Anda di halaman 1dari 14

8.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1) PENGKAJIAN
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk
memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai dasar
untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien.
Data Fokus
Data subjektif:
-

Klien mengatakan mengalami berak darah

Klien mengeluh nyeri pada perut

Klien mengaku sering mengonsumsi daging, makanan berlemak dan tidak


suka mengonsumsi makanan berserat dan sayuran

Klien mengeluh ada perubahan pola defekasi (konstipasi)

Klien mengeluh mual muntah

Klien mengeluh nafsu makannya menurun

Klien mengeluh berat badannya turun tanpa sebab

Klien mengeluh keletihan

Klien mengeluh merasa sensasi seperti belum selesai BAB (masih ingin tapi
sudah tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses
menjadi lebih sempit).
Data objektif:

Klien tampak pucat

Klien tampak meringis

Klien tampak lemas

Bising usus dapat menurun (<3x/menit)

Teraba masa di rektum

Klien tampak kurus

Pengkajian menggunakan 11 Pola Fungsional Gordondan pemeriksaan


fisik. Adapun hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan kanker rektum mulai
dari sebelum masuk rumah sakit sampai dengan saat sudah dirawat di rumah sakit
adalah sebagai berikut:
1. Persepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan

a) Deskripsi pasien tentang status kesehatan secara umum dan perubahan status
kesehatan dalam kurun waktu tertentu: riwayat kesehatan diambil untuk
mendapatkan informasi tentang perasaan lelah, adanya nyeri abdomen atau rectal
dan karakternya (lokasi, frekuensi, durasi berhubungan dengan makan atau
defekasi).
b) Riwayat sakit pasien sebelumnya: apakah pasien pernah mengalami penyakit usus
inflamasi kronis atau polip kororektal, operasi dan riwayat dirawat di rumah sakit
sebelumnya.
c) Aktivitas yang dilakukan pasien dalam pencegahan penyakit.
d) Obat-obatan dan vitamin yang diminum sekarang dan persepsi pasien terhadap
pengobatan dan perawatan yang dijalani.
e) Alergi makanan atau obat-obatan.
f) Persepsi pasien terhadap penyebab sakit saat ini dan upaya yang dilakukan serta
apakah upaya tersebut telah dapat membantu mengatasi permasalahan pasien.
g) Penggunaan alkohol, tembakau dan obat-obatan.
h) Riwayat penyakit keluarga: apakah salah satu keluarga ada yang menderita
penyakit kolorektal.
i) Dikaji pula pengetahuan pasien tentang penyakit termasuk penatalaksanaannya.

2. Nutrisi-Metabolik
Makan
a) Kaji tipe intake makanan sehari-hari (pada waktu pasien belum masuk rumah
sakit), meliputi jenis makanan yang dikonsumsi, frekuensi, porsi makanan yang
habis dikonsumsi, waktu makan dan snack.
b) Nafsu makan saat ini apakah mengalami penurunan atau tidak. Pada beberapa
kasus dapat ditemukan pasien mengalami penurunan nafsu makan.
c) Adakah perubahan pada sensasi kecap.
d) Intake makanan terakhir yang dikonsumsi sebelum masuk rumah sakit.
e) Pembatasan diet atau tipe makanan yang diresepkan di rumah sakit.
f) Porsi makanan yang habis dikonsumsi di rumah sakit.
g) Kesulitan dalam mengunyah atau menelan makanan.
h) Kehilangan BB yang terjadi saat ini.
i) Ada atau tidaknya penggunaan alat bantu nutrisi seperti NGT
j) Penggunaan suplemen, atau vitamin tertentu.

k) Mual atau muntah (berapa kali muntah).


