Anda di halaman 1dari 20

Apakah Vitamin A itu ?

Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk
meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata.
Akibat kekurangan Vitamin A
Kurang Vitamin A (KVA) pada anak-anak yang berada di daerah pengungsian dapat menyebabkan
mereka rentan terhadap berbagai penyakti infeksi, sehingga mudah sakit.
Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain,
penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan
menghambat kemampuan tubuh untuk menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan
mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh.
Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengkibatkan terjadinya gangguan pada
mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan.
Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita KVA, karena ASI
merupakan sumber vitamin A yang baik.
Cara Mencegah KVA
Vitamin A dapat diperoleh dari ASI atau makanan yang berasal dari hewan (susu, daging ayam, hati,
telur) atau dari sayuran hijau daerta buah berwarna merah dan kuning (mangga, pepaya)
Dalam keadaan darurat, dimana makanan sumber alami menjadi sangat terbatas, suplementasi
kapsul vitamin A menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadp penyakit.
Cara Mendapatkan Kapsul Vitamin A
Vitamin A dosis tinggi, baik yang biru maupun merah, tidak diperjual belikan dan diberikan secara
gratis diposyandu
Dosis kapsul Vitamin A untuk Bayi dan Anak
Sebagai upaya pencegahan di daerah bencana, satu kapsul vitamin A biru dengan dosis 100.000 IU
diberikan kepada seluruh bayi berusia 6-11 bulan, kapsul vitmain A berwarna merah dengan dosis
200.000 IU untuk seluruh balita usia 12-59 bulan, dan anak usia 5-12 tahun.
Kapsul vitamin A dosis tinggi aman diberikan dengan jarak minimal satu bulan. Walaupun demikian,
bila ternyata anak mengkonsumsi kapsul vitamin A dengan selang waktu kurang dari satu bulan,
biasanya tidak akan terjadi keracunan pada anak. Jika ditemukan anak mengkonsumsi lebih dari satu
kapsul dalam kurun waktu satu bulan, segera laporkan pada petugas kesehatan.
Gratis
Dosis kapsul Vitamin A untuk Ibu Nipas
Ibu dalam masa nifas perlu mendapatkan dua kapsul vitamin A berwarna merah dengan dosis

200.000 IU. Pemberian kapsul pertama diberikan segera setelah melahirkan, dan kapsul kedua
dengan selang waktu minimal 24 jam, tidak lebih dari 6 minggu setelah melahirkan.
kapsul Vitamin A tidak boleh diberikan kepada ibu hamil karena dosisnya terlalu tinggi untuk janin.

Vitamin A merupakan salah satu jenis vitamin larut dalam lemak yang berperan penting
dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik.[1] Terdapat beberapa senyawa yang
digolongkan ke dalam kelompok vitamin A, antara lain retinol, retinil palmitat, dan retinil
asetat.[1] Akan tetapi, istilah vitamin A seringkali merujuk pada senyawa retinol dibandingkan
dengan senyawa lain karena senyawa inilah yang paling banyak berperan aktif di dalam
tubuh.[1] Vitamin A banyak ditemukan pada wortel, minyak ikan, susu, keju, dan hati.[2]

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Vitamin A bagi kesehatan tubuh


o 1.1 Peranan vitamin A dalam indra penglihatan
o 1.2 Vitamin A dan sistem imun
2 Antioksidan
3 Konsumsi
4 Referensi

[sunting] Vitamin A bagi kesehatan tubuh

Wortel, salah satu jenis buah yang banyak mengandung vitamin A.

[sunting] Peranan vitamin A dalam indra penglihatan


Vitamin A banyak berperan dalam pembentukan indra penglihatan bagi manusia.[3] Vitamin
ini akan membantu mengkonversi sinyal molekul dari sinar yang diterima oleh retina untuk
menjadi suatu proyeksi gambar di otak kita.[1] Senyawa yang berperan utama dalam hal ini
adalah retinol.[3] Bersama dengan rodopsin, senyawa retinol akan membentuk kompleks
pigmen yang sensitif terhadap cahaya untuk mentransmisikan sinyal cahaya ke otak.[4] Oleh
karena itu, kekurangan vitamin A di dalam tubuh seringkali berakibat fatal pada organ
penglihatan.[3][4]

[sunting] Vitamin A dan sistem imun


Vitamin A juga dapat melindungi tubuh dari infeksi organisme asing, seperti bakteri
patogen.[5] Mekanisme pertahanan ini termasuk ke dalam sistem imun eksternal, karena
sistem imun ini berasal dari luar tubuh.[1] Vitamin ini akan meningkatkan aktivitas kerja dari
sel darah putih dan antibodi di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih resisten terhadap
senyawa toksin maupun terhadap serangan mikroorganisme parasit, seperti bakteri patogen
dan virus.[5]

[sunting] Antioksidan
Beta karoten, salah satu bentuk vitamin A, merupakan senyawa dengan aktivitas antioksidan
yang mampu menangkal radikal bebas.[1] Senyawa radikal bebas ini banyak berasal dari
reaksi oksidasi di dalam tubuh maupun dari polusi di lingkungan yang masuk ke dalam
tubuh.[6] Antioksidan di dalam tubuh dapat mencegah kerusakan pada materi genetik (DNA
dan RNA) oleh radikal bebas sehingga laju mutasi dapat ditekan.[6] Penurunan laju mutasi ini
akan berujung pada penurunan risiko pembentukan sel kanker.[6] Aktivitas antioksidan juga
terkait erat dengan pencegahan proses penuaan, terutama pada sel kulit.[6]

[sunting] Konsumsi
Vitamin A memiliki 2 bentuk aktif yang dapat dicerna tubuh, yaitu retinil palmitat dan beta
karoten.[7] Retinil palmitat berasal dari makanan hewani, seperti daging sapi, hati ayam, ikan,
susu, dan keju.[1] Beta karoten sendiri berasal makanan nabati, seperti bayam, brokoli, dan
wortel.[1] Bila kekurangan vitamin ini maka tubuh dapat mengalami gangguan pernafasan
kerabunan dan bahkan kebutaan, sedangkan kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan
mual, sakit kepala, nyeri sendi, iritasi, dan kerontokkan rambut.[7

Vitamin A sungguh memiliki kegunaan yang membuat anda tak ragu untuk memastikan
tubuh mendapat asupan cukup setiap hari. Vitamin A merupakan nutrisi penting terutama
dalam proses terapi dan perawatan pencegahan serta sangat krusial dalam pengobatan
sindrom kekurangan gizi. Vitamin yang juga disebut retinol diyakini memberi efek positif
dan meningkatkan pertumbuhan serta imunitas atau kekebalan.
Jenis vitamin ini juga menjaga sel-sel mukus atau lendir dan kulit tetap sehat. Ketika
membran lendir tetap lembab dan tahan terhadap kerusakan sel, maka kekebalan terjaga.
Sebaliknya kekurangan kelembaban pada selaput lendir akan memudahkan terjadi infeksi
dalam tubuh.
Sel selaput lendir sangat penting dalam pencegahan kanker. Vitamin A bersifat anti kanker
karena menekan pertumbuhan DNA sel-sel kanker. Keberadaan vitamin juga menurunkan
risiko pertumbuhan tumor di kanker yang matang dan mencegak sel-sel lukemia membelah
diri.
Bukan hanya itu, Vitamin A khususnya sangat membantu dalam penyembuhan penyakit yang
disebabkan virus. Virus yang menyeran sistem pernafasan, campak, bahkan virus AIDS,
menjadi lembam ketika di lingkungan sekitar terdapat jumlah vitamin A yang cukup.

Pasien dengan penyakit bersumber virus kerap memiliki kadar Vitamin A rendah di dalam
darah. Asupan dalam jumlah tepat sangat diperlukan pasien untuk membangun pertahanan
tubuh, yang akhirnya mengarah pada proses penyembuhan cepat. Namun, dosis besar vitamin
A harus dilakukan dibawah pengawasan dokter.
Kabar baik lain, vitamin ini juga berperan penting mencegah stroke. Sangat disarankan untuk
menambah asupan vitamin A lewat buah-buahan dan sayuran setiap hari.
Bagi pasien pemilik sindrom mata kering, terapi paling mudah juga tak jauh dari vitamin A.
Mata kering terjadi ketika pembentukan air mata dan lubrikasi berhenti. Kondisi ini membuat
seseorang menjadi luar biasa tidak nyaman.
Tetesan vitamin A sangat direkomendasikan untuk kasus ini, karena uji klinis membuktikan
tetes mata mengandung vitamin A meningkatkan kelembaban dan fungsi sel dalam mata.
Masih terkait mata, vitamin ini juga mampu meningkatkan pengelihatan malam dan
membantu mata menyesuaikan diri dengan perubahan pencahayaan.
Tak berhenti sampai di sana, Vitamin A juga diyakini sebagai jalan keluar cukup menjanjikan
untuk pencegahan dan pengobatan kanker kulit, terutama bila dikonsumsi oral. Vitamin a
juga sangat membantu dalam perawatan pigmentasi kulit yang sering terlihat pada kulit yang
menua.
Para pakar gizi merekomendasikan bahwa cara terbaik untuk mendapat asupan Vitamin A
ialah melalu diet tepat dan seimbang. Secara keseluruhan vitamin A penting dalam
peningkatan kesehatan tubuh mengingat ia mampu mendongkrak daya sel-sel darah putih,
kekuatan reproduksi dan sistem kerangka tubuh. Beberapa makanan alami kaya vitamin A
yang bisa dikonsumi yakni brokoli, wortel, aprikot, hati sapi, susu, kuning telur dan minyak
ikan kod.
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal dibutuhkan antara lain vitamin.
Vitamin-vitamin ini selain dapat diperoleh dari makanan dapat juga diperoleh melalui
suplemen-suplemen yang mengandung vitamin. Salah satu jenis vitamin yang dibutuhkan
adalah vitamin A atau yang disebut juga retinol. Vitamin A berfungsi antara lain menjaga
kelembaban dan kejernihan selaput lendir, memungkinkan mata dapat melihat dengan baik
dalam keadaan kurang cahaya (sore atau senja hari), serta pada ibu nifas akan meningkatkan
mutu vitamin A dalam ASI, sehingga bayi akan mendapatkan vitamin A yang cukup dari
ASI.
Vitamin A dapat diperoleh pada minyak hati ikan, kuning telur, mentega, krim dan margarin
yang telah diperkaya dengan vitamin A. Sedangkan provitamin A dapat diperoleh dari sayursayuran berdaun hijau gelap dan buah-buahan berwarna kuning atau merah serta minyak
kelapa.
Akibat dari kekurangan vitamin A ini bermacam-macam antara lain terhambatnya
pertumbuhan, gangguan pada kemampuan mata dalam menerima cahaya, kelainankelainan pada mata seperti xerosis dan xerophthalmia, serta meningkatnya kemungkinan
menderita penyakit infeksi. Bahkan pada anak yang mengalami kekurangan vitamin A berat
angka kematian meningkat sampai 50%.

