Anda di halaman 1dari 4

Datum: Sat, 20 Jun 1998 10:49:59 +0200

IKRAR 21 JUNI 1998 : IN MEMORIAM PEMIMPIN BESAR REVOLUSI, BUNG


KARNO
KEDAULATAN RAKYAT BERARTI :
DIRIKAN DEWAN-DEWAN PEMBEBASAN RAKYAT YANG INDEPENDEN !
Kejatuhan Rezim Diktaktor Soeharto adalah buah dari perjuangan panjang Rakyat
Indonesia, yang telah mengorbankan ribuan, bahkan jutaan martir. Namun demikian
Perjuangan belumlah tuntas, karena elemen-elemen pendukung Soeharto masih duduk
dalam Pemerintahan Habibie yang naik ke
puncak kekuasaan merebut kedaulatan rakyat yang berjuang. Bahkan Orde Baru sebagai
sebuah stelsel (sistim) penindasan masih dipertahankan oleh penguasa untuk
memeperkuat tatanan kekuasaan kedalam tangan para pewaris Rezim Soeharto.
Memang, gerakan yang telah dipelopori oleh kaum Pemuda, Mahasiswa dan Intelektual
di Ibukota yang berhasil mendesak mundur Soeharto pada puncaknya 21 mei 1998
kemarin, telah membuktikan bahwa hanya gerakan massa rakyat yang kuat didukung
dari berbagai sektor dan dari berbagai kota diseluruh Indonesia, mampu memecah,
mendesak dan memukul diktaktor Soeharto untuk mundur dari kekuasaannya. Hanya
dengan perlawanan sengit massa rakyat yang tumpah melawan dan menembus barikade
pasukan Soeharto di seluruh kota-kota besar. Dengan tumpah darah para demonstran
pejuang baik di Jakarta, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Malang, Medan, Lampung,
Padang, dan kota-kota kabupaten lainnya, sebuah kekuasaan yang telah menginjak hakhak rakyat dan telah merampas kedaulatan rakyat, memanipulasi nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia,--akhirnya harus mundur dari kekuasaan yang dinikmatinya selama 32 tahun
diatas darah jutaan rakyat yang telah gugur menjadi korban.
Namun, kedaulatan politik dan ekonomi belumlah ditangan rakyat dan masih
dipertahankan oleh kaum sisa-sisa Soeharto yang atas nama Reformasi mengangkangi
perjuangan rakyat yang murni. Kaum pelopor Mahasiswa dan Inteletual dipecah belah
untuk mematahkan perjuangan rakyat yang seharusnya merebut kedaulatan rakyat dan
menunjuk arah bagi perjuangan reformasi tersebut.
Namun demikian rakyat tidak pernah berhenti untuk berjuang, karena rakyat semakin
sadar akan haknya untuk merebut kekuasaan dan mendirikan kedaulatan penuh atas
dirinya untuk membangun indonesia baru yang bebas dari nilai-nilai, watak dan praktek
politik lama di massa Orde Baru. Rakyat akan terus bangkit melawan setiap
penghalang-perintang bagi keharusan sejarah RAKYAT YANG BERKUASA.
Ekonomi yang sudah luluh lantak akibat kebobrokan sistim ekonomi Orde Baru yang
dipimpin Diktaktor Soeharto, yang mempraktekkan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme,-demi kepentingan Kapitalis Kroni rakyat harus menderita menanggung kehancuran
ekonomi yang seakrang ini. Dan demi
Orde Baru yang telah menyengsarakan rakyat selama 32 tahun, Soeharto secara ilegal
menyerahkan kekuasaan kepada pengikut-pengikutnya,--Klik Habibie, agar Jenderal
Diktaktor Soeharto dapat diselamatkan dan ekonomi Indonesia mendapatkan bantuan
utang kembali dari luar negeri.
Inilah praktek politik kaum Orde Baruis, atas nama reformasi, berharap utang,
menyelamatkan Soeharto, sambil tetap berkuasa dan mempertahankan hukum-hukum
penindasannya. Mereka berpikir rakyat akan mendukung kebijakan Reformasi ekonomi
dan politik yang sebenarnya hanya untuk kepentingan kekuasaan mereka. Mereka pikir
rakyat sedemikian tolol dan buta tidak mengetahui taktik licik kaum Orde Baru-is yang
bertahun-tahun menyengsarakan rakyat. Justru mereka yang tolol dan picik, karena

berpikir dapat membangun kembali ekonomi bangsa ini tanpa kekuatan dan dukungan
rakyat.
Semakin jatuhnya nilai rupiah, semakin melonjaknya harga-harga bahan-bahan pokok
rakyat, hancurnya industri dan pertanian, mahalnya obat-obatan adalah akibat ulah dari
para ekonom dan politisi Orde Baru, yang paling menikmati kejayaaan ekonomi dan
politik dimasa pemerintahan Diktaktor Soeharto. Setelah Soeharto Jatuh, buru-buru
mereka mencari jurus-jurus reformasi ternyata bukan untuk menyelamatkan ekonomi
rakyat, namun dengan tipu dayanya terus menggiring rakyat ke liang kubur. Tidak
satupun dari kebijakan-kebijakan Pemerintahan Habibie yang mendapat dukungan
rakyat, Karena rakyat tidak pernah lagi percaya pada politisi-politisi dan ekonomekonom sisa-sisa Orde Baru yang menjanjikan Reformasi.
SIDANG ISTIMEWA dan PEMILU adalah tipudaya atas nama REFORMASI, sisa-sisa
Orde Baru untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan rakyat. REFORMASI berarti
kematian perlahan-lahan untuk rakyat. Karena pemerintahan yang bukan dari, untuk dan
oleh rakyat hanyalah untuk kepentingan segelintir orang, sementara rakyat akan terus
hidup dikubangan kemiskinan. Kita butuh sebuah REVOLUSI, yaitu sebuah perubahan
mendasar dan radikal dengan mengambil alih kekuasaan dan menjalankan kekuasaan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Rakyat harus segera membangun sendi-sendi
pemerintahannya dalam Dewan-Dewan Pembebasan Rakyat yang akan menjalankan
roda ekonomi berdasarkan kooperasi, gotong royong dan pengawasan ketat terhadap
pelaksanaan efisiensi ekonomi dan politik.
Hanya ada dua pilihan bagi rakyat Indonesia : Berpihak pada janji-janji REFORMASI
tanpa ada yang bisa menyelesaikan persoalan rakyat yang mendasar karena kekuasaan
bukan ditangan rakyat yang menjadi tulang punggung perbaikan ekonomi, sambil
perlahan-lahan membiarkan negeri dan bangsa ini semakin hancur dalam persoalan
ekonomi dan politik. ATAU berpihak pada REVOLUSI yang akan merebut kedaulatan
rakyat dan membangun Dewan-dewan Pembebasan Rakyat, yang akan memobilisir
semua potensi bangsa secara gotong royong dan mandiri membangun bangsa bersamasama untuk kepentingan dan kemakmuran bersama.
Bagi rakyat, persoalan ekonomi yang semakin berantakan ini hanya bisa diatasi oleh
kekuatan rakyat. Rakyatlah yang harus berperan untuk membangun kembali bangsa dan
negeri ini. Dasar-dasar ajaran pokok untuk membangun negeri ini sudah pernah
diajarkan dan dipraktekkan oleh founding father bangsa ini yaitu Proklamator Republik
Indonesia Soekarno didalam kumpulan tulisannya Dibawah Bendera Revolusi, Bahwa
untuk mencapai masyarakat adil dan makmur bagi bangsa ini hanyalah kaum tani dan
kaum buruhlah yang menjadi kekuatan pokok pendorong untuk membangun Indonesia.
Oleh karena itu rakyat yang mayoritas pekerja itu harus berdaulat secara ekonomi dan
politik untuk menentukan nasib masa depannya.!
Founding Father, Mohammad Hatta telah berkali-kali menegaskan bahwa Sistim
Kooperasi, adalah soko guru bagi perekonomian bangsa, untuk mengantar rakyat menuju
masyarakat adil dan makmur. Berkali-kali Soekarno menegaskan sikap Mandiri dan
Berdiri diatas Kaki sendiri secara ekonomi dan politik diatas kedaulatan rakyat untuk
bisa terbebaskan dari Sistim Imperialisme Dunia dan peralatan Neo-Kolonialisnya.
Namun setelah Kudeta Militer yang dipimpin Soeharto dengan gerakan 30
Septembernya yang membunuh 7 Perwira Angkatan Darat , Soekarno ditangkap dan
dibunuh,-- mati sebagai martir bagi bangsa dan negeri ini. Sementara itu Rezim
Diktaktor Soeharto dan Orde Barunya melanjutkan politik adu domba, penangkapan,
pemenjaraan tanpa pengadilan dan pembunuhan jutaan Rakyat Indonesia (3 juta orang
menurut Jenderal Sarwo Edi) dengan cap Komunis , nasionalis kiri dan Soekarnois.
Fakta demi fakta dikaburkan, cerita-cerita kosong diumbar dan hantu-hantu komunis