Note: pengkajian riwayat makanan yang sering dimakan oleh pasien sangat penting
untuk dikaji terkait dengan kanker rectum yang dialami oleh pasien, pengkajian
ditekankan pada kebiasaan pasien dalam mengonsumsi lemak dan makanan kurang
serat dan riwayat adanya penurunan berat badan yang tanpa alas an.
Minum
a) Kaji intake minum sehari-hari.
b) Adakah rasa haus yang berlebih.
c) Minuman yang telah dikonsumsi, jumlahnya berapa ml atau gelas.
d) Kaji jumlah cairan melalui IV yang telah masuk sehingga diketahui cairan masuk
pada pasien.

3. Eliminasi
BAB
a. Frekuensi BAB perhari, konsistensi feses, warna feses, ada tidaknya darah atau
lendir.
b. BAB pasien yang terakhir.
c. Adanya konstipasi atau tidak.
d. Adanya penggunaan alat bantu ekskratory seperti kolostomi.
e. Adanya penggunaan laksatif atau tidak.
f. Adanya perubahan pada defekasi.
BAK
a. Frekuensi BAK, warna, jernih/tidak, ada darah/tidak, jumlah urine (ml)
b. Nyeri saat berkemih
c. Penggunaan kateter
d. Penggunaan obat diuretik
4. Aktivitas-latihan
Kemampuan Perawatan Diri
Makan/Minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi

Berpindah
Ambulasi Rom
0 : Mandiri

3 : Dibantu orang lain dan alat

1 : Alat bantu 4 : Tergantung total


2 : Dibantu orang lain
Hal-hal yang perlu dikaji lainnya:
a) Persepsi respon terhadap aktivitas seperti pusing, lemah.
b) Aktivitas pada waktu luang dan rekreasi

5. Istirahat dan Tidur


a) Kebiasaan tidur (berapa jam)
b) Kebiasaan tidur siang
c) Perubahan tidur yang terjadi
d) Perasaan setelah bangun tidur
e) Permasalahan tidur yang dialami seperti kesulitan tertidur kembali setelah bangun,
insomnia.
f) Penggunaan obat tidur
g) Ritual khusus sebelum tidur
h) Kondisi lingkungan seperti kebisingan, kondisi tempat tidur atau hospitalisasi
yang mempengaruhi tidur pasien.

6. Kognitif-Perseptual
a) Status pendengaran seperti gangguan pendengaran, ataupun penggunaan alat
bantu dengar.
b) Status penglihatan seperti gangguan penglihatan dan penggunaan kaca mata.
c) Pengecap dan pembau.
d) Sensasi perabaan seperti masalah dengan sensasi perabaan seperti baal atau
kesemutan.
e) Nyeri yang meliputi PQRST (pencetus, kualitas nyeri, lokasi, skala dan waktu
munculnya nyeri). Pasien biasanya akan mengeluhkan mengalami nyeri pada
abdomen dan tenesmus.
f) Fungsi kognisi dalam memori istilah, ingatan jangka pendek, ingatan jangka
panjang

g) Riwayat setiap perubahan dalam level kesadaran atau periode kebingungan


h) Komunikasi yang meliputi bahasa utama, bahasa lain, tingkatpendidikan,
kemampuan membaca dan menulis
i) Derajat kemampuan memecahkan masalah, dan derajat kemampuan pengambilan
keputusan.
j) Perasaan berputar, riwayat pingsan, kejang atau sakit kepala.
k) Kemampuan memahami dan manajemen nyeri yang dilakukan.

7. Persepsi diri dan Konsep diri


a) Perasaan pasien berhubungan dengan keadaan/penyakitnyaharga diri, ideal,
identitas, gambaran diri.
b) Deskripsi pasien tentang diri sendiri.
c) Adanya ketakutan, kecemasan dan depresi atau merasa kehilangan kontrol.
d) Pengalaman yang berhubungan dengan perasaan keputusasaan.

