Coba anda analisis data potensi agribisnis di salah satu Kecamatan yang ada
pada salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, caranya yaitu:
a. Mencari data potensi agribisnis di salah satu Kecamatan di salah satu Kabupaten
yang ada pada Provinsi Jawa Barat, melalui internet.
b. Jika akan mengembangkan agribisnis di wilayah yang anda pilih, maka:
data apa saja yang anda perlukan ?
tersediakah data yang anda perlukan ?
jika tidak tersedia, data apa saja yang seharusnya ada ?
c. Coba anda olah data tersebut agar lebih informative !
d. Apa saran anda agar data potensi agribisnis dapat disediakan dengan baik oleh
instansi terkait, sehingga dapat lebih mudah bagi pengambil kebijakan untuk
mengembangkan potensi agribisnis di wilayah yang anda pilih ?
e. Bagaimanakah jaringan informasi yang seharusnya terjalin antara instansi terkait
agar arus dan alur informasi dapat berjalan dengan baik ?
Jawab
rendah dengan ketinggian antara 19 - 50 m diatas permukaan laut dengan luas wilayah 345,69
hektar (28,70 %).
Tipe iklim di Kabupaten Majalengka termasuk bervariasi, suhu berkisar antara 21,4-35,12 C,
Curah hujan rata-rata setahun sekitar 258,7 mm, curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Nopember mencapai 624,6 mm dengan hari hujan rata-rata 8 hari per bulan.
Komoditas Mangga
Gedong gincu merupakan salah satu varietas mangga yang sedang dikembangkan
mengingat mempunyai potensi pasarnya yang baik (Eropa). Hal ini karena preferensi pasar
Eropa mengenal mangga kualitas prima adalah dicirikan warna kulit buahnya kuning/oranye.
Majalengka disamping Indramayu dan Cirebon merupakan 3 kabupaten sentra produksi
utama mangga gedong gincu. Mangga gedong gincu mempunyai rasa yang manis, aroma kuat
dan daging buah tebal. Berat buah 200 240 gram/buah dan berukuran 10 x 8 cm, bentuk
pangkal buah bulat, warna pangkal buahnya merah kekuningan dan ujungnya hijau tua, serta
produksi 100 150 k/pohon.
Mangga gedong gincu memiliki luas tanam 2.027,30 hektar , luas panen 531,41 hektar
dan produksi sebesar 3.286,20 ton atau capaian tingkat produtivitas 61,84 kwintal/hektar.
Sentra tanaman mangga gedong gincu tersebar di kecamatan Kertajati, Majalengka,
Panyingkiran, Jatitujuh dan Ligung
Keragaan Sentra
Sentra produksi mangga di Kabupaten Majalengka tersebar di
5 (lima) kecamatan,
yakni : Kadipaten (16.524 pohon), Panyingkiran (69.453 pohon), Dawuan (37.779 pohon),
Kertajati (246.512 pohon) dan Kecamatan Majalengka (89.439 pohon). Pada 5 (lima)
kecamatan tersebut, populasi varietas gedong gincu 30 %, sedang varietas lainnya adalah
Arumanis (40 %), Cengkir (20 %) dan varietas lain (10 %).
Pada TA. 1992/1993 melalui Proyek Usahatani Lahan Marginal telah dikembangkan
mangga Arumanis seluas 500 Ha di 7 (tujuh) Desa Kecamatan Kertajati. Sejak TA.
1997/1998 hingga TA. 1999/2000 melalui Proyek Pengembangan Agribisnis mangga
(P2AM) IHDUA/JBIC IP-477 telah dilaksanakan pengembangan mangga varietas gedong
gincu seluas 500 Ha di Kecamatan Kertajati. Kecamatan Kertajati sebagai salah satu sentra
produksi mangga gedong gincu mempunyai ketinggian tempat 30 meter dpl, topografinya
datar, jenis tanah Alluvial Kelabu, pH tanah 5,5 6 serta curah hujan 3.557,6 mm/tahun
dengan 135 hari hujan dan 8 bulan basah, 4 bulan kering. Sedang suhu udaranya berkisar
antara 22,1 33,2 C dan kelembaban udara 77 %.
