Anda di halaman 1dari 40

BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Sumber data dalam penelitian ini diambil dari SMA Negeri 1 Mojokerto. Data
yang diambil terdiri dari (1) soal detik-detik UNAS mata pelajaran Geografi dan skor
butir soal. Lembar soal sebagai sumber data dalam menganalisis validitas kurikuler
dan validitas bahasa. Skor soal untuk menganalisis validitas item, reliabilitas, tingkat
kesukaran, daya beda, dan analisis opsi. Berikut akan dijelaskan secara berurutan
deskripsi data yang diperoleh.
1.

Validitas Soal
a.

Validitas kurikuler
Validitas kurikuler diperoleh dengan mecocokkan isi soal dengan KI/KD

dan indikator pembelajaran yang ada dalam silabus. Item soal detik-detik UNAS
mata pelajaran Geografi ini berjumlah 40 butir yang semuanya dalam bentuk
pilihan ganda. Silabus yang digunakan diperoleh dari guru mata pelajaran
Geografi itu sendiri. Setelah dicocokkan dengan kompetensi sesuai dengan
KI/KD dan indikator pembelajaran dinyatakan dalam keterangan valid atau tidak
valid. Validitas kurikuler yang didapat dalam penelitian menunjukkan bahwa
item soal berkriteria valid semua ditunjukkan oleh adanya kecocokan antara
kompetensi dengan indikator pembelajaran. Berikut ringkasan data analisis
validitas kurikuler.

Tabel 4.1 Ringkasan Data Analisis Validitas Kurikuler

Indikator
Pembelaj
aran
No. soal
yang
tidak
terpakai
12
1,4,5,6,7,8,
9,10,11,12,
13,14,15,
dan 16
2 dan 3

Indikator
Pembelajaran

Kompeten
si yang
dinilai (
item soal)

3.1 menganalisis dinamika dan


keanekaragaman perubahan
litosfer dan pedosfer serta
dampaknya terhadap
kehidupan di muka

20

17

3.2 menganalisis atmotfer dan


dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi

16

3.3 menganalisis hidrosfer dan


dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi

10

17

KD

Jumlah

17,18,19,20
,21,23,24,2
5,26,27,28,
29,30,31,32
, dan 33
34,35,36,37
,38,39,40,4
1,43,46,47,
48,49, dan
50
42,44, dan
45

Kriteria

Valid

Tidak
valid
Valid

Valid

Tidak
Valid

36
50
18
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa kompetensi dasar yang dipakai di kelas XII
Semester 1 SMA Negeri 1 Mojokerto Tahun Ajaran 2013/2014 ada 3 yaitu KD 3.1
dengan jumlah indikator pembelajaran 20, jumlah kompetensi 17 dan jumlah
indicator yang tidak dipakai dalam item soal ada 12. KD 3.2 dengan jumlah indicator
pembelajaran 6, jumlah kompetensi 16 dan jumlah indicator pembelajaran 10, jumlah
kompetensi 17 dan jumlah indicator yang tidak dipakai dalam item soal ada 5. Jadi

jumlah item soal keseluruhan ada 50 yang dinyatakan valid sebesar 45 soal dan tidak
valid 5 soal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran halaman .
Dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Kelas XII STahun
Ajaran 2013/2014 ini memiliki validitas kurikuler yang baik, karena lebih dari
sebagian isi soal sesuai dengan KI/KD dan indikator pembelajaran yang ada dalam
silabus.
b. Validitas Bahasa
Validitas bahasa soal diperoleh dengan cara menelaah kalimat soal yang
digunakan pada masing-masing item/butir soal Detik-detik UNAS Geografi. Item
soal Detik-detik tergolong valid dari segi validitas bahasa, apabila bahasa yang
digunakan dalam item tersebut sesuai dengan EYD Bahasa Indonesia dan
Grammar Bahasa Inggris. Kurang valid, apabila bahasa yang digunakan dalam
item soal tidak sesuai dengan EYD Bahasa Indonesia dan Grammar Bahasa
Inggris dan maksud dari item soal masih jelas, dan tidak valid apabila bahasa
yang digunakan dalam item soal tidak sesuai dengan EYD Bahasa Indonesia dan
Grammar Bahasa Inggris dan maksud dari soal menjadi tidak jelas.berikut tabel
ringkasan hasil analisis validitas bahasa soal Detik-detik UNAS Geografi di
SMA Negeri 1 Mojokerto berdasarkan data penelitian yang diperoleh.
Tabel 4.2 Ringkasan Data Analisis Validitas Bahasa

Klasifi
kasi
Valid

Juml
ah
Soal
18

Keterangan
Nomor Soal
8,9,12,15,17,19,20,21,26,27,29,30,34,35,36,40,43, dan 47

Kurang
valid

32

1,2,3,4,5,6,7,10,11,13,14,16,18,21,22,24,25,28,31,32,33,37,38,
39,41,42,44,45,46,48,49, dan 50

Tidak
valid
Jumlah

50
Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa di dalam soal detik-detik UNAS

Geografi Kelas XII Tahun Ajaran 2013/2014 jumlah item/butir soal yang
tergolong valid dari segi validitas bahasa sebanyak 18 butir soal, kurang valid
sebanyak 32 butir soal dan tidak ada soal yang tidak valid. Jadi, apabila dilihat
secara keseluruhan dapat dismpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi
tergolong memiliki validitas bahasa yang kurang baik, karena sebagian besar
bahasa yang digunakan dalam item soal tidak sesuai dengan EYD Bahasa
Indonesia dan Grammar Bahasa Inggris, tetapi maksud adri item soal masih jelas.
Untuk lebih jelasnya, hasil analisis validitas bahsa soal dapat dilihat pada
lampiran halaman
c.

Validitas Item
Validitas item dicari dengan menggunakan rumus korelasi Product

Moment yang dihitung dengan menggunakan bantuan komputen program SPSS


16.0 for Windows, yaitu dengan mengkorelasikan skor total siswa dengan total
skor keseluruhan. Setelah didapat nilai rhitung maka dikorelasikan dengan rtota
(koefisien korelasi). Berikut ringkasan data validitas item.
Tabel 4.3 Ringkasan Data Analisis Validitas Item
Kriteria

Koefisien

Jumlah Soal

Keterangan

Korelasi
0.800 1.000

Nomor Soal
-

0.600 0.799
Valid
CukupVa 0.400 0.599
lid

49

12

7,10,14,15,18,20,21,36,40,43,44, dan
48

24

2,3,4,6,8,9,11,13,22,23,27,29,30,31,3
3,34,35,37,38,39,42,45,47,, dan 50

Sangat
Valid

Kurang
Valid

0.200 0.399

Tidak
0.000 0.199 13
Valid
Jumlah
50
Keterangan: jumlah sampel 170 siswa

1,5,12,16,17,19,24,25,26,28,32,41,
dan 46

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui dari jumlah item soal 50, terdapat kriteria tidak
valid sebanyak 13 soal, dengan nilai validitas negatif yaitu pada nomor 1,12,16,24,32,
dan 41. Hal ini disebabkan hamper lebih dari sebagian jumlah siswa menjawab
dengan salah pada item soal, yaitu pada nomor 1 dan 24 dengan skor 0 (Lampiran
). Kriteria tidak valid lainnya yaitu pada nomor item 5,17,19,25,26,28, dan 46,
namun nilai validitasnya tidak menunjukkan angka negatif. Hal ini disebabkan
hampir lebih dari sebagian jumlah siswa menjawab dengan benar pada item soal,
yaitu pada nomor 19 dan 26 dengan skor 1 (Lampiran)
Dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 SMA Negeri 1 Mojokerto memiliki validitas item yang jelek, karena
jumlah soal yang nilai validitas itemnya < 0.400 lebih banyak daripada jumlah soal
yang nilai validitas itemnya 0.400, meskipun skor item soalnya berkorelasi dengan
skor totalnya. Untuk lebih lengkapnya lihat Lampiran .. halaman ..

