Anda di halaman 1dari 19

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

77

BAB

6
DESIGN FOR DISTRIBUTED ENERGY RESOURCES

Pengalaman kehilangan

daya total system , memberikan pelajaran akan ketidak mampuan

hubungan system tenaga listrik untuk memblok/melokalisasi gangguan khususnya yang


disebabkan oleh bencana alam atau oleh fenomena yang tidak bisa diperkirakan . Perubahan
kebutuhan pelanggan , tekanan dari liberalisasi

pasar listrik, serta tingginya

kebebasan

masyarakat untuk memanfaatkan teknologi yang canggih menyebabkan tingginya beban dari
system tenaga listrik tradisional termasuk permintaan untuk mendapatkan infrastruktur system
tenaga yang handal serta pelayanan yang ramah lingkungan. Restrukturisasi jaringan yang
mampu menghasilkan Unit sumberdaya energy kecil dalam jumlah yang banyak akan mampu
meningkatkan kehandalan system dan menghasilkan pelayanan yang berbeda.
Tabel 1 memperlihatkan perbedaan utama antara metode konvensional dalam perencanaan
system distribusi , dan pendekatan perencanaan baru yang didasarkan pada desentralisasi
pembangkitan energy serta dengan pendekatan yang baru yaitu metode Microgrid ( Jaringan
Mikro/kecil). Metode perencanaan yang konvensional didisain berdasarkan produksi listrik
dari sebuah stasiun pembangkit yang terpusat dan disalurkan kepada konsumen melalui jaringan
yang pasif sampai pada pengguna terakhir. Pada struktur yang seperti ini seluruh pelanggan yang
dilayani oleh sebuah sub stasiun distribusi, secara prinsip akan merasakan kualitas daya yang
sama. Sekalipun pada praktek yang sebenarnya sangat memungkinkan adanya hubungan dari
DER pada skala kecil pada level distribusi tersebut, tekanan secara keseluruhan pada level ini
harus dijaga tetap rendah untuk mencegah dampak yang tidak diinginkan

dalam koordinasi

operasi system serta control peralatan operasi yang tradisional. Karenanya

Distribusi

Sumberdaya Energi (DER) tidak mempertimbangkan dukungan terhadap kondisi jaringan seperti
pengaturan tegangan, control factor daya, dan penstabilan frekwensi .
Penggabungan dari DER dengan sistim distribusi yang telah ada tidak mempertimbangkan
penunjang dan pemilik DER yang mengharapkan keuntungan. Konsentrasi utama dari Operator
distribusi jaringan (DNO) adalah dampak yang tidak diinginkan terhadap kualitas daya pada
jaringan sehubungan dengan tekanan DER pada level yang cukup tinggi, khususnya pada

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

78
fluktuasi tegangan yang disebabkan oleh adanya pembaruan system energy (RES) yang tidak
tetap. Di sisi lain , DER diharapkan sebagai jaringan pendukung dari pembangkitan tenaga serta
mengatur tegangan dan frekwensi. Karenanya jika jaringan utama padam, secara prinsip DER
tidak mampu melayani kebutuhan daya pada saat kebutuhan daya tersebut cukup tinggi .

Tabel 1. Perkembangan Pendekatan Perencanaan Sistem Distribusi


Pada perencanaan yang sebenarnya dan rekayasa lingkungan, penggunaan manajemen keadaan
darurat dilakukan untuk menyeimbangkan pembangkitan dan beban yang didasarkan pada
pengalihan beban dan pemaksimalan keluaran energy untuk menjaga menjalarnya gangguan
sampai pada kehilangan sumber energy utama . Seringkali pada level tertentu sumberdaya
pembangkitan local bisa dimanfaatkan untuk melayani sebagian konsumen dan menjaga system
dari kondisi blackout.
Pendekatan Microgrid menawarkan beberapa hal yaitu :
1. Efisensi yang tinggi dalam penyaluran dan supply system yang di dasarkan pada peng
alokasian kembali DER dan beban .
2. Konfigurasi supply tenaga yang handal dan aman dengan pembagian berdasarkan jenis
teknologi serta kualitas daya yang dinginkan konsumen.
3. Struktur penyaluran energy dengan pembangkitan daya yang cukup dan keseimbangan
sumber

untuk mampu beroperasi secara independen dari jaringan utama selama

kehilangan beban dan krisis energy.


