Anda di halaman 1dari 46

SAMPAH :

PERMASALAHAN & PENGELOLAANNYA

OUTLINE

FAKTA TENTANG SAMPAH


PERMASALAHAN
DAMPAK
DEFINISI & JENIS SAMPAH
PENGELOLAAN SAMPAH
LIMBAH RS

Fakta Permasalah Sampah


Komposisi terbesar sampah di Indonesia adalah
sampah organik (bio waste) yang layak kompos
65%, kertas 13% dan plastik 11% (BPS, 2001).
Berdasar hasil study terakhir di Bandung &
Surabaya, ada kecenderungan angka persentase
sampah organik menurun mendekati 50%
sedangkan sampah plastik menjadi 15%.
Beberapa kota di Indonesia hanya mampu
mengangkut sampah sebesar 65% ke TPA (KNLH,
2007).

Cont..
Ada indikasi bahwa pengelolaan sampah
hampir di seluruh kota di Indonesia jauh dari
memadai. Dari total timbulan sampah harian,
rata-rata prosentase yang terangkut dan
terbuang ke TPA berjumlah 41,28%, dibakar
35,59%, dikubur 7,97%, dibuang ke
sembarang tempat(sungai,saluran, jalan dll)
14,02%, dan yang terolah (dikompos & daur
ulang) hanya sebesar 1,15% (BPS, 2004).

Cont
99,7% dari seluruh kota-kota di Indonesia masih
menerapkan sistem pembuangan di TPA secara terbuka
(open dumping), < 1% yang menerapkan sistem control
landfill (diolah dari data non-fisik Adipura, KNLH, 2007).
Dari keseluruhan TPA yang menerapkan open dumping,
sekitar 60% memiliki lokasi TPA yang dapat digolongkan sbg
unmanaged disposal sites. Bahkan spt wilayah di
Kalimantan & Sulawesi memilki TPA yg sulit dikategorikan
sbg TPA (unmanaged disposal sites).
Study oleh KLH-JICA (2007) di lima kota 53% (n=130)
responden tidak memiliki pengtahuan tentang pemilahan
sampah. Hanya 19% responden RT yang melakukan
pemilahan sampah.

Permasalahan & Dampak Sampah ke


Depan
Dengan sistem pengelolaan sampah dengan pendekatan
Kumpul-Angkut-Buang (end-of-pipe) & sistem open
dumping kemampuan pengelola untuk mengangkut
sampah cenderung menurun atau relatif tetap.
Di sisi lain, jumlah penduduk meningkat volume
timbulan sampah meningkat, sementara kemampuan
mengangkut menurun/relatif tetap.
Dengan sistem end-of-pipe, sangat tergantung keberadaan
TPA. Diperkirakan dlm 5 10 th kedepan , pengelolaan
sampah di banyak kota di indonesia mengalami persoalan
dengan habisnya masa pakai TPA. Sementara TPA pengganti
sulit diperoleh sehubungan dengan terbatasnya lahan dan
meningkatnya resistensi masyarakat.

Cont
Kondisi TPA yg buruk menimbulkan
persoalan lingkungan :
Pencemaran air (air permukaan & air tanah) leachate dr MSW.
Leachate is formed when rainwater collects in landfills, pits, waste
ponds, or waste lagoons, and stays in contact with waste material
long enough to leach out and dissolve some of its chemical and
biochemical constituents.
Pencemaran tanah
Pencemaran udara
masalah kesehatan masyarakat di sekitar TPA:
Mendatangkan tikus got dan serangga (lalat,nyamuk, lipas, kecoa,
kutu dll) sebagai vector pembawa penyakit.
1 ft3 garbage 70.000 flies
Sumber penyakit

Pada skala lokal & regional menimbulkan


bencana alam dan konflik di masya semakin
kompleks
Pada skala global menimbulkan efek emisi gas
rumah kaca (gas methane) perubahan
iklim.

Dampak sampah :
1. Aspek kesehatan:

Tempat tinggal vektor penyakit


Insect borne diseases:

Lalat:diare,kolera,typus,kecacingan dll
Nyamuk:DHF

Rodent borne diseases:pes,murine typus

2. Aspek lingkungan

Estetika lingkungan
Penurunan kualitas udara
Pencemaran air

3. Aspek sosial masya

Menunjukan toingkat sosek masya


Hasrat turis menurun

Definisi & Jenis Sampah


Definisi :
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses
alam yang berbentuk padat (UU no 18 th 2008).
Solid waste = municipal solid waste (MSW) &
terdiri dari semua material padat atau semipadat
yg dikeluarkan oleh masyarakat.
Fraksi dari MSW yg dihasilkan oleh RT disebut
REFUSE, meliputi :
garbage, or food wastes;
rubbish, including glass, tin cans, and paper; and
trash, including larger items like tree limbs, old appliances, pallets,
and so forth, that are not usually deposited in garbage cans

Jenis sampah :
1. Sampah organik (mudah busuk) :

2.