2.

Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran item soal diperoleh dengan cara sampel yaitu dengan

membagi populasi menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas sebesar 27% dan
kelompok bawah sebesar 27%. Jadi jumlah sampel sebesar 45 siswa dari 170 siswa
untuk masing-masing kelompok. Kemudian dari pembagian masing-masing
kelompok tersebut dihitung jumlah siswa yang menjawab salah, sehingga didapat
hasil dengan kriteria item soal dengan tingkat kesukaran baik dan tidak baik. Berikut
data tingkat kesukaran dari hasil penelitian.
Indeks
Klasifikasi

Tingkat
Kesukaran

Keterangan
Jumlah Soal

Persentase

Nomor soal

Soal (%)
Telalu Sulit

>75

(tidak baik)
Sedang (baik)

1,5,12,16,24,32,41, dan
50

25-75

18

3,7,9,11,14,15,18,22,23,3
0,33,34,43,45,47,48, dan
49

Terlalu

<25

24

2,4,6,8,10,13,17,19,20,21,

Mudah (tidak

25,26,27,29,31,35,36,37,3

baik)

8,39,40,42,44, dan 46

Jumlah

50
Dari Tabel 4.4 diketahui tingkat kesukaran item soal yang berkriteria terlalu

mudah ada 24 soal yaitu nomor 2, 4, 6, 8, 10, 13, 17, 19, 20, 21, 25, 26, 27, 29, 31,
35, 36, 37, 38, 39, 40, 42, 44, dan 46. Kriteria sedang ada 18 soal yaitu nomor 3, 7, 9,
11, 14, 15, 18, 22, 23, 28, 30, 33, 34, 43, 45, 47, 48, dan 49, dan soal yang berkriteria

terlalu sukar ada 8 soal yaitu nomor 1, 5, 12, 16, 24, 32, 41, dan 50. Dari hasil analisis
diketahui bahwa tingkat kesukaran pada soal detik-detik UNAS Geografi tidak
terdistribusi dengan baik, karena proporsi soal yang berkriteria terlalu mudah, sedang
dan terlalu sukar tidak seimbang, sehingga banyak soal yang perlu direvisi. Untuk
lebih lengkapnya lihat Lampiran halaman
Jadi dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 di SMA Negeri 1 Mojokerto mempunyai tingkat kesukaran yang tidak
baik, karena jumlah soal yang tergolong terlalu mudah dan terlalu sukar lebih banyak
dibandingkan jumlah soal sedang.
3.

Daya Beda
Teknik dalam melakukan analisis daya beda dengan cara sampel, yaitu

membagi populasi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok
bawah dengan jumlah 27% untuk masing-masing kelompok. Kemudian dihitung
dengan rumus daya beda, sehingga didapat hasil kriteria item soal dengan daya beda
baik sekali, baik, cukup, dan jelek. Berikut ringkasan data hasil penelitian analisis
daya beda.
Tabel 4.5 Ringkasan Analisis Daya Beda Soal

kriteria

Indeks daya

Jumlah

beda soal

soal

Keteragan

persentase

Nomor soal

Baik sekali

0,700-1,000

Baik

0,400-0,699

16

3,4,7,9,14,15,18,20,21,23,
30,37,43,47,48, dan 49

Cukup

0,200-0,399

17

2,6,8,10,11,13,22,31,33,3
4,35,36,38,39,40,44, dan
45

Jelek

0,000-0,199

11

5,12,17,19,25,26,27,28,29
,42, dan 46

Jelek sekali

Negatif

Jumlah

1,16,24,32,41, dan 50

50
Dari tabel 4.5 diketahui daya beda soal dengan kriteria jelek dengan nilai daya

beda negatif yaitu sebanyak 6 soal yaitu pada nomor 1,16,24,32,41, dan 50,
sedangkan

11

soal

lainnya

tidak

bernilai

negatif

yaitu

nomor

5,12,17,19,25,26,27,28,29,42, dan 46. Kriteria cukup dengan jumlah 17 soal terdapat


pada nomor 2,6,8,10,11,13,22,31,33,34,35,36,38,39,40,44, dan 45, dan untuk kriteria
baik

sejumlah

16

soal

dengan

nomor

item

soal

3,4,7,9,14,15,18,20,21,23,30,37,43,47,48, dan 49, dan untuk kriteria baik sekali tidak


ada. Item-item soal yang berkriteria jelek (DB = negatif) dikarenakan item tersebut
tidak dapat dijawab benar oleh hamper semua siswa kelompok atas maupun
kelompok bawah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa daya beda soal detik-detik UNAS Geografi
Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Mojokerto tergolong tidak baik karena
proporsi jumlah item soal yang berkriteria jelek lebih banyak dibandingkan proporsi
jumlah item soal yang berkriteria baik. Untuk lebih jelasnya lihat Lampiran
halaman
4.

Reliabilitas soal

Data reliabilitas diperoleh dengan memanfaatkan tabulasi skor jawaban siswa


. kemudian teknik analisis reliabilitas pada soal latihan ujian nasional. Kemudian
teknik analisis reliabilitas pada soal latihan ujian nasional dihitung dengan
menggunakan rumus Kuder-Richardson 21 atau KR21. Rumus Kuder-Richardson 21
atau KR21 merupakan rumus yang hanya memerlukan data jumlah skor siswa. Kriteria
untuk menentukan reliabilitas soal dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan
rtabel. Berdasarkan rumus yang digunakan maka diketahui rhitungnya, apabila rhitungnya
lebih besar atau sama dengan rtabel. (koefisien korelasi) maka soal dianggap reliabel.
Namun sebaliknya, apabila rhitungnya lebih kecil dari rtabel (koefisien korelasi) maka
soal itu tidak reliabel, sehingga perlu direvisi. Berikut tabel ringkasan hasil analisis
reliabilitas dari hasil penelitian.
Tabel 4.6 Ringkasan Data Analisis Reliabilitas Soal
Nilai rhitung
0.786

Nilai rtabel (koefisien korelasi)


0,05
0.01
0.159
0.208
Keterangan: jumlah sampel 170 siswa
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa nilai rhitung adalah 0.786 kemudian
dikorelasikan dengan nilai rtabel (koefisien korelasi) dengan taraf signifikan 0.05 dan
0.01. berdasarkan korelasi tersebut dapat ditentukan bahwa rhitung rtabel yaitu
0.786 0.159 dan 0.786 0.208 sehingga soal detik-detik UNAS Geografi tergolong
reliabel. Lebih jelasnya hasil perhitungan reliabilitas ini dapat dilihat di Lampiran
halaman
5.

