Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sabun merupakan salah satu produk pengolahan kimia dalam bidang
industri. Sejak zaman dahulu sabun ini telah ada. Namun, semakin
berkembangnya zaman sabun ini semakin berkembang pula. Sampai saat ini ada
jenis sabun padat dan sabun cair. Selain untuk membersihkan badan, fungsi
sabun pun semakin bervariasi mulai dari melembutkan kulit, mencerahkan kulit,
memutihkan kulit hingga anti bakteri. Hal ini tergantung pada komposisi / bahan
yang digunakan. Dari segi aroma pun sabun saat ini sudah sangat bervariasi, ada
yang memiliki aroma buah buahan atau bahkan aroma bunga. Bahkan,
sekarang berkembang sabun herbal, yang pada pembuatannya ditambahkan
bahan bahan yang alami seperti pepaya atau jeruk untuk menambah fungsi dari
sabun tersebut.
Sabun pada umumnya terbentuk dari reaksi trigliserida dengan alkali
(NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Dalam makalah ini
akan membahas mengenai sabun mandi cair meliputi pengertian sabun, bahan
baku pembuatan sabun, cara pembuatan sabun, reaksi dalam proses pembuatan
sabun, cara kerja sabun serta fungsi sabun.

1|Page

B. Rumusan Masalah
1.

Apa itu sabun?

2.

Apa saja bahan baku pembuatan sabun?

3.

Bagaimanakah cara membuatan sabun?

4.

Bagaimanakah reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan sabun?

5.

Bagaimana cara kerja sabun dalam membersihkan badan dari kotoran?

6.

Apa saja kelebihan dan kelemahan sabun cair?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Mampu mengetahui pengertian sabun
2. Mampu menyebutkan bahan baku pembuatan sabun
3. Mampu mengetahui cara pembuatan sabun
4. Mampu mengetahui reaksi kimia yang terjadi dalam proses pembuatan sabun
5. Mampu mengetahui cara kerja sabun cair dalam membersihkan badan dari
kotoran
6. Mampu mengetaui klebihan dan kekurangan sabun cair

2|Page

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sabun
Sabun adalah garam alkali dari rantai panjang asam lemak. Ketika lemak
atau minyak tersaponifikasi, garam Natrium atau kalium terbentuk rantai
panjang yang mengandung terutama garam C 16 dan C 18 , juga dapat
mengandung karboksilat dengan bobot yang lebih rendah yang disebut sabun.
Sabun juga merupakan surfaktan atau campuran surfaktan yang
digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan lemak ataupun kotorankotoran yang lainnya. Sabun bersifat ampifilik, yaitu pada bagian kepalanya
memiliki gugus hidrofilik (bersifat polar) yang hanya senang bergabung dengan
molekul air, sedangkan pada bagian ekornya memiliki gugus hidrofobik (bersifat
non polar) yang akan mengikat molekul lemak dan kotoran, yang kemudian akan
ditarik oleh gugus hidrofilik yang dapat larut di dalam air.
Sedangkan sabun cair adalah reaksi saponifikasi menggunakan minyak
dan lemak yang mempunyai kandungan asam oleat tinggi dan perbandingan
yang tajam dari kalium, digunakan dalam kombinasi dengan soda kaustik untuk
untuk memproduksi cairan yang setara normal warnanya agak gelap dan
mempunyai bau yang kuat.

B. Bahan Baku Pembuatan Sabun


Bahan dasar sabun adalah minyak/ lemak dan NaOH (soda kaustik) dan
KOH dengan bahan tambahan berupa pengharum, pewarna, bahan pengisi dan
lain-lain.
1.

Lemak
Lemak merupakan komponen utama dalam pembuatan sabun.
Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah
trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan diesterifikasi
dengan gliserol. Masing masing lemak mengandung sejumlah molekul asam
lemak dengan rantai karbon panjang antara C12 (asam laurik) hingga C18
(asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh.

3|Page

Campuran trigliserida diolah menjadi sabun melalui proses saponifikasi


dengan larutan natrium hidroksida membebaskan gliserol. Sifat sifat sabun
yang dihasilkan ditentukan oleh jumlah dan komposisi dari komponen asam
asam lemak yang digunakan. Komposisi asam-asam lemak yang sesuai
dalam pembuatan sabun dibatasi panjang rantai dan tingkat kejenuhan. Pada
umumnya, panjang rantai yang kurang dari 12 atom karbon dihindari
penggunaanya karena dapat membuat iritasi pada kulit, sebaliknya panjang
rantai yang lebih dari 18 atom karbon membentuk sabun yang sukar larut
dan sulit menimbulkan busa. Terlalu besar bagian asam asam lemak tak
jenuh menghasilkan sabun yang mudah teroksidasi bila terkena udara.

Gambar 1 Struktur umum gliserol, trigliserida, dan asam lemak

Jenis-jenis Minyak atau Lemak, diantaranya:


a) Tallow
Merupakan lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri
pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitasnya ditentukan dari
warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA,
bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik
biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan
kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan
stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow.
Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer pada tallow
umumnya di atas 40C. Tallow dengan titer di bawah 40C dikenal
dengan nama grease.

4|Page

b) Lard
Merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam
lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti
stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus
dihidrogenasi

parsial

terlebih

dahulu

untuk

mengurangi

ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan


mudah berbusa.
c) Palm Oil (minyak kelapa sawit)
Umumnya minyak ini digunakan sebagai pengganti tallow.
Minyak ini dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak
kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat
warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Jika akan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak ini harus dicampur
dengan bahan lainnya, karena sabun yang terbuat dari 100% minyak
kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa.
d) Coconut Oil (minyak kelapa)
Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui
ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak ini memiliki
kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat,
sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau
tengik. Selain itu, minyak ini juga memiliki kandungan asam lemak
kaproat, kaprilat, dan kaprat.
e) Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)
Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari biji kelapa sawit yang
mengandung asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga
dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit
memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak
rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.

5|Page

f) Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin)


Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari
ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan
heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalah
stearin.
g) Marine Oil.
Minyak ini berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut yang
mengandung asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus
dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan
baku.
h) Castor Oil (minyak jarak)
Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk
membuat sabun transparan.
i) Olive oil (minyak zaitun)
Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun
dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal
dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.
j) Campuran minyak dan lemak
Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal
dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering
dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi.
Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi
dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat
dan dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur
sabun.
2.

Alkali
Dalam pembuatan sabun cair jenis alkali yang digunakan
adalahKOH karena sifatnya yang mudah larut dalam air.

3.

Bahan Tambahan / Pendukung


Bahan baku pendukung

biasanya untuk membantu proses

penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan

6|Page

pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap


dipasarkan. Bahan-bahan pendukung diantaranya:
a) NaCl
NaCl adalah komponen kunci dalam proses pembuatan sabun
yang

berfungsi

untuk

untuk

memisahkan

produk

sabun

dan

gliserin.Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena


kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap.NaCl yang
digunakan harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh
sabun yang berkualitas, selain itu komposisi NaCl harus sangat kecil,
karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi dapat memperkeras struktur
sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau
padatan (kristal).
b) Bahan aditif
Bahan aditif

yaitu bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam

sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun


sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain :
Builders (untuk melunakkan air sadah dan juga membantu menciptakan
kondisi keasaman yang tepat), Fillers inert (sebagai pengisi dari seluruh
campuran bahan baku yaitu untuk memperbanyak atau memperbesar
volume), Anti oksidan, Pewarna (untuk mewarnai sabun),dan parfum
sebagai pengharum sabun.

C. Cara Pembuatan Sabun Cair


Alat dan Bahan:
Bahan-bahan yang diperlukan:

Sodium Sulfat 100gr

Sodium Klorida

Gliserol 25 gr

Asam Sitrat 5 gr

NaSo4 10 gr (+25%)

7|Page

Aquades(air isi ulang) 600 cc

Susu 100 cc

Parfum

Pengawet

Proses pembuatan:
1. Siapkan sebuah wadah kemudian masukkan Sodium Sulfat sebanyak 100gr
dan sodium Klorida lalu campur sampai rata.
2. Apabila kedua kedua bahan di atas sudah bercampur kental dan kelihatan
memutih seperti pasta masukkan gliserol sebanyak 25 gr, sambil diaduk
tambahkan air sedikit demi sedikit.
3. Masukkan NaSo4 sebanyak 10gr(+25%) dan asam sitrat sebanyak 5gr.
4. Setelah campuran menyatu dengan rata, masukan pewarna secukupnya,
beberapa tetes parfum dan pengawet.
5. Diamkan campuran selama 6-10 jam sampai busa turun.
6. Setelah sampau pada waktu yang ditentukan dan busa sudah turun maka hasil
olahan sudah siap dikemas dan di pasarkan.
D. Reaksi Kimia yang Terjadi dalam Proses Pembuatan Sabun
Reaksi penyabunan biasa di sebut reaksi Safonifikasi.Kata saponifikasi
atau saponify berasal dari bahasa Latin yaitu sapon yang berarti sabun dan fy
adalah akhiran yang berarti membuat. Jadi, saponifikasi berarti membuat sabun.
Bangsa Romawi kuno mulai membuat sabun sejak 2300 tahun yang lalu dengan
memanaskan campuran lemak hewan dengan abu kayu. Pada abad 16 dan 17 di
Eropa sabun hanya digunakan dalam bidang pengobatan. Barulah menjelang
abad 19 penggunaan sabun meluas.
Reaksi saponifikasi merupakan hidrolisis basa suatu ester dengan alkali
(NaOH, KOH). Proses ini digunakan untuk menghasilkan sabun dari lemak
hewan atau minyak nabati. Pada umumnya, asam lemak rantai pendek jarang
digunakan karena menghasilkan sedikit busa. Reaksisaponifikasipada sabun cair
adalah reaksi antara lemak trigliserida dengan alkali KOHyang menghasilkan

8|Page

sabun dan gliserin. Reaksi saponifikasi / penyabunan dapat ditulis sebagai


berikut :

E. Cara Kerja Sabun Cair Dalam Membersihkan Badan Dari Kotoran


Sabun merupakan surfaktan yang digunakan dengan air untuk
membersihkan lemak ataupun kotoran. fosfolipid(fosfogliserida) merupakan
surfaktan yang bersifat netral. Surfaktan ini merupakan zat pengemulsi yang
sangatbagus karena bersifat distinctive / ampifilik yaitu molekul-molekulnya
berisi dua ekor hidrofobik yang panjang dan gugus hidrofilik. Gugus hidrofobik
yang panjang merupakan ekor yang bersifat non polar yang akan berikatan
dengan minyak atau kotoran sedangkanGugus hidrofilik terdapat pada kepalanya
yang bersifat sangat polar yang akan berikatan dengan air. Sehingga kotoran dan
minyak akan terangkat dan hilang bersama dengan guyuran air.

9|Page

Ekor = Gugus nonpolar

F.

Kepala = Gugus polar

Keunggulan Sabun Cair


1. Praktis
2. Mudah larut di air sehingga hemat air
3. Mudah berbusah dengan menggunakan spon kain
4. Lebih higienis
5. Mengandung lebih banyak pelembab untuk kulit
6. Memiliki kadar PH yang lebih rendah dibanding sabun padat
7. Lebih mudah dan efisien untuk digunakan

G.

Kelemahan Sabun Cair


1. Cenderung boros dipakai
2. Non ekonomis

10 | P a g e

BAB III
PENUTUP
A. Kesimulan
sabun cair adalah reaksi saponifikasi menggunakan minyak dan lemak
yang mempunyai kandungan asam oleat tinggi dan perbandingan yang tajam
dari kalium, digunakan dalam kombinasi dengan soda kaustik untuk untuk
memproduksi cairan yang setara normal warnanya agak gelap dan mempunyai
bau yang kuat.
Bahan dasar sabun adalah minyak/ lemak dan NaOH (soda kaustik) dan
KOH dengan bahan tambahan berupa pengharum, pewarna, bahan pengisi dan
lain-lain.
Proses pembuatan sabun mandi cair :
1. Siapkan sebuah wadah kemudian masukkan Sodium Sulfat sebanyak
100gr dan sodium Klorida lalu campur sampai rata.
2. Apabila kedua kedua bahan di atas sudah bercampur kental dan kelihatan
memutih seperti pasta masukkan gliserol sebanyak 25 gr, sambil diaduk
tambahkan air sedikit demi sedikit.
3. Masukkan NaSo4 sebanyak 10gr(+25%) dan asam sitrat sebanyak 5gr.
4. Setelah campuran menyatu dengan rata, masukan pewarna secukupnya,
beberapa tetes parfum dan pengawet.
5. Diamkan campuran selama 6-10 jam sampai busa turun.
6. Setelah sampau pada waktu yang ditentukan dan busa sudah turun maka
hasil olahan sudah siap dikemas dan di pasarkan.
. Reaksi saponifikasi / penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :

11 | P a g e

Keunggulan Sabun Cair : Praktis, mudah larut di air sehingga hemat air, mudah
berbusah dengan menggunakan spon kain, lebih higienis, mengandung lebih
banyak pelembab untuk kulit, memiliki kadar PH yang lebih rendah dibanding
sabun padat , lebih mudah dan efisien untuk digunakan.
Kelemahan Sabun Cair : Cenderung boros dipakai dan Non ekonomis
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini kelompok kami hanya menggunakan studi
pustaka dari internet dengan sumber yang terbatas. Diharapkan untuk makalah
selanjutnya, ada variasi sumber agar data lebih valid lagi.

12 | P a g e

Daftar Pustaka
http://cara-membuat-sendiri.blogspot.com/2013/08/cara-membuat-sabun-mandicair.html/29/09/2014 pkl.14.31 WIB
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39219/4/Chapter%20II.pdf/29/09/2014
pkl 14.32 WIB
http://mardiantitandiarrang.blogspot.com/2011/01/sabun-pengertian-sabun-sabunadalah.html pkl 14.33 WIB
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=304652:s
abun-mandi-batang-vs-sabun-cair&catid=54:gaya-hidup&Itemid=84/29/09/2014 pkl
14.44 WIB
http://www.memobee.com/inilah-kelebihan-kekurangan-sabun-batang-dan-cair-6666eij.html/29/09/2014 pkl 14.45 WIB

13 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai