Anda di halaman 1dari 37

DK Poliklinik Geriatri Terpadu

Kelompok B
Azizah Fajar Priarti
Adi Basuki
Reza Ferizal
Fia Afifah Mutiksa
M Anom Wijayanto

Identitas

Nama

: Tn. HS

Nomor RM

: 357-52-09

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Tanggal lahir

: 20-7-1944

Usia

: 70 tahun

Alamat

: Pondok Kopi

Pekerjaan

: Pensiunan Dinas Pariwisata

Nama Kerabat Terdekat

: Ny. W (Istri)

Tanggal Pertama Berobat

: Tahun 2011

Dokter yang Merawat

: dr Martina Wiwie SpKJ (K)

Keluhan Utama
Kelemahan sisi tubuh kiri sejak 4 tahun lalu

Riwayat Penyakit Sekarang

4 tahun lalu pasien mengeluh jatuh tiba-tiba. Pasien tidak sadar. Setelah itu
pasien dibawa ke RS Persahabatan dan dirawat selama 2 minggu. Terdapat
kelemahan sisi tubuh sebelah kiri, mulut mencong, bicara pelo, dan
tersedak ketika minum. Sakit kepala, mual dan muntah disangkal. Pasien
dikatakan mengalami stroke.

Semenjak stroke, pasien tidak dapat berjalan dan aktivitasnya terbatas di


rumah saja. Pasien juga tidak dapat melakukan aktivitas yang ia senangi.
Keadaan tersebut membuat pasien merasa tertekan dan sedih. Pasien juga
menjadi mudah menangis hingga terisak-isak hanya dari stressor yang
ringan. Selain itu, pasien juga sering mendengar bisikan seperti
menyuruhnya bermain. Pasien mempunyai kegemaran karaoke yang tidak
lagi dilakukan sejak mengalami stroke. Pasien mengaku rindu untuk
melakukan kegemarannya tersebut.

Riwayat Penyakit Sekarang (lanjt.)


2

tahun yang lalu, pasien mengeluh penglihatan berawan


disertai kesulitan membaca. Pasien saat ini menggunakan
kacamata baca. Mata kiri pasien sudah dilakukan operasi
katarak sebelumnya.

Pasien

mengeluh sesak jika berjalan jauh. Pasien sering


mengompol dan tidak dapat menahan rasa ingin berkemih.
Pasien sering bangun malam hari karena berkemih, yang dapat
terjadi 6-7 kali. Pasien juga mengalami pengapuran pada kedua
sendi lututnya. Pasien juga mengalami kesulitan tidur di malam
hari.

Riwayat Penyakit Dahulu

Hipertensi yang tidak terkontrol

Diabetes melitus disangkal

Tidak ada riwayat alergi

Riwayat Konsumsi Obat

Saat ini pasien mengonsumsi 2 jenis obat


untuk keluhan psikiatri

Satu obat untuk keluhan lututnya

Satu jenis obat untuk hipertensi

Satu jenis obat untuk keluhan berkemih

Satu jenis obat untuk riwayat stroke

Riwayat Sosial

Pasien merokok dan sudah berhenti 4 tahun yang


lalu

Pasien tidak mengonsumsi alkohol

Penghasilan diperoleh dari uang pensiunan sebesar


2,5 juta per bulan, biaya sehari-hari dipenuhi oleh
anaknya

Pasien berobat dengan JKN

Riwayat Nutrisi

Pasien makan 3 kali sehari

Kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin


dan mineral terpenuhi

Pertanyaan

Skor
ORIENTASI

Sekarang ini tahun, musim, bulan, tanggal, hari apa? (5)

Berada di mana? (negara, propinsi, kota, rumah sakit, lantai/kamar) (5)

REGISTRASI
Pasien disuruh mengulangi nama 3 buah benda yang disebutkan pemeriksa (bola,
kursi, buku) (3)
ATENSI DAN KALKULASI
Pengurangan 100 dengan 7, nilai 1 untuk setiap jawaban yang benar, dihentikan
setelah 5 jawaban, atau eja secara terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf
yang benar sebelum kesalahan) (5)

MENGENAL KEMBALI
Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama objek di atas tadi (3)

BAHASA
Pasien disuruh menyebut : Pensil, jam tangan (2)

Pasien disuruh mengulangi kata jika tidak, dan atau tapi (1)

Pasien disuruh melakukan perintah : Ambil kertas itu dengan tangan anda,
lipatlah menjadi 2 dan letakkan di lantai (3)

Pasien disuruh membaca, kemudian melakukan perintah kalimat Pejamkan mata


anda (1)

Pasien disuruh menulis dengan spontan sebuah kalimat, tulisan apa saja (1)

Pasien disuruh mengikuti gambar bentuk (1)


1

Total

27

MMSE

Penapisan
Depresi

Pertanyaan

Jawaban

Skor

Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda?