dipakai untuk menakut-nakuti generasi muda. Hak hidup dicabut, hak politik diberangus
bahkan hak milik pribadi seperti tanah dan alat produksi lainnya dirampas diluar hukum
dan nilai-nilai kemanusiaan. Para antek-antek Orde Baru, berpesta pora diatas mayatmayat dan lautan darah rakyat dan perlahan-lahan meninggalkan ajaran para founding
father tentang kedaulatan rakyat, tentang demokrasi, tentang Revolusi ! Pancasila dan
UUD 1945 telah di palsukan dengan ajaran P4 milik orde Baru, menjadi anti rakyat dan
anti Demokrasi !
Menjelang kematian dalam pengasinganva oleh Pemerintahan Orde Baru, Soekarno
sempat meninggalkan pesan bahwa, Revolusi belum selesai !
Lanjutkan Revolusi Indonesia ! Kutitipkan bangsa dan negeri ini padamu wahai Rakyat !
Sekarang sejarah telah berubah ! Massa Rakyat telah enjadi kekuatan perubahan dan
akan memimpin revolusi yang telah diberangus oleh Orde Baru. Rakyatlah yang akan
menentukan nasib anak cucunya,--bukan para petinggi sisa-sisa Orde Baru pengikut
Soeharto yang harus menentukan. REVOLUSI AKAN DILANJUTKAN ! KIBARKAN
TINGGI-TINGGI PANJI-PANJI REVOLUSI !
Rakyat tidak akan membiarkan para pengkianat bangsa telah ikut merebut kekuasaan
yang sah dari tangan Ir Soekarno dan menyerahkan pada Jenderal Diktaktor Soeharto.
Kaum Orde Baru yang telah menyengsarakan rakyat, yang atas nama reformasi, ikutikutan mengambil alih kekuasaan rakyat pada saat rakyat akan merebut kekuasaan bagi
dirinya. Mereka akan tergilas oleh revolusi !
Sudah bukan saatnya lagi kita bersabar menunggu kedaualatan Rakyat akan diberikan
oleh SIDANG ISTIMEWA MPR/DPR dan PEMILU. Karena semua itu adalah
peralatan, hukum, aturan bahkan antek-antek Soeharto dan Orde Barunya. Hayo rakyat
dan bangsa Indonesia, kedaulatan politik harus ditangan kita, Hanya dengan membangun
dewan-dewan pembebasan rakyat kita akan menjalankan negara ini. Hanya dengan
Dewan-dewan rakyat kita dapat keluar dari kubangan kemiskinan yang diwarisi oleh
Orde Baru. Hanya dengan Dewan-dewan rakyat kita akan mendirikan kekuasaan rakyat
dalam Pemerintahan Rakyat Demokratik diatas Republik ini !
Untuk itu kami menyerukan kepada seluruh Rakyat Indonesia :
1. Tetap menjaga Persatuan dan kesatuan RAKYAT DAN BANGSA untuk merebut
kekuasaan bagi kedaulatan rakyat. Persatuan dan kesatuan tersebut hanya bisa
terwujudkan dalam pemdirian Dewan-dewan Rakyat Independen yang bernama Dewan
Rakyat Pembebasan. Partai-partai baru boleh berdiri dengan bebas sejauh dia
mendukung Dewan Pembebasan Rakyat, yang independen dan bersih dari Klik Orde
Baru dan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN)
2. Dirikan Dewan-dewan pembebasan Rakyat yang independen sebagai wadah
demokrasi rakyat untuk menjalankan roda pemerintahan rakyat sementara Dewan-dewan
Pembebasan rakyat tersebut harus didirikan atas inisiatif rakyat disemua wilayah dari
RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Kotamadya, Propinsi sampai nasional.
Dewan dewan tersebut harus didirikan ditingkatan pabrik, kantor maupun kampus dan
sekolahan
3. Rakyat berhak mengambil alih kembali alat-alat produksi :
tanah pertanian dan perkebunan serta pabrik, yang dirampas oleh Orde Baru Diktaktor
Soeharto. Rakyat juga berhak untuk mengambil alih semua aset harta Soeharto
sekeluarga (yang ada saham keluarga Soeharto) untuk kepentingan umum (Bank,
Perumahan, Rumah sakit dll) Pengambil alihan tersebut dilindungi dan diawasi oleh
Dewan Pembebasan Rakyat setempat atas nama rakyat. Alat-alat produksi tersebut di
jalankan untuk segera bisa menyelesaikan persoalan ekonomi rakyat setempat.
4. Meminta pada Ibu Megawati Soekarno Putri untuk memimpin negeri dan bangsa ini
dalam Dewan Pembebasan Rakyat-Nasional,-- sampai penyelenggarakan PEMILU yang
sejati.

Blitar, 21 Juni 1998


Atas Nama Rakyat Indonesia dan Pendukung Megawati SoekarnoPutri !
Di hadapan Pusara Pemimpin Besar Revolusi, Bung Karno !
============================================
www.munindo.brd.de

Anda mungkin juga menyukai