Disusun Oleh :
1. Adhi Anggara
(01)
2. Andhi Yulianto
(02)
3. Apik Issetyorini
(03)
4. Apriliya Afitasari
(04)
LT 1C
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selama proses penyusunan
makalah, penulis mengalami berbagai kendala dan hambatan, namun berkat
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada akhirnya makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangannya, maka
dari itu segala kritik dan saran yang membangun akan selalu di terima dengan senang
hati.Semoga laporan yang sederhana ini bermanfaat bagi Almamater, Civitas
Politeknik Negeri Semarang, maupun para pembaca pada umumnya.
Semarang,
Desember 2013
Penulis
BAB I
LANDASAN TEORI
1.1 Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas manusia.
Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek-objek yang
dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi
menjadi :
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat
energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan
alami pada suatu ruang diperlukan jendela-jendela yang besar ataupun
dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai. Sumber
pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang tidak
tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari. Faktorfaktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami mendapat
keuntungan, yaitu:
-
b. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya
selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila posisi
ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat pencahayaan alami
tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik yang diterapkan
secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan pencahayaan alami
adalah sebagai berikut:
-
Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang
perlu diterangi. Sistm ini dinilai paling efektif dalam mengatur pencahayaan,
tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta kesilauan
yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung maupun karena pantulan
cahaya. Untuk efek yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta
benda yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegarkan
b. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi.
Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki
effiesiean pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih effisien
pemantulan antara 5-90%
c. Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu
disinari, sedangka sisanya dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam
pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan
setengah cahaya ke bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah
bayangan dan kesilauan masih ditemui.
d. Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian
atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang
optimal disarankan langitlangit perlu diberikan perhatian serta dirawat
dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan praktis tidak ada serta
kesilauan dapat dikurangi.
e. Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)
Penggunaan tiga cahaya utama adalah hal umum yang berlaku di dunia film dan
photography. Pada presentasi arsitektural penggunaannya akan sedikit berbeda,
walaupun masih dalam kerangka pemikiran yang sama. Agar pembaca lebih mudah
memahami topik ini, saya menyertakan ilustrasi-ilustrasi gambar di bawah ini. Harap
diingat bahwa topik ini tidak terkait dengan penggunaan software apapun, baik 3D
Studio MAX, Lightwave, Maya, Softimage, ataupun software lainnya. Salah satu
cara mudah untuk melakukan pencahayaan adalah dengan membuat warna seragam
pada seluruh material pada 3D scenes. Teknik pecahayaan dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
a. Cahaya Utama (Key Light)
Fungsi fill light adalah melembutkan sekaligus mengisi bagian gelap yang
diciptakan oleh key light. Fill Light juga berfungsi menciptakan kesan tiga
dimensi. Tanpa fill light ilustrasi kita akan berkesan muram dan misterius,
seperti yang biasa kita lihat pada film X-Files dan film-film horor (disebut
sebagai efek film-noir). Keberadaan fill light menghilangkan kesan seram
tersebut, seraya memberi image tiga dimensi pada gambar. Dengan demikian
penciptaan bayangan (cast shadows) pada fill light pada dasarnya tidak
diperlukan. Rasio pencahayaan pada fill light adalah setengah dari key light.
Meskipun demikian rasio pencahayaan tersebut bisa disesuaikan dengan tema
ilustrasi. Tingkat terang Fill light tidak boleh menyamai Key Light karena
akan membuat ilustrasi kita berkesan datar.
diletakkan pada arah yang berlawanan dengan key light, karena memang
berfungsi mengisi bagian gelap dari key light. Pada gambar di bawah key
light diletakkan pada bagian kiri kamera dan fill light pada bagian kanan. Fill
light sebaiknya diletakkan lebih rendah dari key light.
c. Cahaya Latar (Back Light)
Kickers berfungsi untuk memberikan penekanan (aksentuasi) pada objekobjek tertentu. Lampu spot adalah yang terbaik digunakan karena mempunyai
kemiripan dengan sifat lampu spot halogen yang biasa dipergunakan sebagai
elemen interior. Intensitas cahaya aksentuasi tidak boleh melebihi key light
karena akan menciptakan "over exposure" sehingga hasil karya jadi terlihat
seperti photo yang kelebihan cahaya.
b. Cahaya Pantul (Bounce light)
Setiap benda yang terkena cahaya pasti akan memantulkan kembali sebagian
cahayanya. Misalnya cahaya matahari masuk melalui jendela dan
menimbulkan "pendar" pada bagian tembok dan jendela. Warna pendaran
cahaya tersebut juga harus disesuaikan dengan warna material yang
memantulkan cahaya. Semakin tingga kadar reflektifitas suatu benda, seperti
kaca misalnya, semakin besarlah "pendar" cahaya yang ditimbulkannya. Pada
program-program 3D tertentu seperti Lightwave dan program rendering
seperti BMRT dari Renderman, atau Arnold renderer. Efek Bounce Light
bisa ditimbulkan tanpa menggunakan bounce light tambahan. Program secara
otomatis menghitung pantulan masing-masing benda berdasarkan berkasberkas photon yang datang dari arah cahaya. Namun karena photon adalah
sistem partikel, maka perhitungan algoritma pada saat rendering akan
semakin besar. Artinya waktu yang diperlukan untuk rendering akan semakin
besar. Ada kalanya proses ini memakan waktu 10 kali lebih lama
dibandingkan dengan menciptakan bounce light secara manual satu persatu.