Ya

Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan minat


atau kesenangan anda?

Ya

Tidak

Ya

Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap saat?

Tidak

Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada anda?

Tidak

Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar hidup anda?

Ya

Apakah anda sering merasa tidak berdaya?

Tidak

Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke


luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?

Tidak

Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan daya


ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?

Tidak

Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang menyenangkan?

Tidak

Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda kini?

Tidak

Apakah anda merasa penuh semangat?

Tidak

Apakah anda merasa bahwa anda tidak ada harapan?

Tidak

Ya

Apakah anda merasa kehidupan kosong?


Apakah anda sering merasa bosan?

Apakah anda berpikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya


dari anda?
Total

Indeks ADL Barthel


Jenis Kegiatan

Saat sakit
(2013)

Saat Diperiksa
(20/10/14)

Mengendalikan rangsang pembuangan tinja

Mengendalikan rangsang berkemih


Membersihkan diri
Menggunakan jamban
Makan
Berubah sikap dari berbaring ke duduk
Berpindah/berjalan
Memakai baju
Naik turun tangga
Mandi
Total

0
1
2
2
3
3
2
2
1
18

0
1
2
2
3
3
2
2
1
18

Keterangan: ketergantungan ringan

Lawton IADL Scale


No

Aktivitas

Skor

Dapatkah menggunakan telepon

Mampukah pergi ke suatu tempat

Dapatkah berbelanja

Dapatkah menyiapkan makanan

Dapatkah melakukan pekerjaan rumah tangga

Dapatkah melakukan pekerjaan tangan

Dapatkah mencuci pakaian

Dapatkah mengatur obat-obatan

Dapatkah mengatur keuangan

Skor: 1 (mandiri), 2 (butuh bantuan), 3 (ketergantungan)

Penapisan Mini Nutritional Assessment


No
1

Penapisan
Apakah ada penurunan asupan makanan dalam jangka waktu 3 bulan oleh karena
kehilangan nafsu makan, masalah pencernaan, kesulitan menelan, atau mengunyah.
0 = nafsu makan yang sangat berkurang

1 = tidak tahu
Mobilitas

2 = penurunan berat badan 1-3 kg

3 = tidak ada penurunan berat badan

0 = harus berbaring di tempat tidur / menggunakan kursi roda


1 = keluar dari tempat tidur atau kursi roda, tetapi tidak keluar rumah
4

2 = bisa keluar rumah


Menderita stres psikologis atau penyakit akut dalam 3 bulan terakhir

0 = ya
Masalah neuropsikologis

2 = tidak

0 = demensia berat atau depresi berat

1 = demensia ringan
6

1 = nafsu makan yang sedikit berkurang


Penurunan berat badan dalam 3 bulan terakhir
0 = penurunan berat badan lebih dari 3 kg

2 = nafsu makan biasa saja

Skor

2 = tidak ada masalah psikologis


Indeks massa tubuh (IMT)

0 = IMT lebih kecil dari 19

2 = IMT antara 21 23

1 = IMT antara 19 21

3 = IMT lebih besar dari 23

Total = 14

EQ-5D
Mobilitas

Saya tidak mempunyai masalah untuk berjalan

Saya ada masalah untuk berjalan


Perawatan diri sendiri

Saya hanya mampu berbaring


Saya tidak punya kesulitan dalam perawatan diri sendiri
Saya mengalami kesulitan untuk membasuh badan, mandi, atau berpakaian

Aktivitas sehari-hari

Saya tidak mampu membasuh badan, mandi, atau berpakaian sendiri


Saya tidak punya kesulitan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
Saya mempunyai keterbatasan dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari

Rasa nyeri/tidak nyaman

Saya tak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari


Saya tidak mempunyai keluhan rasa nyeri atau rasa tidak nyaman
Saya suka merasakan agak nyeri / agak kurang nyaman

Rasa cemas/depresi

Saya tak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari


Saya tidak merasa cemas/gelisah atau depresi (jiwa tertekan)
Saya suka merasa agak cemas atau depresi