Restrukturisasi jaringan listrik menggunakan arsitektur microgrid mampu untuk menunjang
interkoneksi Sumberdaya energy terdistribusi (DER) dalam skala besar ke system distribusi
tegangan menengah dan kecil dan didukung oleh mekanisme keuntungan penunjang secara total

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

79
dari DER. Metodologi desain microgrid

senantiasa menawarkan

sebuah pendekatan

perencanaan yang sistematik , sebaran dalam skala besar den otonomi control dari DER/RES
yang mampu bekerja sama dengan sebuah sumber tenaga yang memiliki teknologi berbeda .
Lebih jauh microgrid memanfaatkan tiga macam sumberdaya untuk menjaga keseimbangan
daya serta manajemen energy terdiri dari control penyaluran DER ( Distribusi pembangkitan
dan pemilihan penyimpanan) manajemen respon permintaan (DRM) serta control pertukaran
energy dengan grid utama.
6.1 Arsitektur MicroGrid
Sebuah microgrid bisa merupakan bagian bagian dari system distribusi tegangan menengah
atau rendah serta beban beban yang dilayani oleh satu atau beberapa sumberdaya energy
terdistribusi (DER). Dari perspektif operasi, sebuah micro grid bisa beroperasi dengan sebuah
titik dari penghubung umum ( PCC ) sampai pada akhir wilayah sebuah system tenaga listrik, dan
atau pemindahan energy antara dua tingkatan dari hubungan grid serta model isolasi grid (IG).
Pada saat secara fisik terhubung dengan grid utama , operasi dan control dari grid bisa bergantian
antara model grid dependen (GD) dengan Model Grid Independen (GI) (Grid yang otonom)
semuanya tergantung pada pertukaran energy yang berlangsung dan interaksi grid dengan system
penunjang utama.
Tabel 2 memperlihatkan

klasifikasi umum dari sebuh

arsitektur microgrid yang mungkin

dilakukan serta karakteristik berdasarkan penerapannya, struktur pemilik serta type beban yang
dilayani oleh microgrid tersebut.

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

80

Tabel 2. Arsitektur Microgrid


Tiga kategori yang diperkenalkan dalam table 2 adalah Utility Microgrid , Microgrid Industri
/komersial dengan fasilitas tunggal atau banyak, remote microgrid (microgrid jauh). Model
topologi microgrid untuk penerapan pada bagian substasion distribusi untuk melayani industry,
komersial atau beban rumah tangga dari substation diperlihatkan oleh gambar 1.

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

81

Gambar 1. Topologi Microgrid (Sumber : IEEE P1547.4).

6.2 Utility Microgrid


Pendekatan microgrid bisa memfasilitasi penyaluran RES dalam skala besar atau pembangkitan
penggabungan panas dan energy (CHP) dalam jaringan distribusi dengan

mengurangi

kemungkinan yangberubah ubah serta dampak fluktiasi daya pada grid utama. Microgrid bisa
diimplementasikan pada seluruh atau sebagian dari feeder substation distribusi yang diatur oleh
Operator distribusi Energi (DNO). Pengaturan DER dalam jumlah yang besar dekat dengan pusat
dari beban , sebuah microgrid utility dapat menemukan pertumbuhan beban secara local dan
mengatur persoalan persoalan dalam feeder distribusi serta jaringan subtransmisi tegangan
menengah . Pada level utility, sebuah pembangkit hidro kecil , pembangkit tenaga angin sedang
atau pembangkit surya, pembangkit berbahan biomassa dan biogass adalah beberapa alternative
sumber energy yang dapat diperbaharui yang bisa disebar disekitar generator turbin gas dengan
emisi rendah untuk memenuhi kebutuhan supply. Sebuah Utility microgrid bisa diputuskan dari
grid utama selama penjadwalan periode perawatan dari feeder tegangan tinggi dan substation
dengan koordinasi yang baik. Perencanaan untuk melokalisasikan (islanding) dari microgrid bisa
mencegah pemutusan pelayanan beban dan keluarnya daya dalam waktu yang lama.