Analisis Opsi Pilihan Ganda

Teknik analisis opsi pilihan ganda soal dilakukan dengan cara sampel seperti
analisis tingkat kesukaran dan daya beda, yaitu dengan mengelompokkan pola
penyebaran jawaban masing-masing opsi dan dihitung jawaban masing-masing opsi.
Analisis opsi pilihan ganda soal bertujuan untuk mengetahui apakah opsi-opsi pada
pilihan ganda perlu direvisi atau serta opsi kunci dan pengecoh sudah berfungsi
dengan baik atau belum.
Dalam menentukan kunci, pengecoh, dan omit yang baik atau tidak dari 50 butir
soal, maka langkah dalam menganalisis opsi pilihan ganda yaitu dengan menghitung
jumlah opsi yang dipilih oleh masing-masing sampel setelah diketahui penyebaran
jawaban dihitung dengan ketentuan sebagai berikut: (1) masing-masing opsi yang
dipilih oleh siswa 25%-75%, (2) distraktor 5% siswa tetapi tidak sampai melebihi
pemilih opsi kunci, dan (3) omit tidak lebih dari 10% peserta tes.
Tabel presentase serta jumlah soal yang harus direvisi dan tidak direvisi
opsi
A
B
C
D
E

B. Analisis Data

Soal yang direvisi


Nomor Soal
Jumlah Soal

Soal yang tidak direvisi


Nomor Soal
Jumlah Soal

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis
deskriptif kuantitatif. Artinya analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
statistic. Berikut analisis datanya:
1.

Validitas Soal
a.

Validitas Kurikuler
Analisis validitas kurikuler dilakukan dengan mencocokkan isi soal

dengan KI/KD dan indikator pembelajaran yang ada dalam pembelajaran yang
ada dalam silabus Geografi dengan menggunakan pendekatan rasional. Berikut
adalah grafik tentang presentase validitas kurikuler soal detik-detik UNAS mata
pelajaran Geografi kelas XII Semester 1 Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA
Negeri 1 Mojokerto berdasarkan hasil penelitian.
Tabel 4.7 Presentase Validitas Kurikuler Soal detik-detik UNAS Geografi
Klasifikasi

Jumlah Soal

Presentase (%)

Valid

45

89

Tidak Valid

11

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa 50 butir soal yang terdapat dalam
soal detik-detik UNAS Geografi tergolong valid 89% dan tidak valid 11%.
Penyebab keidakvalidan ini adalah karena isis soal tidak sesuai dengan indicator.
Selain itu indicator yang dibuat guru kurang spesifik dalam menguraikan KI/KD,
indicator terlalu sempit sehingga ada soal yang tidak tergambarkan indikatornya.

Penyebaran indicator juga tidak terdistribusi secara merata dalam soal,


hamper sebagian dari indicator tidak dipakai, sehingga kompetensi yang
digambarkan dalam soal dengan nomor urut awal kompetensinya sesuai dengan
indicator dengan urutan belakang, ataupun sebaliknya nomor soal dengan urutan
belakang kompetensinya sesuai dengan indicator urutan awal, begitu seterusnya
sehingga ada pembolak-balikan urutan indkator pada tiap-tiap soal, sehingga soal
menjadi tidak simetris penyebaran indikatornya (Lampiran ).
Namun hal ini tidak mempunyai pengaruh yang berarti pada analisis
validitas kurikuler, karena validitas kurikuler hanya mencari kesesuaian
kompetensi dengan KI/KD dan indicator pembelajaran dalam silabus agar
selanjutnya bisa digunakan sebagai acuan dalam membuat soal agar soal tidak
jauh melebar dari apa yang telah diajarkan oleh Guru kepada siswanya. Akan
lebih baik jika hal tersebut diperhatikan agar soal memeiliki validitas kurikuler
yang baik.
Jadi dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun
Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1 Mojokerto memiliki validitas kurikuler yang
baik, dikarenakan isi soal sudah sesuai dengan KI/KD dan indicator yang ada
dalam silabus Geografi.
b.

Validitas Bahasa
Analisis validitas bahasa soal dilakukan dengan cara menelaah bahasa

yang digunakan pada setiap item soal detik-detik UNAS. Pedoman yang

digunakan untuk menentukan validitas bahasa soal yang kurang baik, karena
bahasa yang digunakan pada tiap-tiap item soal tidak sesuai dengan aturan EYD
Bahasa Indonesia dan Grammar Bahasa Inggris, tetapi maksud dari soal masih
jelas. Namun pada soal tersebut masih terdapat item soal yang tergolong valid
yaitu item soal dengan nomor 8,9,12,15,17,19,20,23,26,27,29,34,35,36,40,43,
dan 48. Sedangkan item yang tergolong tidak valid dari segi validitas bahasa soal
detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran 2013/2014 di SMA Negeri 1
Mojokerto berdasarkan hasil penelitian.
Kriteria

Jumlah Soal

Presentase (%)

Valid

18

36

Kurang valid

32

64

Tidak valid

Jumlah

50

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui item soal yang tergolong valid dari
segi validitas bahasa sebesar 36% dan kurang valid sebesar 64%. Selisih
jumlah soal yang valid dan kurang valid hamper setengahnya, sehingga
menyebabkan soal ini tergolong kurang baik dari segi validitas bahasa
tersebut. Bahasa soal mempengaruhi tingkat kesukaran soal, apabila bahasa
soal kurang dapat dipahami oleh siswa, maka soal menjadi sukar untuk
dikerjakan. Hal ini terbukti bahwa tingkat kesukaran soal detik-detik UNAS
Geografi ini juga tergolong tidak baik sehingga juga berpengaruh pada nilai
siswa.

Jadi dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun


Ajaran 2013/2014 kurang valid dari segi validitas bahasa dan perlu direvisi.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Lampiran halaman.
c.

Validitas Item
Validitas item diperoleh dengan cara mengkorelasikan antara skor item

dengan skor total, dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment yang
dihitung dengan bantuan computer program SPSS for windows 16.0. adapun
langkah-langkah yang ditempuh dalam mencari nilai validitas item item soal ini
sudah dijelaskan pada Bab III, sedangkan hasil analisis validitas item dapat
dilihat pada Lampiran halaman
Berikut gambar hasil analisis validitas item yang diperoleh berdasarkan
kegiatan penelitian.
Tabel 4.9 Presentase Validitas Item Soal detik-detik UNAS mata pelajaran
Geografi
Klasifikasi

Koefisien

Jumlah Soal

Presentase (%)

Korelasi
Sangat Valid

0.800 1.000

Valid

0.600 0.799

Cukup Valid

0.400 0.599

12

23

Kurang Valid

0.200 0.399

24

48

Tidak Valid

0.000 0.199

13

27

Jumlah

50

100

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa jumlah soal yang kurang valid
lebih banyak daripada soal yang valid, sehingga validitas item soal ini tergolong
jelek, karena jumlah soal yang nilai validitas itemnya <0.400 lebih banyak
daripada jumlah soal yang nilai validitas itemnya 0.400, meskipun skor item
soalnya berkorelasi dengan skor totalnya. Terbukti untuk nomor 31, 42, dan 50
mempunyai korelasi negative tetapi tergolong tidak valid, artinya nilai
korelasinya di bawah 0.400
Validitas item tidak berpengaruh terhadap reliabilitas soal, apabila
validitas itemnya jelek, reliabilitasnya tidak harus jelek, tetapi bila validitasnya
baik, reliabilitasnya juga harus baik, terbukti bahwa reliabilitas soal pada soal
detik-detik UNAS Geografi ini tergolong tinggi meskipun validitasnya jelek.
Namun validitas item yang jelek bukan berarti skor itemnya tidak berkorelasi
dengan skor soalnya, secara keseluruhan item soal berkorelasi dengan skor
totalnya, akan tetapi nilai korelasi dari tiap-tiap soal tergolong rendah sehingga
kebanyakan soal menjadi kurang valid dan harus direvisi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geoggrafi Tahun
Ajaran 2013/2014 memiliki validitas item yang jelek, dikarenakan nilai
korelasinya tergolong rendah sehingga perlu direvisi.
2.