Saya merasa sangat cemas atau sangat depresi

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: baik

Kesadaran: kompos mentis

Tekanan darah: 156/90 mmHg

Nadi: 79 x/menit

Suhu: 36 x/menit

Pernapasan: 18 x/menit

BB: 84 kg

TB: 160 cm

Kepala: normocephal, tidak ada deformitas

Mata: konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

Leher: tidak terdapat pembesaran KGB dan tiroid, trakea


ditengah, JVP 5-2 cmH2O

Jantung: bunyi jantung I dan II normal, tidak ada murmur


dan gallop

Paru: dada simetris pada keadaan statis dan dinamis,


bunyi napas vesikuler, tidak ada ronkhi dan mengi

Abdomen: supel; tidak ada nyeri tekan; hepar, limpa,


ginjal tidak teraba; tidak ada asites; bising usus normal

Ekstremitas: akral hangat, tidak ada edema

Status Neurologis

GCS

TR
: tidak ada kaku kuduk, tidak ada brudzinski I, tidak ada
brudzinski II, Laseque >70/>70, Kernig >135/>135

Pupil

: bulat, isokor, diameter 3mm/3mm, RCL +/+, RCTL +/+

NI

: tidak dievaluasi

N II
: visus dan warna tidak dievaluasi, lapang pandang
pasien sama dengan pemeriksa

N. III, IV, VI : tidak ada paresis

: E4M6V5 = 15

NV

: tidak ada paresis

N VII

: paresis dekstra sentral

N VIII

: tidak ada nistagmus

N IX, X

: tidak ada paresis

N XI

: tidak ada paresis

N XII

: paresis dekstra sentral

Motorik : kekuatan motorik 5555|4444,


5555|4444

Refleks fisiologis: Biseps ++/++, Triseps ++/++, Patella ++/++, achiles ++/++, tidak ada
klonus, refleks patologis -/-, eutoni, eutrofi

Sensorik

: fungsi sensorik raba, nyeri, dan propriosepsi baik

Otonom

: terdapat inkontinensia uri tipe urgensi, tidak ada inkontinensia alvi

Serebelum

: tidak diperiksa

Pemeriksaan Psikiatri

Penampilan laki-laki sesuai usia

Perawatan diri baik

Psikomotor: tenang, sikap kooperatif

Bicara: spontan, artikulasi tidak jelas, volume cukup

Mood: eutimia, afek luas serasi

Proses/isi pikir: koheren

Persepsi: halusinasi auditorik yang bersifat commanding

Diagnosis aksial:
Axis I: depresi dengan ciri psikotik (remisi)
Axis II: Ciri kepribadian narsisistik
Axis III: hipertensi tidak terkontrol, riwayat stroke.
Axis IV: tidak ada diagnosis
Axis V:

Daftar Masalah

Depresi pasca stroke (remisi)

Gejala sisa stroke

OA genu bilateral

Hipertensi grade II

Inkontinensia uri tipe urgensi

Poliuri, nokturi & insomnia

Gangguan penglihatan (katarak dan presbiopi)

Depresi Pascastroke

1.
2.
3.
4.

Suasana perasaan yang utama pada lansia akibat penyakit (fisik) kronik dan gangguan
fungsi kognitif yang disebabkan oleh penderitaan, disabilitas, perhatian keluarga yang
kurang (psikososial), dan bertambah buruknya penyakit yang dialami

Etiologi
Faktor Biologis
o faktor genetik, gangguan pada sistem cerebrovaskular, gangguan pada aktivitas
serotonin, peningkatan sekresi kortisol
Faktor Psikologis
o gangguan perilaku, psikodinamik dan kognitif
Faktor Sosial
o Peristiwa kehidupan, keadaan sosioekonomi, hilangnya dukungan sosial

Blazer DG. Late-life mood disorders. In: Halter JB, Ouslander JG, Tinetti ME, Studenski S, High KP, Asthana S. Eds. Hazzards Geriatric Medicine and
Gerontology. 6th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. 2009.p.849-58.
Syamsir BS. Gangguan depresif pada orang usia lanjut. Majalah Kedokteran Nusantara. 2007; 40(2):147-149.
Lammers JE. Depression. In: Ham RJ. Sloane PD. Warshaw GA, Bernard MA. Flaherty E. Eds. Primary care geriatrics a case-based approach. 5th
ed.Philadelphia: Mosby Elsevier. 2007.p. 237-52.
Buku Ajar Psikiatri. Ed 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014.