8. Peran dan Hubungan


a) Bentuk struktur keluarga
b) Cara hidup seperti sendirian, dengan keluarga
c) Peran dalam keluarga (pemberi perawatan di rumah, pencari nafkah)
d) Persepsi dari efek masalah kesehatan saat ini atau situasi saat ini terhadap peran.
e) Kepuasan/ketidakpuasan terhadap peran
f) Kecukupan keuangan untuk memenuhi kebutuhan saat ini
g) Kecukupan dukungan atau hubungan keluarga untuk memenuhi kebutuhan saat ini
h) Pekerjaan dan status pekerjaan
i) Masalah keluarga berhubungan dengan perawatan
j) Komunikasi antar anggota keluarga.

9. Seksual dan Reproduksi


a) Jenis kelamin.
b) Jumlah anak.
c) Masalah dengan menstruasi.
d) Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit.
e) Riwayat reproduksi, hamil terakhir, riwayat melahirkan.
f) Kontrasepsi yang digunakan.

10. Koping-Stres
a) Perubahan, masalah saat ini, kejadian yang menyebabkan stress.
b) Krisis saat ini misalhnya hospitalisasi, sakit.
c) Level stress saat ini.
d) Penggunaan obat atau alkohol untuk koping.
e) Metode koping yang digunakan.
f) Penggunaan koping tersebut untuk mengatasi masalah.
g) Kehilangan atau perubahan besar yang dialami di masa lalu.
h) Orang terdekat dengan pasien.

11. Nilai dan Kepercayaan


a) Agama yang dianut.
b) Aktivitas sembahyang pasien.
c) Pantangan agama atau keyakinan tertentu.
d) Permintaan kunjungan rohaniwan.
e) Kepercayaan spiritual yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dan
praktek kesehatan.
f) Kepercayaan kultural yang berhubungan dengan kesehatan dan nilai.
g) Persepsi terhadap kepuasan hidup.

Selain 11 Pola Fungsional Gordon, pemeriksaan fisik yang perlu dikaji pada
pasien dengan kanker rectum antara lain:
1. Kulit, Rambut dan Kuku
Inspeksi: warna kulit, kondisi kuku, warna kuku, kebersihan kulit kepala, kaji warna
rambut, kebersihan kulit, turgor, oedem.
2. Kepala dan Leher
Inspeksi: bentuk kepala.
Palpasi: nyeri tekan, distensi vena jugularis, ada/tidak benjolan pada kepala.
3. Mata dan Telinga
a) Mata

Inspeksi: bentuk bola mata, pergerakan bola mata, ptosis ada/tidak, nistagmus
ada/tidak, refleks cahaya pada kedua mata, sklera/konjungtiva.
Palpasi: nyeri tekan bola mata, benjolan pada mata.
b) Telinga
Inspeksi: bentuk daun telinga, kebersihan liang telinga, ada/tidaknya lesi pada
telinga, bengkak atau peradangan pada mastoid ada/tidak, adanya serumen atau
tidak, adanya otitis media atau tidak.
Palpasi: nyeri tekan ada/tidak.
4. Sistem Pernafasan:
Inspeksi: bentuk dada, saat inspirasi apakah ada bagian yang tertinggal, ada tidaknya
retraksi otot bantu pernapasan, pernapasan cuping hidung, RR = x/menit, apakah ada
batuk.
Palpasi:taktil fremitus pada kedua lapang paru, kondisi kulit dinding dada, nyeri
tekan, massa, pembengkakan atau benjolan, kesimetrisan ekspansi
Perkusi:pada daerah yang terdapat udara terdengar hipersonor dan pada daerah yang
terdapat cairan terdengar suara pekak.
Auskultasi:suara napas apakah vesikuler atau ronchi. (Pada umumnya, area paru yang
terdapat infiltratnya akan terdengar ronchi).
5. Sistem Kardiovaskular :
Nyeri dada