Dari pertanaman TA. 1992/1993 (Kecamatan Kertajati) tanaman dapat berproduksi
118,77 Ton (2001), sedang dari pertanaman mangga lain di Kabupaten Majalengka dapat
diproduksi Arumanis 21.004 Ton, Cengkir 6.001 Ton, Gedong Gincu 9.003 Ton dan varietas
lain 3.001 Ton.
Identitas Komoditas
No
Uraian
Komoditi
Varietas
Gedong Gincu
Prioritas
Spesifikasi :
a. Bentuk
Bulat
b. Rasa
Manis
c. Warna Kulit
Pangkal merah
keunguan, ujung hijau
tua
10 cm x 8 cm
f. Aroma
harum menyengat
(kuat).
Catatan : Produksi Mangga Gedong Gincu 100150 Kg/phn dan berat buah 200-240 gram
Jenis Topografi pH
No Kecamatan tanah
Kertajati
Agroklimat
Jumlah Tinggi Curah
bulan tempat hujan
basah (m
(Mm/thn) Suhu
&
dpl)
kering
C
30
2.179
22,133,2
No Kecamatan
1 Kertajati
2 Selain
Kec.
Kertajati
Varietas
Gedong gincu
Arumanis, Cengkir
& Gedong Gincu
Bulan Panen
Puncak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Panen
XX X X
9 - 10
XXXX X
9 - 10
No Kecamatan
1
2
3
No Kecamatan
Kertajati
Nama
....
-
Luas
lahan
Kondisi
tanah
.... Baik Sedang Buruk
-
URAIAN
On Farm
ISIAN
Bibit
Lokal (Grafting)
Budidaya
Intensif
Pemupukan
Jenis : NPK
Dosis : sesuai rekomendasi
Penyiraman
Pemangkasan
Pengendalian OPT
Kimia
Jenis : Antracol, Pastax, Sidabas
Dosis : Sesuai dosis anjuran
Sanitasi Kebun
2.
Panen
Off Farm
Pengolahan
Pemasaran
Rantai Pemasaran
a.
Harga
Cara pemasaran
20.000,- per kg
< Sendiri
Jarak Pasar
< Tebasan
Pelaku pasar
Dekat
Analisa Kelayakan
Usaha Tani perhektar
Biaya produksi
Rp. 42.110.000,Nilai produksi
Keuntungan
Catatan :
1. Hasil analisa kelayakan usaha tani 1 hektar mangga gedong gincu terlihat hasil
produksinya yang baik setelah umur tanaman 9 tahun.
2. Tingkat harga mangga di petnai bervariasi
3. Pemasaran mangga di Kabupaten Majalengka memakai sistem ijon.
Ekspor Impor Regional ( masing-masing kabupaten )
a. Dipasarkan ke luar kabupaten :
Jumlah
Harga
: 100 ton/tahun
Harga
: 210 ton/tahun
Harga
KELEMBAGAAN
No
Kecamatan
Kec. Kertajati
Jumlah Jumlah
Kelompok tani
39
Jenis Usaha*)
Catatan :
Jumlah kelompok dan tani termasuk 26 kelompok dari 1.229 orang petani hasil bentukan
selama Proyek P2AM di laksanakan.
Penangkar Bibit
Benih yang di
Nama
No Kecamatan
Penangkar
1
Raja
Galuh
M Jamil
Tata S.
Sindang
Wangi
Iding
Haji Endun
Suka Haji Sayad
Toha
Alamat Komoditas
produksi
(Batang)
28.000
Raja
Mangga
Galuh
Raja
Mangga
Galuh
Sindang Mangga
Wangi
G. Kuning Mangga
Salah
Mangga
Gedang
Tanjung Mangga
Sari
25.000
16.000
11.000
15.000
6.000
Catatan :
Benih yang diproduksi oleh penangkar pada umumnya Varietas Gedong Gincu, Arumanis
143 dan Cengkir
Lembaga Penyedia Modal
No
Kecamatan
Nama lembaga
1 Kertajati
2
3
-
Jenis skim
pinjaman
Batas
maksimum
pinjaman
-
MASALAH KRITIKAL
Cukup tingginya serangan hama penyakit.