Depresi Pascastroke
A.

B.
C.
D.
E.

Pasien mengalami mood terdepresi (sedih atau perasaan kosong) atau kehilangan minat sepanjang waktu dalam waktu
2 minggu atau lebih, ditambahkan dengan 5 (atau lebih) gejala berikut.
1. Mood terdepresi sepanjang hari, hampir setiap hari
2. Kehilangan minat dalam hampir semua aktivitas sepanjang hari, hampir setiap hari
3. Berat badan menurun ketika tidak diet atau berat badan bertambah, atau kehilangan nafsu makan atau peningkatan
nafsu makan
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5. Psikomotor (agitasi/retardasi)
6. Kehilangan energi atau letih setiap hari
7. Perasaan bersalah yang berlebihan atau rasa tidak berharga hampir setiap waktu
8. Menurunnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi
9. Timbul pikiran berulang tentang mati/ingin bunuh diri
Gejalanya tidak memenuhi untuk kriteria episode campuran (episode depresi berat dan episode manik)
Gejalanya menimbulkan penderitaan atau hendaya sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya yang bermakna secara
klinis
Gejalanya bukan merupakan efek fisiologi langsung dari zat.
Gejala tidak lebih baik dibandingkan dengan dukacita, misalnya setelah kehilangan seseorang yang dicintai, gejala
menetap lebih dari 2 bulan atau ditandai hendaya fungsi yang jelas, preokupasi rasa ketidakbahagiaan yang abnormal,
ide bunuh diri, gejala psikotik, atau retardasi psikomotor.

1. Buku Ajar Psikiatri. Ed 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2014.

Depresi Pascastroke

Atas dasar:

Anamnesis: Semenjak stroke, pasien tidak dapat berjalan dan aktivitasnya terbatas di
rumah saja. Pasien juga tidak dapat melakukan aktivitas yang ia senangi. Keadaan
tersebut membuat pasien merasa tertekan dan sedih. Pasien juga menjadi mudah
menangis hingga terisak-isak hanya dari stressor yang ringan. Selain itu, pasien juga
sering mendengar bisikan seperti menyuruhnya bermain. Pasien mempunyai
kegemaran karaoke yang tidak lagi dilakukan sejak mengalami stroke. Pasien mengaku
rindu untuk melakukan kegemarannya tersebut.

Pemeriksaan DSM-IV terpenuhi.

Rencana Terapi: prikoterapi suportif, pemberian obat antidepresan, yaitu Setralin dan obat
antipsikotik, yaitu Olanzapin.

Hipertensi

Teori
Diagnosis hipertensi ditegakkan berdasarkan tekanan darah sistolik
>=140 mmHg dan tekanan darah diastolik >=90 mmHg. Hipertensi
merupakan faktor risiko mayor dari stroke, infark miokard, penyakit
vaskular lainnya, dan gagal ginjal kronik.

Dipikirkan atas dasar hasil pemeriksaan tekanan darah 156/90 mmHg.


Terdapat riwayat konsumsi obat anti-hipertensi sebelumnya.

Rencana terapi:
Diet rendah garam dan rendah lemak, berhenti merokok, konsumsi
obat antihipertensi, dan latihan aerobik 30 menit dalam sehari.

Stroke

Teori
Menurut WHO, sebanyak 15 juta orang menderita stroke setiap tahunnya.
Sebanyak 5 juta di antaranya meninggal, sedang 5 juta lainnya dapat lumpuh
permanen.
Stroke dibagi menjadi 2, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik di mana stroke
iskemik lebih sering terjadi.
Stroke iskemik dapat terjadi akibat sumbatan pembuluh darah intraserebral akibat
emboli atau trombosis.
Tanda dan gejala stroke iskemik:
Onset mendadak, terjadi dalam 24 jam.
Hemiparesis
Gangguan penglihatan
Defisit sensorik
Vertigo
afasia

Stroke (2)

Dipikirkan atas dasar:


Anamnesis: Empat tahun lalu pasien mengeluh jatuh dan tak sadarkan diri.
Terdapat kelemahan sisi tubuh sebelah kiri, mulut mencong, bicara pelo, dan
tersedak ketika minum. Sakit kepala, mual, dan muntah menyemprot
disangkal. Pasien didiagnosis stroke di RS Persahabatan. Saat ini pasien
mengalami bicara pelo dan kelemahan sisi sebelah kiri.
Pemeriksaan fisik:
Tekanan darah: 156/90 mmHg (hipertensi grade I sebagai faktor risiko
stroke)
Paresis N. VII dan XII dekstra sentral
Hemiparesis sinistra (kesan membaik)

Rencana pemeriksaan: CT Scan Kepala

Rencana terapi: stabilisasi plak dengan terapi farmakologi, kontrol faktor risiko.