Ya

Tidak

Palpitasi

Ya

Tidak

CRT

< 3 dtk

> 3 dtk

Inspeksi: kaji letak ictus cordis (letak ictus cordis normal berada pada ICS 5 pada
linea medio claviculas kiri selebar 1 cm).
Palpasi: denyut jantung teraba/tidak, HR = x/menit, irama dan kedalaman denyut
jantung.
Perkusi:pergeseran letak jantung.
Auskultasi:Bunyi jantung S1 S2, ada gallop atau tidak, adanya murmur atau tidak ada.
(pada umumnya, pasien mengalami nyeri dada dan dapat diikuti dengan peningkatan
tanda-tanda vital. Selain itu, nilai analisa gas darah juga mungkin abnormal yang
dapat ditandai dengan gejala sesak nafas, CRT > 3 detik).
6. Payudara Pria dan Wanita
Inspeksi:bentuk payudara, apakah adanya luka atau tidak, warna kulit disekitar
payudara.

Palpasi:apakah ada nyeri tekan atau tidak, apakah teraba massa atau tidak.
7. Sistem Gastrointestinal
Inspeksi: bentuk abdomen, asites ada/tidak ada, mukosa (lembab/kering/stomatitis).
Palpasi: nyeri tekan ada/tidak ada, ada/tidak teraba benjolan.
Perkusi: terdengar suara timpani pada lambung (regio kiri atas) dan pekak pada regio
yang lain.
Auskultasi:peristaltik: ... x/mnt
8. Sistem Urinarius
Penggunaan alat bantu/ kateter, adanya nyeri tekan kandung kencing, gangguan
eliminasi urin (anuria/oliguria/retensi/inkontinensia/nokturia)
Lain-lain:
Palpasi:nyeri tekan, ada tidaknya benjolan, ada tidaknya distensi.
Perkusi:terdengar suara timpani pada pelvis.
9. Sistem Reproduksi Wanita/Pria
Inspeksi: kaji kondisi alat kelamin, kebersihan, ada peradangan atau benjolan.
10. Sistem Saraf
GCS (Eye, Verbal, Motorik)
Gerakan involunter: ada/tidak ada tremor pada lidah, tangan.
11. Sistem Muskuloskeletal
Hal-hal yang perlu dikaji: kemampuan pergerakan sendi (bebas/terbatas), ada
tidaknya deformitas, kekakuan, nyeri sendi/otot, sianosis atau edema pada ektremitas,
akral.

12. Sistem Imun


Hal-hal yang perlu dikaji: perdarahan gusi, perdarahan lama, pembengkakan
keletihan/kelemahan. Pada umumnya, dapat ditemukan pasien mengalami keletihan
dan kelemahan akibat penurunan suplai oksigen ke jaringan perifer.
13. Sistem Endokrin:
Hal-hal yang perlu dikaji: kadar glukosa.

2) DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
b.
c.
d.

Nyeri kronis
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Diare
Konstipasi

3) INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Nyeri Kronis berhubungan
dengan ketidakmampuan
fisik-psikososial kronis
(metastase kanker, injuri
neurologis, artritis)
DS:
- Kelelahan
- Takut untuk injuri ulang
DO:
- Atropi otot
- Gangguan aktifitas
- Anoreksia
- Perubahan pola tidur
- Respon simpatis (suhu
dingin, perubahan posisi
tubuh , hipersensitif,
perubahan berat badan)

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
NOC:
Comfort level
Pain control
Pain level
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama . nyeri kronis
pasien berkurang dengan
kriteria hasil:
Tidak ada gangguan
tidur
Tidak ada gangguan
konsentrasi
Tidak ada gangguan
hubungan
interpersonal
Tidak ada ekspresi
menahan nyeri dan
ungkapan secara
verbal
Tidak ada tegangan
otot

Intervensi
NIC :
Pain Manajemen
- Monitor kepuasan pasien terhadap
manajemen nyeri
- Tingkatkan istirahat dan tidur yang
adekuat
- Kelola anti analgetik ...........
- Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
- Lakukan tehnik nonfarmakologis
(relaksasi, masase punggung)