CARA BUDIDAYA MANGGA GEDONG GINCU
a. Syarat tumbuh
Tanaman Mangga Gedong Gincu tumbuh baik pada dataran rendah dengan
ketinggian antara 0-500m dpl.
pH tanah 5,5 6,5 dengan struktur tanah yang berpasir, lempung atau
lempung setengah berat.
Pengairan cukup
b. Cara Budidaya
4. Persiapan Lahan
Bersihkan areal lahan yang akan ditanami dari gulma, batu-batuan dan
kerikil-kerikil yang sekiranya akan mengganggu pertanaman.
Setelah lahan bersih tentukan titik dan jarak tanam dengan cara
menggunakan tambang plastik/rafia jarak tanam untuk mangga
bervariasi
yaitu
5x5m,
10x10m,
10x12m,ketinggian
tanaman
5. Penanaman
Tanah galian dari lubang yang disimpan disebelah kiri setelah 1 bulan
diaduk dengan pupuk kandang 10kg lalu masukkan kelubang,
demikian juga tanah yang disimpan di sebelah kanan diaduk dengan
pupuk kandang 10kg dan dimasukkan ke lubang tanam.
6. Pemeliharaan.
7. Pemupukan
Agar tanaman tumbuh dengan subur dan sehat maka kita perlu
memberikan pupuk organik (pupuk kandang, bokasi, kompos) dan
pupuk anorganik (NPK, TSP, Urea, KCI).
lubang
dengan
dosis
20-30kg
per
pohon/lubang.
Umur
Jumlahpupuk
Frekuensi
tanaman(Th)
(kg)
0,6
1,0
2,0
4,5
6,0
7,5
8,0
10
8. Pemangkasan
Apabila menginginkan produksi mangga yang bermutu, kegiatan pemangkasan
harus dilaksanakan secara teratur. Adapun jenis pemangkasan yang baik
adalah sebagai berikut:
Pemangkasan pemeliharaan
Pemangkasan pembuahan
yang
Usaha petani kabupaten majalengka untuk menembus pasar ekspor didukung oleh
Universitas Padjadjaran melalui pusat penelitian inovasi kelembagaan pertanian.
Proses pendampingan yang berkesinambungan dari UNPAD mempermudah
petani untuk mengakses informasi mengenai pasar ekspor.
6. Petani memiliki usahatani lain atau mata pencaharian lain sehingga kebutuhan
hidupnya sehari-hari masih dapat terpenuhi. Gestation Period tidak menjadi
masalah petani dalam pengembangan Mangga,
Weakness (Kelemahan)
Disamping kelebihan, Kabupaten Majalengka memiliki kelemahan dalam beberapa
hal, yaitu:
1. Ketersediaan Modal yang Rendah
Ketersedian modal petani menyebabkan banyak petani yang menyewakan pohon
yang dimilikinya kepada pihak lain sehingga menyebabkan kualitas mangga
menurun karena penyewa pada umumnya tidak memikirkan kondisi pohon untuk
jangka panjang. Hal ini meyebabkan petani sulit dalam mempertahankan
kontinuitas produksinya.
2. Jenis Kebun yang Dimiliki
Sebagian besar petani (70%) merupakan petani mangga pakarangan dan petani
kebun campuran (yang memiliki pohon mangga kurang dari 20 pohon), sehingga
registrasi kebun pada petani sebagian besar berupa pekarangan sulit dilakukan.
3. Kurangnya Kesadaran Petani
Kesadaran petani untuk perawatan pohon masih rendah. Pemupukan dan
pengendalian hama penyakit tanaman berdasarkan jumlah produksi mangga yang
dihasilkan. Apabila menghasilkan maka akan dilakukan perwatan, begitupun
sebaliknya.
4. Kondisi Harga
Harga mangga akan turun drastic saat terjadi panen raya.
5. Sortir dan Grade
Sistem sortir dan Grade yang ketat dari supplier dan eksportir, sementara harga
bersaing dengan pasar konsumsi (wisata)
6. Penanganan Pasca Panen
Selain harus menganalisis faktor internal, faktor eksternal pun memegang peranan
penting dalam hal upaya pengembangan potensi agribisnis komoditas mangga
gedong gincu di Kabupaten Majalengka. Adapun faktor eksternal yang terdiri dari
Peluang dan ancaman.
Opportunities (Peluang)
1. Tingkat Permintaan Buah Lokal
Konsumsi mangga terus menerus meningkat sesuai data konsumsi buah-buahan masyarakat
yang cenderung meningkat setiap tahunnya.
2. Peluang Pasar Ekspor
Peluang pasar ekspor masih terbuka luas dengan standar kualitas mangga yang sesuai dengan
yang diisyaratkan negara pengimpor.
3. Ketersediaan varietas mangga berkualitas yang mudah diakses oleh petani mangga.
4. Adanya investor swasta yang tertarik berinvestasi untuk pengembangan agribisnis
mangga bernilai jual tingggi untuk tujuan ekspor.
5. Terbukanya pasar ASEAN pada tahun 2015 sehingga memberikan prospek pasar
yang besar bagi petani Mangga di Kabupaten Majalengka.
Selain peluang, adapula ancaman yang akan menghambat dan menghalangi untuk
mengembangkan agribisnis terpadu. Berikut ini adalah ancaman yang berpotensi
terjadi, diantaranya yaitu:
Threats (Ancaman)
1. Perkembangan kondisi agroklimat dimana curah hujan tinggi akan menyebabkan
kerontokkan bunga yang mengakibatkan turunnya produktivitas dan kualitas
mangga.
2. Terbukanya pasar ASEAN pada tahun 2015, sehingga produk dari negara ASEAN
akan mudah memasuki pasar Indonesia. Kondisi ini merupakan ancaman bagi
petani lokal karena pasar mereka mulai dimasuki oleh produsen dari luar negeri.
3. Infrastruktur produksi yang masih kurang memadai seperti jalan, air, listrik
4. Produsen/petani asing yang telah memiliki rantai pasok yang lebih baik sehingga
mereka lebih efisien dalam hal harga.
5. Kurangnya kesadaran petani untuk peremajaan pohon Mangga sebagai investasi
masa depan, sehingga akan dikhawatirkan kualitas mangga akan terus menurun.
Setelah melihat dari faktor internal dan eksternal, maka diharuskan membuat dan
menerapkan strategi agar upaya pengembagan sistem agribisnis terpadu untuk komodiats
gedong gincu di Kabupaten Majalengka dapat berjalan dan dilaksanakan. Berikut ini adalah
strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk upaya pengembangan potensi agribisinis,
diantaranya yaitu:
1. Penggunaan varietas mangga bernilai jual tinggi dengan bibit berkualitas di lahan
petani dengan dukungan pemerintah, swasta dan perguruan tinggi,
2. Pengembangan kebun hamparan melalui kelembagaan
tidak terpisahkan dan memiliki daya saing yang tinggi dalma menghadapi persaingan
global.
Daftar Pustaka
Wibawa, Gema Mukti. 2013. Strategi Pengembangan Agribisnis Mangga Untuk Memenuhi
Pasar Ekspor. http://pertanian.trunojoyo.ac.id (diakses pada tanggal 1 oktober 2014)
www.bappeda.majalengkakab.go.id/index.php?opion=com_content&view=article&id=13&It
emid=24 diunduh pada 2 oktober 2014
Balai
pengembangan
Benih
Hortikultura
dan
Aneka
Tanaman
Prov.
Jabar.