Inkontinensia Uri
Landasan Teori

Inkontinensia uri ialah keluarnya urin yang tidak dapat dikendalikan pada
waktu yang tidak dikehendaki penderita, sehingga dapat mengakibatkan
masalah higienitas dan sosial pasien. Berdasarkan waktunya, inkontinensia
dibagi menjadi akut dan konik. Inkontinensia akut terjadi secara mendadak
akibat kondisi sakit akut atau iatrogenik, sedangkan tipe kronik tidak
berkaitan dengan kondisi akut dan berlangsung lama. Secara klinis
inkontinensia uri dibagi menjadi 4 tipe, yakni inkontinensia tipe urgensi, stres,
overflow, dan fungsional. 4 penyebab pokok inkontinensia uri yaitu gangguan
neurologis, psikologis, iatrogenik/lingkungan serta gangguan urologik.

Setiati S, Pramantara IDP. Inkontinensia Urin dan Kandung Kemih Hiperaktif. Dalam: Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW,
Simadibrata M, Setiyohadi B, Syam AF, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-6. Jakarta: InternaPublishing;
2014.h.3771-80.

Atas dasar

Berdasarkan hasil anamnesis, pasien sering mengompol dan tidak dapat menahan rasa ingin
berkemih. Selain itu, pasien sering terbangun di malam hari karena berkemih, yang dapat
terjadi 6-7 kali. Dari data tersebut, terdapat dugaan bahwa pasien mengalami inkontinensia uri
tipe urgensi yang ditandai dengan tidak dapat menahan keinginan berkemih setelah sensasi
berkemih muncul. Selain itu terdapat manifestasi klinis poliuria dan nokturia
Rencana Diagnostik
Apabila melihat riwayat penyakit pasien, terdapat dugaan bahwa inkontinensia uri yang terjadi
merupakan subtipe motorik akibat lesi pada SSP (stroke). Namun, diagnosis banding diabetes
mellitus belum dapat disingkirkan karena tidak terdapat hasil pemeriksaan lab kadar glukosa
darah, dan HbA1c. Rencana diagnosis untuk pasien ini ialah pemeriksaan lab kadar glukosa
darah dan HbA1c.
Rencana Terapi
Bladder training merupakan salah satu terapi yang efektif bagi penderita inkontinensia uri tipe
urgensi. latihan otot dasar panggul dilakukan 3-5 kali sehari dengan 15 kontraksi dan menahan
hingga 10 detik.
Apabila hasil laboratorium menunjukkan kadar gula darah diatas normal maka tatalaksana DM
perlu dilakukan

OA Genu
Atas dasar
Anamnesis:
Pasien mengalami sakit pada lutut yang mengakibatkan
kesulitan berjalan.
PF: terdapat krepitasi pada kedua lutut
Dasar Teori:
Merupakan penyakit sendi paling sering
Penyakit degeneratif
Weight-bearing joint
Nyeri pada sendi yang terkena
Biasanya unilateral

Rencana Diagnosis:
Pemeriksaan krepitasi
Tatalaksana:
Famakologi
Paracetamol 2x500mg
Non Farmakologi
Rehabilitasi medik
Penurunan berat badan
Edukasi
Edukasi asupan gizi
Edukasi aktifitas fisik (berjalan
dan berenang)

Lozada CJ. Osteoarthritis [Internet]. [diperbaharui: 10 September 2014 ; disitasi: 22 Oktober 2014]. Tersedia:
http://emedicine.medscape.com/article/330487-overview#showall

Poliuria

1.

Definisi
Volume urin > 3L/hari; atau
Meningkatnya volume urin yang tidak
diperlukan.
Poliuria terdiri dari water diuresis dan solute
diuresis. Water diuresis terjadi jika urin
yang dikeluarkan >3L/hari dengan
osmolaritas <250 mOsm/L. Solute diuresis
adalah poliuria yang disebabkan oleh
ekskresi zat yang berlebihan.