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

82
Utility MicroGrid menawarkan pelayanan kecil termasuk supply local dari daya reaktif dan
kualitas daya yang segera. Beberapa teknologi

Distribusi sumberdaya energy(DER) bisa

menyuplay penyaluran daya reaktif untuk mengkompensasi daya reaktif dari beban lokal dan
memperbaiki tegangan. Dalam Pemanfaatan Sumberdaya CHP, sebuah Microgrid utility bisa
mensuppli energy termal dari proses pembangkitan listrik untuk kebutuhan air dingin dan panas
atau uap untuk penggunaan domestik . Konsep CHP , dalam lingkungan microgrid diaplikasikan
melalui penempatan yang optimal

dari sumber CHP

dimana

kumpulan dari

beban

thermal/listrik secara keseluruhan meningkatkan efisiensi dari pembangkit dan mengurangi


konsumsi energy.
6.3 Microgrid Komersial dan Industri
Pengguna listrik komersial dan industry secara normal merupakan kelas pengguna yang sangat
kritis dan sensitive yang memerlukan kualitas daya dan kehandalan pelayanan yang sangat
tinggi . Kehilangan daya dalam waktu yang singkat tidak bisa ditoleransi oleh pengguna pada
kelas ini , demikian pula tingkatan kualitas daya tertentu menjadi keharusan pada grid ini.
Sebuah microgrid mampu untuk melayani tipe beban indutri dan komersial dengan jumlah yang
beragam seperti, Kampus Universitas, pusat perbelanjaan, dan instalasi industry. Lanjutan
Strategi manajemen tenaga dari microgrid didukung juga oleh control distribusi dan otonomi
untuk mencegah pemutusan daya secara tiba tiba dan meningkatkan kualitas supply dengan
batas yang diperbolehkan dari grid utama dan pengguna yang berdekatan .
Menggunakan pendekatan microgrid, perbedaan level dari kehandalan dan kualitas daya bisa
didefinisikan berdasarkan klasifikasi beban dan perbedaan pelayanan untuk pengguna yang
beragam dari microgrid . Klasifikasi beban dan aspek control terhadap respon pemintaan dari
sebuah microgrid bisa membatu pengaturan pembangkitan dan permintaan untuk memotong
beban puncak ini berlangsung selama isolasi grid dan operasi dengan model independent (IG).
Mikrogrid komersial dan Industri bisa di kumpulkan/satukan pada saat kualitas daya dari grid
tidak sesuai dengan kebutuhan beban dan menyebabkan kualitas dya dari micro grid menjadi
menurun. Operasi independen dari grid dalam sebuah microgrid komersial/industry bisa
direncanakan , untuk keadaan yang tiba tiba selamam beban puncak system pada saat harga
energy tinggi untuk mengurangi pengiriman daya dari grid lain.
Sebuah microgrid bisa juga mensuppli pelanggan rumah tangga kecil dengan fasilitas yang cukup
beragam, seperti apartemen atau kondomonium pada perkotaan atau wilayah sekitar kota.
Mikrogrid residential menawarkan penyaluran

dengan ketepatan dan kehandalan system

penyaluran energy yang bergantung pada keinginan konsumen dengan mengandalkan unit DER
yang beragam .

Pembangkitan dengan Cahaya sinar matahari serta turbin skalakecil dengan

model CHP adalah contoh DER skala kecil yang dimanfaatkan untuk aplikasi pada fasilitas

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

83
perumahan dan gedung komersial. Sumber Photovoltaic bisa langsung diletakkan pada struktur
gedung . Pemilik gedung bisa mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan hubungan antara
kondisi beban puncak dan pembangkitan daya menggunakan solar cell tersebut. Pengaturan DER
mikroturbin skala kecil menghasilkan sebuah kehandalan penggabungan fungsi energy listrik
dan termal dengan suara yang tidak bising sangat tepat untuk digunaan di apartemen atau
kantor kantor untuk menghasilkan efisiensi pada beban keseluruhan yang cukup tinggi. Dengan
menggunakan pendekatan mikrogrid, secara keseluruhan kebutuhan konsumsi thermal dan atau
energy listrik pada mikrogrid perumahan dikontrol melalui penyesuaian daya

dan strategi

pengaturan sisi beban untuk menentukan biaya energy dan juga untuk mengurangi dari fluktuasi
daya yang berubah ubah dari sumber tenaga dan atau perubahan yang tiba tiba dari beban pada
utility grid. Mikrogrid komersial/industry dengan integrasi antara daya dan strategi manajemen
pembangkitan untuk control tingkat konsumsi dan pembangkitan energy setiap waktu
menunjukkan keadaan yang tetap atau control beban dengan gambaran konsumsi energy dari
grid utama.
6.4 Remote Microgrid
Sejarahnya, tujuan utama pengembangan teknologi DER dalam skala kecil maupun modular
untuk aplikasi pendistribusian pembangkitan sebagai sebuah system pembangkit yang berdiri
sendiri adalah untuk kebutuhan listrik yang cukup jauh , komunitas yang terisolasi dan sebagai
backup dari sumber pembangkitan untuk beban kritis. Pemenuhan kebutuhan listrik untuk
komunitas yang cukup jauh dan daerah yang tidak terintegrasi dengan pengembangan daerah
atau secara geografis daerah terpisah telah menjadi sebuah prioritas utama
keharusan bagi perusahaan penyediaan fasilitas didunia. Beberapa Negara