Proses simulasi photon yang lebih dikenal sebagai radiosity tersebut sangat
handal untuk menciptakan gambar still image, tetapi tidak dianjurkan untuk
membuat sebuah animasi. Penggunaannya akan sangat tergantung kepada
kondisi yang pembaca alami dalam proses pembuatan ilustrasi. Bounce light
merupakan elemen yang sangat penting dalam menciptakan kesan nyata pada
gambar kita. Tanpa bounce light maka ilustrasi arsitektur akan berkesan
seperti gambar komputer biasa yang kaku dan tidak berkesan hidup.
Pemantulan cahaya dibagi atas 2 bagian yaitu :
-
Specular Reflection
Diffuse Reflection
Pantulan sinar cahaya pada permukaan tidak mengkilap seperti pada
kertas atau batu. Pantulan ini mempunyai distribusi sinar pantul yang
tergantung pada struktur mikroskopik permukaan.
argon,
kripton,
hidrogen
dan
sebagainya.
Lampu
ini
10
membeli
bohlam
baru.
11
Lampu TL saat ini juga banyak memiliki varian dan bentuk seperti diatas
dengan fitting ulir yang biasa dipakai untuk lampu bohlam biasa.
Lampu TL yang banyak digunakan sejak dulu dengan fitting khusus untuk
lampu TL yang panjang.
12
Dengan jumlah watt (energi listrik) yang lebih kecil, lampu TL atau neon
lebih murah digunakan daripada membeli lampu pijar biasa, dan saat ini
jenis lampu TL juga bervariasi baik bentuk, fitting pemasangan, serta warna
cahayanya ada yang putih, kuning, dan warna lainnya. Dengan
keseimbangan antara harga dan lama pemakaian, lampu TL banyak
digunakan untuk penerangan toko, mall, serta tempat-tempat lain yang
membutuhkan cahaya terang dan lebih hemat energi.
Warna cahaya lampu pijar adalah: kuning (2'700 K - 3'000 K) netral (3'500
K - 4'500 K) putih (5'500 K - 6'500 K)
3. Lampu Halogen
Lampu jenis ini merupakan lampu spot yang baik. Lampu spot adalah lampu
yang cahayanya mengarah ke satu area saja, misalnya lampu untuk
menerangi benda seni secara terfokus. Lampu ini baik untuk digunakan
sebagai penerangan taman untuk membuat kesan dramatis dari pencahayaan
terpusat seperti menerangi patung, tanaman, kolam atau area lainnya. Jenis
lampu ini sebenarnya merupakan lampu filamen yang sudah berhasil
dikembangkan menjadi lebih terang, namun juga kebutuhan energi (watt)
yang relatif sama. Warna cahaya lampu halogen adalah: halogen biasa:
kuning 3'000 K, halogen high pressure: putih 6'000 K
4. Lampu LED
Lampu ini merupakan sirkuit semikonduktor yang memancarkan cahaya
ketika dialiri listrik. Sifatnya berbeda dengan filamen yang harus dipijarkan
(dibakar) atau lampu TL yang merupakan pijaran partikel. Lampu LED
memancarkan cahaya lewat aliran listrik yang relatif tidak menghasilkan
banyak panas. Karena itu lampu LED terasa dingin dipakai karena tidak
menambah panas ruangan seperti lampu pijar. Lampu LED juga memiliki
warna sinar yang beragam, yaitu putih, kuning, dan warna-warna lainnya.
14
Satu varian bentuk lampu LED, dimana bentuk lampu LED yang
menggantikan bohlam bisa bermacam-macam. Yang pasti adalah lampu
LED merupakan lampu berisi kumpulan LED kecil dengan warna putih atau
kuning.
Lampu LED merupakan lampu paling hemat energi diantara jenis lampu
lainnya, meskipun harganya relatif mahal. Saat artikel ini dibuat, lampu
LED 4 watt kualitas bagus yang setara dengan lampu pijar 25 watt, harganya
masih sekitar Rp140an ribu. Meskipun demikian, lampu LED disarankan
bagi Anda yang memperhatikan bahwa energi (watt) yang dipakai sangat
kecil sehingga menggunakan lampu LED sama dengan menghemat listrik
hingga 1/5 dari biasanya. Lampu LED juga bisa bertahan sangat lama hingga
20an tahun. Bila dibandingkan dengan menggunakan lampu pijar, maka
dalam 20 tahun harus membeli atau mengganti sekitar 60an lampu pijar.