Kekurangan vitamin A terjadi terutama karena kurangnya asupan vitamin A yang diperoleh
dari makanan sehari-hari. Pada anak yang mengalami kekurangan energi dan protein,
kekurangan vitamin A terjadi selain karena kurangnya asupan vitamin A itu sendiri juga
karena penyimpanan dan transpor vitamin A pada tubuh yang terganggu.
Tanda-tanda khas pada mata karena kekurangan vitamin A dimulai dari rabun senja (XN)
dimana penglihatan penderita akan menurun pada senja hari bahkan tidak dapat melihat
dilingkungan yang kurang cahaya. Pada tahap ini penglihatan akan membaik dalam waktu 24 hari dengan pemberian kapsul vitamin A yang benar. Bila dibiarkan dapat berkembang
menjadi xerosis konjungtiva (X1A). Selaput lendir atau bagian putih bola mata tampak
kering, berkeriput, dan berubah warna menjadi kecoklatan dengan permukaan terlihat kasar
dan kusam. Xerosis konjungtiva akan membaik dalam 2-3 hari dan kelainan pada mata akan
menghilang dalam waktu 2 minggu dengan pemberian kapsul vitamin A yang benar. Bila
tidak ditangani akan tampak bercak putih seperti busa sabun atau keju yang disebut bercak
Bitot (X1B) terutama di daerah celah mata sisi luar. Pada keadaan berat akan tampak
kekeringan pada seluruh permukaan konjungtiva atau bagian putih mata, serta konjungtiva
tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut-kerut. Bila tidak segera diberi vitamin A, dapat
terjadi kebutaan dalam waktu yang sangat cepat. Tetapi dengan pemberian kapsul vitamin A
yang benar dan dengan pengobatan yang benar bercak Bitot akan membaik dalam 2-3 hari
dan kelainan pada mata akan menghilang dalam 2 minggu. Tahap selanjutnya bila tidak
ditangani akan terjadi xerosis kornea (X2) dimana kekeringan akan berlanjut sampai kornea
atau bagian hitam mata. Kornea tampak suram dan kering dan permukaannya tampak kasar.
Keadaan umum anak biasanya buruk dan mengalami gizi buruk, menderita penyakit campak,
ISPA, diare. Pemberian kapsul vitamin A dan pengobatan akan menyebabkan keadaan kornea
membaik setelah 2-5 hari dan kelainan mata sembuh setelah 2-3 minggu. Bila tahap ini
berlanjut terus dan tidak segera diobati akan terjadi keratomalasia (X3A) atau kornea
melunak seperti bubur dan ulserasi kornea (X3B) atau perlukaan. Selain itu keadaan umum
penderita sangat buruk. Pada tahap ini kornea dapat pecah. Kebutaan yang terjadi bila sudah
mencapai tahap ini tidak bisa disembuhkan. Selanjutnya akan terjadi jaringan parut pada
kornea yang disebut xeroftalmia scars (XS) sehingga kornea mata tampak menjadi putih atau
bola mata tampak mengempis.
Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah kelompok
bayi usia 6-11 bulan dan kelompok anak balita usia 12-59 bulan (1-5 tahun). Sedangkan yang
lebih beresiko menderita kekurangan vitamin A adalah bayi berat lahir rendah kurang dari 2,5
kg, anak yang tidak mendapat ASI eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun, anak
yang tidak mendapat makanan pendamping ASI yang cukup, baik mutu maupun jumlahnya,
anak kurang gizi atau di bawah garis merah pada KMS, anak yang menderita penyakit infeksi
(campak, diare, TBC, pneumonia) dan kecacingan, anak dari keluarga miskin, anak yang
tinggal di dareah dengan sumber vitamin A yang kurang, anak yang tidak pernah mendapat
kapsul vitamin A dan imunisasi di Posyandu maupun Puskesmas, serta anak yang
kurang/jarang makan makanan sumber vitamin A.
Memperhatikan akibat kekurangan vitamin A seperti yang telah disebutkan di atas maka
untuk mencegah terjadinya kekurangan vitamin A di Posyandu atau Puskesmas pada setiap
bulan Februari dan Agustus seluruh bayi usia 6-11 bulan, harus mendapat 1 kapsul vitamin A
biru dan seluruh anak balita usia 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A warna merah.
Sedangkan untuk ibu nifas sampai 30 hari setelah melahirkan mendapat 1 kapsul vitamin A
warna merah.

Untuk mengobati anak dengan gejala buta senja (XN) hingga xerosis kornea (X2), dimana
penglihatan masih dapat disembuhkan, diberikan kapsul vitamin A pada hari pertama
pengobatan sebanyak (50.000 SI) kapsul biru untuk bayi berusia kurang atau sama dengan
5 bulan, 1 kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi berusia 6 sampai 11 bulan atau 1 kapsul
merah (200.000 SI) untuk anak 12-59 bulan. Pada hari kedua diberikan 1 kapsul vitamin A
sesuai umur dan dua minggu kemudian diberi lagi 1 kapsul vitamin A juga sesuai umur.

Vitamin A
Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam
pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu
komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting
dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh.[17] Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh
paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung
vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning),
dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah,
wortel, pisang, dan pepaya).[1]
Apabila terjadi defisiensi vitamin A, penderita akan mengalami rabun senja dan katarak.
Selain itu, penderita defisiensi vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran
pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Kelebihan
asupan vitamin A dapat menyebabkan keracunan pada tubuh.[1] Penyakit yang dapat
ditimbulkan antara lain pusing-pusing, kerontokan rambut, kulit kering bersisik, dan
pingsan.[19] Selain itu, bila sudah dalam kondisi akut, kelebihan vitamin A di dalam tubuh
juga dapat menyebabkan kerabunan, terhambatnya pertumbuhan tubuh, pembengkakan hati,
dan iritasi kulit

SURABAYA, LIcom: Meski vitamin A bisa didapatkan di dalam makanan dan minuman
yang kita konsumsi sehari-hari namun tetap saja masih berisiko tinggi kekurangan vitamin
tersebut. Utamanya di saat kondisi dimana kita harus lebih banyak memberikan asupan
vitamin A pada tubuh.
Kekurangan Vitamin A dapat menyebabkan gangguan kesehatan antara lain: rabun senja,
katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat,
dan lain-lain. Salah satu gejala paling awal dari kekurangan vitamin A adalah gangguan pada
penglihatan berupa rabun senja.
Kebutuhan normal untuk orang dewasa sekitar 5,000 IU per hari. Vitamin A terdapat dalam
makanan: susu, telur, hati, daging, ayam, sayuran hijau, wortel, ubi, bayam, brokoli, mangga,
tomat, dan lain-lain.
Terdapat beberapa kondisi yang dapat menyebabkan anda harus meningkatkan asupan
Vitamin A lebih dari biasanya, kondisi tersebut diantaranya:
1.Mengidap penyakit hati, fibrosis kistik, atau diare kronis