Tingkat Kesukaran Soal


Analisis tingkat kesukaran dilakukan dengan cara membagi populasi kedalam
dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah dengan jumlah sebesar

27% untuk masing-masing kelompok. Sehingga dari 170 siswa diambil 45 siswa
sebagai sampel, kemudian dari pembagian masing-masing kelompok tersebut
dihitung jumlah masing-masing siswa yang menjawab salah.
Berikut adalah contoh perhitungan tingkat kesukaran soal
Contoh 1: misalnya, pada item soal no.1
Diketahui: Ska = 44, Skb = 43, Nka = 45, Nkb = 45
Rumus: TK =
=
= 87/90 x 100%
TK

= 96.67% - 97%

Tabel 4.10 Presentase Tingkat Kesukaran Soal detik-detik UNAS mata


pelajaran Geografi
Klasifikasi

Indeks TK
sulit >75

Terlalu

Jumlah Soal

Presentase

16

18

36

24

48

50

100

(tidak baik)
Sedang (baik)
Terlalu

25-75

Mudah <25

(tidak baik)
Jumlah

Berdasarkan Tabel 4.10 diperoleh hasil tingkat kesukaran item soal detik-detik
UNAS Geografi dengan rincian terlalu mudah sebesar 48% (24 soal), sedang (18

soal). Dengan demikian proporsi distribusi tingkat kesukaran pada soal ini
trgolong tidak baik karena jumlah soal yang sedang atau memiliki tingkat
kesukaran standar lebih sedikit daripada jumlah soal yang tidak baik, padahal
bila mengikuti standar soal yang baik, jumlah soal sedang harus lebih banyak bila
dibandingkan jumlah soal sulit dan mudah. Soal yang baik adalah soal yang
berkriteria sedang, sehingga dapat mengukur kemampuan siswa dengan baik.
Tingkat kesukaran ini dapat mempengaruhi adaya beda, bila tingkat kesukaran
soal jelek, maka daya bedanya juga jelek.
Jadi dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 memiliki tingkat kesukaran yang jelek, karena soal terlalu mudah.
Untuk lebih lengkapnya hasil tingkat kesukaran dapat dilihat pada Lampiran ..
halaman
3.

Daya Beda
Teknik pengambilan sampel dalam perhitungan daya beda sama dengan

pengambilan sampel pada tingkat kesukaran yaitu membagi populasi dalam dua
kelompok dengan jumlah sebesar 45 siswa untuk kelompok atas dan 45 siswa untuk
kelompok bawah. Adapun rumus dalam menghitung daya beda sudah dijelaskan
dalam Bab III. Setelah dilakukan perhitungan kemudian indeks DB dikorelasikan
dengan kriteria DB. Item soal yang tergolong baik adalah item yang mempunyai daya
beda 0.40, artinya item soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang pandai
dan siswa yang kurang pandai.
Berikut contoh perhitungan daya beda pada soal nomor 1 daan 2

Contoh 1:
Diketahui: Ska = 44, Skb = 43, nka = 45, nkb = 45
Rumus: DB

DB

DB

=-

DB

= - 0.02

Semakin tinggi nilai DBnya maka item soal tersebut semakin baik, sebaliknya
semakin rendah nilai DBnya maka item soal tersebut semaikn jelek. Nilai DB pada
item soal tersebut ada yang bernilai negaitif sehingga tergolong jelek yaitu pada item
nomor 1,16,24,32,41, dan 50. Nilai daya beda negative menunjukkan bahwa item soal
tersebut tidak dapat membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai.
Hal ini karena proporsi jumlah siswa yang menjawab benar lebih banyak berada pada
kelompok bawah daripada kelompok atas. Berikut ringkasan data tentang presentase
daya beda pada soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran 2013/2014.
Tabel 4.11 Presentase Daya Beda Soal Detik-detik UNAS mata pelajaran
Geografi
Kriteria

Indeks

Daya Jumlah Soal

Presentase

Beda
Baik Sekali

0.70 1.00

Baik

0.40 0.69

16

32

Cukup

0.20 0.39

17

34

Jelek

0.00 0.19

11

22

Jelek

Negatif

12

50

100

Jumlah

Berdasarkan Tabel 4.11 item soal yang mempunyai daya beda dengan kriteria
baik sekali tidak (0%) dn kriteria baik sebanyak 16 soal (32%), sedangkan untuk soal
berkriteria cukup sebanyak 17 soal (34%), dan jelek 17 soal (34%). Item soal yang
memiliki DB jelek tidak dapat menjalankan funsinya dalam membedakan
kemampuan siswa yang pandai dan kurang pandai. Daya beda yang jelek dipengaruhi
oleh tingkat kesukaran yang jelek.
Jadi dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun ajaran
2013/2014 memiliki daya beda yang jelek karena jumlah soal yang memiliki daya
beda yang berkriteria jelek, karena jumlah soal yang memiliki daya beda yang
berkriteria jelek lebih banyak dibandingkan dengan jumlah daya beda dilihat pada
lampiran halaman
4.

Reliabilitas
Teknik analisis reliabilitas pada soal detik-detik Geografi ini menggunakan

model Alpha dengan bantuan program SPSS 16.0 for Windows yang menghasilkan
perhitungan setara dengan KR-20 dan Anova Hyot, dengan alasan bahwa jumlah soal
pada soal detik-detik UNAS Geografi ini berjumlah ganjil, dan rumus KR20 dapat
digunakan pada jumlah soal ganjil. Kriterian untuk menentukan reliabilitas soal

dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel. Apabila rhitung lebih besar
atau sama dengan rtabel maka soal dianggap reliabel, sebaliknya apabila rhitung lebih
kecil daripada rtabel maka soal dianggap tidak reliabel.
Pada hasil perhitungan reliabilitas, diperoleh nilai rhitung = 0.786, nilai
tersebut lebih besar dari rtabel (koefisien korelasi) pada taraf signifikansi 0.05 (nilai
rtabel 0.159) dan 0.01 (nilai rtabel 0.208), bila dikorelasikan maka dapat ditentukan
bahwa rhitung rtabel yaitu 0.786 0.159 dan 0.786 0.208 sehingga soal detikdetik UNAS Geografi tergolong reliabel.
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh bahwa validitas item soal tergolong
jelek, tetapi menghasilkan soal yang reliabel. Hal ini bisa terjadi karena reliabilitas
tidak dipengaruhi oleh validitas soal. Jadi dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik
UNAS Geografi tergolong reliabel. Untuk lebih jelasnya hasil perhitungan reliabilitas
dapat dilihat pada Lampiran halaman
5.

