GEOGRAFI POLITIK
BATAS NEGARA
OLEH KELOMPOK 6 :
RAHMA FITRI
JIMMY FADRIAN
NOVIANTI LESTARI
FAJAR LINGGAJATI
1101674
1106493
1205929
18491
PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014
BATAS NEGARA
Batas Wilayah Negara adalah garis batas yang merupakan pemisah kedaulatan suatu
negara yang didasarkan atas hukum internasional. (Pasal 1 Angka 4 UU Nomor 43 Tahun 2008
Tentang Wilayah Negara).. Batas-batas wilayah ini ditentukan oleh proses sejarah, politik, dan
hubungan antar negara, yang dikulminasikan ke dalam aturan atau ketentuan hukum nasional
maupun hukum internasional. Penanganan masalah dan pengelolaan perbatasan sangat penting
saat ini untuk digunakan bagi berbagai kepentingan dan keperluan, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat. Untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk melakukan pengelolaan wilayah
perbatasan nasional Indonesia.
Batas wilayah negara meliputi wilayah darat, laut, dan udara. Pada umumnya batas
wilayah negara dibuat dalam bentuk perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral.
Maksud adanya penentuan batas wilayah negara yaitu agar setiap negara mengetahui kejelasan
batas wilayah kedaulatannya. Penentuan batas wilayah negara sangat penting bagi keamanan dan
kedaulatan suatu negara. Hal ini berkaitan dengan pemanfaatan kekayaan alam dan
penyelenggaraan pemerintahan, serta kejelasan status orang orang yang berada dalam negara
tersebut .
Daratan
Batas-batas wilayah daratan suatu negara dapat berupa:
Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, lembah
Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri, parit
Batas menurut ilmu alam: berupa garis lintang dan garis bujur peta bumi
2.
Lautan
Pada saat ini, penentuan batas wilayah laut telah memilki dasar hukum, yaitu menurut
Konfrensi Hukum Laut Internasional III tahun 1982 yang diprakarsai oleh PBB atau United
Nation Conference On The Law Of The Sea (UNCLOS) di Jamaica .
Batas lautan ditetapkan sebagai berikut:
1. Batas laut teritorial
Setiap negara berdaulat atas lautan teritorial yang jaraknya sampai 12 mil laut, diukur
dari garis lurus yang ditarik dari pantai.
2. Batas zona bersebelahan
Di luar batas laut teritorial sejauh 12 mil laut atau 24 mil dari pantai adalah batas zona
bersebelahan. Di dalam wilayah ini negara pantai dapat mengambil tindakan dan
menghukum pihak-pihak yang melanggar undang-undang bea cukai, fiskal, imigrasi, dan
ketertiban negara.
3. Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
ZEE adalah wilayah laut suatu engara pantai yang batasnya 200 mil laut diukur dari
pantai. Di dalam wilayah ini, negara pantai yang bersangkutan berhak menggali kekayaan
laut dan menangkap nelayan asing yang kedapatan menangkap ikan di wilayah ini serta
melakukan kegiatan ekonomi lainnya. Negara lain bebas berlayar atau terbang di atas
wilayah itu serta bebas pula memasang kabel dan pipa di bawah laut.
4. Batas landas benua
Landas benua adalah wilayah lautan suatu engara yang batasnya lebih dari 200 mil laut.
Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landas kontinen, maka batas
negara-negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Dalam
wilayah ini negara pantai boleh melakukan eksplorasi dan eksploitasi dengan kewajiban
membagi keuntungan dengan masyarakat internasional.
Cara menentukan batas laut teritorial :
Di dalam menentukan batas laut teritorial Negara atau zona maritim lainya , pertamatama perlu menetapkan dari titik pantai sebelah mana batas terluar diukur . garis pangkal
merupakan dasar pengukuran lebar laut teritorial suatu negara , juga akan menjadi dasar
pengukuran zona maritim lainya.