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria


Hasil
Ketidakseimbangan
NOC:
a. Nutritional status:
nutrisi kurang dari
Adequacy of nutrient
kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan :
b. Nutritional Status :
Ketidakmampuan untuk
food and Fluid Intake
memasukkan atau mencerna c. Weight Control
nutrisi oleh karena faktor
Setelah dilakukan
biologis, psikologis atau
tindakan keperawatan
ekonomi.
selama.nutrisi kurang
DS:
teratasi dengan indikator:
- Nyeri abdomen
Albumin serum
- Muntah
Pre albumin serum
- Kejang perut
Hematokrit
- Rasa penuh tiba-tiba
Hemoglobin
setelah makan
Total iron binding
DO:
capacity
- Diare
Jumlah limfosit
- Rontok rambut yang
berlebih
- Kurang nafsu makan
- Bising usus berlebih
- Konjungtiva pucat
- Denyut nadi lemah

Intervensi
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
Yakinkan
diet
yang
dimakan
mengandung
tinggi
serat
untuk
mencegah konstipasi
Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
Monitor adanya penurunan BB dan gula
darah
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, total
protein, Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor
pucat,
kemerahan,
dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan keluarga
tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan dokter tentang
kebutuhan suplemen makanan seperti
NGT/ TPN sehingga intake cairan yang
adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau fowler
tinggi selama makan
Kelola pemberan anti emetik:.....
Anjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oval

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi

Rencana keperawatan

Tujuan dan Kriteria


Hasil
Diare berhubungan dengan NOC:
- psikologis: stress
Bowl Elimination
dan cemas tinggi
Fluid Balance
- Situasional: efek dari Hidration
medikasi,
Electrolit and Acid
kontaminasi,
Base Balance
penyalah gunaan
Setelah dilakukan
laksatif, penyalah
tindakan keperawatan
gunaan alkohol,
selama . diare pasien
radiasi, toksin,
teratasi dengan kriteria
makanan per NGT
hasil:
- Fisiologis: proses
Tidak ada diare
infeksi, inflamasi,
Feses tidak ada darah
iritasi, malabsorbsi,
dan mukus
parasit
Nyeri perut tidak ada
Pola BAB normal
DS:
Elektrolit normal
- Nyeri perut
Asam basa normal
- Urgensi
Hidrasi baik
- Kejang perut
(membran mukosa
DO:
lembab, tidak panas,
- Lebih dari 3 x BAB
vital sign normal,
perhari
hematokrit dan urin
- Bising usus hiperaktif
output dalam batas
normaL

Intervensi
NIC :
Diare Management
- Kelola
pemeriksaan
kultur
sensitivitas feses
- Evaluasi pengobatan yang berefek
samping gastrointestinal
- Evaluasi jenis intake makanan
- Monitor kulit sekitar perianal
terhadap adanya iritasi dan ulserasi
- Ajarkan pada keluarga penggunaan
obat anti diare
- Instruksikan pada pasien dan
keluarga untuk mencatat warna,
volume, frekuensi dan konsistensi
feses
- Ajarkan
pada
pasien
tehnik
pengurangan stress jika perlu
- Kolaburasi jika tanda dan gejala
diare menetap
- Monitor hasil Lab (elektrolit dan
leukosit)
- Monitor turgor kulit, mukosa oral
sebagai indikator dehidrasi
- Konsultasi dengan ahli gizi untuk
diet yang tepat

Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Konstipasi berhubungan
dengan
o Fungsi:kelemahan otot
abdominal, Aktivitas fisik
tidak mencukupi
o Perilaku defekasi tidak
teratur
o Perubahan lingkungan
o Toileting tidak adekuat:
posisi defekasi, privasi
o Psikologis: depresi, stress
emosi, gangguan mental
o Farmakologi: antasid,
antikolinergis,
antikonvulsan, antidepresan,
kalsium karbonat,diuretik,
besi, overdosis laksatif,
NSAID, opiat, sedatif.
o Mekanis: ketidakseimbangan
elektrolit, hemoroid,
gangguan neurologis,
obesitas, obstruksi pasca
bedah, abses rektum, tumor
o Fisiologis: perubahan pola
makan dan jenis makanan,
penurunan motilitas
gastrointestnal, dehidrasi,
intake serat dan cairan
kurang, perilaku makan yang
buruk
DS:
- Nyeri perut
- Ketegangan perut
- Anoreksia
- Perasaan tekanan pada
rektum
- Nyeri kepala
- Peningkatan tekanan
abdominal
- Mual
- Defekasi dengan nyeri
DO:
- Feses dengan darah segar
- Perubahan pola BAB
- Feses berwarna gelap
- Penurunan frekuensi BAB
- Penurunan volume feses

Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
NOC:
Bowl Elimination
Hidration
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama . konstipasi
pasien teratasi dengan
kriteria hasil:
Pola BAB dalam
batas normal
Feses lunak
Cairan dan serat
adekuat
Aktivitas adekuat
Hidrasi adekuat

Intervensi
NIC :
Manajemen konstipasi
- Identifikasi
faktor-faktor
yang
menyebabkan konstipasi
- Monitor
tanda-tanda
ruptur
bowel/peritonitis
- Jelaskan penyebab dan rasionalisasi
tindakan pada pasien
- Konsultasikan
dengan
dokter
tentang peningkatan dan penurunan
bising usus
- Kolaburasi jika ada tanda dan gejala
konstipasi yang menetap
- Jelaskan pada pasien manfaat diet
(cairan dan serat) terhadap eliminasi
- Jelaskan pada klien konsekuensi
menggunakan laxative dalam waktu
yang lama
- Kolaburasi dengan ahli gizi diet
tinggi serat dan cairan
- Dorong peningkatan aktivitas yang
optimal
- Sediakan privacy dan keamanan
selama BAB

Distensi abdomen
Feses keras
Bising usus hipo/hiperaktif
Teraba massa abdomen atau
rektal
- Perkusi tumpul
- Sering flatus
- Muntah

Defisit Volume Cairan


Berhubungan dengan:
- Kehilangan volume cairan
secara
aktif
DS :
- Haus
DO:
- Penurunan turgor kulit/lidah
- Membran mukosa/kulit
kering
- Peningkatan denyut nadi,
penurunan
tekanan darah, penurunan
volume/tekanan nadi
- Pengisian vena menurun
- Perubahan status mental
- Konsentrasi urine meningkat
- Temperatur tubuh meningkat
- Kehilangan berat badan
secara tibatiba
- Penurunan urine output
- HMT meningkat
- Kelemahan

NOC:
Fluid balance
Hydration
Nutritional Status :
Food and
Fluid Intake
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama.. defisit
volume
cairan teratasi dengan
kriteria hasil:
Mempertahankan
urine output
sesuai dengan usia dan
BB, BJ
urine normal,
Tekanan darah, nadi,
suhu tubuh
dalam batas normal
Tidak ada tanda
tanda dehidrasi,
Elastisitas turgor kulit
baik,
membran mukosa
lembab, tidak
ada rasa haus yang
berlebihan
Orientasi terhadap
waktu dan
tempat baik
Jumlah dan irama
pernapasan
dalam batas normal
Elektrolit, Hb, Hmt
dalam batas
normal

NIC :
Pertahankan catatan intake dan output
yang akurat
Monitor status hidrasi ( kelembaban
membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ),
jika
diperlukan
Monitor hasil lab yang sesuai dengan
retensi cairan
(BUN , Hmt , osmolalitas urin, albumin,
total protein )
Monitor vital sign setiap 15menit 1
jam
Kolaborasi pemberian cairan IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan oral
Berikan penggantian nasogatrik sesuai
output (50
100cc/jam)
Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan
Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul
meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi
Pasang kateter jika perlu
Monitor intake dan urin output
setiap 8 jam

pH urin dalam batas


normal
Intake oral dan
intravena adekuat

Anda mungkin juga menyukai