dan menjadi
telah mencoba

mengadopsi konsep desentralisasi pembangkitan energy secara umum dan pendekatan microgrid
secara khusus untuk suppli tenaga didaerah yang cukup jauh. Pemenuhan kebutuhan energy
untuk daerah yang terpisah bisa dipenuhi dengan memanfaatkan sumber tenaga yang dapat
diperbaharui serta alternative distribusi sumber daya energy untuk wilayah grid yang terisolasi
serta microgrid yang mensupply listrik serta kebutuhan pemanasan dan air panas untuk
perumahan dan pelanggan komersial.
Berdasarkan pada karakteristik geografis dari daerah yang jauh serta sumberdaya yang mungkin,
sumber pembangkitan dengan tipe yang berbeda beda seperti, mikro hidro, turbin angin,
Photovoltaic , serta turbin gas emisi ringan bisa dimanfaatkan. Perbedaan yang utama dari desain
microgrid remote bahwa sumber pembangkitan dalam remote microgrid harus diukur untuk
melayani beban secara keseluruhan termasuk

dengan level yang cukup

untuk kapasitas

cadangan untuk pengaturan yang tak terduga. Sebagai tambahan , disperse beban serta perbedaan
yang menyolok antara beban maksimum dan minimum dari microgrid mengharuskan seleksi

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

84
teknologi, ukuran dan setting dari DER adalah sebuah tantangan . Beberapa metode selanjutnya
secara normal diharapkan dapat memenuhi kebutuhan keseimbangan energy jangka menengah
dan jangka panjang

dari sebuah microgrid serta untuk

menutupi fluktuasi daya

dengan

memanfaatkan pembangkitan sementara dan variable beban ( Gambar 2 ) adalah :


Pembagian daya lebih lanjut dan unit komitmen diantara sumber daya pembangkitan
yang nmemiliki kapasitas berbeda beda untuk menghasilkan kombinasi yang sesuai dari
Distribusi Sumberdaya Pembangkiran pada beban yang bervariasi.
Pemanfaatan Unit energy yang tersimpan secara optimal.
Skala Prioritas dan control lebih lanjut dari beban.

Gambar 2. Arsitektur Remote microgrid (Sumber: F. Katiraei).


Pendekatan desain microgrid ini menawarkan sebuah cara menormalkan system sendiri dengan
suplai energy yang cukup untuk

mencapai level yang wajar

dari kemampuan suplai dan

kehandalannya.
Secagai catatan bahwa untuk sebuah grid yang terisolasi atau sebuah grid yang terhubung
dengan microgrid dengan system elektronik yang saling terhubung, karakteristik dari tegangan
grid

dapat secara total dibedakan dengan grid utama. Ini tidak hanya sebuah pengaturan

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

85
parameter kualitas , variable frekwensi atau tegangan berdasarkan distribusi jaringan , tapi
merupakan bagian dari harapan.

Gambar 3. Skema Arsitektur Microgrid system DC.

6.5 Penyebaran Optimal dari Microgrid : Menemukan kembali Perencanaan


distribusi Sumberdaya energy
Perubahan kedepan dari pendekatan perencanaan model microgrid akan menjadi sebuah proses
yang berbeda dalam system yang terintegrasi secara vertikal dibandingkan dengan lingkungan
yang secara penuh tidak terikat dimana Operator Distribusi Jaringan ( DNOs) dan bagian
pembangkitan tidak lagi terubung lebih jauh. Dalam sebuah system yang terintegrasi, Penunjang
akan dalam keadaan daya penuh selama penyluran dan terhubung dengan semuah Unit DER
serta akan mengarah kepada keuntungan system secara global, dimana untuk system yang tidak
saling terikat setiap stakeholder akan berusaha mencapai euntungan optimalnya sendiri sesuai
keinginan berdasarkan aturan pasar. Pada perspektif ini , Sebuah stakehodel DER dan Operator
Distribusi Jaringan (DNO) bisa memiliki konflik kepentingan. Dimana pemilik Distributed
Sumberdaya Energi (DER) mengharapkan keuntungan dari pertukaran energy secara terpisah,
sementara DNO menganalisa operasi grid dan nilai investasi grid berdasarkan aliran daya
maksimal

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

86

Gambar 4 . Contoh Stakeholder DER yang terhubung dalam grid dengan DNO yang sama
Sebuah nilai harga tertentu dapat diberikan secara langsung sebagai sebuah bayaran khusus atau
selanjutnya mengikuti

keseimbangan pasar, namun

penempatan signal secara khusus

berdasarkan kombinasi beban dinamik nyata , produksi dari DER dan operasi grid yang
dilakukan akan tidak tampak. Peraturan digunakan untuk mengawasi biaya dan keuntungan
dalam

sebuah hubungan DER, yang akan memberikan

dampak yang langsung terhadap

tarif/harga. Pada pendekatan ini perlu dicari desain microgrid apa yang dapat menghasilkan
keuntungan secara keseluruhan yang optimal, untuk memberikan hasil terbaik.. Pada diskusi
lebih jauh tentang arsitektur dari microgrid batas antara DNO dan operator DER , tidak jelas
antara sebuah fungsi implementasi pada satu sisi dengan titik penghubung (PCC) yang semakin
kecil .

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

87
Aspek ekonomis dari sebuah perencanaan dan desain microgrid secara terfokus dibahas oleh
artikel yang ditulis oleh Marnay dkk. Ini juga menjadi sebuah pembicaraan khusus dalam
majalah IEEE Power dan Energy, artikel ini konsentrasi lebih jauh pada optimasi secara teknis.
Namun demikian kondisi kondisi alamiah yang tidak bisa diperkirakan untuk memisahkan
system tetap dijaga , termasuk dalam hal teknis. Banyak kebijakan yang dikeluarkan untuk
mempromosikan pemanfaatan produksi dari sember energy yang dapat diperbaharui ( antara lain
: Keuntungan reduksi GHG, pembebasan biaya distribusi dan transmisi, pemberian bea masuk,
setifikat obligasi dapat dperbaharui dll ). Ini adalah sebuah insentif global yang tidak dapat
mengubah keaadaan grid dalam bentuk uang . Insentif tersendiri juga diberikan kepada jaringan
yang aktif dimana DER berkontribusi untuk control frekwensi, support tegangan, keseimbangan
kondisi local dan peningkatan kualitas daya total. Ini diperlukan dalam beberapa kasus untuk
merevisi aturan pasar yang seringkali diatur agar bergantung pada sebuah pembangkit besar
yang terpusat. Skema perencanaan terintegrasi yang baru , menghubungkan beberapa titik
microgrid dengan ukuran investasi tertentu, waktu operasi nyata, dan imbalan atas pelayanan
terbawah.
6.6 Standard Design Microgrid
Sangat nyata bahwa keuntungan utama dari pemanfaatan microgrid seperti efisiensi energy ,
peningkatan kualitas daya , deferral investasi, ukuran penempatan optimal dari Unit DER.
Kuncinya adalah produksi energy local (pemanasan dan electricity) dan beban seterusnya dengan
kehandalan senantiasa membaik dari microgrid., pada saat dinginkan sebuah operasi yang aman
dari grid sebagai batasan. Pendekatannya bisa diaplikasikan kepada jaringan nonelektrikal
seperti fasilitas suppli gas.
Praktek disain microgrid secara khusus dan standarisasinya bisa digambarkan sebagai (Gambar
5) :
a. Pertama , Spesifikasi dari DER harus ditentukan , diantaranya :
Tipe Distribusi dari pembangkitan apa yang paling mungkin di daerah tersebut ,
angin, photovoltaic, CHP , diesel dan atau mikro hidro ?
Berapa ukuran unit system yang diperlukan
Dimana lokasi yang baik dari DER untuk ditempatkan dalam grid ?
Apakah memungkinkan

untuk mengikutkan unit penyimpan

dan seperti apa

karakteristik daya dan energynya ?


Teknologi lain apa selain DER yang mungkin diterapkan ?
b.