Sisa makanan
Sisa sayuran & kulit buah-buahan
Sisa ikan & daging
Sampah kebun (daun, rumput dll)

Sampah anorganik (tdk mudah busuk):

Kertas

Kayu

Botol/kaca/gelas

Logam(kaleng)

Kain

Plastik

Menurut UU no 18 th 2008 :
1. Sampah rumah tangga : sampah yang berasal dari kegiatan seharihari dlm RT, tidak termasuk tinja & sampah spesifik.
2. Sampah sejenis sampah RT : sampah yg berasal dari kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas
umum &/fasilitas lainnya.
3. Sampah spesifik : meliputi :

Sampah yg mengandung bahan berbahaya & beracun


Sampah yg mengandung limbah berbahaya & beracun
Sampah yg timbul akibat bencana
Puing bongkaran bangunan
Sampah yg secara teknologi belum bisa diolah
Sampah yg timbul tdk secara periodik

Pengolahan sampah padat


1. Pengumpulan & pengangkutan
2. Pengolahan;

Reduksi volume secara mekanik (pemadatan)


Reduksi volume secara kimiawi (pembakaran)
Reduksi ukuran secara mekanik(cincang)
Pemisahan komponen(manual & mekanik)

3. Tahap pembuangan akhir

Metode tdk memuaskan:


Pembuangan sampah yg terbuka(open dumping)
Pembuangan sampah dlm air(dumping in water)
Pembakaran sampah di rumah(burning in premises)

Metode yg memuaskan:
Sistem kompos (composting)
Pembakaran sampah melalui incenerator
Dgn sanitair (sanitary lendfill)

Pengelolaan Sampah
Harus merubah paradigma dari pendekatan akhir menuju paradigma baru
yaitu memandang sampah sebagai sumber daya yg punya nilai ekonomi
dan manfaat.
Pengelolaan sampah RT dan sejenis sampah RT meliputi :
1. Pengurangan sampah :

Memakai prinsip Produksi bersih (clean production) :


Reduce (Mengurangi); sebisa mungkin lakukan minimalisasi
barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak
kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang
dihasilkan.
Reuse (Memakai kembali); sebisa mungkin pilihlah barangbarang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini
dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia
menjadi sampah.

Recycle (Mendaur ulang); sebisa mungkin, barangbarang yg sudah tidak berguna lagi, bisa didaur ulang.
Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini
sudah banyak industri non-formal dan industri rumah
tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang
lain.
Replace ( Mengganti); teliti barang yang kita pakai
sehari-hari. Gantilah barang barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama.
Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang
yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong
keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan
jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan ini
tidak bisa didegradasi secara alami.

2. Penanganan sampah, meliputi :


a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan
pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah,
dan/atau sifat sampah;
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan
pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat
penampungan sementara atau tempat pengolahan
sampah terpadu;
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari
sumber dan/atau dari tempat penampungan sampah
sementara atau dari tempat pengolahan sampah
terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;

d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,


komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk
pengembalian sampah dan/atau residu hasil
pengolahan sebelumnya ke media ingkungan secara
aman.

Environmental services program


(ESP)- USAID

Wadah sampah basah :


- Dipasang 2 lapis kantong plastik
kantong bagian dalam dilubangi
untuk meniriskan sampah
- Usahakan warna gelap
- Menampung sampah organik
dapur
Wadah sampah kering
- Usahakan berwarna terang agar
pemulung dapat mudah memilih
Sampah basah :
-Sampah sisa sayuran ,buah2an ,baik
mentah ataupun matang
-Sisa makanan
-Tulang ikan , tulang ayam
-Kulit telur,dll
Sampah kering
- plastik
-Botol/gelas
-Kertas
-Besi/logam

Keterangan Box Gerobak Sampah


Kantong A untuk sampah organik
Kantong B untuk sampah non organik berupa kertas
Kantong C untuk sampah non organik berupa plastik
Kantong D untuk sampah non organik berupa kaca

Figure 29: TRANSPORTATION BY TRUCK TO COLLECT WASTES

Packer truck used for residential refuse


collection

Solid waste management system


Pada tahap pembuangan akhir :
Tidak memuaskan :
Open dumping
Dumping in water
Burning on premises

Memuaskan :
Composting
Incenerator
Control sanitary landfill

Health-care waste treatment


options (Prss 1999; HCWH 2001)
The many available waste treatment options for
health-care waste treatment may be classified into
four processes:

thermal (including incineration),


chemical (using disinfectants),
irradiative (using ionizing ration), and
biological (using enzymes).
These processes are generally used in conjunction with
mechanical shredding, compaction and mixing to render
waste unrecognizable, to improve heat or mass transfer,
and/or to reduce the volume of treated waste.

SAMPAH ORGANIK

PENAMPUNGAN DI BAK PENAMPUNG

PENGECILAN UKURAN SAMPAH ORGANIK


DENGAN MESIN PERAJANG SAMPAH (KOMPOS)

PENCAMPURAN BAHAN ORGANIK DENGAN SUPLEMEN


(KOTORAN TERNAK), PEMBERIAN MIKROBA PENGURAI SAMPAH
(BIOFRESH) DAN PENAMBAHAN AIR

PROSES PEMBENTUKAN KOMPOS PADA REAKTOR


PENGURANGAN BAU SAMPAH SEKECIL MUNGKIN
PEMBALIKAN DAN AERASI REAKTOR KOMPOS
(TEMPAT TEDUH, PENYIRAMAN AGAR LEMBAB, TIMBUNAN BERSUHU
HANGAT)

SETELAH 14 18 HARI KOMPOS AKAN TERBENTUK


(WARNA COKLAT KEHITAMAN,

PENGHALUSAN KOMPOS DAN PENYARINGAN

PENGEMASAN DAN PENGEPAKAN

PEMANFAATAN DAN PEMASARAN


Gambar 3. Tahapan Proses Pembuatan Kompos

Incenerator
Incineration is the process of burning
hazardous materials to destroy harmful
chemicals. Incineration also reduces the
amount of material that must be disposed of
in a landfill. Although it destroys a range of
chemicals, such as PCBs, solvents, and
pesticides, incineration does not destroy
metals.

Cara kerja incenerator (EPA)

Incineration has been used for many years


(see review by Lee and Huffman, 1996).
Incineration can destroy or inactive infectious
waste, provide significant (>90%) mass and
volume reduction of the waste, and render
materials (syringes, etc.) unusable.
Risk for incineration emissions :
Air : dioxin and furans (UNEP 1999)
incineration does not destroy metals.

Solid waste disposal


Disposal of solid waste is defined as placement of the waste
so that it no longer impacts society or the environment.
The term sanitary landfill was first used for the method of
disposal employed in the burial of waste ammunition and
other material after World War II, and the concept of burying
refuse was used by several Midwestern communities.
The sanitary landfill differs markedly from open dumps: Open
dumps are simply places to deposit wastes, but sanitary
landfills are engineered operations, designed and operated
according to acceptable standards

In the absence of oxygen, anaerobic


decomposition steadily degrades the organic
material to more stable forms.
The liquid produced during decomposition, as
well as water that seeps through the
groundcover and works its way out of the
refuse, is known as leachate. Though relatively
small in volume, this liquid contains pollutants
in high concentration.

Sistem GALFAD (Gasification,


Landfill & Anaerobic Digestion)

LIMBAH RUMAH SAKIT


1. POTENSI PENCEMARAN LIMBAH RS :

Hasil kajian thd 100 RS di Jawa & Bali(1997)

Secara nasional :

Rata2 produksi sampah 3,2 Kg/TT/hr


Limbah cair 416,8 L/TT/hr
23,2 % limbah infeksius
Limbah padat 376.089 ton/hr
Limbah cair 48.985,70 ton/hr

Di negara maju ;

0,5 0,6 Kg/TT/hr

2. JENIS LIMBAH RS

Limbah RS ; semua limbah yg dihasilkan oleh


kegiatan RS & kegiatan penunjang lainnya.
Jenis :
a) Limbah klinik: limbah yg dihasilkan selama
pelayanan rutin, pembedahan & unit2 resiko
tinggi. Contoh : perban, cairan badan, anggota
badan yg diamputasi, spuit dll.
b) Limbah patologi ; beresiko tinggi & sebaiknya
diotoklaf dulu. Diberi label biohazard

c) Limbah non klinik ; termasuk kertas, kantong &


plastik yg tdk kontak dgn cairan badan
d) Limbah dapur : garbage, sisa makanan & air
kotor.
e) Limbah radioaktif

3. UPAYA PENGOLAHAN LIMBAH


A. PRINSIP :

Pembuangan limbah RS : sejauh mungkin


menghindari resiko kontaminasi & injury
(trauma)
Pengelolaan limbah RS : mengurangi volume,
konsentrasi & bahaya limbah pada sumbernya.

B. Bentuk upaya pengolahan limbah RS :


a)
b)
c)
d)
e)

Reduksi limbah (waste reduction)


Minimisasi limbah (waste minimization)
Pemberantasan limbah (waste abatement)
Pencegahan pencemaran (waste prevention)
Reduksi pd sumbernya (source reduction)
Reduksi limbah pd sumbernya

Upaya mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas & tkt


bahaya limbah yg akan keluar ke lingk scra preventif langsung
pd sumbernya.
Mencegah/mengurangi terjadinya limbah yg keluar & proses
produksinya
Keuntungan :
Efisiensi
Mengurangi biaya pengolahan limbah
Pelaksanaannya relatif murah

Cara yg digunakan pd reduksi limbah pada


sumbernya :
a) House keeping yg baik : usaha menjaga kebersihan RS,
mencegah ceceran, tumpahan/kebocoran &
penanganan limbah yg baik.
b) Segresi aliran limbah : memisahkan berbagai jenis
aliran limbah mnrt jenis komponen & konsentrasi
c) Pelaksanaan preventive maintenance :
pemeliharaan/penggantian alat sesuai jadual

d) Pengelolaan bahan (material inventory) : upaya agar


persediaan bahan selalu cukup utk menjamin kelancaran
proses kegiatan
e) Pengoperasian sesuai protap : sesuai petunjuk
pengoperasian/penggunaan alat
f) Penggunaan teknologi bersih ; pemilikan teknologi proses
kegiatan yg kurang potensi mengeluarkan limbah B3

C. Pengolahan limbah gas ;

Persyaratan kualitas udara ruangan :

Tdk berbau (krn gas H2S & amoniak)


Kadar debu tdk melebihi 150 ug/m3
Angka kuman :
Ruang operasi : <350 kalori/m3,bebas kuman patogen &
spora gas gangren
Ruang perawatan : <700 kalori/m3

D. Teknik ditimbun dgn kapur & ditanam

Langkah pengapuran (liming) ;


Menggali lubang dgn kedalaman 2,5 m
Tebarkan limbah klinik di dasar lubang sampai setinggi
75 cm
Tambahkan lapisan kapur
Lapisan limbah yg ditimbun lapisan kapur bisa
ditambah sampai ketinggian 0,5 m di bawah
permukaan tanah
Ditutup dgn tanah

E. Incenerator : pemanasan/membakar pada


suhu 1300 1500 C lebih

PROBLEM
Saat ini banyak digunakan teknologi
pengolahan limbah di RS berupa ; septic
tank & incenerator.
Masalah septic tank ;
Rembesan air dari tanki dikhawatirkan dpt
mencemari tanah, bahkan ada beberapa RS yg
membuang hasil akhir dari tangki tsb ke sungai

Masalah incenerator :
Sumber utama zat dioksin (sangat beracun)&
furans, karsinogenik.

Sehingga sekarang banyak dikembangkan


teknik OZONISASI

OZONISASI
Sifat ozon ;
Memiliki sifat radikal (mudah bereaksi dgn zat
sekitarnya)
Potensial oksidasi 2.07 V
Mampu membunuh berbagai macam MO (dgn
merusak dinding sel kuman & membunuhnya)
Mudah dibuat dgn menggunakan plasma
corona discharge

PROSES OZONISASI
LIMBAH CAIR RS

KOLAM
EQUALISASI

TANGKI
REAKTOR +
GAS OZON
LIMBAH TEROKSIDASI

AIR SDH
AMAN

TANGKI
FILTRASI

TANGKI
KOAGULASI

Referensi
J. Jeffrey Peirce, P. Aarne Vesilind, Ruth F.
Weiner. Environmental Pollution and Control,
4th ed. Elsevier Science & Technology
Books.1997.
UU no 18 th 2008 ttg Pengelolaan Sampah.
KNLH.Status Lingkungan Hidup Indonesia
2007.
www.epa.gov/superfund/sites
WHO. Findings of an Assessment of Smallscale Incinerators for Health-care
Waste.Geneva.2004

Anda mungkin juga menyukai