Anda di halaman 1dari 2

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman kopi merupakan salah satu komoditi unggulan penghasil devisa
bagi negara Indonesia. Kopi sangat diminati di Indonesia bahkan di seluruh dunia.
Berbagai produk olahan kopi yang tersebar dipasaran mulai dari kopi bubuk
hingga kopi instan. Permintaan akan kopi pun semakin hari semakin meningkat.
Untuk memenuhi permintaan tersebut berbagai negara bersaing memproduksi
kopi dengan kualitas dan kuantitas yang terus ditingkatkan.
Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar nomor empat sedunia
setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Sebagian besar petani kopi di Indonesia
menanam kopi Robusta. Kopi robusta dewasa ini diproduksi sekitar 90% dari
keseluruhan produkasi kopi Indonesia, dengan pangsa pasar di pasaran
internasional tidak lebih dari 30%. Produktivitas kopi Indonesia masih relatif
rendah dibanding negara lain, rata-rata produktivitas kopi robusta Indonesia
adalah 559 Kg/Ha, dibandingkan di Constarica 1.228 Kg/Ha.
Disamping rendahnya produktivitas, mutu kopi Indonesia umumnya masih
dinilai rendah. Hal ini dapat dipahami mengingat kopi Indonesia didominasi oleh
kopi rakyat. Beberapa masalah sering ditemui pada kopi rakyat berupa budidaya
serta penanganan pasca panen yang kurang baik. Kebanyakan tanaman kopi yang
dibudidayakan oleh rakyat tidak dirawat dengan baik, umur tanaman pun relatif
tua sehingga produktivitasnya kurang optimal dan penanganan pascapanen hanya
dilakukan secara tradisional dengan peralatan seadanya dan pengeringan
menggunakan sinar matahari. Pengeringan yang kurang baik mengakibatkan kadar
air biji kopi beras relatif tinggi sehingga biji kopi mudah berjamur, mempengaruhi
citarasa dan apabila dijual harganya murah.
Hingga saat ini sebagian besar pengolahan komoditas kopi hanya berupa
produk primer (kopi beras). Pengolahan kopi rakyat masih belum mengikuti
teknis pengolahan yang baik (sesuia SPO pengolahan kopi). Sehingga memiliki
mutu yang rendah (mutu 5 dan 6) dan kadar air masih relatif tinggi (sekitar 16%).

Kopi rakyat yang dipasarkan umumnya tidak disortasi oleh petani, sehingga kopi
yang diperdagangkan masih mengandung sebagian bahan yang dapat menurunkan
mutu kopi (Ismayadi dan Zaenudin, 2003).
Berdasarkan berbagai masalah yang telah diuraikan diatas, maka perlu
dilakukan beberapa langkah seperti mengembangkan varietas kopi unggul pada
lahan-lahan yang sesuai, mengganti tanaman kopi yang sudah tua dengan tanaman
muda varietas unggul (peremajaan), menerapkan teknik budidaya yang benar serta
melakukan penanganan pascapanen yang benar, mulai dari proses pemetikan,
pengupasan kulit kopi, pengeringan, sortasi dan penyimpanan, sehingga mutu
kopi tetap terjaga dan harga pun bisa lebih tinggi.

1.2 Tujuan Praktek Kerja

Tujuan pelaksanaan Kuliah Kerja di PT. Perkebunan Nusantara XII


(Persero) Kebun Gunung Gumitir Kabupaten Jember adalah sebagai berikut :
1.

Mengidentifikasi permasalahan dalam pengendalian mutu (quality control)


proses pengolahan kopi biji robusta

2.

Menemukan solusi alternatif untuk memecahkan permasalahan yang


ditemukan dalam kegiatan pengendalian mutu (quality control)proses
pengolahan kopi biji robusta

1.3 Manfaat Praktek Kerja

Manfaat dilaksanakannya kuliah kerja di PT. Perkebunan Nusantara XII


(Persero) Kebun Gunung Gumitir Kabupaten Jember adalah sebagai berikut :
1.

Menjaga mutu produk sehingga dapat mempertahankan kepercayaan


konsumen terhadap perusahaan

Anda mungkin juga menyukai