Analisis Opsi Pilihan Ganda


Analisis opsi pilihan ganda dilakukan dengan cara sampel, seperti analisis tingkat
kesukaran dan daya beda, yaitu dengan mengambil sampel sebesar 27% untuk
kelompok atas dan 27% untuk kelompok bawah. Sehingga dari 170 siswa
diambil 45 siswa untuk masing-masing kelompok. Analisis opsi pilihan ganda
bertujuan untuk mengetahui apakah opsi-opsi pada pilihan ganda peril direvisi
atau tidak, opsi kunci serta distractor sudah berfungsi dengan baik atau belum.
Langkah dalam menganalisis opsi pilihan ganda yaitu dengan menghitung jumlah
opsi yang dipilih oleh masing-masing sampel setelah diketahui penyebaran

jawaban (Lampiran halaman ), kemudian dihitung dengan ketentuan: (1)


masing-masing opsi yang dipilih oleh siswa 25% - 75% (22-67 siswa) untuk
kunci jawaban pada masing-masing kelompok, (2) distractor 5% siswa (4
siswa) tetapi tidak sampai melebihi pemilih opsi kunci, dan (3) omit tidak lebih
dari 10% dari peserta tes (9 siswa). Berikut tabel ringkasan analisis opsi pilihan
ganda soal detik-detik UNAS Geografi.
Tabel 4.12 Ringkasan Data Analisis Opsi Pilihan Ganda
Kelompok
No.Soal

Pilihan Jawaban

Omit

Pemilih

Atas

1*

41

Bawah

39

Jumlah

3(R)

4 (TR)

2 (R)

1 (R)

80 (TR)

Atas

44*

Bawah

12

Jumlah

3 (R)

4 (TR)

1 (R)

5 (TR)

56 (TR)

Atas

36*

Bawah

22

16

Jumlah

27 (TR)

0 (TR)

7 (TR)

52 (TR)

3 (R)

1 (B)

*) opsi kunci jawaban


Jumlah sampel 90 siswa
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilakukan analisis berikut:

a. Soal nomor 1 opsi perlu direvisi karena tidak bisa menjalankan fungsinya
dengan baik, distractor C dan D perlu direvisi karena tidak berfungsi;
b. Soal nomor 2 opsi kunci sudah baik, distractor A dan C perlu direvisi karena
tidak berfungsi;
c. Soal nomor 3 opsi kunci sudah baik, distractor B dan E perlu direvisi karena
tidak berfungsi dan terdapat 1 omit pada kelompok bawah;
Berikut tabel persentase dan jumlah soal yang harus direvisi, tidak dievisi,
dan berdasarkan hasil analisis.
Tabel 4.13 Presentase Analsis Opsi Pilihan Ganda Soal UNAS Geografi
Juml
Jumlah
Opsi

Jumlah Tidak
Nomor Soal

Revisi

Nomor Soal

ah

Nomor Soal

Revisi
Omit

27 soal

25 soal

1,2,6,8,11,12,16,17,1 23 soal (46%)

3,7,9,10,13,14,15,

4 soal 3,5,36, dan 45

9,20,23,24,25,26,27,

18,21,22,28,30,31

(8%)

29,32,34,35,38,39,42

,33,37,40,41,45,

,43,46,48,49, dan 50

dan 47

3,5,6,8,10,13,16,17,1 25 soal (50%)

1,2,4,7,9,11,12,14

9,21,24,25,26,29,30,

,15,18,20,22,23,2

31,34,35,36,38,43,44

7,28,32,33,37,39,

,46,47, dan 50

40,41,42,45,48,49
, dan 50

Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa hasil analisis opsi atau pola penyebaran
jawaban secara keseluruhan soal detik-detik UNAS Geografi adalah jelek karena
hamper semua opsi memiliki lebih dari 50% jumlah soal yang harus direvisi.
Seperti pada opsi A,B,C,D, dan E hamper 53% butir disrankan untuk direvisi.
Untuk omit, soal ini tergolong baik, karena hanya 8% yang tidak dijawab sama
sekali oleh salah satu atau lebih dari siswa. Dari jumlah soal yang opsinya tidak
perlu direvisi sebesar 47% dikarenakan opsi-opsi tersebut sudah berfungsi
dengan baik sebagai distractor. Untuk lebih jelasnya analisis opsi dapat dilihat di
Lampiran halaman
C. Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil sebagai
berikut:
1. Soal detik-detik UNAS Geografi memiliki validitas kurikuler yang baik
dimana isi soal sesuai dengan KI/KD yang telah ada dalam kurikulum
2. Soal detik-detik UNAS Geografi memiliki tingkat kevalidan bahasa yang
kurang valid namun maksud dari soal masih jelas dan bisa dimengerti
sehingga bahasa soal masih bisa digunakan dalam membuat soal
3. Soal detik-detik UNAS Geografi memiliki validitas item yang yang jelek
dimana suatu soal memiliki tingkat korelasi ataupun hubungan yang rendah
4. Soal detik-detik UNAS Geografi memiliki Tingkat Kesukaran (TK) yang
jelek. Hal ini disebabkan soal terlalu mudah untuk dikerjakan peserta didik

5. Soal detik-detik UNAS Geografi memiliki tingkat daya beda yang jelek. Hal
ini dikarenakan soal belum mampu membedakan tingkat kemampuan peserta
didik yang andai dengan siswa yang kurang pandai
6. Soal detik-detik UNAS Geografi tergolong reliabel, sehingga dapat digunakan
ulang untuk tes yang selanjutnya
7. Soal detik-detik UNAS Geografi memiliki opsi jawaban yang tergolong jelek,
artinya jawaban pilihan ganda masih belum mampu memberikan pengecoh
jawaban dan masih perlu dilakukan revisi opsi jawaban yang telah ada
BAB V
PEMBAHASAN
A. Soal Detik-detik UNAS Geografi Memiliki Validitas Kurikuler yang Baik
Kurikulum merupakan pedoman pembelajaran yang harus diajarkan kepada
siswa. Dengan demikian, soal yang mencerminkan kurikulum berarti soal tersebut
sudah tergolong valid atau telah memiliki validitas kurikuler. Salah satu cara untuk
memperoleh validitas isi adalah dengan melihat soal-soal yang membentuk tes itu.
Jika keseluruhan soal nampak mengukur apa yang seharusnya tes itu digunakan, tidak
digunakan lagi bahwa validitas ini sudah terpenuhi (Surapranata, 2005:51-52).
Menurut Thoha (2003:112) untuk menguji validitas kurikuler dapat
dilakukan dengan pendekatan rasional, misalnya dengan membandingkan antara soal
dengan dokumen kurikulum. Kurikulum yang dipakai di SMA Negeri 1 Mojokerto
adalah Kurikulun Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka validitas kurikuler ini

diperoleh dengan mencocokkan kompetensi tiap butir soal dengan KI/KD dan
indicator pembelajaran yang ada dalam silabus. Apabila tiap butir soal tersebut sudah
sesuai dengan KI/KD dan indicator maka dapat dikatakan valid.
Berdasarkan hasil penelitian, soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 8% tergolong valid dan 11% tidak valid dari segi validitas kurikuler,
artinya soal detik-detik UNAS Geografi telah sesuai dengan KI/KD dan indikator
pembelajaran yang terdapat dalam silabus untuk tiap-tiap butir soal, sehingga soal
tersebut telah mencerminkan isi dari kurikulum. Persentase validitas kurikuler dengan
kriteria valid bisa mencapai angka 89% dikarenakan dalam penyusunan kisi-kisi soal,
sebelumnya telah disesuaikan dengan indicator-indikator pembelajaran yang ada
dalam silabus Geografi.
Soal detik-detik UNAS Geografi yang tergolong tidak valid sebanyak 5 soal,
yaitu nomor 2,3,42,44, dan 45. Penyebab dari ketidakvalidan ini adalah karena
kompetensi soal tidak sesuai dengan indicator atau tidak ada indicator yang memuat
isi soal. Seperti soal nomor 2 bahwa isi soal tidak sesuai dengan KD 3.1 indikator
1.10. Selain itu indicator dalam silabus kurang spesifik sehingga kompetensi yang
bisa diukur sangat sedikit.
Soal detik-detik UNAS Geografi memiliki validitas kurikuler yang baik, akan
tetapi

soal

tersebut

tidak

menggambarkan

secara

keseluruhan

indicator

pembelajarannya, padahal jumlah indicator lebih sedikit dibandingkan jumlah soal,


yaitu indicator pembelajaran nomor 1,10,16 pada KD 3.1, nomor 2 dan 3 pada KD
3.2, dan nomor 5 dan 10 pada KD 3.3.

