CASE 1
Blok Endokrin
Pria, 45 tahun
KU :
Demam dan seminggu yang lalu terdapat ulkus di kaki kiri
KT :
Anorexia, Nausea, Vomitus, Dokter menyarankan opname untuk terapi insuli, tapi
ditolak
Riwayat
1. Sejak 2 bulan yang lalu, Mr. Eka merasa sangat haus dan sering buang air kecil
dengan volume urine yang besar
2. Kehilangan BB 12 kg dalam 3 bulan meskipun makannya banyak
3. Tidak ada riwayat DM dikeluarga
Physical Examination
1. Extremitas : ulkus berdiameter 3x2 cm
2. A. poplitea kanan apa bila diraba lebih terasa daripada yang kiri
Lab Finding
1. Leukosit : 15.600
2. Urine
: reduction ( +++ )
3. Random blood glucose : 345 mg/dl
HIPOTESA
1. Diabetes dengan komplikasi = ulcus
2. Congestive Hearth Failure
3. Diabetes insipidus
4. Malignancy
5. Pneumonia
6. Anemia
Diabetes Mellitus tipe 2 (non-insulin dependent diabetes mellitus / NIDDM) dengan
ulcer
Alasan nya : - Polyuria, polydipsi, berat badan turun
- Glukosa random >200 mg/dL
- Onset = dewasa
- Ada komplikasi diabetes berupa ulcer
Page 1
CASE 1
Blok Endokrin
DIABETES MELITUS
KELENJAR PANKREAS
ANATOMI
Lokasi & Topografi
Pancreas adalah sebuah kelenjar digestivus aksesoris memanjang yg terletak retroperitoneal
& melintang pada bagian posterior dinding abdomen, posterior dari gaster antara duodenum
di sebelah kanan & lien di sebelah sinistra.
Mesocolon transverses melekat pada margo anterior pancreas.
Pancreas dibagi menjadi 4 bagian : caput, collum, corpus & cauda.
Caput pancreas adalah bag yg meluas dari kelenjar yg dilingkupi oleh kurva berbentuk C
pd duodenum sampai bagian kanan pembuluh mesenterica superior. Caput pancreas terikat
kuat pada sebelah medial duodenum pars descendent & horizontalis.
Processus uncinatus, sebuah bentukan dr bag inferior caput pancreas, memanjang secara
medial ke sinister, posterior terhadap SMA (superior mesenteric artery).
Caput pancreas terletak posterior terhadap IVC, arteri & vena renalis dextra, dan vena
renalis sinister. Dalam perjalanannya membuka ke dalam duodenum pars descendent, duct
biliaris terletak pada lekukan permukaan posterosuperior caput atau menyatu dengan caput.
Collum pancreas pendek (1,5-2 cm) & menutupi pembuluh mesenterica superior, yg
membentuk sebuah lekukan pada posteriornya. Permukaan anterior collum, yg
tertutup peritoneum, berdekatan dgn pylorus gaster. SMV (superior mesenterica vein)
Page 2
CASE 1
Blok Endokrin
bergabung dgn v. lienalis pada posterior collum pancreas untuk membentuk vena
porta.
Corpus pancreas berlanjut dari collum & terletak sinister pembuluh mesenterica
superior, berjalan melintasi aorta & vertebra L2, posterior terhadap bursa omentalis.
Permukaan anterior dari corpus pancreas dilapisi oleh peritoneum dan terletak pada
bagian dasar bursa omentalis dan membentuk bagian dari Stomach Bed (dasar gaster).
Permukaan posterior corpus pancreas tertutup peritoneum dan kontak dgn aorta,
SMA, glandula suprarenalis sinister, renal sinister & pembuluh renal.
Cauda pancreas terletak anterior dari renal sinister, dimana ini berdekatan dgn hilus dan
flexura colica sinistra. Cauda relatif mobile dan berjalan di antara lapisan dari ligament
splenorenalis dan pembuluh splenicus
Vaskularisasi
Arteri pancreas berasal terutama dari cabang arteri splenicus (lienalis) yg membentuk
beberapa arcade dgn cabang dari arteri mesenterica superior & gastroduodenalis. Sampai
10 cabang dari arteri lienalis men-supplay corpus dan cauda pancreas.
