Anda di halaman 1dari 10

BASIL LEAVES DEODORANT SPRAY

Oleh : Indah Hardianti, Aji Wibowo, dan Ana Makrifatuul Zanah

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Deodorant merupakan suatu zat yang digunakan untuk menyerap atau mengurangi bau
badan dengan bentuk berupa cairan maupun padatan. Pengunaan deodorant semakin meningkat
seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakan serta meningkatnya kesadaran masyarakat
tentang pentingnya menjaga kebersihan tubuh dan mencegah timbulnya bau badan. Deodorant
merupakan produk antitranspiranten (anti keringat), yang dapat menghambat keluarnya keringat
khususnya pada ketiak.
Keringat merupakan salah satu jalan untuk membuang zat beracun dalam tubuh kita, jika
keringat dihambat jalan keluarnya maka zat beracun tersebut akan terus tertumpuk di dalam
tubuh, hal tersebut diterapkan dalam prinsip kerja dari penggunaan deodorant. Untuk itu, dalam
pembuatan deodorant biasanya ditambahkan juga antiprespirant dan bahan- bahan aktif lainnya.
Beberapa bahan yang digunakan pada pembuatan deodorant adalah alumunium dan
paraben. Kedua bahan tersebut berfungsi sebagai antiperspirant dan pengawet untuk
menghambat pertumbuhan mikroba. Akan tetapi, kedua bahan tersebut dianggap dapat
membahayakan tubuh terutama pada pengguanan deodorant yang berlebihan. Beberapa
penelitian membuktikan bahwa alumunium dan paraben dalam deodorant bisa berbahaya pada
tubuh karena beresiko mempengaruhi hormon estrogen dan kelenjar payudara sehingga
menyebabkan kanker payudara dan Alzheimer.
Kemangi merupakan jenis tanaman obat yang biasa dimanfaatkan masyarakat sebagai
sayur atau lalap. Menurut Cushnie (2005), daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mengandung
minyak esensial yang bersifat antibakteri. Selain minyak esensial, daun kemangi juga
mengandung flavonoid yang bersifat antibakteri. Flavonoid dapat menghambat sintesis asam
nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma, dan menghambat metabolisme energi.
Dalam beberapa penelitian disebutkan bahwa bahan antibakteri daun kemangi lebih
efektif terhadap bakteri Gram positif dibandingkan dengan bakteri Gram negatif (Joshi 2009).
Sifat antibakteri ekstrak daun kemangi ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan alami pada
pembuatan deodorant. Dengan demikian, pembuatan deodorant kemangi ini diharapkan dapat
menggantikan penggunaan deodorant yang mengandung bahan berbahaya sehingga menurunkan
resiko penyakit kanker payudara dan Alzheimer.
Tujuan
Pembuatan Basil Leaves Deodorant (Deodorant Kemangi) ini bertujuan untuk
mengenalkan produk bodycare dengan memanfaatkan tanaman obat sebagai bahan bakunya,
serta untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Minyak Atsiri, Rempah, dan Fitofarmaka.

BAB II
METODOLOGI

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah blender, botol, pengaduk, botol, dan alat
penyaring. Sedangkan bahan yang digunakan adalah norit (arang aktif), daun kemangi, aquades,
alcohol 96%, dan kemasan.
Metodologi
Pada dasarnya, metode pembuatan Basil Leaves Deodorant Spray ini merupakan
adopsi dari metode pembuatan Deodorant Spray Ekstrak Pucuk Daun Beluntas. Proses ini
diawali dengan pembuatan ekstrak daun kemangi. Pembuatan ekstrak daun kemangi dilakukan
dengan cara yang paling sederhana, yaitu dengan menghaluskan daun kemangi menggunakan
blender kemudian memerahnya dan menyaringnya. Dengan metode ini didapatkan hasil ekstrak
daun kemangi yang berwarna hijau tua. Untuk menghilangkan warna hijau, kemudian
ditambahkan norit (arang aktif) sebagai penyerap zat warna. Norit sebanyak 3 gram
dicampurkan dengan ekstrak daun kemangi sebanyak 100 mL. Dari penyampuran ini didapatkan
cairan yang berwarna itam. Campuran ini dimasukkan ke dalam botol dan kemudian didiamkan
selama sehari (12 jam). Setelah itu, campuran antara ekstrak daun kemangi dan norit disaring
dengan kertas saring. Tujuan dari penyaringan ini adalah untuk memisahkan antara norit dengan
ekstrak daun kemangi. Penyaringan ini dilakukan sebanyak tiga kali untuk mendapatkan ekstrak
daun kemangi yang jernih. Pembuatan Basil Leaves Deodorant Spray dilakukan dengan cara
mencampur eksrak daun kemangi dengan alkohol dan akuades. Formulanya adalah, 20 ml
alkohol 96%, 30 ml ekstrak daun kemangi dengan konsentrasi 100%, dan 40 ml aquades
(Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia 2014).

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
(Terlampir)
Pembahasan
Tubuh manusia memiliki banyak sekali mekanisme biologis untuk bertahan hidup. Salah
satunya adalah mekanisme sistem pendingin otomatis yang menjaga agar suhu tubuh tetap
konstan yakni dengan keluarnya keringat. Berkeringat adalah reaksi normal tubuh akibat
meningkatnya panas tubuh. Keringat yang dihasilkan tiap individu bervariasi dan berbeda-beda.
Pada kondisi normal, ketiak mengeluarkan rata-rata 400-500 mg keringat setiap 20 menit pada
suhu 35 derajat Celsius (Sujayanto 2006).
Namun, keringat yang dihasilkan untuk menjaga kestabilan suhu badan seringkali
menghasilkan aroma tubuh yang tidak sedap, meski kadarnya berbeda-beda untuk tiap individu.
Hal ini dapat memunculkan masalah besar bila orang lain merasa terganggu. Akibatnya,
kepercayaan diri seorang individu menurun. Keringat yang memiliki aroma kurang sedap
dipengaruhi oleh aktivitas metabolisme dalam tubuh yang kurang sempurna. Penyebab lainnya
adalah makanan yang berlemak dan berprotein tinggi sehingga menyebabkan keringat berbau.
Selain itu, rusaknya lapisan kulit tanduk dari kulit juga dapat menyebabkan timbulnya bau badan
yang tidak sedap. Hal lain yang dapat menyebabkan bau badan tidak sedap adalah sebum yang
dihasilkan kelenjar palit yang berguna untuk memelihara rambut dan kulit, mengandung bakteri
tertentu (Propioni bacterium dan Micrococcacae).
Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan perubahan enzimatik pada tubuh sehingga
menimbulkan bau badan yang tidak sedap pada tubuh. Pada individu tertentu, produksi kelenjar
keringat berlebih sehingga tubuhnya selalu mengeluarkan bau badan tidak sedap meskipun telah
mandi berkali-kali (Sujayanto 2006). Bau badan terutama dihasilkan di daerah di bawah lengan
di mana ada konsentrasi tinggi dari kelenjar keringat. Sementara keringat dari kelenjar ini
awalnya tidak berbau, mengandung minyak alami, yang disebut lipid, yang menyediakan media
pertumbuhan bakteri yang hidup pada kulit. Bakteri ini berinteraksi dengan lipid, mengubahnya
menjadi senyawa yang memiliki bau keringat yang khas. Asam isovaleric, misalnya, adalah salah
satu senyawa kimia yang menyebabkan keringat berbau tidak sedap.
Bau badan dapat yang tidak sedap sendiri dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu tanpa
obat, tindakan dokter, dan menggunakan obat bebas. Mengatasi bau badan tanpa obat dilakukan
dengan beberapa metode. Pertama adalah menjaga kebersihan tubuh dengan mandi secara teratur
menggunakan sabun antibakteri. Sabun antibakteri ini diharapkan dapat menyingkirkan bakteri
yang ada di ketiak. Kedua adalah dengan mengganti pakaian secara teratur. Jangan menggunakan
pakaian lebih dari sekali tanpa dicuci. Hal ini dapat mencegah pertumbuhan bakteri di pakaian
sehingga bau badan dapat dicegah. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengubah pola
makanan. Seperti dijelaskan pada paragraph sebelumnya, makanan berlemak dan berprotein
tinggi dapat menyebabkan bau badan tidak sedap. Oleh karena itu, membatasi konsumsi
makanan berprotein tinggi dan berlemak dapat mengurangi bau badan yang tidak sedap Tindakan
dokter untuk mengatasi bau badan diperlukan ketika bau badan yang tidak sedap disebabkan

produki keringat yang berlebihan. Dokter pada umumnya akan memberikan obat yang
mengandung bahan aluminium klorida heksadirat. Penggunaan obat dalam mengatasi bau badan
yaitu menggunkan deodorant yang dijual di toko kosmetik dan swalayan (Sujayanto 2006).
Deodorant merupakan suatu zat yang digunakan untuk menyerap atau mengurangi bau
badan dengan bentuk berupa cairan maupun padatan. Deodorant merupakan produk
antitranspiranten (anti keringat), yang dapat menghambat keluarnya keringat khususnya pada
ketiak. Deodorant sebagai Antiperspirant bekerja dengan menghambat aktivitas kelenjar keringat
sehingga keringat lebih sedikit diproduksi. Selain sebagai Antiperspirant, deodorant juga
memiliki fungsi membunuh bakteri penyebab bau pada ketiak. zat antipersipant dan zat yang
digunakan pada deodorant adalah alumunium klorida dan paraben. Alumunium klorida dan
paraben berfungsi sebagai antiperspirant dan pengawet untuk menghambat pertumbuhan
mikroba. Akan tetapi, kedua bahan tersebut dianggap dapat membahayakan tubuh terutama pada
pengguanan deodorant yang berlebihan. Beberapa penelitian membuktikan bahwa alumunium
dan paraben dalam deodorant bisa berbahaya pada tubuh karena beresiko mempengaruhi
hormon estrogen dan kelenjar payudara sehingga menyebabkan kanker payudara dan Alzheimer.
Meskipun demikian, deodorant dapat dibuat menggunakan bahan-bahan alami. Salah satu
tanaman yang dapat mengatasi bau badan adalah kemangi. Kemangi (Ocinum bassilicum)
merupakan salah satu tanaman yang biasa digunakan untuk lalapan karena rasamya yang agak
manis, dingin, harum dan menyegarkan. Kemangi mengandung berbagai senyawa minyak atsiri
(osimena, farnasena, sineol, eugenol), anetol, apigenin, beta karoten, beta sitosterol, dan lainlain. Senyawa-senyawa yang dikandung kemangi ini membuat kemangi memiliki efek
farmakologis diantaranya, menghilangkan bau badan dan bau keringat, bau mulut, badan lesu,
panas dalam, sariawan, peluruh gas perut, peluruh haid dan peluruh ASI.
Kemangi dapat mengurangi bau badan dikarenakan kandungan minyak atsiri yaitu
Eugenol dan Methyl clavicol yang mampu untuk membunuh bakteri. Eugenol merupakan salah
satu senyawa golongan fenol yang berperan aktif sebagai anti mikroba. Eugenol berwarna
kuning pucat serta larut dalam air dan pelarut organic. Zat kedua yang berfungsi sebagai zat
antibakteri adalah Methyl clavicol yang termasuk golongan eter.
Pada pembuatan deodorant dari kemangi, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
mengambil ekstrak kemangi. Ekstrak kemangi ini diekstrak dengan cara tradisional, yaitu dengan
disaring. Eksraksi tidak dilakukan dengan metode lain dikarenakan keterbatasan alat sehingga
hanya dilakukan dengan cara tradisional. Rendemen pada proses ekstraksi yaitu
Selanjutnya ditambahkan Norit 3%(b/v). Norit termasuk arang aktif. Arang aktif adalah
suatu jenis karbon yang diaktifkan dengan tujuan untuk memperbesar luas permukaannya dan
meningkatkan kemampuan menyerap karbon aktif tersebut. Arang aktif diproses sedemikian
rupa sehingga daya serap yang tinggi terhadap bahan yang berbentuk uap atau larutan
Penambahan norit berfungsi untuk menyerap pengotor-pengotor pada ekstrak kemangi sehingga
diperoleh ekstrak yang murni. Selain itu, penambahan norit dimaksudkan agar warna daun
kemangi dapat terikat dengan baik. Setelah tahap pemurnian ekstrak kemangi, langkah
selanjutnya adalah menambahkan alcohol 96 % dan aquades pada ekstrak kemangi. Alkohol
memiliki tingkat toksik yang rendah dan kemampuan untuk melarutkan senyawa non-polar,
sehingga untuk melarutkan ekstrak kemangi sehingga ekstrak kemangi dapat disemprotkan ke
tubuh.

Lampiran

Daun Kemangi

Dicuci dengan air mengalir

Diblender

Diperas dan disaring


Ampas Kemangi
Ektrak Daun Kemangi
Norit 3%(b/v)
Dimasukkan ke dalam botol

Didiamkan 12 jam

Penyaringan dengan kertas saring sebanyak 3 kali


Pengotor+Norit
Ektrak Daun Kemangi Murni
Alkohol 96% + aquades
Homogenisasi

Pengemasan

Basil Leaves Deodorant Spray

Gambar 1. Diagram pembuatan Basil Leaves Deodorant Spray

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Cushnie T P T and A J Lamb. 2005. Review: Antimicrobial activity of flavonoids. Int. J.


Antimicrob Agents, 26: 343356.
Joshi B, S Lekhak, and A Sharma. 2009. Antibacterial Property of Different Medical Plants:
Ocimum sanctum, Cinnamomum zeylanicum, Xanthoxylum armatum, and Origanum
majorana. J. Science, Engineering, and Technology, 5(1): 143-150.
Kementrian Riset dan Teknologi Republik Indonesia. 2014. Deodorant Spray Ekstrak Pucuk
Daun
Beluntas.
[terhubung
berkala].
http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/14247. (8 Maret 2014).
Sujayanto et al. 2006. Terapi Herba, Buah, Sayuran : Cantik Seksi Sehat. Jakarta : Duta Prima

Anda mungkin juga menyukai