Kedua, Aspek operasi dari sebuah microgrid untuk semua kemungkinan operasi perlu
untuk ditentukan, diantaranya :

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

88
Operasi Grid Dependen (GD) : Eksport/import , pemotongan kondisi puncak,
keputusan dalam koordinasi pasar bebas dengan penyimpanan yang mungkin , dll.
Operasi Grid bebas (GI) : batas kemampuan keseimbangan daya internal dan control
beban untuk mengurangi pertukaran energy dengan grid utama, namun pelayanan
terendah menjadi tanggung jawab maingrid.
Operasi Grid dalam keadaan terisolasi (IG), kemampuan daya internal maksimal dan
penetapan nilai pelayanan terendah
Sangat banyak keadaan dan batasan yang harus diperhitungkan , termasuk dalam kasus khusus.
Ini yang paling utama karena microgrid tidak bisa ditetapkan sebagai sebuah garis emas dan
selanjutnya batasan teknis harus diperhitungkan. Batasan teknis yang utama adalah
NIlai kehilangan beban system secara keseluruhan
Stabilitas tegangan, termasuk profil tegangan feeder
Kondisi ketidakseimbangan dan parameter kualitas tenaga lainnya.

Gambar 5. Contoh standart penyebaran optimal DER dalam sebuah Grid Distribusi

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

89
Sebagai tambahan kondisi ekonomis berikut ini juga patut dipertimbangkan :
Nilai Investasi
Nilai balik
Nilai pembangkitan pada pelayanan terendah
Kemungkinan kehilangan beban
Biaya perawatan dan operasi
Persoalan timbul dari kondisi yang tidak bisa diperkirakan seperti deviasi yang terjadi akibat
perubahan harga bahan bakar , kondisi cuaca, pertumbuhan beban dan sejenisnya. Strategi
perhitungan optimasi akan berbeda beda untuk stakeholder yang berbeda beda , pelanggan, yang
menginginkan peningkatan pelayanan ; Penghasil daya , yang senantiasa ingin melakukan
diversifikasi terhadap produknya, Operator Grid, yang selalu ingin merencanakan biaya grid dan
yang terakhir tapi cukup berpengaruh , Pengambil keputusan dan pemerintah , yang selalu ingin
mempuat sebuah standarisasi

dan perangkat aturan

yang memberikan dampak terhadap

mekanisme yang ada. Sebagai contoh , seperti Gambar.6 memperlihatkan penggabungan antara
beberapa scenario perencanaan DER pada kondisi dimana penyebaran beban beban dan
investasinya didasarkan pada sinyal penunjang local, hasil investasi memperlihatkan keuntungan
diantara hubungan yang acak .

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

90

Gambar 6. Ilustrasi kemungkinan keuntungan yang diperoleh dari sebaran titik dari sebuah
microgrid (Sumber : C. Marnay).

Sebagai catatan bahwa ini adalah persoalan diskrit yang berkelanjutan yang dianjurkan untuk
diselesaikan dengan fungsi optimasi kompleks. Dalam Prakteknya evolusi alghoritma ( seperti
genetic algoritma ) digunakan untuk mendapatkan solusi yang tepat dalam Pareto Front, yang
memperlihatkan kondisi kondisi yang berbeda.
Hal hal yang menunjang desain dan perencanaan microgrid sangat beragam. Simulasi statis dan
dinamis bisa dibuat dengan demikian penentuan spesifikasi microgrid seperti satu fasa, gabungan
antara dinamika cepat dan lambat dilakukan oleh Peralatan Elektronika Daya DER dan model
stokastik dari sumber . Data yang lebih luas digunakan untuk mengurangi model model yang
digunakan

dan dipilih sebagai contoh. Untuk Mudahnya, Gambar.7

memperlihatkan data

monitoring sepanjang tahun yang bisa disederhanakan oleh sample yang diambil dari data
hari ,yang menghasilkan kurva output daya.

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

91

Gambar 7. Pola Model Pertukaran energy dari DER (Sumber: E. Haesen et al.)

