Kematian Janin Dalam Kandungan (IUFD)
Kematian Janin Dalam Kandungan (IUFD)
Chrioamnionitis
Perdarahan janin ke ibu
Solusio plasenta
3. Maternal, penyebab 5-10%
Antiphospholipid antibody
DM
Hipertensi
Trauma
Abnormal labor
Sepsis
Acidosis/ Hypoxia
Ruptur uterus
Postterm pregnancy
Obat-obat
Thrombophilia
Cyanotic heart disease
Epilepsy
Anemia berat
Kehamilan lewat waktu (postterm)
Kehamilan lebih dari 42 minggu. Jika kehamilan telah
lewat waktu, plasenta akan mengalami penuaan sehingga
fungsinya akan berkurang. Janin akan kekurangan
asupan nutrisi dan oksigen. Cairan ketuban bisa berubah
menjadi sangat kental dan hijau, akibatnya cairan dapat
terhisap masuk ke dalam paru-paru janin. Hal ini bisa
dievaluasi melalui USG dengan color doppler sehingga
bisa dilihat arus arteri umbilikalis jantung ke janin. Jika
demikian, maka kehamilan harus segera dihentikan
dengan cara diinduksi. Itulah perlunya taksiran
kehamilan pada awal kehamilan dan akhir kehamilan
melalui USG.
4. Sekitar 10 % kematian janin tetap tidak dapat
dijelaskan.Kesulitan dalam memperkirakan kausa
C. Epidemiologi
4.5/ 1000 total births
Gestation (weeks) Mean incidence fetal death (percent)
5-7 17.5
8-11 50.6
12-15 47.0
16-19 32.8
20-27 10.7
Total 5-27 3.0
D. Manifestasi Klinis
DJJ tidak terdengar
Uterus tidak membesar, fundus uteri turun
Pergerakan anak tidak teraba lagi oleh pemeriksa
Palpasi anak menjadi tidak jelas
Reaksi biologis menjadi negatif setelah anak mati
kurang lebih 10 hari
Bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih,
kemungkinan Hypofibrinogenemia 25%.
E. Faktor Resiko
1. Status sosial ekonomi rendah
2. Tingkat pendidikan ibu yang rendah
G. Penegakkan Diagnosis
a. Anamnesis
- Ibu tidak merasakan gerakan jnin dalam beberapa hari
atau gerakan janin sangat
berkurang
- Ibu merasakan perutnya bertambah besar, bahkan
bertambah kecil atau kehamilan
tidak seperti biasanya.
- Ibu belakangan ini merasa perutnya sering menjadi
keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
- Penurunan berat badan
- Perubahan pada payudara atau nafsu makan
b. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
- tidak kelhiatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya
dapat terlihat terutama pada ibu yang kurus
- Penurunan atau terhentinya peningkatan bobot berat
badan ibu
- Terhentinya perubahan payudara
Palpasi
- Tinggi fundus uteri lebih rendah dari seharusnya tua
kehamilan ; tdak teraba gerakangerakan janin
- Dengan palpasi yang teliti dapat dirasakan adanya
krepitasi pada tulang kepala janin.
Auskultasi
- baik memakai stetoskop monoral maupun doptone tidak
akan terdengan denyut jantung janin
c. Pemeriksaan Lab
- reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati
- hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin mati
d. Pemeriksaan Tambahan
- Ultrasound: - gerak anak tidak ada
- denyut jantung anak tidak ada
- tampak bekuan darah pada ruang jantung janin
- X-Ray :
1. Spaldings sign (+) : tulang-tulang tengkorak janin
saling tumpah tindih, pencairan
otak dapat menyebabkan overlapping tulang tengkorak.
2. Nanjouks sign (+) : tulang punggung janin sangat
melengkung
3. Roberts sign (+) : tampak gelembung-gelembung gas
pada pembuluh darah besar.
Tanda ini ditemui setelah janin mati paling kurang 12
jam
4. Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh
darah besar janin
H. Penatalaksanaan
Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim
tidak usah terburu-buru bertindak, sebaiknya diobservasi
dulu dalam 2-3 minggu untuk mencari kepastian
diagnosis.
Biasanya selama masih menunggu ini 70-90 % akan
terjadi persalinan yang spontan
Jika pemeriksaan Radiologik tersedia, konfirmasi
kematian janin setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa
overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi columna
vertebralis, gelembung udara didalam jantung dan edema
scalp.
USG merupakan sarana penunjang diagnostik yang
baik untuk memastikan kematian janin dimana
gambarannya menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan,
tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin dan
metritis.
Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau
bekuan mudah pecah, waspada koagulopati
Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk
melihat dan melakukan kegiatan ritual bagi janin yang
meninggal tersebut.
Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk
mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi
Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan
atau 1 minggu setelah diagnosis. Partus belum mulai
maka wanita harus dirawat agar dapat dilakukan induksi
persalinan
Induksi partus dapat dimulai dengan pemberian
esterogen untuk mengurangi efek progesteron atau
langsung dengan pemberian oksitosin drip dengan atau
tanpa amniotomi.
Protokol bayi lahir mati
Tabel. Protokol untuk pemeriksaan bayi lahir mati
Gambaran umum
Malformasi
Noda kulit
Derajat maserasi
Warna - pucat, pletorik
Tali pusat
Prolaps
Lilitan leher
Hematom atau striktur
Jumlah pembuluh
Panjang
Cairan amnion
Warna: mekonium, darah
Konsistensi
Volume
Plasenta
Berat
Bekuan lekat
Kelainan struktur: lobus sirkumvalata atau aksesorius,
insersi velamentosa
Edema: kelainan hidropik
Selaput ketuban
Ternoda
Menebal
Penanganan terhadap hasil konsepsi
Adalah penting untuk menyarankan kepada pasien dan
keluarganya bahwa bukanlah suatu emergensi dari bayi
yang sudah meninggal :
a. Jika uterus tidak lebih dari 12 minggu kehamilan maka
pengosongan uterus dilakukan dengan kuret suction
b. Jika ukuran uterus antara 12-28 minggu, dapat
digunakan prostaglandin E2 vaginal supositoria dimulai
dengan dosis 10 mg,
c. Jika kehamilan > 28 minggu dapat dilakukan induksi
dengan oksitosin. Selama periode menunggu diusahakan
agar menjaga mental/psikis pasien yang sedang berduka
karena kematian janin dalam kandungannya.
Penanganan wanita dengan riwayat lahir mati
Kematian janin adalah suatu kejadian traumatik
psikologik bagi wanita dan keluarganya. Radestat
mendapatkan bahwa interval yang lebih dari 24 jan sejak
diagnosa kematian janin sampai induksi
persalinanberkaitan dengan ansietas berlebihan. Faktor