Meskipun jumlah indicator lebih sedikit bila dibandingkan jumlah soal, da


nada beberapa indicator yang tidak terpakai dalam soal yaitu sebanyak 18 item, tetapi
hal ini tidak berpengaruh dalam penentuan validitas kurikuler dari soal, karena
validitas kurikuler pada dasarnya hanya mencari kesesuaian item soal dengan KI/KD
dan indicator pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Joesmani (1988:147)
bahwa sekalipun tidak keseluruhan daari kompetensi tersebut digunakan untuk
menyusun soal dan hanya beberapa bagian saja, namun sebagian ini telah dapat
mencerminkan keseluruhan isi pelajaran.
Jadi dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 memiliki validitas kurikuler yang baik, karena lebih dari sebagian item
soal sesuai dengan KI/KD dan indicator yang ada dalam silabus.
B. Soal Detik-detik UNAS Geografi Memiliki Validitas Bahasa yang Kurang
Baik
Penyusuna bahan soal hendaknya menggunakan nahas yang sederhana, baik
dan benar sehingga mudah untuk dipahami oleh siswa. Purwanto (2005:41) juga
menambahkan bahwa bahasa soal juga sebaiknya menggunakan bahasa Guru, bukan
bahasa buku karena bahasa buku selain tidak mudah dimengerti oleh siswa juga
sudah sering dihafal begitu saja oleh siswa karena kebetulan sering mereka baca.
Dalam soal detik-detik UNAS Geografi ini telah digunakan bilingual,
sehingga perlu kecermatan khusus dalam penyusunan bahasa soal, terutama yang
menggunakan Bahasa Inggris. Apalagi kenyataan yang ada di SMA Negeri 1

Mojokerto bahwa soal detik-detik UNAS tidak dibuat oleh Guru, sehingga dari
kondisi ini sudah nampak bahwa bahasa soal yang digunakan bukan bahasa Guru
tetapi bahasa soal.
Analisis validitas bahasa soal dilakukan dengan menelaah bahasa yang
digunakan pada tiap-tiap item soal. Pedoman yang digunakan untuk menentukan
validitas bahasa soal mengikuti Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, serta aturan Grammar
Bahasa Inggris.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa soal yang memiliki kriteria
valid dari segi validitas bahasa sebesar 36% dan 64% lainnya memiliki kriteria
kurang valid, sedangkan kriteria tidak valid tidak ada dalam soal detik-detik UNAS
Geografi ini. Soal yang kurang valid disarankan untuk direvisi agar memiliki validitas
bahasa yang baik dan benar.
Soal yang valid dari segi validitas bahasa berarti bahasa soal tersebut sudah
sesuai dengan EYD Bahasa Indonesia dan aturan Grammar Bahasa Inggris, tetapi
maksud dari soal masih jelas. Artinya, maksud dari item soal tersebut masih dapat
dipahami dengan baik oleh siswa walaupun terdapat kesalahan bahasa soal. Adapun
kesalahan tata bahasa yang terdapat pada item-item tersebut adalah berupa (1)
kesalahan penulisan tanda baca, (2) kesalahan pada struktur kalimat Bahasa Inggris,
(3) kesalahan penggunaan dan penempatan kata-kata dalam kalimat.

Pertama, kesalahan penggunaan tanda baca. Pada soal detik-detik UNAS


Geografi terdapat banyak kesalahan dalam penggunaan tanda baca, yakni item soal
nomor 4,10,11,18,25,28,33,38,39, dan 46. Berikut contoh soal dengan penggunaan
tanda baca yang salah.
Item soal nomor 4:
perhatikan ciri-ciri gunung api berikut ini:
Seharusnya:
Perhatikan ciri-ciri gunung api berikut ini:
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, maka dapat digolongkan sebagai:
Seharusnya:
Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas, maka dapat digolongkan sebagai:
Cara penulisan tanda baca tersebut dikatakan salah karena menurut aaturan
EYD Bahasa Indonesia seperti yang terdapat dalam Pokok Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (2008:41),
untuk penulisan tanda baca tidak boleh dipisah dengan kata yang mengawalinya.
Ketiga, kesalahan penggunaan dan penempatan kata-kata dalam kalimat. Seperti
pada nomor 6,8,14,16,32,34,37,42,45, dan 49. Berikut contoh soal dengan
penggunaan dan penempatan kata-kata dalam kalimat yang salah.
Item soal nomor 6:

Gerakan dengan arah ke bawah menyebabkan daratan mengalami penurunan dan


seolah-olah permukaan laut menjadi naik adalah
Seharusnya:
Gerakan tektonik ke bawah menyebabkan daratan mengalami penurunan dan seolaholah permukaan laut menjadi naik adalah
Cara penggunaan kata-kata dalam kalimat tersebut dikatakan salah karena
menurut aturan EYD Bahasa Indonesia seperti yang terdapat dalam Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah (2008:20) untuk penggunaan kata dalam kalimat disesuaikan dengan
fungsinya.
Banyak kesalahan uang ditemukan dalam bahasa soal yang digunakan pada
soal detik-detik UNAS Geografi, tetapi hal tersebut tidak membuat maksud dari soal
menjadi titik jelas sehingga kebanyakan soal menjadi kurang valid. Untuk kesalahan
dari segi penggunaan Grammar soal yang menggunaka Bahasa Inggris sebesar 32%.
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan untuk kesalahan dalam penggunaan dalam
pembuatan soal Bahasa Inggris.
Meskipun kesalahan-kesalahan yang ada tidak membuat maksud dari soal
menjadi tidak jelas, namun demikian validitas bahasa ini sangat penting untuk
diperhatikan karena dapat mempengaruhi tingkat kesukaran soal. Validitas bahasa
soal yang kurang baik mengakibatkan soal menjadi sukar untuk dipahami oleh siswa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 memiliki validitas bahas yang kurang baik karena lebih dari sebagian soal
bahasa yang digunakan tidak sesuai dengan EYD Bahasa Indonesia dan aturan
Grammar Bahasa Inggris.
C. Soal Detik-detik UNAS Geografi Memiliki Validitas Item yang Jelek
Suatu soal dapat dikatakan memiliki validitas item apabila tiap butir soalnya
mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Hal ini sejalan dengan pendapat
Purwanto (2005:69) yaitu validitas item soal adalah korelasi antara skor item soal
dengan skor total.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa soal detik-detik UNAS
Geografi memiliki validitas item yang jelek karena secara keseluruhan nilai validitas
itemnya <0.400 sehingga soal detik-detik UNAS Geografi tersebut kurang valid
dalam validitas item.
Pada item soal yang tergolong tidak valid, ada beberapa item soal yang
memiliki nilai negatif yaitu padaa nomor 1,12,16,24,32,41, dan 50. Hal ini
disebabkan karena sebagian besar siswa menjawab dengan benar atau salah pada item
soal tersebut. selain itu, disebabkan oleh daya beda item tersebut ternyata bernilai nol
dan negatif. Nilai daya beda sama dengan nol terjadi karena skor yang diperoleh oleh
siswa kelompok atas dengan kelompok bawah adalah sama, sedangkan untuk nilai
daya beda negative karena item soal tersebut lebih sukar dikerjakan oleh kelompok

atas daripada kelompok bawah. Pada nomor 31,42, dan 50 memiliki korelasi
negative, karena nilai korelasinya <0.400 sehingga menjadi tidak valid.
Jadi dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 tergolong memiliki validitas item yang jelek, dikarenakan nilai
korelasinya tergolong rendah sehingga perlu direvisi.