Garis pangkal adalah garis dimana batas terluar laut teritorial atau zona laut negara pantai
lainya ( zona bersebelahan , ZEE ) diukur . ada 3 macam garis pangkal yang dikenal dan
ditetapkan oleh negara-negara menurut ketentuan UNCLOS , yaitu :
a. Pengukuran dengan menggunakan garis pangkal biasa
Berdasarkan pada garis air surut terendah sepanjang pantai mengikuti lekuk pantai ,
seperti yang ditandai pada peta skala besar yang secara resmi diakui negara pantai.
b. Pengukuran dengan menggunakan garis pangkal lurus
Diperlukan suatu aturan bagi negara yang memiliki kondisi geografi yang berbeda, cara
penarikan garis pangkal lurus menggunakan garis pangkal yang ditarik melalui 48 titik yang
dipilih pada daratan atau pulau-pulau atau karang-karang pada jarak tertentu dari pantai .
penarikan garis pangkal lurus dilakukan apabila terdapat beberapa kondisi geografi yang
khusus seperti :
Bentuk dari pantai menjorok tajam ke dalam maupun ke luar
Di depan pantai terdapat deretan pulau dan deretan karang
c. Pengukuran dengan menggunakan garis pangkal lurus kepulauan
Suatu negara dapat dikatakan sebagai negara kepulauan apabila Negara tersebut sebagian
atau seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain .
syarat yang harus dipenuhi dalam menerapkan garis pangkal kepulauan adalah pertama
adanya satu kesatuan georafis , ekonomi , politik dan historis . kedua adanya ketentuan
khusus hokum laut yang membuktikan keberadaan pulau Negara kepulauan yang relativ kecil
tidak dapat dijadikan tempat menarik garis pangkal kepulauan .
Garis pangkal kepulauan diukur dari titik surut pantai pulau terluar dan batu-batu karang
terluar dari negara pantai tersebut , dan ditarik sampai 12 mil laut yang menhubungkan titiktitik paling luar dari pulau paling luar.
3.
Udara
Wilayah udara meliputi daerah yang berada di atas wilayah negara atau di atas wilayah
darat dan wilayah laut teritorial suatu negara.Di forum internasional belum ada kesepakatan
tentang kedaulatan suatu negara atas wilayah udara. Dalam pasal 1 Konvensi Paris 1919 yang
telah diganti dengan Konvensi Chicago 1944 dinyatakan, bahwa setiap negara mempunyai
kedaulatan utuh dan eksklusif di wilayah udaranya.
Ada beberapa teori tentang batas wilayah udara sebagai berikut:
a. Teori Negara Berdaulat di Udara
1) Teori Pengawasan
Kedaulatan negara ditentukan oleh kemampuan negara dalam mengawasi ruang
udara di atas wilayahnya. Teori ini dikemukakan oleh Cooper (1951).
2) Teori Udara
Wilayah udara meliputi suatu ketinggian dari kemampuan udara untuk
mengangkat (mengapungkan) balon pesawat udara.
3) Teori Keamanan
Negara mempunyai kedaulatan terhadap udaranya, termasuk untuk menjaga
keamanannya. Teori ini dikemukakan oleh Fauchilli (1901) yang menentukan
ketinggian wilayah udara 1.500 m. akan tetapi, pada tahun 1910 ketinggian
tersebut diturunkan menjadi 500 m.
b. Teori Udara Bebas
1) Kebebasan Udara Terbatas
a) Untuk memelihara keamanan dan keselamatan, setiap negara berhak
mengambil suatu tindakan tertentu.
b) Negara hanya mempunyai hak sebatas wilayah teritorialnya.
2) Kebebasan Ruang Udara Tanpa Batas
Tidak ada Negara yang mempunyai hak dan kedaulatan di ruang udara sehingga
ruang udara itu bebas dan dapat dipergunakan oleh siapapun.
4.
Ekstrateritorial
Daerah ektrateritorial adalah daerah yang menurut kebiasaan internasional diakui sebagai
daerah kekuasaan suatu negara, meskipun daerah itu berada di wilayah kekuasaan negara lain.
Daerah ekstrateritorial meliputi :
a. Kapal yang Berlayar di bawah Bendera suatu Negara
Kapal yang berlayar dengan menggunakan bendera suatu negara dianggap sebagai
wilayah negara yang benderanya dikibarkan, baik ketika kapal itu sedang berlayar di laut
lepas atau berada di wilayah negara lain.
b. Kedutaan atau Perwakilan Tetap di wilayah Negara Lain
Di wilayah ini diberlakukan larangan terhadap alat negara, misalnya polisi atau pejabat
kehakiman yang memasuki suatu negara tanpa izin dari kedutaan. Setiap ada perwakilan
diplomatic disuatu negara, pasti terdapat daerah eksteritorial. Hal ini didasarkan pada
hukum internasional hasil Kongres Wina tahun 1815 dan Kongres Aachen tahun 1818.
Frontier menyangkut masa lampau sedangkan Boundary lebih menyangkut masa kini
Frontier berwujud wilayah dan alami sedangkan boundary berwujud garis dan artifisial.