Dengan asumsi harga lampu pijar biasa adalah Rp6.000,-, maka biaya yang
15
jangka
keawetannya
belum
dijamin
dengan
baik.
Warna cahaya lampu LED banyak meliputi semua warna, bisa merah, putih,
hijau, biru, kuning, dan sebagainya.
16
Dimana :
Ep : intensitas penerangan di suatu titik P dari bidang yang
diterangi, dinyatakan dalam satuan lux
I : intensitas cahaya dalam satuan candela,
r : jarak dari sumber cahaya titik P, dinyatakan dalam meter.
Indeks ruangannya
17
dimana :
d. Faktor Depresiasi
Faktor penyusutan atau faktor depresiasi d adalah :
E = Intensitas penerangan
d = faktor depresiasi
18
BAB II
ISI
m2
19
(
(
)
)
Lihat pada tabel dengan indeks ruangan 2,14. Karena 2,14 ada diantara 2 dan
2,5 maka harus dicari nilai sebenarnya dengan melihat faktor refleksi langitlangit 0,7 ; faktor refleksi dinding 0,3 ; faktor refleksi bidang kerja 0,1 maka :
(
20
) (
(
(
)
)
Sehingga agar kuat penerangan rata-rata menjadi 500 Lux maka harus
menggunakan lampu TL dengan lumen mendekati 4634,84813 Lumen.
Jadi lampu TL yg digunakan adalah TL-D Standard Colours 58 W 4600 Lumen.
Sehingga kuat penerangan rata-rata akan menjadi :
) (
21
Karena untuk estetika gambar agar terlihat rapi maka jumlah armartut
ditambah dari 42 menjadi 48 armartur.
2.4. Perhitungan Nilai Arus, Pengaman dan Luas Penampang Kabel
(
) (
mm2
mm2
22
No
Material
Spesifikasi
Jumlah
Satuan
Buah
BROCO Saklar
1.
Saklar Seri
2.
Lampu
96
Buah
3.
Inbow Dus
Panasonic ( WEJ5911 )
Buah
4.
Pipa Conduit
CLIPSAL , 20 mm
40
3 meter /
btg
5.
Elbow
CLIPSAL , 20 mm
50
Buah
6.
T-Dos
CLIPSAL , 20 mm
40
Buah
7.
CLIPSAL , 20 mm
100 buah /
pack
Buah
100 meter
/ roll
100 meter
/ roll
20
meter
8.
Isolasi Listrik
( 6622U ) , In Bow ,
250 V, Cream
SUPREME , NYA
1 x 1,5 mm2 , Hitam
9.
Kabel
SUPREME , NYA
1 x 1,5 mm2 , Biru
SUPREME , NYA
2
1 x 2,5 mm , Merah,,
23
Kuning, Hitam
LEGRAND ( RED )
100 buah /
pack
BTA EM 58 W
96
Buah
Armatur TL
48
Buah
13.
Starter S 10
96
Buah
14.
MCB 3 Fasa
Merlin Gerlin 16 A
Pcs
15
MCB 1 Fasa
Merlin Gerlin 10 A
Pcs
10.
Lasdop
11.
Ballast Electronic
12.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk menentukan titik jumlah penerangan dan kuat penerangan maka
terlebih dahulu kita harus mengetahui fungsi ruang tersebut, setelah itu hal hal
yang mengenai luas ruang, tinggi ruang, warna dinding, warna lantai, warna
langit langit serta factor depresiasi.
Pada bengkel listrik ini, telah dihitung sedemikian rupa hingga kami dapat
menarik kesimpulan bahwa kuat penerangan pada bengkel ini belum sesuai
denngan standart. Karena standar kuat penerangan pada bengkel listrik ini
sebesar 350,6048 Lux, maka kami hitung kembali agar kuat penerangan menjadi
500 lux. Agar kuat penerangan sesuai standar maka lumen tiap lampu harus
sekitar 4600 lumen, sehingga lampu TL yg digunakan adalah TL-D Standard
Colours 58 W 4600 Lumen. Sehingga kuat penerangan yang kita dapat adalah
496,24064 lux, hampir 500 lux, dan jumlah lampu yang kami gunakan adalah 42
buah. Akan tetapi untuk nilai estetika layout tata letak lampu, maka jumlah
lampu akan kami tambah menjadi 48 buah lampu.
25
LAMPIRAN
26
27
28
APP
10 A / 1~
10 A / 1~
10 A / 1~
32 LAMPU
1856 W
1856 W
8,436 A
8,436 A
1,5 mm2
1,5 mm2
1,5 mm2
8,436 A
1856 W
32 LAMPU
32 LAMPU
PENGHANTAR
ARUS
DAYA
BEBAN LAMPU
(58 W)
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38