Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan: 1.1. Latar Belakang
PENDAHULUAN
Ade rusliana, Artikel Pendidikan Matematika, diakses dari http://blogindonesia.com/blogarchive-4552-15.html pada tanggal 17 September 2013.
1
1.3. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pembahasan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui maksud dari Pendidikan Matematika Real.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Pendidikan Matematika Real.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kerumitan Pendidikan Matematika
Real.
1.4. Manfaat
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
Bagi Mahasiswa :
Bagi Siswa :
Bagi Pendidik :
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pendidikan Matematika Realistik
Pembelajaran matematika relaistik pertama kali diperkenalkan dan
dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Institut Freudenthal.2
Pendidikan matematika realistik (PMR) merupakan suatu pendidikan dalam
pembelajaran matematika di Belanda. Penggunaan kata realistic sebenarnya
berasal dari bahasa belanda zich realiseren yang berati untuk dibayangkan.3
Ide utama dari model pembelajaran PMR adalah manusia harus diberikan
kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) ide dan konsep matematika.
Upaya untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika ini dilakukan dengan
memanfaatkan realita dan lingkungan yang dekat dengan anak.
Pendidikan matematika dengan menggunakan metode atau pendekatan
metematika realistik diharapakan lebih mempermudah siswa-siswi untuk
mempelajari matematika, karena pada dasarnya, matematika realistik menggunakan
pendekatan yang dimulai dengan hal-hal yang nyata, dapat dibayangkan, dekat
dengan siswa dan lingkungannya serta menjadikan matematika sebagai aktivitas
siswa. Sehingga, dapat diartikan matematika realistik lebih mengedepankan tentang
penggunaan suatu situasi yang bisa dibayangkan (imagineable) atau nyata (real)
dalam pemikiran
antara
pengetahuan
informal
dan
matematika
formal.
Dalam
Ibid
bersungguh-sungguh
cara
dalam mengerjakan
sendiri, asalkan
soal
atau
orang
masalah
itu
tersebut.
yang utama
orang
harus
misalnya mengenai
siswa, guru
dan
peranan
soal
kontekstual. Di dalam PMR siswa tidak lagi dipandang sebagai pihak yang
mempelajari segala sesuatu yang sudah jadi, tetapi sebagai pihak yang aktif
mengkonstruksi konsep-konsep matematika. Guru dipandang lebih sebagai
pendamping bagi siswa.
2) Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat
PMR tidak selalu mudah
untuk
setiap
lagi karena
topik
soal-soal
matematika
yang
perlu
tersebut
harus
bisa
pematematikaan
mekanisme, berpikir siswa harus diikuti dengan cermat, agar guru bisa
membantu siswa dalam melakukan penemuan kembali terhadap.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pendidikan matematika realistik (PMR) merupakan suatu pendidikan
dalam pembelajaran matematika di Belanda. Penggunaan kata realistic
sebenarnya berasal dari bahasa belanda zich realiseren yang berati untuk
dibayangkan.
Ide utama dari model pembelajaran PMR adalah manusia harus diberikan
kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) ide dan konsep matematika.
Upaya untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika ini dilakukan dengan
memanfaatkan realita dan lingkungan yang dekat dengan anak.
Menurut Sofa (2008) Ada tiga prinsip utama dalam PMR, yaitu:
1. Guided reinvention and progressive mathematizing,
2. Didactical phenomenology,
3. Self-developed models.
Beberapa kelebihan dari Pendidikan Matematika Realistik
(PMR)
misalnya mengenai
siswa, guru
dan
peranan
soal
kontekstual.
Di dalam PMR siswa tidak lagi dipandang
sebagai
pihak yang
mempelajari segala sesuatu yang sudah jadi, tetapi sebagai pihak yang aktif
mengkonstruksi
konsep-konsep
matematika.
Guru dipandang
lebih sebagai
untuk
setiap
lagi karena
topik
soal-soal
matematika
yang
perlu
tersebut
harus
bisa