6.7 Proteksi dan Pengamanan Microgrid : Sebuah Pengamanan untuk Grid yang
Memanfaatkan DER
Pemanfaatan generator local atau sebuah penyimpan energy kepada perubahan grid sebuah
distribusi , beberapa hal yang signifikan adalah ; paling mudah adalah profil keadaan tegangan
feeder dan kedaan dinamiknya yang berubah. Dengan banyaknya sumber tenaga yang ada , maka
kapasitas akan meningkat begitupula dengan persoalan arus hubung singkat akan semakin rumit
dan bahkan seringkali dari segala arah. Karenanya sangat penting menjaga keadaan grid pada
kondisi yang seharusnya dengan mengetahui karakteristik dari kondisi yang ada untuk menjaga
kualitas daya dan peningkatan kehandalannya.
Dalam kasus operasi microgrid secara tunggal , pada saat akan dihubungkan dengan grid lain ,
maka kapasitas hubung singkat akan bertambah secara signifikan. Sebagai konsekwensinya maka
sebuah teknik klasik dalam proteksi sudah cukup untuk mengatasi transisi antara microgrid.

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

92
Selain itu Unit DER adalah sangat dinamis dalam operasinya dan seringkali sulit diprediksi
untuk kasus gangguan alam. Karena itu perilaku dari grid pada saat terjadi perubahan karena
gangguan harusnya tetap.
Secara umum, tiga tipe hubungan DER : Generator sinkron , generator Induksi dan elektronika
daya dalam hubungan pembangkitan , memiliki perangkat yang sangat berbeda. Elektronika daya
pada Unit DER tidak mampu untuk arus gangguan yang cukup besar yang melebihi kapasitasnya.
Dampaknya adalah bahwa gangguan hubung singkat yang cukup dekat akan menyebabkan
distorsi tegangan dan akan menghasilkan arus gangguan yang cukup besar , untuk mendeteksinya
adalah hal yang rumit. Namun demikian sejak perilaku dinamis dari unit bisa dikontrol pada
level yang diinginkan , beberapa kondisi hubung singkat dari generator singkron

dapat

diketahui .
6.8 Koordinasi Proteksi : Selektifitas dan sensitifitas
Sebuah sistem proteksi akan selektif jika peralatan proteksi yang terdekat dengan gangguan
mampu memerintahkan untuk melepas atau mengisolasi gangguan tersebut. Jika proteksi utama
gagal untuk bekerja atau terlalu lama waktu kerjanya , maka proteksi sekunder (backup Proteksi)
pada level diatasnya bisa mengambil alih. Semua perintah ini hanya jika komponen dalam
keadaan gangguan. Tanpa DER , aliran daya dalam operasi normal akan mengalir satu arah
seperti juga jika gangguan terjadi dalam system diatribusi radial. Ini memerlukan langkah yang
tepat untuk menerapkan kapan waktu kerja dan berapa batasan dari relai arus lebih. Nilai batas
kerja dari perlatan relai harus diatus diantara nilai beban maksimum dengan nilai minimal arus
gangguan. Semua nilai tersebut

bergantung pada kondisi microgrid

termasuk kondisi

generatornya.
Jika ada sebuah sumber yang masuk , maka hirakri pengaturan kerja dari system proteksi
termasuk jika sistemnya radial akan menjadi terganggu. Skenario yang mungkin adalah dengan
memisahkan feeder yang sehat , karena memungkinkan untuk menyebabkan gangguan dan kerja
pada feeder lain jika batas minimalnya dilewati . ( Gambar. 8 )

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

93

Gambar 8. Masalah Proteksi yang berhubungan dengan Arus Hubung Singkat dari 2 arah .

6.9 Anti Islanding : Sebuah Defenisi Baru ?


Memutuskan sebuah DER sebenarnya akan mencegah pengelompokan yang tidak disengaja.
Fokus utama dari konsep safety melindungi orang dan mengembalikan kondisi kehilangan
sumber. Dalam kasus yang tidak jelas antara produksi listrik local dan konsumsinya , sekecil
apapun perubahannya , pemisahan system mesti dilakukan , dengan demikian system akan tetap
jalan. Pekerja yang akan mengatasi gangguan

akan menemukan tegangan yang tidak

diharapkan . Peralatan proteksi khusus bermanfaat untuk mendeteksi kehilangan sumber utama
dan mematikan sumbernya. Jika pengelompokan disengaja dan operasi otonomi dari microgrid
dilakukan , setting proteksi yang telah ada tidak bisa digunakan, bagaimanapun juga deteksi
pengelompokan dengan cepat senantiasa diharapkan untuk merubah model control yang harus
dijalankan.

6.10 Pendekatan Pentanahan Multi Generator


Pada saat motor atau ielektronika daya digunakan sebagai beban , mereka pada umumnya tidak
ditanahkan, tidak terkecuali dengan generator yang berada dalam sebuah microgrid,

ini

memerlukan penyesuaian untuk pentanahanya, yang palingmudah adalah dengan mengunakan


kabel netral. Sebuah mesin yang berputar

paling tidak memiliki

terminal, tetapi perlatan

elektronika daya perlu membuat sebuah koneksi luar sendiri ( seperti tansformator local ).

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

94
Inverter dan penghubung DC bisa juga digunakan sebagai netral. Perlu dicatat bahwa masalah ini
bukan baru dan telah dipelajari dan dilakukan di UPS.
Pada kasus microgrid, pada saat kondisi grid secara dinamis berubah karena pemisahan sebuah
system distribusi, memiliki lokasi dan peletakan pentanahan menjadi sebuah masalah baru..
Dalam kasus

pemisahan jaringan dengan paksa , tidak akan mudah untuk mengarahkan

gangguan kepentanahan . Mentanahkan semua jaringan juga akan beresiko untuk nilai total arus
netralnya. Khusus untuk hubungan elektronika dayanya filter terhadap arus yang ada akan
menyebabkan distorsi pada arus pentanahan. Persoalan ini juga menjadi persoalan yang
diperhitungkan dalam desain microgrid.
6.11 Sistem Proteksi Masa Depan
Sistem proteksi dari microgrid yang akan datang

akan berbeda dengan

tipe dan pilosopi

opererasi dari relai electromagnet saat ini. Langkah kedepan dengan memisahkan microgrid
diantaranya model proteksinya , dinamik rekonfigurasi sumber arus hubung singkat dan
pengenalan kepada hubungan generator dengan menggunakan elektronika daya. Perlahan
kesulitan dalam jaringan berbentuk mesh akan ditunjukkan dalam bentuk radial namun dengan
distribusi yang berasal berbagai arah . Kunsi dari pekerjaan operasi gris menjadi samar, pada
satu sisi akan memanfaatkan system proteksi dengan peralatan intelegensia , dan disisi lain
akan mengkomunikasikan antara proteksi dan peralatan pendeteksi. Dengan kata lain system
proteksi kedepan akan terintegrasi dengan control distribusinya.

6.12 Summary
Sistem listrk kedepan mengarah kepada sebuah konsep yang paling potensial untuk dilaksanakan
yaitu Konsep microgrid.Sekalipun banak variasi dari desain dan arsitektur yang ada , yang
kesemuanya bergantung kepada model hubungannya , model hubungan kontrolnya dengan pusat
operasi , namun perspektif dan focus utama dari semua pendekatan ini adalah

untuk

menghasilkan hubungan yang paling optimal dari DER Unit, serta potensial keuntungan
ekonomis dan teknisnya.
Untuk membuat

sebuah pendekatan arsitektur dan perencanaan microgrid, koordinasi

dan

penyebaran pasar yang memungkinkan akan diaplikasikan dengan fasilitas fasilitas tambahan.
Dalam praktiknya pada transisi antara supply energy terpusat menjadi menggunakan desain
system berorientasi microgrid kuncinya adalah bergantung kepada komunikasi antara
infrastruktur dan strategi kontrolnya.

Pembangkit Listrik Tenaga Thermal

95

Bacaan Lain yang Menunjang

Draft Guide for Design, Operation, and Integration of Distributed Resource Island Systems with
Electric Power Systems, IEEE Standard P1547.4, 2008.
G. Pepermans, J. Driesen, D. Haeseldonckx, R. Belmans, and W. DHaeseleer, Distributed
generation: definition, benefits andissues, Energy Policy, vol. 33, no. 6, pp. 787798, Apr. 2005.
F. Katiraei and C. Abbey, Diesel plant sizing and performance analysis of a remote wind-diesel
microgrid, in Proc. IEEE Power Engineering Society General Meeting,
Tampa, FL, pp. 18, June 2007. European Technology SmartGrids Platform, SmartGrids: Vision
and strategy for European electricity networks of the future,[Online].Available
http://www.smartgrids.eu/documents/vision.pdf
Electricity Networks Analysis, Research and Development (ENARD), IEA implementing
agreement on electricity networks analysis, research and development. [Online]. Available:
http://www.iea-enard.org.
E. Haesen, J. Driesen, and R. Belmans, Robust planning methodology for integration of
stochastic generators in distribution grids, IET J. Renew. Power Gen., vol. 1, no. 1, pp. 2532,
Mar. 2007.

Anda mungkin juga menyukai