Penyakit ini dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan dan penyimpanan vitamin A
dalam tubuh anda.
2. Minum alkohol
Alkohol dapat mengurangi Vitamin A dan beta karoten yang tersimpan dalam hati anda. Di
sisi lain, studi pada hewan menunjukkan bahwa beta karoten dikombinasikan dengan alkohol
dapat menyebabkan banyak kerusakan pada hati anda.
2. Anda merokok
Orang yang merokok memiliki beta karoten yang rendah.
3. Minum pil KB
Pil KB meningkatkan jumlah Vitamin A dalam darah anda, tetapi mengurangi jumlah
tersimpan di hati anda. (Ini tidak terjadi dengan beta karoten.)
4. Sedang sakit atau mengalami infeksi kronis
Ketika sakit, tubuh menghasilkan radikal bebas lebih banyak dari biasanya, hal ini dapat
menurunkan tingkat vitamin A dalam tubuh.
5. Sering mengalami stres, baik fisik ataupun psikologis
Bekerja terlalu keras, kelelahan, dan berolahraga terlalu berlebihan dapat menyebabkan tubuh
menghasilkan radikal bebas, hal ini berakibatkan menurunkan kadar Vitamin A dalam tubuh
anda.
6. Ibu hamil atau menyusui
Ibu hamil atau menyusui berbagi Vitamin A dengan bayinya. Mungkin anda perlu menambah
asupan Vitamin A, tetapi hal ini harus dengan rekomendasi dokter. Terlalu banyak asupan
vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir.
7. Menggunakan obat-obatan
Terdapat beberapa obat yang dapat menyerap vitamin yang larut lemak seperti Vitamin A.
Terdapat juga obat yang dapat mempengaruhi usus anda, sehingga sulit untuk menyerap
vitamin A dan beta karoten. Mungkin anda perlu menambah konsumsi Vitamin A ketika anda
menggunakan obat-obatan jenis ini, konsultasikan ke dokter anda untuk mengetahui lebih
lanjut akan solusinya.LI-06

VITAMIN DAN DEFISIENSI VITAMIN


Viitamin merupakan bahan makanan organik yang dalam jumlah kecil diperlukan untuk
pertumbuhan normal dan kesehatan tubuh. Jumlah yang diperlukan sehari-hari demikian
kecilnya, sehingga dapat diperkirakan bahwa vitamin bekerja sebagai katalisator. Telah dapat

dibuktikan bahwa beberapa vitamin merupakan bahan esensial pada sistem oksidasi
karbohidrat, protein dan lemak. Tubuh tidak dapat membuat vitamin akan tetapi harus
memilikinya. Terutama organ yang sedang tumbuh sangat rentan akan defisiensi vitamin.
Oleh karena itu gejala defisiensi suatu vitamin sangat penting dalam Ilmu Kesehatan Anak.
Lebih penting pula ialah mengetahui bentuk laten dan bentuk dini dari penyakitnya.
Kecurigaan akan hal ini dapat dibuktikan dengan pemeriksaaan biokimia. Anamnesis
makanan yang cermat dapat menolong dugaan kemungkinan penyakit defisiensi. Sebaliknya
dengan munculnya banyak pabrik farmasi yang menyodorkan bermacam-macam vitamin
kepada rakyat, maka kemungkinan timbulnya hipervitaminosis tidak dapat diabaikan pula.
Biasanya vitamin digolongkan dalam 2 golongan, yaitu:
1. Golongan yang larut dalam air, misal: vitamin B kompleks dan vitamin C
2. Golongan yang larut dalam lemak, misal: vitamin A, D, E dan K.
Defisiensi vitamin A (Xeroftalmia)
Defisiensi vitamin A dalam diet seseorang yang berlangsung lama akan menimbulkan
penyakit yang disebut defisiensi vitamin A atau xeroftalmia. Bersama-sama dengan penyakit
Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit tersebut merupakan penyakit yang sangat penting
di antara penyakit gangguan gizi di Indonesia dan di banyak negeri yang sedang berkembang.
Ia mempunyai peranan yang penting sebagai penyebab kebutaan.
Faktor etiologis
Gejala defisiensi vitamin A akan timbul bilamana:
1. Dalam jangka waktu yang lama dalam diet terdapat kekurangan vitamin A atau
provitamin A.
2. Terdapat gangguan resorpsi vitamin A atau provitamin A.
3. Terdapat gangguan konversi provitamin A menjadi vitamin A.
4. Kerusakan hati.
5. Kelainan kelenjar tiroidea.
Peranan vitamin A pada fungsi penglihatan
Telah dapat ditentukan bahwa retina mata yang normal mengandung pigmen yang dikenal
sebagai rodopsinatau visual puple. Pigmen tersebut mengandung vitamin A yang terikat pada
protein. Jika mata menerima cahaya maka akan terjadi konversi rodopsin menjadi visual
yellow dan kemudian visual white. Pada konversi demikian akan menghilang sebagai vitamin
A. Regenerasi visual purple hanya akan terjadi bila tersedia vitamin A. Tanpa regenerasi
maka penglihatan pada cahaya remang setelah mata menerima cahaya yang terang akan
terganggu.
Patologi
Pada defisiensi vitamin A, kelainan yang dapt timbul pada manusia ialah:
1. Buta senja.

Kelainan sebagai akibat dari gangguan regenerasi rodopsin. Merupakan gejala


pertama defisiensi vitamin A dan timbul sebelum gejala lainnya tampak.
2. Xeroftalmia
Dimulai dengan timbulnya perubahan pada jaringan epitel yang menjadi kering dan
keras. Kadang-kadang terlihat bercak Bitot yang merupakan bercak putih berbuih dan
berbentuk segitiga, terdapat di daerah nasal atau temporal dari kornea mata. Fotofobia
dan konjungtivitis timbul lebih dahulu disusul oleh pigmentasi coklat muda dari
konjungtiva. Perubahan jaringan epitel konjungtiva dapat menjalar ke kornea dan
disusul oleh ulserasi, perforasi dan destruksi total mata (keratomalasia). Kerusakan
demikian dapat timbul dengan cepat, sehingga diagnosis dini dari tanda-tanda
defisiensi tersebut sangat penting.
3. Kelainan kulit
Dapat ditemukan kelainan berupa hiperkeratosis folikularis dan biasanya terdapat
pada bagian lateral dari lengan, tungkai bawah dan bokong.
4. Metaplasia jaringan epitel di bagian tubuh lain seperti di trakea, pelvis renalis,
kelenjar ludah, ureter dan sebagainya.
5. Konsentrasi vitamin A dan karotin dalam plasma rendah (normal 30-50 mikrogram
per-100 ml untuk vitamin A dan 60-240 gama untuk karotin).
Kebutuhan akan vitamin A.
Oleh Food and Nutrition Board of te National Research Council of the United States of
America dianjurkan pemberian vitamin A dalam diet sebagai berikut:

Bayi : 1.500 SI
Umur 1 3 tahun : 2.000 SI
Umur 4 6 tahun : 2.500 SI
Umur 7 9 tahun : 3.500 SI
Umur 10 12 tahun : 4.500 SI
Umur 13 19 tahun : 5.000 SI

Vitamin A

Vitamin A dikenal sebagai vitamin antiinfeksi dan defisiensi vitamin A dapat


menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Karotenoid mempunyai fungsi
imunoregulator limfosit T dan limfosit B, sel Natural Killer dan makrofag. Vitamin A
merupakan mikronutrien penting yang diperlukan untuk fungsi kekebalan tubuh
spesifik maupun nonspesifik. Defisiensi vitamin A dilaporkan dapat menyebabkan
gangguan kekebalan humoral serta selular. Efek antioksidan karenoid ini secara tidak
langsung dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dengan jalan menurunkan
konsentrasi partikel bebas beserta produknya yang bersifat imunosupresif. Dengan
pencegahan oksidasi leukosit, dapat menurunkan kadar prostaglandin yang bersifat
imunosupresif. Peningkatan asupan diet antioksidan dapat menurunkan konsentrasi

peroksidase lipid, konsentrasi prostaglandin yang diproduksi oleh makrofag yang


selanjutnya meningkatkan respons hipersensitivitas tipe lambat dan proliferasi
limfosit.
Vitamin A juga bersifat sebagai ajuvan dengan jalan merusak membran lisosom yang
dapat merangsang pembelahan sel pada saat antigen berada dalam sel. Lisosom ini
mempunyai peranan dalam memulai terjadinya pembelahan sel. Kerusakan lisosom
ini akan merangsang sistim imun. Pembelahan sel akibat pemberian ajuvan terjadi
hanya sebatas pada sel imunokompeten yang dirangsang oleh ajuvan. Vitamin A
berperan pada proses epitelisasi. Dengan peningkatan proses ini, maka akan terjadi
perbaikan fungsi pertahanan fisik nonspesifik terhadap antigen yang masuk ke dalam
tubuh.
Defisiensi vitamin A mengakibatkan berat kelenjar timus sedikit berkurang, respons
proliferasi limfosit terhadap mitogen menurun, produksi antibodi spesifik dan
proliferasi limfosit T invitro juga menurun serta peningkatan aderen bakteri pada sel
epitel saluran napas.

Vitamin A untuk Bayi Berat Lahir


Sangat Rendah (BBLSR)
Bambang Surif *, JS Lisal **
*Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin/
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar
**Bagian Ilmu Kesehatan Anak (Subdivisi Gizi) Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin/
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar
ABSTRAK
Bayi prematur terutama bayi berat lahir sangat rendah membutuhkan dukungan
nutrisi yang spesifik. Vitamin A pada bayi dengan berat lahir sangat rendah sangat
diperlukan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat bronchopulmonary
dysplasia (BPD).
PENDAHULUAN
Bayi prematur membutuhkan dukungan nutrisi yang
khusus oleh karena derajat imaturitas biokimianya yang tinggi,
laju pertumbuhan yang cepat dan dapat terjadi insidens komplikasi medik yang lebih besar. The Committee on Nutrition of
the Academy of Pediatrics (dikutip dari 1) merekomendasikan
diit optimal bayi prematur sebagai diit yang mendukung kecepatan pertumbuhan sesuai dengan pertumbuhan intrauterina
tanpa mengadakan stres pada fungsi metabolik dan ekskresi.
Beberapa faktor penting yang menentukan kebutuhan
vitamin pada bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah
(a) masa gestasi, yang berhubungan dengan transfer plasenta
dan peyimpanan vitamin tubuh pada saat lahir, (b) vitamin
yang terkandung dalam makanan (ASI atau susu formula) yang
diberikan pada BBLSR, dan (c) volume dan komposisi makronutrien yang terdapat dalam makanannya
(2)
.

(3)
.
Makalah ini akan membahas berbagai aspek vitamin A
pada BBLSR.
FISIOLOGI
Vitamin A intrauterina
Vitamin A ditransfer dari ibu ke fetus terutama pada masa
gestasi lanjut. Pada masa gestasi awal, vitamin A fetus ditransfer dari ibu transplasenter dalam bentuk kompleks retinolRetinol Binding Protein (RBP). Sedangkan pada masa gestasi
lanjut, RBP disintesis dalam hati fetus yang turut berperan
dalam ekstraksi vitamin A dari sirkulasi plasenta. Sumber-sumber lain vitamin A fetus juga berasal dari cairan amnion yang
tertelan dan transfer lipoprotein ibu yang berisi retinil ester.
Mekanisme transfer plasenta ini masih belum jelas.
Rasio konsentrasi vitamin A plasma ibu terhadap plasma
fetus pada keadaan kehamilan normal sekitar 2:1. Pada keadaan
vitamin A plasma ibu menurun atau berkurang, konsentrasi
vitamin A plasma fetus tetap normal bahkan dapat melebihi
Cermin Dunia Kedokteran No. 134, 2002
14