D. Soal Detik-detik UNAS Geografi Memiliki Tingkat Kesuekaran yang Jelek


Tingkat kesukaran soal dapat diartikan sebagai komposisi sukar atau
mudahnya suatu soal dapat dikerjakan. Soal yang baik adalah soal yang mempunyai
tingkat kesukaran item yang tergolong sedang atau cukup sehingga soal tidak terlalu
sukar dan tidak terlalu mudah untuk dikerjakan oleh siswa. Seperti yang dinyatakan
oleh Thoha (2003:145) bahwa soal yang baik adalah soal yang tingkat kesukarannya
dapat diketahui, artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah, namun tergolong
sedang.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa soal detik-detik UNAS
Geografi tergolong terlalu mudah yaitu dengan persentase sebesar 16%. Jumlah soal
sedang sebanyak 18 soal (36%) dan terlalu mudah 24 soal (48%). Jumlah soal yang
terlalu mudah terlalu banyak sehingga soal tersebut tidak dapat menggambarkan
kemampuan siswa dalam menjawab materi, dapat terjadi kesalahpahaman pada guru

yang menganggap bahwa pembelajaran telah berhasil dan semua siswa telah
menguasai materi yang telah mereka kuasai dan sebaliknya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa validitas bahasa soal mempengaruhi tingkat
kesukaran soal, sehingga mengakibatkan soal detik-detik UNAS Geografi Tahun
Ajaran 2013/2014 memiliki tingkat kesukaran yang jelek karena jumlah soal yang
terlalu mudah lebih banyak sehingga soal menjadi tidak baik.

E. Soal Detik-detik UNAS Geografi Memiliki Daya Beda yang Jelek


Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai daya beda yang baik,
yang mampu membedakan kemampuan dari masing-masing kelompok siswa, yakni
antara siswa yang tergolong pandai dengan siswa yang tergolong kurang pandai. Hal
ini sesuai dengan pendapat Thoha (2003:147)yaitu butir soal yang baik adalah soal
yang mampu membedakan antara kemampuan siswa yang pandai dan siswa yang
rendah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa soal detik-detik UNAS
Geografi memiliki daya beda yang jelek, karena jumlah item soal yang berada pada
indeks daya beda 0.40 lebih sedikit dibandingkan dengan yang berada <0.40.
Secara keseluruhan jumlah soal yang memiliki daya beda yang baik sebesar 32%
sedangkan untuk kriteria jelek sebesar 68%.

Soal yang memiliki kriteria cukup baik dan baik menunjukkan bahwa itemitem soal dapat dijawab benar maupun salah sesuai dengan kapasitas kelompok atas
dan kelompok bawah. Hal ini berarti soal tersebut dapat membedakan kemampuan
kelompok atas dan kelompok bawah. Daya beda yang bernilai negative menunjukkan
bahwa kesalahan yang terjadi pada kelompok atas lebih banyak bila dibandingkan
dengan kelompok bawah. Hal ini menunjukkan bahwa soal detik-detik UNAS
Geografi belum bisa membedakan kemampuan antara kelompok atas dan kelompok
bawah. Daya beda yang bernilai ngaitif ini ditunjukkan pada nomor 1,16,24,32,41,
dan 50
Daya beda juga berkaitan dengan tingkat kesukaran soal. Soal yang terlalu
mudah biasanya dapat dijawab benar oleh kelompok atas maupun bawah. Namun,
masih ada soal yang mudah tetapi memiliki daya beda yang jelek, yaitu nomor
17,19,25,26,27,29,42, dan 46. Hal ini berarti soal yang mudah sekalipun
kemungkinan tidak dapat dikerjakan oleh siswa yang pandai, tetapi bisa dikerjakan
oleh siswa yang kurang pandai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa daya beda yang jelek selalu dipengaruhi oleh
tingkat kesukaran soal yang jelek. Soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 memiliki daya beda yang jelek karena soal tersebut tidak dapat
membedakan kemampuan kelompok atas dan kelompok bawah.
F. Soal Detik-detik UNAS Geografi Tergolong Reliabel

Tes yang baik haruslah reliabel, artinya tes tersebut dapat memberikan hasil
atau skor yang sama/konssisten ketika tes itu diujikan lagi kepada siswa yang sama,
walaupun pada waktu atau di dalam kondisi yang berbeda. Seperti pendapat
Purwanto(2005: 71) bahwa suatu tes juga dapat dianggap reliabel jika ia dapat
memberikan hasil yang konsisten atau apabila terjadi perubahan tidak terlalu berarti
Reliabilitas ini diperlukan karena akan menyokong terbentuknya validitas.
Sebaliknya suatu tes yang valid biasanya reliabel. Jadi, dari penjelasan tersebut dapat
diketahui bahwa soal yang valid belum tentu tidak reliabel. Artinya soal tersebut
masih tergolong reliabel walaupun diketahui soal tersebut tidak valid. Hal ini berarti
rendahnya validitas soal tidak begitu berpengaruh terhadap tingkat reliabilitas soal.
Seperti pendapat B. Anderson (dalam Arikunto, 1989:81) yaitu soal yang reliabel
belum tentu memiliki validitas soal yang baik.
Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas soal dilakukan dengan
membandingkan rhitung dengan rtabel (koefisien korelasi). Apabila rhitung lebih besar
atau sama dengan rtabel (koefisien korelasi) maka soal dianggap reliabel, sebaliknya
apabila rhitung lebih kecil dari rtabel maka soal dianggap tidak reliabel.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa soal detik-detik UNAS Geografi
tergolong reliabel, karena nilai rhitungnya lebih besar daripada nilai rtabel (koefisien
korelasi), baik dalam taraf kepercayaan 0.05 atau 0.01. Nilai rhitung soal tersebut
adalah 0.786. Nilai ini jelas lebih besar bila dibandingkan dengan nilai rtabel pada
taraf signifikansi 0.05 yaitu 0.159 dan pada taraf signifikansi 0.01 yaitu 0.208.

Soal detik-detik UNAS Geografi tersebut tergolong reliabel, artinya soal


tersebut akan memiliki keajegan bila digunakan untuk tes lagi pada siswa yang sama
pada waktu yang berbeda. Apabila terjadi perubahan hasil, maka perubahan tersebut
tidak begitu berarti, karena nilai reliabilitasnya tergolong tinggi.
Reliabilitas soal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang
dikemukakan oleh Joesmani (1988:180-183) yaitu (1) panjang soal, (2) tingkat
kesukaran soal, (3) obyektivitas soal. Semakin panjang soal, semakin tinggi
koefisien reliabilitasnya. Soal detik-detik UNAS Geografi ini tergolong panjang yaitu
sebanyak 50 soal dengan alokasi waktu mengerjakan 90 menit, sehingga siswa dapat
mengerjakan soal tersebut dengan baik dan tidak perlu tergesa-gesa.
Tingkat kesukaran soal juga berpengaruh pada reliabel tidaknya suatu soal.
Tungkat kesukaran pada soal detik-detik UNAS Geografi terlalu mudah dengan
persentase sebesar 48%, sedangkan untuk yang berkriteria sedang dari segi tingkat
kesukaran sebesar 36%. Akan tetapi soal detik-detik UNAS Geografi ini masih
tergolong reliabel karena selisih antara jumlah soal terlalu mudah dengan jumlah soal
sedang tidak begitu jauh
Selain panjang soal dan tingkat kesukaran soal, faktor lain yang berpengaruh
terhadap reliabilitas soal adalah objektifitas soal. Soal detik-detik UNAS Geografi ini
berbentuk objektif atau pilihan ganda, sehingga memiliki keajegan bila digunakan
untuk latihan UNAS atau tergolong reliabel. Prosedur pemberian skor untuk tiap-tiap
item juga tergolong ajeg, yaitu apabila soal dijawab benar diberi skor 1 (satu),
sedangkan untuk soal yang dijawaab salah diberi skor 0 (nol). Prosedur penyekoran

