Anda di halaman 1dari 4

Resume Kuliah Umum

(Jumat, 28 November 2014)


Produk Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang, Pembelajaran
Perencanaan Parsitipatif Dalam Kegiatan Pengembangan Desa Pesisir
Tangguh (PDPT) dan Perencanaan Partisipatif

untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Proses Perencanaan

Di susun oleh:
Aida Nursalamah Suri
21040113120051
Kelas A

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

Produk Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang


Pembicara: Bapak Leo dari Bappeda Kabupaten Pemalang
Di era saat ini banyak kabupaten/kota di Indonesia yang mengalami penurunan angka
dalam sektor pertanian. Hal ini terjadi dipicu akibat masuk dan berkembangnya sektor perkotaan,
seperti industrialisasi, jasa dan keuangan. Bentuk dukungan dalam pembangunan perkotaan pun
sudah banyak dilaksanakan oleh pemerintah. Namun, dalam implementasinya di lapangan
pemerintah tidak sedikit menghadapi tantangan dan rintangan. Tantangan yang dihadapi
pemerintah diantaranya adalah pengembangan infrastruktur wilayah, permasalahan disparitas di
beberapa bagian di suatu wilayah, pengembangan potensi ekonomi, dan lain sebagainya.
Dalam perakitan produk penataan ruang, pemerintah menggunakan mekanisme sistem
manajemen yang terintegrasi. Tahap pertama yang merupakan dasar pembangunan daerah yang
mengandung tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan tersebut adalah tahap perencanaan.
Setelah tahap perencanaan, dilanjutkan dengan penganggaran, pelaksanaan, pengendalian yang
berupa evaluasi dan pengawasan dan tahap terakhir adalah pelaporan atau pertanggungjawaban.
Produk penataan ruang yang sudah dibentuk bertujuan untuk menyatukan semua sektor dan
seluruh kegiatan manusia yang ada didalamnya sehingga terakomodir di satu ruang. Hal tersebut
menunjukkan bahwa produk penataan ruang itu sendiri haruslah bersifat multisektor, multifungsi
dan multidimensi, bukan melalui pendekatan sektoral.
Perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah memegang dua dasar
hukum yaitu hukum rencana tata ruang (UU No. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang) dan hukum
rencana pembangunan (UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional)
serta hukum-hukum turunannya. Kedua produk hukum tersebut saling terkait dan melengkapi.
Tahapan yang dilalui untuk rencana pembangunan daerah itu sendiri meliputi RPJPD untuk
periode 20 tahun, RPJMD untuk periode 5 tahun dan yang terakhir adalah RKPD untuk periode 1
tahun.
Namun dalam pelaksanaannya, untuk persetujuan suatu produk penataan ruang baik itu
substansinya maupun peta RTRW harus melewati serangkaian tahapan dan persetujuan oleh
pihak-pihak diatas yang tergolong rumit dan panjang. Hal ini dikarenakan aspek tata ruang masih
dibawah kebijakan pemerintah pusat, belum sepenuhnya dikoordinir oleh pemerintah daerah.
Substansi produk penataan ruang harus memiliki persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum RI,

sedangkan peta RTRW harus mendapatkan persetujuan dari BIG. Untuk sanksi yang diterima
juga tergolong tidak ringan apabila terjadi kesalahan dalam perencanaan tata ruang.
Pembelajaran Perencanaan Parsitipatif Dalam Kegiatan Pengembangan
Desa Pesisir Tangguh (PDPT)
Pembicara: Bapak Giri Wilisandy
Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) merupakan program yang dibuat oleh
pemerintah didasari oleh angka kemiskinan yang relatif tinggi di kawasan pesisir, rentannya
bencana alam akibat global warming, dan rendahnya sarana prasarana. Program PDPT bertujuan
untuk menciptakan kemandirian masyarakat pesisir dengan membentuk organisasi sosial desa
dengan melibatkan tanggung jawab pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar setelah 3 tahun
menerima program PDPT, desa tersebut dapat menjadi mandiri dan tangguh. Saat ini, sudah ada
22 pesisir kabupaten/kota di Indonesia yang menerima program ini.
Proses penyusunan RPDP itu sendiri terdiri dari tahap pengelompokan masalah,
penentuan peringkat masalah, pengkajian tindakan pemecahan masalah, penentuan peringkat
tindakan dan terakhir rencana pengembangan desa. Dibalik semua proses pelaksanaan program
ini, beberapa hambatan yang dialami adalah terbatasnya waktu dan kapasitas tenaga
pendamping.
PDPT ini memiliki 5 fokus yang dirangkum menjadi 1 yang disebut dengan Bina
Kelembagaan. Ke-lima bina tersebut adalah: pertama, yaitu bina manusia dikarenakan gaya
hidup masyarakat pesisir itu sendiri relatif boros; kedua, bina usaha agar masyarakat pesisir tidak
bergantung pada alam namun mampu mengolah dan memproduksi; ketiga, bina sumberdaya;
keempat, bina lingkungan dan infrastruktur; kelima, bina siaga bencana dan perubahan iklim,
bagaimana masyarakat dapat secara mandiri menghadapi bencana yang potensial dengan saranasarana evakuasi.

Perencanaan Partisipatif
Pembicara: Ibu Yan Marina
Perencanaan partisipatif merupakan perencanaan yang dalam pelaksanaannya melibatkan
masyarakat. Dalam hal ini, diperlukan adanya pengambilan keputusan bersama-sama sehingga
keputusan tersebut mewakili seluruh pihak yang bersangkutan. Pengambilan keputusan tersebut
melalui tahap identifikasi masalah, pengambilan keputusan dan implementasi di lapangan.
Salah satu bentuk perencanaan partisipatif yang sudah dilaksanakan pemerintah di
beberapa daerah di Indonesia adalah Sanimas (Sanitasi Berbasis Masyarakat). Program ini
bertujuan untuk memperbaiki sistem sanitasi di Indonesia. Banyak dampak yang muncul akibat
kuantitas dan kualitas sistem sanitasi di banyak wilayah di Indonesia yang masih tergolong
rendah. Hal ini dapat dilihat dari angka jumlah penduduk yang terkena penyakit diare, terutama
disaat musim hujan seperti saat ini. Hal ini dikarenakan masih buruknya kualitas sistem sanitasi
di permukiman warga, seperti letak sumur yang berdekatan dengan septictank.
Dalam prosesnya, Sanimas melalui beberapa tahap yaitu persiapan yaitu survey desa,
seleksi desa, pembentukan organisasi, pembangunan dan operasional serta pemeliharaan. Namun
dibalik proses tersebut, masih ditemukan beberapa hambatan salah satunya adalah adanya pihakpihak yang tidak setuju dan bersifat provokasi sehingga terkadang dalam implementasi lapangan
tidak berjalan lancar. Dari sini diharapkan agar masyarakat Indonesia lebih memperluas
pengetahuan agar dapat menyeleksi mana yang baik dan mana yang buruk untuk lingkungan
sekitar. Selain itu, sangat dibutuhkan sekali peran serta masyarakat untuk turut andil dalam
perencanaan dan pembangunan suatu daerah sehingga produk yang dihasilkan menjadi optimal,
mewakili semua aspek dan dapat dikelola secara mandiri oleh masyarakat sekitar dan
pengawasan secara langsung di lapangannya. Hal ini dimaksudkan untuk kebaikan bersama, dari
dan untuk rakyat.

Anda mungkin juga menyukai