konsentrasi pada ibu. Pada pemberian vitamin A pada ibu,


konsentrasi vitamin A fetus tetap seperti sebelum pemberian
vitamin A. Mekanisme homeostasis ini sampai sekarang belum
jelas.
Absorpsi
Retinil ester dari makanan akan diproses melalui mekanisme yang kompleks termasuk dispersi dan emulsifikasi retinil
ester di lambung, diikuti oleh proses hidrolisis dilumen usus
oleh enzim pankreas dan enzim-enzim lainnya serta solubilisasi
retinol ( yang merupakan hasil hidrolisis retinil ester ) dengan
garam empedu. Retinil dalam sel mukosa sebagian besar
diesterifikasi ulang dengan asam lemak rantai panjang. Retinil
ester kemudian disatukan bersama lemak-lemak yang lain dan
apolipoprotein ke dalam partikel kilomikron. Kilomikron
kemudian disekresi oleh sel mukosa usus ke dalam sinus-sinus
lakteal dan masuk ke dalam sistim limfatik melalui duktus
torasikus, selanjutnya diambil dari sirkulasi oleh hati.
Penyimpanan
Sebanyak + 90% dari seluruh vitamin A tubuh disimpan
dalam hati. Pada penelitian yang dilakukan terhadap 25 bayi
prematur yang meninggal dalam 24 jam setelah lahir, didapatkan konsentrasi rata-rata vitamin A hati 30 + 13
g/g (ren-

tangan 2-49
g/g ). Terdapat persentase yang tinggi (76%)

bayi-bayi prematur pada penelitian ini yang mempunyai


konsentrasi vitamin A hati yang kurang dari 40
g/g, sementara

sekitar 37% dari bayi-bayi ini mempunyai konsentrasi vitamin


A kurang dari 20
g/g. Penelitian ini memperlihatkan bahwa

bayi prematur mempunyai simpanan vitamin A dalam hati yang


rendah pada saat kelahiran.
Selain hati, organ lain yang juga merupakan tempat penyimpanan vitamin A adalah paru-paru. Penyimpanan vitamin
A dimulai pada trimester terakhir kehamilan
(3,5)
.
Metabolisme
Vitamin A didistribusikan ke jaringan dalam bentuk kompleks retinol-RBP yang terikat dengan prealbumin. Pengambilan vitamin A sel tergantung dari adanya reseptor membran spesifik yang mengenal RBP. Setelah pengangkutan
vitamin A ke membran plasma, RBP kembali ke sirkulasi dan
sebagian dieliminasi oleh ginjal dan sebagian lagi digunakan
kembali untuk pengangkutan vitamin A. Mekanisme yang melibatkan prealbumin belum diketahui.
Perpindahan vitamin A dalam sel jaringan melibatkan dua
jenis protein pengikat vitamin A intrasel, yaitu celluler retinolbinding protein (CRBP) dan celluler retinoic acid-binding

protein (CRBP). CRBP memainkan peran dalam transfer retinol dari membran plasma ke tempat pengikatan spesifik untuk
retinol dalam inti pada beberapa komponen kromatin. CRBP
mungkin terlibat dalam interaksi asam retinoat dalam inti sel.
Mekanisme yang tepat dimana retinol dan asam retinoat mempengaruhi metabolisme inti sel, regulasi penampakan genom
dan induksi diferensiasi jaringan masih dalam penyelidikan.
Ekskresi
Tidak ada tanda-tanda spesifik defisiensi vitamin A pada
bayi seperti buta senja, kornea kering, dermatitis folikularis dan
lain-lain. Pada prinsipnya, konsentrasi serum retinol <0,35
g/g

umumnya dikatakan sebagai indikator adanya defisiensi


vitamin A, meskipun hubungan langsung konsentrasi retinol
hati dan serum tidak selalu ada
(4)
.
Vitamin A memainkan peranan penting dalam diferensiasi
dan pemulihan sel epitel jalan napas
(3,4,5)
. Defisiensi vitamin A
akan menyebabkan perubahan progresif epitel jalan napas.
Perubahan-perubahan ini termasuk necrotizing tracheobronchitis pada stadium awal defisiensi dan metaplasia skuamosa
pada stadium lanjut. Perubahan patofisiologi ini akan menyebabkan: (a) kehilangan sekresi normal sel goblet dan sel
sekretori yang lain, (b) kehilangan homeostasis air normal yang
melewati epitel trakeobronkial, (c) kehilangan silia yang merupakan predisposisi terjadinya atelektasis rekuren dan infeksi
jalan napas, dan (d) penyempitan lumen dan kehilangan
distensibilitas jalan napas yang akan mengakibatkan peningkatan resistensi jalan napas
(3)
.
Bayi prematur yang rentan terhadap penyakit paru akut,
subakut dan kronik mempunyai risiko terhadap penyakit paru
yang disebut bronchopulmonary dysplasia (BPD). Diagnosis
BPD berdasarkan kebutuhan suplementasi oksigen, gejalagejala respiratorik dan gambaran radiologik abnormal paru
yang khas yang menetap sampai setelah 28 hari sesudah lahir.
Meskipun bentuk defisiensi yang sebenarnya tidak dikenal
secara klinik, BBLSR dengan insufisiensi pernapasan berat dan
atau BPD mempunyai konsentrasi retinol plasma yang sangat
rendah
(1,2,3)
. Tabel 1 memperlihatkan vitamin A plasma dan
retinol binding protein (RBP) pada bayi-bayi baru lahir
(3)
.
Table 1. Plasma vitamin A and Retinol Binding Protein (RBP) at Birth

in Neonates
(3)

Group
Gestation
(weeks)
Birthweight
(g)
Vitamin A
(
g/dl [mol/L)
RBP mg/dl
[
mol/L)
Term
23.9+10.2.2 *
3.6 + 1.1 *
(n = 32 )
37 - 42
2,600 - 4,080
[ 0.84 + 0.36 ]
[ 1.72 + 0.53 ]
Preterm
16.0 + 6.2
2.8 + 1.2
(n = 36 )
24 - 36
570 - 2,640
[0.56 + 0.22]
[1.34 + 0.57]
p
< 0.001
< 0.001
Keterangan: * Rata-rata

SD.

KEBUTUHAN VITAMIN A
Oleh karena cadangan yang sedikit pada waktu lahir,
BBLSR dengan pertumbuhan yang cepat membutuhkan jumlah
vitamin A lebih banyak dibanding dengan bayi cukup bulan
untuk menjamin penyimpanan yang adekuat dalam jaringan.
Tabel 2
(1)
memperlihatkan kebutuhan nutrisi sehari untuk
BBLSR dengan mengutamakan cara pemberian (enteral atau
parenteral). Terdapat dua perbedaan besar pada pemberian
vitamin parenteral dibandingkan enteral, yaitu: (a) dengan cara
intravena, infus berkesinambungan dan (b) tidak melewati hati.
Hal ini dapat meningkatkan pengeluaran beberapa vitamin
melalui ginjal, yang disatu pihak dapat mengurangi resiko
keracunan tapi di pihak lain dapat mengubah kapasitas tempat
penyimpanan hati dan biotransformasi vitamin
(2)
.
Cermin Dunia Kedokteran No. 134, 2002 15

Salah satu masalah gizi pada anak yang perlu mendapat perhatian adalah defisiensi atau
kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A ini merupakan penyebab utama kebutaan di
Indonesia. Selain itu, seringkali ditemukan jika anak menderita kekurangan kalori protein
(KKP), maka anak itu juga sekaligus menderita kekurangan vitamin A.
Vitamin A merupakan suatu zat organik yang digunakan oleh tubuh untuk pemeliharaan
epitel selaput lendir, ketajaman penglihatan dan pencegahan terjadinya infeksi. Vitamin A
berperan dalam penglihatan membuat kita bisa melihat dalam cahaya redup, dan juga turut
berperan
memberi
kekebalan
tubuh.
Manfaat Vitamin A

Vitamin A memegang peranan penting untuk pemeliharaan sel kornea dan epitel dari
penglihatan, metabolisme umum dan proses reproduksi, membantu melindungi tubuh
terhadap kanker.
Untuk kesehatan jaringan tubuh, vitamin A mempercepat proses penyembuhan luka. Dalam
kegiatan pertumbuhan dan perkembangan jaringan epitelial, vitamin A mempertahankan
kesehatan dan struktur kulit, rambut dan gigi. Beberapa penyakit kulit seperti jerawat dan
psoriasis adalah sebagai akibat kekurangan vitamin A.
Selanjutnya juga diketahui peranan vitamin A sebagai antioxidant, yang membantu
merangsang dan memperkuat daya tahan tubuh dalam meningkatkan aktivitas sel pembunuh
kuman (natural killer cell), memproduksi limfosit, fagositis dan antibody. Bahkan kegunaan
vitamin A termasuk memperkuat kekebalan selular (sistem sel) yang menghancurkan sel
kanker.
Selain itu vitamin A mencegah dan memperbaiki penciutan kelenjar timus (kelenjar utama
yang berperan dalam sistem imun) yang terjadi sebagai akibat stress kronis. Fungsi tubuh lain
yang dibantu oleh vitamin A antara lain adalah reproduksi, pembuatan dan aktivitas hormon
adrenalin, pembuatan dan aktivitas hormon tyroid, mempertahankan struktur dan fungsi selsel saraf, menjaga kekebalan tubuh pada umumnya, serta memperbarui sel jaringan tubuh.
Manfaat vitamin A dalam tubuh mencakup 3 golongan besar yaitu :
a. Fungsi yang berkaitan dengan penglihatan
Vitamin A berperan sebagai retina (Retinene) yang merupakan komponen dari zat
penglihatan Rhodopsin (zat yang dapat menerima rangsangan cahaya dan merubah energi
cahaya menjadi energi biolistrik yang merangsang penglihatan).
b. Fungsi dalam metabolisme umum berkaitan dengan metabolisme protein
1. Integritas epitel
Pada defisisensi vitamin A terjadi gangguan struktur maupun fungsi epithelium, terutama
yang berasal dari ektoderm. Epitel kulit menebal dan terjadi hyperkeratosis.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Pada defisiensi vitamin A terjadi hambatan pertumbuhan. Ini terjadi karena masalah dalam

sintesa protein yaitu adanya hambatan absorbsi vitamin A dan karotin dikarenakan makanan
yang rendah dalam kandungan lemak dan protein yang diperlukannya untuk metabolisme
protein. Balita yang kekurangan vitamin A pertumbuhannya akan terganggu, balita terlihat
kerdil dan kurus, juga mudah terserang penyakit seperti diare, campak, dan lain-lain.
3. Permeabilitas membran
Vitamin A berperan dalam mengatur permeabilitas membran maupun membran dari sub
organik selular. Melalui pengaturan permeabilitas membrane sel vitamin A konsentrasi zatzat gizi dalam sel yang dipergunakan untuk metabolisme sel.
4. Pertumbuhan gigi
Amenoblas yang membentuk email gigi sangat dipengaruhi oleh vitamin A.
5. Produksi hormone steroid
Pada defisiensi vitamin A terjadi hambatan pada sintesa hormon-hormon steroid.
c. Fungsi dalam proses reproduksi
Pada percobaan, defisiensi vitamin A dapat mengakibatkan kemandulan, pada percobaan in
vitro dengan pemeliharaan jaringan ovaria dan testis terjadi hambatan perkembangan sel
reproduksi. Sel ootid tidak padat berkembang menjadi sel ovum dan sel spermatid juga
berkembang lebih jauh menjadi spermatozoa, sel tersebut berhenti berkembang dan
menunjukkan degenerasi, kemudian diresorpsi.
Wanita yang kekurangan vitamin A mampu hamil, tetapi dengan resiko mudah terjadi
keguguran dan kesulitan dalam melahirkan.
Faktor Penyebab Kekurangan Vitamin A
Terjadinya kekurangan vitamin A berkaitan dengan berbagai faktor dalam hubungan yang
kompleks seperti halnya dengan masalah kekurangan kalori protein (KKP). Makanan yang
rendah dalam vitamin A biasanya juga rendah dalam protein, lemak dan hubungannya antara
hal-hal ini merupakan faktor penting dalam terjadinya kekurangan vitamin A.
Kekurangan vitamin A bisa disebabkan seorang anak kesulitan mengonsumsi vitamin A
dalam jumlah yang banyak, kurangnya pengetahuan orangtua tentang peran vitamin A dan
kemiskinan. Sedangkan untuk mendapatkan pangan yang difortifikasi bukan hal yang mudah
bagi penduduk yang miskin. Karena, harga pangan yang difortifikasi lebih mahal daripada
pangan yang tidak difortifikasi.
Beberapa penyakit yang mempengaruhi kemampuan usus dalam menyerap lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak, meningkatkan resiko terjadinya kekurangan vitamin A.
Penyakit tersebut adalah:
- Penyakit seliak,
- Fibrosa kistik,
- Penyumbatan saluran empedu.
Pembedahan pada usus atau pankreas juga akan memberikan efek kekurangan vitamin A.
Bayi-bayi yang tidak mendapat ASI mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita
kekurangan vitamin A , karena ASI merupakan sumber vitamin A yang baik.

Gejala-gejala kekurangan vitamin A


Kekurangan vitamin A sering terjadi pada anak balita. Gejala yang sering mendapat perhatian
adalah gangguan pada penglihatan anak, selanjutnya gangguan kesehatan lainnya dapat juga
diidentifikasi sebagai akibat kekurangan Vitamin A.
Berikut adalah gejala dan tanda kekurangan vitamin A:

Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja. Kemudian
akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih mata (sklera) dan
kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa
menyebabkan kebutaan yang permanen.
Malnutrisi pada masa anak-anak (marasmus dan kwashiorkor), sering disertai dengan
xeroftalmia; bukan karena kurangnya vitamin A dalam makanan, tetapi juga karena
kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan vitamin A.
Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras.
Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan
meningkatkan kemungkinan terkena infeksi.
Beberapa penderita mengalami anemia.
Kulit menjadi kering, gatal dan kasar.
Rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku.
Gangguan pertumbuhan pada anak-anak.

Pencegahan

dan

Pengobatan

Fortifikasi (penambahan zat gizi) vitamin A pada pangan merupakan solusi untuk mengatasi
kekurangan vitamin A. Dengan fortifikasi, kandungan vitamin A suatu makanan bisa lebih
tinggi
sehingga
mampu
memenuhi
kebutuhan
seseorang.
Dalam makanan sumber hewani biasanya terdapat dalam bentuk retinol, yaitu bentuk aktif
vitamin A hanya terdapat dalam pangan hewani. Pangan nabati mengandung karotenoid yang
merupakan prekursor (provitamin) vitamin A. Beta karoten adalah bentuk provitamin A
paling
aktif.
Vitamin A banyak terdapat pada pepaya, labu, wortel, daun singkong, ubi jalar merah,
daging ayam, hati, telur, minyak hati ikan, kuning telur, mentega, krim dan margarin yang
telah diperkaya dengan vitamin A. Provitamin A dapat diperoleh dari sayur-sayuran berdaun
hijau gelap dan buah-buahan berwarna kuning atau merah serta minyak kelapa.
Sedangkan pangan yang rendah vitamin A antara lain ikan, susu, jagung, terung, buncis,
pisang,
semangka,
apel,
alpukat,
belimbing.
Pemberian minyak kelapa sawit +/- 4 cc sehari pada anak-anak balita; terlihat bahwa
frequensi deficiency vitamin A menurun dan serum vitamin A meningkat dengan nyata.
Vitamin A tahan terhadap panas cahaya dan alkali tetapi tidak tahan terhadap asam dan
oksidasi. Pada cara memasak biasa tidak banyak vitamin A yang hilang. Suhu tinggi untuk
menggoreng dapat merusak vitamin A, begitu juga oksidasi yang terjadi pada minyak yang

tengik. Ketersediaan biologik vitamin A meningkat dengan kehadiran vitamin E dan


antioksidan
lain.
Kelebihan

Vitamin

Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan keracunan, baik itu terjadi pada satu kali pemberian
(keracunan akut) ataupun dalam jangka waktu lama (keracunan kronis).
Keracunan akut terjadi jika kita mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin
A (misalnya hati beruang kutub atau hati anjing laut) secara berlebihan atau mengkonsumsi
suplemen vitamin A secara berlebihan, gejalanya antara lain mudah ngantuk, mudah
tersinggung, sakit kepala dan muntah dalam beberapa jam setelah memakannya.
Keracunan kronis pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa biasanya merupakan akibat
mengkonsumsi vitamin A dosis besar (10 kali dosis harian yang dianjurkan) selama berbulanbulan. Keracunan vitamin A dapat terjadi pada bayi dalam beberapa minggu.
Gejala awal dari keracunan kronis adalah:

rambut yang jarang dan kasar,


kerontokan pada sebagian bulu mata,
bibir yang pecah-pecah,
kulit yang kering dan kasar.

Tanda-tanda jika kekurangan vitamin A terus berlanjut:

Sakit kepala hebat, peningkatan tekanan dalam otak dan kelemahan umum terjadi
kemudian.
Pertumbuhan tulang dan nyeri sendi sering terjadi, terutama pada anak-anak.
Hati dan limfa dapat membesar.
Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi isotretinoin (vitamin A buatan yang
digunakan untuk mengobati kelainan kulit) selama kehamilan bisa memiliki cacat
lahir.

Anda mungkin juga menyukai