Arteri pankreaticoduodenalis superior anterior dan posterior yang merupakan cabang dari
arteri gastroduodenal dan Arteri pankreaticoduodenalis inferior anterior dan posterior, cabang
dari SMA men-supply caput pankreas.
Vena pancreas adalah tributaries dari pars splenicus & mesentrica superior vena porta namun
kebanyakan menuju ke vena splenicus.
Limfatik
Pembuluh limfatik pancreas mengikuti pembuluh darah. Kebanyakan pembuluh berakhir
pada lymph node pancreaticolienalis, yg terletak sepanjang a. lienalis. Beberapa pembuluh
berakhir pada lymph node pylorus. Pembuluh eferen nodus tersebut menuju lymph node
mesenterica superior / menuju lymph node celiac melalui lymph node hepatic.
Innervasi
Nervus pankreas berasl dari N. Vagus & N. abdominopelvicus splanchnicus yg berjalan
sepanjang diafragma. Serabut simpatis & parasimpatis mencapai pancreas dgn brjalan
sepanjang arteri dari plexus celiac & plexus mesenterica superior. Selain serabut simpatis yg
melewati pembuluh darah, serabut simpatis dan parasimpatis terdistribusi pada sel acinar &
p.langerhans pancreas. Serabut parasimpatis bersifat secretomotor, namun sekresi pancreas
terutama dimediasi o/ secretin & cholecystokinin, hormone yg dibentuk oleh sel epitel
duodenum & upper-intestinal mukosa di bawah stimulus asam lambung.
Page 3
CASE 1
Blok Endokrin
HISTOLOGI PANKREAS
Embriologi
Epitel embryonic ductus pancreaticus mengandung sel endokrin & eksokrin potensial
Selama perkembangan, sel endokrin migrasi dari sistem ductus dan agregasi sekeliling
kapiler untuk membentuk sekelompok sel yang terisolasi, yang dikenal sebagai pulau
langerhans yang tersebar sepanjang jaringan kelenjar eksokrin.
Pulau Langerhans (gambaran histologis pulau langerhans kelenjar pankreas)
Terdiri dari kelompok kelompok yang mempunyai sampai 3000 sel sekretori yang
di dukung oleh sebuah jaringan kolagen halus yang mengandung sejumlah kapiler
fenestrated. Pulau langerhans mempunyai ukuran bervariasi dan paling banyak
terdapat pada cauda pancreas.
Sel endokrin berukuran kecil dengan sitoplasma granular tercat pucat. Sebaliknya
sel berukuran besar yang mengelilingi acini pankreas eksokrin tercat kuat.
Pulau Langerhans (sel spesifik pulau langerhans dan hormon yang diproduksi)
Mengandung tipe sel bervariasi yang masing masing bertanggung jawab untuk sekresi
satu tipe hormone polipeptida.
Tiap pulau langerhans mempunyai sel poligonal atau bulat yang tercat lemah, tersusun
dalam corda yang dipisahkan oleh sebuah jaringan kapiler darah. Dalam 3 dimensi, pulau
langerhans nampak bulat; massa padat dari sel epitel secretory dilingkupi oleh sebuah
labyrinthine network dari kapiler darah.
Sel endokrin dan pembuluh darah diinervasi oleh sabut saraf autonom. Sebuah kapsul
tipis serabut reticularis mengelilingi tiap pulau langerhans, memisahkannya dengan
jaringan eksokrin pancreas yang berdekatan.
Page 4
CASE 1
Blok Endokrin
Pengecatan rutin / pengecatan trichrome dapat nampak acidophils (alpha) & basophils
(beta)
Sel beta adalah sumber insulin dan sel alpha sumber glukagon (ada hormone lain yang
paling sedikit satu-somatostatin-disekresikan oleh sel langerhans lain, namun fungsi dari
hormone ini belum dipahami secara jelas). Sel beta penghasil insulin, membentuk 60%
sel pulau langerhans.