ynang objektif dapat memberikan hasil yang objektif pula, sehingga menghasilkan
soal yang tergolong reliabel.
Jadi dapaat disimpulkan bahwa validitas soal yang jelek tidak mempengaruhi
reliabilitas soal, terbukti bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 memiliki validitas item yang jelek sebesar 75% akan tetapi tingkat
reliabilitas soal menjadi tinggi yaitu 0.786
G. Soal Detik-detik UNAS Geografi Memiliki Opsi yang Jelek
Analisis fungsi distractor dikenal dengan istilah analisis pola penyebaran
jawaban item. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2003:219) yang
menyebutkan bahwa pola penyebaran jawaban item adalah suatu pola yang dapat
menggambarkan bagaimana siswa dapat menentukan pilihan jawabannya terhadap
kemungkinan-kemungkinan jawaaban yang telah dipasangkan pada setiap butir item.
Jadi analisis opsi adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui kekuatan opsi
pengecoh atau distractor dalam menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya
disarankan untuk direvisi.
Soal detik-detik UNAS Geografi ini menunjukkan banyak item soal yang
mempunyai fungsi distractor yang jelek, artinya opsi-opsi jawaban yang tersedia tidak
dapat menjalankan fungsinya sebagai pengecoh/distractor yang baik. Distractor yang
jelek dipengaruhi oleh tingkat kesukaran soal, pada soal yang terlalu sulit fungsi
distractor dapat berjalan dengan baik, sedangkan pada soal yang terlalu mudah
distractor tidak dapat berjalan dengan baik dalam mengecoh siswa bahkan terjadi

omit. Jadi distractor yang jelek terdapat pada soal yang terlalu mudah dan opsi kunci
tidak berfungsi pada soal yang terlalu sukar, sehingga perlu direvisi.
Distractor yang jelek dapat menyebabkan terjadinya omit, yaitu tidak ada
siswa yang memilih pilihan jawaban yang tersedia seperti pada nomor 3,5,36, dan 45.
Siswa yang tidak menjawab sama sekali dikarenakan siswa tersebut tidak mempunyai
waktu untuk mengecek ulang, bisa juga karena tidak dapat membedakan antara opsi
kunci dengan distractor. Ini menunjukkan bahwa distractor berhasil dalam
menjalankan fungsinya sebagai pengecoh opsi jawaban kunci.
Distractor yang jelek akan terlihat adanya perbedaan pilihan opsi yang
mencolok antara distractor dengan opsi kunci. Hal ini terlihat pada nomor 17,19, dan
26. Siswa yang memilih opsi kunci rata-rata ada 86 siswa, dan hanya ada 4 siswa
yang memilih distractor, karena sampelnya ada 90 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
distractor tidak berhasil dalam mengecoh opsi kunci. Begitu juga untuk opsi yang
mencolok antara opsi kunci dengan distractor. Hal ini terlihat pada nomor 1 dan 24.
Siswa yang memilih opsi kunci ada 5 siswa, sedangkan 85 siswa yang lain memilih
distractor. Hal ini menunjukkan bahwa distractor telah berfungsi dengan baik
menjalankan fungsinya, sebaliknya opsi kunci tidak berfungsi, sehingga perlu
direvisi.
Opsi kunci dan distractor yang jelek dapat terjadi karena terjadi kemungkinan
siswa tersebut tidak mengerjakan sendiri soal ujian, tertapi hanya menyontek
temannya ataupun menebak jaawaban. Hal ini bisa terjadi karena mereka merasa
kesulitan dalam menjawab soal ataupun kurang percaya diri atas jawabannya sendiri

sehingga mengikuti jawaban mayoritas di kelas tersebut. Jadi pola penyebaran


jawaban juga berkaitan dengan tingkat kesukaran soal, semakin sulit soal tersebut,
semakin sulit pula siswa dalam membedakan antara opsi kunci dengan distractor.
Sehingga soal yang tergolong sukar perlu direvisi juga opsi jawabannya.
Dapat disimpulkan bahwa soal detik-detik UNAS Geografi Tahun Ajaran
2013/2014 memiliki opsi yang jelek., karena soal terlalu mudah sehingga opsi
pengecoh (distractor) tidak berfungsi, selain itu opsi kunci juga banyak yang harus
direvisi karena tidak berfungsi dengan baik, apalagi ada soal yang opsi kuncinya
salah seperti nomor 32,37,43, dan 50. Kunci jawaban nomor 32 seharusnya B, 43
seharusnya C, 50 seharusnya B, dan 37 tidak ada jawaban karena opsinya salah
semua.

BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.

Soal Detik-detik UNAS Geografi memiliki validitas kurikuler yang baik sebesar
8%, tetapi kurang baik dari segi validitas bahasa yaitu sebesar 64%

2.

Soal Detik-detik UNAS Geografi memiliki validitas item yang jelek sebesar
75%, namun tergolong reliabel

3.

Soal Detik-detik UNAS Geografi memiliki tingkat kesukaran yang jelek sebesar
64% sehingga daya beda juga jelek yaitu sebesar 68%

4.

Soal detik-detik UNAS Geografi secra keseluruhan tergolong jelek dan perlu
direvisi sebesar 68% dari 50 soal, karena belum ememnuhi syarat validitas soal
yang baik, terutama untuk validitas bahasa, validitas item soal, tingkat kesukaran
soal dan daya beda yang jelek. Sedangkan soal yang tidak perlu direvisi sebesar
32% yaitu nomor 7,9,11,14,15,19,22,23,30,33,37,43,45,47,48, dan 49. Soal yang
tidak perlu direvisi karena sudah memiliki kriteria validitas soal yang baik.

B. Saran
Adapun saran yang diberikan kepada Guru Geografi antara lain:
1. Memperbaiki pengembangan silabus yang digunakan sebagai acuan kaena
indicator terlalu singkat dan belum menjabarkan KI/KD secara keseluruhan.
2. Sebaiknya semua indicator digunakan dalam pembuatan soal agar dapat
mengukur semua kompetensi yang ada dalam silabus
3. Memperbaiki bahasa soal, terutama untuk Grammar pada soal Bahasa Inggris
dan penggunaan tanda baca yang digunakan dalam pembuatan soal dengan
berpedoman pada EYD Bahasa Indonesia dan Grammar Bahasa Inggris.
4. Memperhatikan tingkat kesukaran dan daya beda soal agar soal dapat
berfungsi dengan baik sebagai alat ukur serta dapat membedakan kemampuan
siswa yang pandai dan kurang pandai
5. Membuat kunci jawaban yang benar, agar tidak merugikan siswa, terutama
pada nomor 32,37, 43, dan 50. Untuk nomor 32 kunci jawaban seharusnya B,

43 seharusnya C, 50 seharusnya B, dan 37 harus direvisi pernyataannya agar


dapat ditentukan jawabannya.
6. Merevisi soal yang tidak valid agar diperoleh soal yang valid sehingga bisa
digunakan untuk tes selanjutnya
7. Melakukan tes ujicoba soal agar diketahui kevalidan soal sebelum diujikan.
DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai