun

jangka

keawetannya

belum

dijamin

dengan

baik.

Warna cahaya lampu LED banyak meliputi semua warna, bisa merah, putih,
hijau, biru, kuning, dan sebagainya.

1.3 Besar dan hukum pencahayaan


1. Besaran Penerangan
a. Flux Cahaya
Flux cahaya adalah energi yang diradiasikan keluar dari suatu sumber
cahaya setiap detiknya dalam bentuk gelombang cahaya. Jadi flux cahaya
dapat dipancarkan oleh suatu sumber cahaya ialah seluruh jumlah cahaya
yang dipancarkan dalam satu detik.

Dimana : I : Intencitas cahaya (cd)


: Flux cahaya (lumen)
: sudut ruang (steradilan)
sehingga : = I 1m
b. Intensitas Penerangan
Intensitas penerangan atau iluminasi atau kuat penerangan adalah flux
cahaya yang jatuh pada suatu bidang atau permukaan, sehingga satuan
Intensitas penerangan adalah lumen /m2 atau Lux (Lx).

16

Dimana :
Ep : intensitas penerangan di suatu titik P dari bidang yang
diterangi, dinyatakan dalam satuan lux
I : intensitas cahaya dalam satuan candela,
r : jarak dari sumber cahaya titik P, dinyatakan dalam meter.

c. Efisiensi / Rendemen Penerangan


Untuk menentukan efisiensi penerangannya harus diperhitungkan :

Efisiensi atau randmen armatrunya (v);

Faktor refleksi didning (rw), faktor refleksi langit-langintya (rp) dan


faktor refleksi bidang pengukuran (rm)

Indeks ruangannya

17

dimana :

p = panjang ruangan dalam m

l = lebar ruangan dalam m

h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam


m

d. Faktor Depresiasi
Faktor penyusutan atau faktor depresiasi d adalah :

E = Intensitas penerangan
d = faktor depresiasi

18

BAB II
ISI

2.1. Keadaan Ruang Bengkel Listrik


Diketahui :
Panjang ruangan (p) = 20 meter
Lebar ruangan (l) = 15 meter
Tinggi ruangan dari plafon hingga lantai (H) = 5 meter
Tinggi ruangan dari plafon hingga bidang kerja (h) = 4 meter
Jumlah armature = 42 buah
Jumlah lampu/armature = 2 buah
Daya/lampu = 36 watt

Lumen/lampu = 3250 lumen

2.2. Perhitungan Awal

Mencari lumen total ( total ) :


(
) (

Mencari luas ruangan ( A ) :

m2

19

Mencari nilai indeks ruangan ( k ) :

(
(

)
)

Mencari nilai faktor penggunaan ( kp) :

Lihat pada tabel dengan indeks ruangan 2,14. Karena 2,14 ada diantara 2 dan
2,5 maka harus dicari nilai sebenarnya dengan melihat faktor refleksi langitlangit 0,7 ; faktor refleksi dinding 0,3 ; faktor refleksi bidang kerja 0,1 maka :
(

Sehingga faktor penggunaan ( kp ) = 0,5504

Mencari nilai faktor penyusutan ( kd ) :


Kd = 0,7

Mencari nilai kuat penerangan rata-rata ( E rata-rata ) :

20

2.3. Perhitungan untuk Kuat Penerangan


Karena kuat penerangan rata-rata untuk sebuah bengkel adalah 500 Lux
sedangkan berdasarkan perhitungan di atas kuat penerangan rata-ratanya hanya
350,6048 Lux maka dibutuhkan lumen lampu yang lebih besar agar kuat
penerangan rata-rata menjadi 500 Lux.
Berikut adalah perhitungan agar kuat penerangan rata-rata menjadi 500 Lux :

) (

(
(

)
)

Sehingga agar kuat penerangan rata-rata menjadi 500 Lux maka harus
menggunakan lampu TL dengan lumen mendekati 4634,84813 Lumen.
Jadi lampu TL yg digunakan adalah TL-D Standard Colours 58 W 4600 Lumen.
Sehingga kuat penerangan rata-rata akan menjadi :

) (

21

Karena untuk estetika gambar agar terlihat rapi maka jumlah armartut
ditambah dari 42 menjadi 48 armartur.
2.4. Perhitungan Nilai Arus, Pengaman dan Luas Penampang Kabel
(

) (

mm2

mm2

22

2.5. Daftar Material dan Bahan

No

Material

Spesifikasi

Jumlah

Satuan

Buah

BROCO Saklar
1.

Saklar Seri

2.

Lampu

TL-D Standard Colours


58 W 4600 Lumen

96

Buah

3.

Inbow Dus

Panasonic ( WEJ5911 )

Buah

4.

Pipa Conduit

CLIPSAL , 20 mm

40

3 meter /
btg

5.

Elbow

CLIPSAL , 20 mm

50

Buah

6.

T-Dos

CLIPSAL , 20 mm

40

Buah

7.

Klem Pipa Conduit

CLIPSAL , 20 mm

100 buah /
pack

Merk 3M , Tipe 1500 ,


Panjang 20 m , Lebar
18 mm , Tebal 0,13 mm

Buah

100 meter
/ roll

100 meter
/ roll

20

meter

8.

Isolasi Listrik

( 6622U ) , In Bow ,
250 V, Cream

SUPREME , NYA
1 x 1,5 mm2 , Hitam
9.

Kabel

SUPREME , NYA
1 x 1,5 mm2 , Biru
SUPREME , NYA
2

1 x 2,5 mm , Merah,,

23

Kuning, Hitam

LEGRAND ( RED )

100 buah /
pack

BTA EM 58 W

96

Buah

Armatur TL

48

Buah

13.

Starter S 10

96

Buah

14.

MCB 3 Fasa

Merlin Gerlin 16 A

Pcs

15

MCB 1 Fasa

Merlin Gerlin 10 A

Pcs

10.

Lasdop

11.

Ballast Electronic

12.

24

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Untuk menentukan titik jumlah penerangan dan kuat penerangan maka
terlebih dahulu kita harus mengetahui fungsi ruang tersebut, setelah itu hal hal
yang mengenai luas ruang, tinggi ruang, warna dinding, warna lantai, warna
langit langit serta factor depresiasi.
Pada bengkel listrik ini, telah dihitung sedemikian rupa hingga kami dapat
menarik kesimpulan bahwa kuat penerangan pada bengkel ini belum sesuai
denngan standart. Karena standar kuat penerangan pada bengkel listrik ini
sebesar 350,6048 Lux, maka kami hitung kembali agar kuat penerangan menjadi
500 lux. Agar kuat penerangan sesuai standar maka lumen tiap lampu harus
sekitar 4600 lumen, sehingga lampu TL yg digunakan adalah TL-D Standard
Colours 58 W 4600 Lumen. Sehingga kuat penerangan yang kita dapat adalah
496,24064 lux, hampir 500 lux, dan jumlah lampu yang kami gunakan adalah 42
buah. Akan tetapi untuk nilai estetika layout tata letak lampu, maka jumlah
lampu akan kami tambah menjadi 48 buah lampu.

25

LAMPIRAN

26

27

28

APP

NYM 3 x 2,5 mm2


10 A / 3~

NYA 1X 1,5 mm2

NYA 1X 1,5 mm2

NYA 1X 1,5 mm2

10 A / 1~

10 A / 1~

10 A / 1~

32 LAMPU

1856 W

1856 W

8,436 A

8,436 A

1,5 mm2

1,5 mm2

1,5 mm2

8,436 A

1856 W

32 LAMPU

32 LAMPU

PENGHANTAR

ARUS

DAYA

BEBAN LAMPU
(58 W)

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

Anda mungkin juga menyukai