Melalui metode immunositokimia, ada 4 tipe sel A (produksi glukagon), B (produksi
insulin), D dan F - dalam pulau langerhans.
TIPE SEL PULAU LANGERHANS MANUSIA
TIPE
SEL
A
KUANTITAS
POSISI
HORMON
20%
Biasanya di
perifer
Glukagon
70%
<5%
Jarang
FUNGSI HORMON
INSULIN
Mekanisme sekresi insulin
Gambar menunjukkan mekanisme seluler dasar untuk sekresi insulin oleh sel beta
pancreas sebagai respon terhadap kenaikan konsentrasi gula, pengontrol utama sekresi
insulin. Sel beta mempunyai sejumlah besar glukosa transporter ( GLUT 2 ) yang
membatasi laju influx glukosa yang proporsional terhadap konsentrasi darah dalam
rentang fisiologis. Saat berada dalam sel, glukosa difosforilasi membentuk glukosa-6phospat oleh glukokinase. Tahap ini merupakan tahap pembatas laju untuk metabolisme
glukosa dalam sel beta dan dipertimbangkan mekanisme utama untuk glukosa sensing
dan penentuan jumlah dari insulin yang disekresikan terhadap level glukosa darah.
Page 5
CASE 1
Blok Endokrin
Mekanisme dasar stimulasi Glukosa terhadap sekresi insulin oleh sel beta. GLUT, glukosa
transporter
Page 6
CASE 1
Blok Endokrin
Aktivasi Reseptor sel target oleh insulin dan efek seluler yang dihasilkan
Untuk mengawali efeknya pada sel target, insulin awalnya berikatan dan mengaktivasi
sebuah reseptor protein membrane yang punya BM sekitar 300.000. reseptor yang
teraktivasi yang menyebabkan efek selanjutnya.
Reseptor insulin adalah kombinasi 4 subunit yang dihubungkan oleh ikatan disulfide :
dua subunit alpha yang terletak di luar membrane sel dan 2 subunit beta yang penetrasi
melalui mebran, menonjol ke dalam sitoplasma sel. Insulin mengikat subunit alpha di luar
sel, namun karena adanya ikatan dengan subunit beta, maka subunit beta yang menonjol
ke dalam sel mengalami autofosforilasi. Dengan demikian, reseptr insuln adalah sebuah
contoh dari sebuah enzyme-linked receptor. Autofosforilasi subunit beta dari reseptor
mengaktivasi sebuah tirosinkinase lokal, yang menyebabkan fosforilasi banyak enzim
intraseluler lain yang meliputi sebuah kelompok yang dikenal IRS ( insulin reseptor
substrates ). Tipe berbeda IRS ( misal IRS-1, IRS-2, IRS-3 ) terdapat pada jaringan yang
berbeda. Efek nettonya adalah mengaktivasi enzim tersebut selain menginaktivasi yang
lainnya. Melalui jalur ini, insulin mengatur mesin metabolic intraseluler untuk
memproduksi efek pada metabolism karbohidrat, lemak, dan protein.
Transport Insulin
Page 7
CASE 1
Blok Endokrin
Seperti semua hormone peptide, insulin menginduksi efeknya dengan berikatan pada
reseptor spesifik membrane plasma dari sel targetnya. Ikatan memicu sebuahvariasi jalur
sinyal transduksi yang mempengaruhi transport protein membrane plasma sel target dan
enzim intraseluler. Dengan demikian, sebagai contoh pada sel otot dan sel jaringan
adipose, peningkatan konsentrasi insulin menstimulasi vesikel sitoplasma yang
mengandung sebuah tipe utama dari transpoter glukosa ( GLUT-4 ) pada membrannya
untuk bergabung dengan membrane plasma. Peningkatan jumlah transpoter glukosa pada
membrane hasil dari fusi tersebut, menyebabkan kecepatan glukosa berpindah dari cairan
extraseluler ke dalam sel tubuh melalui difusi terfasilitasi, ada banyak subtype transporter
glukosa yang memediasi proses ini, namun subtype GLUT-4 yang diregulasi insulin,
ditemukan terutama di sel otot dan jaringan adipose.
Page 8
CASE 1
Blok Endokrin
Page 9
CASE 1
Blok Endokrin
GLUKOSA (biokimia)
Sumber
A. Diet
galaktosa
Transporter Glukosa
GLUT1
GLUT2
GLUT3
GLUT4
GLUT5
SGLT1
LOKASI JARINGAN
FUNGSI
TRANSPORTER 2 ARAH TERFASILITASI
Otak,ginjal,kolon, plasenta, eritrosit
uptake glukosa
Liver, sel B pankreas, usus halus, ginjal
uptake dan pelepasan glukosa secara cepat
Otak,ginjal,plasenta
uptake glukosa
Jantung & otot skeletal, jaringan adiposa
uptake glukosa distimulasi insulin
Usus halus
absorbsi glukosa
TRANSPORTER 1 ARAH NATRIUM-DEPENDEN
usus halus dan ginjal
uptake aktif glukosa dari lumen usus dan
reabsorbsi glukosa di tubulus proksimal ginjal
melawan gradien konsentrasi
Page 10
CASE 1
Blok Endokrin
Page 11
CASE 1
Blok Endokrin
DIABETES MELITUS
Definisi : Penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang disebabkan karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin (insulin action), atau keduanya
Klasifikasi Etiologi (kata dr. Fathi harus ada kata : berdasarkan ADA) :
a. DM 1 : destruksi sel beta pankreas karena immune mediated atau idiophatic
b. DM II : resistensi insulin dengan defek sekresi atau penyebab lain
c. DM tipe lain :
Defek genetik fungis sel beta : MODY 1,2,3. DNA mitokondria
Defek genetik kerja insulin
Penyakit eksokrin pankreas, pankreatitis , kanker pankreas, pankreatektomi
Endocrinopathy : acromegali, sindroma cushing, feokromositoma, hipertiroidisme
Medicine/zat kimia : vacor, pentamidin, asam nikotinat , glukokortikoid,
hormontiroid, tiazid, dilantin , interferon alfa
Infeksi : rubella kongenital, CMV
Imunologi : Antibodi anti insulin
Sindroma genetik : Sindroma Down , Klinefelter , Turner , dll
d. Diabetes Gestasional : Diabetes melitus dengan onset atau pertama kali diketahui pada
masa kehamilan ; tidak termasuk penderita diabetes yang hamil atau perempuan yang
menjadi laktosuria. (definisi dorland, nice to know,barangkali ditanya)
Page 12
CASE 1
Blok Endokrin
PROBLEM
Malam hari, Mr. Eka dibawa ke UGD dalam keadaan tidak sadar
PE
:
1. Temperatur : 39,1 derajat celcius
2. Pulse Rate : 112x/min ( naik )
3. RR
: 36x/min ( naik ) dengan pernapasan yang cepat dan dalam
Riwayat :
Tidak bisa konsumsi obat antidiabetic karena selalu muntah setelah makan/minum.
Lab
:
1. Random Blood Glucose : 555 mg/dl
2. Blood gas analyze
PH
: 7,21 (turun)
HCO3
: 16 meq/L ( +) (turun)
3. Keton
: (+)
4. Kreatinin
:1,7 mg/dl ( naik )
5. BUN
: 65 mg/dl (naik)
HIPOTESA
Coma hypoglicemia
Coma hyperglicemia : ~ Coma Diabetic Ketoacidosis
~ Coma Hyperosmolar non Ketotic
~ Diabetic Lactoacidosis
Syncope
DIAGNOSA
Diabetes Mellitus dengan Diabetes Ketoasidosis
Etiologi :
Pada DM tipe 1
Pasien dengan DM tipe 1 biasanya tidak mempunyai cukup insulin untuk
memecah glukosa dalam darah yang digunakan untuk membentuk energy.Ketika
glukosa tidak tersedia, maka tubuh akan memecah lemak Saat lemak dipecah, asam
Page 13
CASE 1
Blok Endokrin
yang disebut keton muncul dalam darah dan urin. Kondisi ini dikenal sebagai
ketoacidosis
Level glukosa darah meningkat ( biasanya lebih dari 300 mg/dL) karena liver
berusaha memproduksi glukosa untuk mengatasi masalah. Tetapi glukosa tidak bisa
masuk ke sel tanpa insulin. DKA biasanya muncul sebagai tanda DM tipe 1 pada
orang yang sebelumnya tidak memiliki DM.
DKA dapat juga terjadi pada pasien yang telah memiliki DM tipe1 biasanya karena
infeksi, injury, penyakit serius, pembedahan/operasi dan kehilangan sejumlah
insulin.
Pada DM tipe 2
Pasien dengan DM tipe 2 juga dapat terkena DKA, tetapi sangat jarang. Biasanya
dipicu oleh penyakit berat. Biasanya orang dari ras Hispanic dan African-american
yang terkena DKA sebagai komplikasi DM tipe 2
Patofisio (kata dr.Antara, barangkali ditanyain, batas GFR glukosa normal = 160
mg/dL. Jika diatasnya, terjadi glukosuria)
DEFISIENSI INSULIN
UPTAKE GLUKOSA
MENURUN
PROTEOLYSIS
MENINGKAT
ASAM
AMINO
HYPERGLICEMIA
NITROGEN
LOST
LIPOLISIS
MENINGKAT
GLISEROL
ASAM LEMAK
BEBAS
GLUKONEOGENESIS +
GLIKOGENOLISIS
KETOGENESIS
OSMOTIK DIURESIS
ELECTROLITE LOSS
KETOGENEMIA
HYPOTONIC
DEHIDRASI
KETONURIA
ACIDOSIS
Page 14
CASE 1
Blok Endokrin
Headache
Nyeri lambung
Abdominal pain
Susah bernapas saat berbaring
Berkurangnya nafsu makan dan kesadaran
Sensasi saraf berkurang (dulled sense) mungkin memburuk sampai koma
Lelah, tachycardi
Frekuensi Urinasi (kencing) meningkat atau haus
Kaku otot atau aches
Hyporeflexia
Diagnosis :
Pemeriksaan fisik
Lab :
1. Tes Keton mungkin dilakukan pada Diabetes tipe 1 untuk memeriksa ketoacidosis
awal.
Tes Keton dilakukan menggunakan sample urin. Tes keton dilakukan ketika :
2. Other test
CO2
CSF collection
Magnesium blood test
Phosphorus blood test
Potassium urine test
Sodium blood test
Sodium urine test
Urine pH
4. Asidosis metabolik ditandai dengan kadar serum bikarbonat di bawah 15 meq/L dan
pH arteri di bawah 7,3
Page 15
CASE 1
Blok Endokrin
5. Lain-lain :
Elektrolit Natrium dan kalium bisa meningkat, normal, menurun
Nitrogen ureum darah (BUN) biasanya 20-3- mg/dL (hilang sedang)
Leukosit meningkat (15000-20000 / mL)
------------------------[ NICE TO KNOW barangkali ditanya ]--------------------------
Hormon kontraregulasi :
Penghambatan ambilan glukosa diperantarai insulin oleh otot, misalnya : pemakaian
perifer (epinefrin, kortisol, dan GH)
Merangsang glikogenolisis dan glukoneogenesis (epinefrin, glukagon, kortisol)
Merangsang lipolisis (epinefrin , GH)
Menghambat sekresi insulin residual (epinefrin, GH)
Page 16
CASE 1
Blok Endokrin
PROBLEM
Mr. Eka dirawat di RSAL selama 7 hari.
Manajemen : infuse, insulin dan obat obatan lainnya
Kondisi Mr. Eka (pemeriksaan fisik, ulcer, dan pemeriksaan lab) membaik
GRADE ULKUS (Wagner System)
Grade 0: Tidak ada ulkus pada kaki yang ber-resiko tinggi (high-risk).
Grade 1: Ulkus superfisial yang melibatkan semua lapisan kulit namun tidak sampai
jaringan di
bawahnya.
Grade 2: Ulkus profundus , penetrasi ke bawah sampai ligament dan otot, tapi tidak
melibatkan tulang atau pembentukan abses
Grade 3: Ulkus profundus dengan selulitis atau pembentukan abses seringkali dengan
osteomyelitis.
Grade 4: Gangrene terlokalisasi.
Grade 5: Gangrene meluas yang melibatkan seluruh kaki.
MANAJEMEN
Manajemen Utama Diabetes Ketoasidosis
FASE 1 1. Rehidrasi : NaCl 0,9% atau RL 2 L / 2 jam pertama,lalu 80 tetes/menit selama 4
jam, lalu 30-50 tetes/menit selama 18 jam (4-6 L/24 jam)
2. Insulin : 4-8 unit/jam sampai fase 2
3. Infus kalium
4. Infus bikarbonat
5. Antibiotik
BATAS GDA(glukosa darah) = 250 mg/dL
FASE 2 1. Pemeliharaan
2. Kalium
3. Insulin reguler
4. Makanan lunak karbohidrat kompleks
Tujuan utama dari pengobatan ulcer kaki diabetes adalah untuk penutupan luka.
Management dari ulcer kaki terutama ditentukan oleh keparahan (grade),
vaskularisaasi dan adanya infeksi. Sebuah pendekatan multidisiplin sebaiknya
dilakukan karena keanekaragaman alamiah ulcer kaki dan banyak komorbiditas yang
dapat terjadi pada pasien tersebut. Pendekatan ini telah memberikan pembaikan yang
signifikan termasuk berkurangnya insiden amputasi mayor.
Pengobatan sukses dari ulcer kaki meliputi : debridement, offloading dan kontrol infeksi
a) Debridement
Debridement terdiri dari pembuangan dari semua jaringan nekrosis, kalus sekitar
luka dan benda asing di bawah jaringan hidup . Debridement yang tepat
dibutuhkan untuk mengurangi resiko dari infeksi dan mengurangi tekanan sekitar
Page 17
CASE 1
b)
c)
Blok Endokrin
luka, yang dapat menghalangi kontraksi luka normal dan penyembuhan. Setelah
debridement, luka sebagiknya dicuci dengan salin atau cleanser dan dressing
sebaiknya dilakukan. Dalam kasus abses, diperlukan insisi dan drainage, dengan
debridement semua jaringan abses.
Offloading
Penggunan sebuah kursi roda atau tongkat pada pasien untuk menghilangkan secara
komplit tumpuan berat badan pada kaki yang ulcer adalah metode terefektif dari
offloading untuk menyembuhkan sebuah ulcer pada kaki. Total Contact Casts (TCC)
susah dan menghabiskan waktu untuk dilakukan namun secara signifikan
menurunkan tekanan pada luka dan telah menunjukkan penyembuhan antara 73 dan
100% dari semua luka yang diterapi dengan TCC. Offloading yang tepat
meninggalkan tantangan terbesar bagi clinician yang menngobati ulcer kaki diabetes.
Kontrol Infeksi
Infeksi kaki diabetes yang mengancam ekstremitas biasanya polimicrobial.
Pathogen yang menyerang umumnya meliputi Methicillin-resistant staphylococcus
aureus, beta-hemoliticus streptococcus, enterobacteriaceae, pseudomonas aeruginosa,
dan enterococci. Anaerob seperti bacteroides, peptococcus, dan peptostreptococcus,
merupakan pathogen telapak kaki jarang namun dapat nampak pada infeksi campuran
dengan anaerob. Antibiotik yang dipilih untuk mengobati infeksi berat atau
mengancam ekstremitas sebaiknya termasuk untuk melawan gram positif dan gram
negatif, juga organisme aerobik dan anaerob. Pasien dengan luka tersebut sebaiknya
rawat inap dan diobati dengan antibiotik intravena.
Infeksi ringan sampai berat dengan selulitis local dapat diobati pada pasien yang
rawat jalan dengan antibiotik oral seperti cephalexin, amoxicillin, dengan
clavulanate potassium, moxifloxacin, atau clindamycin. Antibiotik sebaiknya
mulai diberikan setelah kultur awal didapat dan perubahan dibutuhkan.
PREVENTIF
Preventif ulcer diabetes (ADA recommendation)
a) Semua orang dengan diabetes sebaiknya melakukan pemeriksaan kaki rutin untuk
mengindentifikasi kondisi kaki high-risk. Pemeriksaan ini sebaiknya meliputi
pemeriksaan sensasi proteksi, struktur dan biomekanik kaki, status vaskuler, dan
integritas kulit.
b) Orang dengan satu atau lebih kondisi kaki beresiko tinggi sebaiknya dievaluasi lebih
sering untuk perkembangan dari faktor resiko tambahan
c) Orang dengan neuropathy sebaiknya mempunyai sebuah inspeksi visual (memeriksakan)
kakinya tiap berkunjung ke health care profesional
d) Evaluasi dari status neuroglogi pada kaki low-risk sebaiknya meliputi tes threshold
somatosensori kuantitatif, menggunakan semmes-weinstein 5,07 (10-3) monofilament
e) Pasien dengan diabetes dan kondisi kaki high-risk sebaiknya diedukasi mengenai faktor
resiko dan management yang tepat
f) Screening awal untuk penyakit vaskuler perifer sebaiknya meliputi sebuah riwayat
claudication dan massessment dari pedal pulses. Pertimbangkan adanya ABI sebab
banyak pasien dengan PAD, asimptomatik.
Page 18
CASE 1
Blok Endokrin
Orang dengan diabetes sebaiknya belajar untuk mengenali awal sign dan symptom
berbahaya dari ketoacidosis. Pada orang dengan infeksi atau dalam terapi insulin,
pengukuran keton urin memberikan informasi lebih daripada pengukuran glukosa
sendiri.
Pengguna Terapi insulin butuh untuk sering diperiksa untuk melihat insulin masih
mengalir melalui saluran dan tidak ada pembuntuan, kekusutan atau diskoneksi.
KOMPLIKASI
a.
b.
c.
d.
PROGNOSIS
Acidosis dapat mengarah pada penyakit berat atau kematian. Peningkatan terapi pada orang
muda dengan diabetes telah menurunkan laju kematian dari kondisi ini. Namun, ini
menyisakan sebuah resiko besar pada usia tua dan orang yang mengalami acidosis ketika
treatment ditunda.
Page 19
CASE 1
Blok Endokrin
PROBLEM
Kondisi Mr. Eka membaik setelah 9 hari dirawat
Dokter memberikan obat antidiabetik oral (OAD)
(*...*) kata dr.Sareh, barangkali ditanya, klasifikasi OHO berdasarkan cara kerjanya dibagi
atas 3 itu.
Page 20
CASE 1
Blok Endokrin
-adrenergic blockers
Rifampin
Cholestyramine
Loop and thiazide diuretics
Efek samping:
Hypoglicemia (paling penting)
Gangguan gastrointestinal
Pruritus
Nausea
Agranulocytosis dan anemia aplastik (jarang)
Chlorpropamide memiliki kecenderungan untuk mengurangi toleransi terhadap alkohol
dan menyebabkan retensi air.
Pada umumnya, efek samping lebih jarang muncul pada agent sulfonylurea generasi
kedua.
Page 21
CASE 1
Blok Endokrin
Penurunan absopsi dari vitamin B12 dan folat mungkin muncul pada terapi jangka
panjang.
Page 22