3. kawat lilit campuran, yaitu kawat yang lilitannya terdiri dari dua jenis logam atau lebih,
contoh: ASCR (Aluminum Cable Steel Reinforced).
Klasifikasi konduktor menurut konstruksinya:
1. kawat padat (solid wire) berpenampang bulat.
2. kawat berlilit (standart wire) terdiri 7 sampai dengan 61 kawat padat yang dililit menjadi satu,
biasanya berlapis dan konsentris.
3. kawat berongga (hollow conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk mendapatkan garis
tengah luar yang besar.
Klasifikasi konduktor menurut bentuk fisiknya:
1. konduktor telanjang.
2. konduktor berisolasi, yang merupakan konduktor telanjang dan pada bagian luarnya diisolasi sesuai
dengan peruntukan tegangan kerja, contoh:
a. Kabel twisted.
b. Kabel NYY
c. Kabel NYCY
d. Kabel NYFGBY
5. Karakteristik Konduktor
Ada 2 (dua) jenis karakteristik konduktor, yaitu:
1. karakteristik mekanik, yang menunjukkan keadaan fisik dari konduktor yang menyatakan kekuatan
tarik dari pada konduktor (dari SPLN 41-8:1981, untuk konduktor 70 mm? berselubung AAAC-S pada
suhu sekitar 30? C, maka kemampuan maksimal dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
2. karakteristik listrik, yang menunjukkan kemampuan dari konduktor terhadap arus listrik yang
melewatinya (dari SPLN 41-10 : 1991, untuk konduktor 70 mm2 berselubung AAAC-S pada suhu sekitar
30o C, maka kemampuan maksimum dari konduktor untuk menghantar arus adalah 275 A).
Konduktivitas listrik
Sifat daya hantar listrik material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu kebalikan dari resistivitas atau
tahanan jenis penghantar, dimana tahanan jenis penghantar tersebut didefinisikan sebagai:
R.A
? = l
dimana;
A : luas penampang (m2)
l : Panjang penghantar (m)
? : tahanan jenis penghantar (ohm.m)
R : tahanan penghantar (ohm)
? : konduktivitas
1
a =
?
Menyatakan kemudahan kemudahan suatu material untuk meneruskan arus listrik. Satuan
konduktivitas adalah (ohm meter). Konduktivitas merupakan sifat listrik yang diperlukan dalam berbagai
pemakaian sebagai penghantar tenaga listrik dan mempunyai rentang harga yang sangat luas. Logam
atau material yang merupakan penghantar listrik yang baik, memiliki konduktivitas listrik dengan orde
107 (ohm.meter) -1 dan sebaliknya material isolator memiliki konduktivitas yang sangat rendah, yaitu
antara 10-10 sampai dengan 10-20 (ohm.m)-1. Diantara kedua sifat ekstrim tersebut, ada material semi
konduktor yang konduktivitasnya berkisar antara 10-6 sampai dengan 10-4 (ohm.m)-1. Berbeda pada
kabel tegangan rendah, pada kabel tegangan menengah untuk pemenuhan fungsi penghantar dan
pengaman terhadap penggunaan, ketiga jenis atau sifat konduktivitas tersebut diatas digunakan
semuanya.
konduktivitas listriknya berkisar antara 61.0 61.8% IACS, tergantung pada kondisi kekerasan atau
temper. Sedangkan untuk kawat penghantar dari paduan aluminium seri AA 6201, menurut standar
ASTM B 3988 persaratan konduktivitas listriknya tidak boleh kurang dari 52.5% IACS. Kawat penghantar
6201 ini biasanya digunakan untuk bahan kabel dari jenis All Aluminium Alloy Conductor (AAAC).
Disamping persyaratan sifat listrik seperti konduktivitas listrik diatas, kriteria mutu lainnya yang juga
harus dipenuhi meliputi seluruh atau sebagian dari sifat sifat atau kondisi berikut ini, yaitu:
a. komposisi kimia.
b. sifat tarik seperti kekuatan tarik (tensile strength) dan regangan tarik (elongation).
c. sifat bending.
d. diameter dan variasi yang diijinkan.
e. kondisi permukaan kawat harus bebas dari cacat, dan lain-lain.
Pendahuluan
Semikonduktor merupakan alat yang banyak kegunaannya dalam bidang teknik elektro, terutama dalam
pembuatan chip. Untuk itu penting bagi orang yang sedang mempelajari teknik terutama teknik elektro
untuk mengetahui tentang semikonduktor. Alat-alat yang terbuat dan semikonduktor diantaranya
seperti diode, transistor, dan masih banyak lagi.
Semikonduktor dapat terbuat dari Silikon dan Germanium tetapi masih banyak bahan-bahan
semikonduktor lainnya. Semikonduktor intrinsik hanya terbuat dari Silikon atau Germanium murni.
Sedangkan untuk semikonduktor ekstrinsik unsur-unsur tadi diberi pengotoran dengan tujuan agar
konduktivitasnya bertambah. Pengotor-prngotor tersebut disisipkan pada atom unsur utama dengan
proses yang disebut dopping (pengotoran). Unsur-unsur yang ditambahkan tadi memberi karakterisitik
yang berbeda pada semikonduktor. Maka semikonduktor terbagi lagi mejadi dua yaitu semikonduktor
tipe-n yang diberi pengotor atom yang bervalensi lima,dan semikonduktor- tipe-p yang diberipengotor
atom yang bervalensi tiga.
Silikon dan germanium mempunyai elektron valensi empat sehingga bila diberi tambahan atom yang
bervalensi lima maka semikonduktor menjadi kelebihan elektron.
PEMBAHASAN
Struktur Bahan Semikonduktor Tipe-n
1.1 Unsur-unsur dan Ikatan pada Bahan Semikonduktor Tipe-n
Semikonduktor tipe-n termasuk semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor yang diberi tambahan
elektron bebas atau lubang-lubang yang berasal dan atom asing. Pada umumnya semikonduktor, baik
Kesimpulan
Bahan Silikon dan Germanium termasuk yang sering digunakan sebagai bahan semikonduktor, dan
masih banyak bahan lainnya seperti Timah, dan Silikon. Unsur-unsur yang merupakan semikonduktor
masuk di dalam golongan V A kecuali Timbal. Ikatan antar atomnya termasuk ikatan kovalen. Unsur unsur tesebut termasuk senyawa karbon. Silikon banyak terdapat di alam dalam bentuk pasir kuarsa,
dan tanah liat. Germanium terdapat dalam lapisan kerak bumi dan sangat sedikit jumlahnya (0,001%).
Germanium memihiki daya hantar yang Iebih baik dari pada Silikon, sedangkan silikon memihiki daya
tahan panas yang baik, dan banyak terdapat di alam. Oleh karena itu Silikon Iebih banyak digunakan.
Silikon dan Germanium yang terdapat di alam masih belum murni sehingga perlu dimurnikan dengan
proses kimia, dan dimurnikan lagi. Untuk Germanium dimurnikan dengan ekstrusi cairan. Sedangkan
Silikon harus menggunakan tungku/ oven vertikal, karena silikon pada suhu tertentu akan bereaksi
dengan perahu graphite. Tungku vertikal dapat digunakan untuk memurnikan silikon ataupun
germanium.
Semikonduktor terbagi menjadi semikonduktor yang hanya tersusun dari Silikon atau Ge murni yang
disebut semikonduktor intrinsik, dan semikonduktor yang diberi pengotor disebut semikonduktor
ekstrinsik. Pengotor tersebut disisipkan ke dalam unsur utama (intrinsik) dengan cara yang disebut
doping. Bila diberi atom yang bervalensi tiga maka akan terbentuk semikondukto tipe-p, atom
pengotornya disebut atom akseptor. Sedangkan bila atom pengotornya bervalensi lima maka akan
terbentuk semikonduktor tipe n, atom pengotornya disebut atom donor. Atom pengotor harus sama
ukurannya dengan atom murni/ utama.
Pada semikonduktor intrinsik tidak terdapat elektron bebas sehingga bersifat isolator, hanya karena
pengaruh suhu resistivitasnya menurun, sehingga konduktivitasnya semakin meningkat seiring
perubahan suhu. Konduktivitas dan semikonduktor bergantung dan mobilitas muatan, jumlah pembawa
muatan, temperatur. Semikonduktor intrinsik pada suhu nol absolut merupakan isolator. Tidak demikian
pada semikonduktor ekstrinsik. Pada suhu rendah (l/T) bersifat intrinsik. Maksudnya pada suhu tinggi
konduktivitasnya lebih handal dari pada konduktivitas pada suhu rendah. Keadaan diantaranya
peralihan merupakan keadaan
dimana semua elektron dan atom donor telah pindah ke pita konduksi (exhaustion range) pada
semikonduktor tipe-n atau semua lubang telah terisi penuh (saturation range) pada semikonduktor tipep.
Semikonduktor tipe-n dan tipe-p memiliki kesamaan dalam hal perubahan konduktivitasnya terhadap
suhu. Untuk membedakannya dapat digunakan percobaan dikenal dengan Hall effect. Untuk
semikonduktor tipe-n voltage Hall bernilai positif, sedangakan pada semikonduktor tipe-p voltage Hall
bernilai negatif. Besarnya voltage Hall bergantung dari Hall coefficient, arus, kuat medan dan ketebalan
bahan.
Semikonduktor banyak digunakan pada alat-alat yang menggubah energi listrik menjadi listrik,
mengubah arus AC menjadi DC, menggubah energi panas menjadi listrik (solar cell), dan pada alat-alat
pengukuran. Pada arus tegangan tinggi bahan semikonduktor digunakan pada arester agar dapat
mengalirka tegangan berlebih akibat petir (tegangan sorja) ke tanah. Ada juga semikonduktor yang peka
terhadap perubahan suhu (thermistor), cahaya (photoelectric), tegangan (varistor), listrik (transisitor),
dan impurities (rectifier). Pengujian pada bahan semikonduktor dapat dilakukan dengan pemberian
tegangan yang besar, atau pemanasan, atau gabungan keduanya.