Atas dasar:
Anamnesis: frekuensi berkemih sering. Pasien
terbangun 6-7 kali pada malam hari karena ingin
berkemih. Volume urin yang dikeluarkan sama
setiap kali berkemih. Walaupun pasien minum
lebih sedikit, frekuensi berkemih tidak berubah.

Rencana diagnosis:
Pengukuran volume urin dalam sehari.
Pengukuran osmolaritas urin.

Rencana terapi:
Setelah ditegakkan jenis poliuria, lalu dicari etiologi
yang menyebabkan gejala tersebut.
Tata laksana sesuai dengan etiologi yang
ditemukan.

Polyuria. In Vincent JL, Abraham E, Moore FA, Kockhanek M, Fink FP. Textbook of Critical Care. Philadelphia: Elsivier, inc; 2011.

Insomnia

Definisi
Gangguan untuk memulai atau
mempertahankan kondisi tidur.

Gejala
Kesulitan tertidur, atau tetap tertidur.
Gangguan fungsi sehari-hari pada saat
siang hari (lelah, mengantuk, gangguan
kognitif dan mood serta perilaku)
Kesulitan memperoleh kesempatan untuk
tidur
Gejala dapat akut dan self-limiting, kronik
dan intermiten, atau kronik dan sering.

Atas dasar:
Anamnesis: pasien mengalami kesulitan untuk
memulai tidur selama 4 tahun terakhir. Gejala
mulai muncul setelah pasien menderita stroke.
Pasien sering merasa sedih baik pada siang hari
maupun pada malam hari. Jika pasien sudah mulai
tertidur, pasien akan mudah terbangun. Sehingga
dalam satu malam, ada beberapa kali pola tidurbangun-tidur.

Rencana diagnosis:
Dapat divalidasi dengan menggunakan Insomnia
severity scale.

Rencana terapi:
Terapi non-farmakologi misalnya mengurangi
konsumsi kafein, menghindari makan berat pada
malam hari, meningkatkan aktivitas fisik pada
siang hari yang disesuaikan dengan kondisi
pasien, relaksasi sebelum tidur.
Menatalaksana perasaan sedih pada pasien
dengan terapi farmakologi.

1. Insomnia. In Ferri FF. Ferris Clinical Advisor 2015. Philadelphia: Elsivier,inc; 2014. p 658-9.

Atas dasar:

Anamnesis
pasien mengeluh penglihatan berawan di kedua mata. Mata
kiri sudah dioperasi tetapi mata kanan tidak dapat dioperasi
karena gangguan saraf
Pasien juga mengalami kesulitan membaca

PF:
Inspeksi mata: ditemukan struktur keabuan di sekitar lensa
mata
Visus:
OD: 6/30
OS: 6/21
Pinhole:
OD: 6/9
OS: 6/7
Kacamata:
OD: 6/9
OS: 6/7
Kacamata+PH:
OD: 6/7
OS: 6/7
Astigmatisma: OD: +
OS: +
Jegger:
OD: tidak bisa
OS: tidak bisa
Pinhole:
OD: 6/20
OS: 6/7
Kacamata
OD: tidak bisa
OS: 6/7

Gangguan
Penglihatan

Dasar Teori:
Kesulitan membacasuspek presbiopi
Presbiopiperubahan tonus m.siliaris dan elastisitas
lensapenurunan akomodasi lensa mengakibatkan kesulitan
membaca
Struktur keabuan di sekitar lensa matakatarak senilis
Katarak Senilis gangguan penglihatan terkait usia, dengan
karakteristik penebalan lensa yang gradual dan progresif. Keluhan
berupa penurunan tajam penglihatan, silau, hingga menyebabkan
kebutaan

Diagnosis Banding:
Retinopati Diabetik

Rencana Diagnosis:
CT Scan Kepala
Pemeriksaan Gula Darah
Funduskopi

Rencana Terapi:
Koreksi kacamata

Kerangka Masalah
Curiga DM?
Assessment

Inkontinensia uri
tipe urgensi

Hipertensi Grade 1

Stroke Iskemik

Hemiparesis Sinistra & gejala sisa


OA Genu
Bilateral

Ketergantungan Ringan

Depresi

Impairment of
Visual: Katarak &
Presbiopi

Tata Laksana yang Sudah Diberikan

Psikiatri

(target: depresi dengan psikotik


remisi sempurna)

Non-farmakologi:

psikoterapi suportif

Farmakologi
Sentralin 1 x 50 mg PO
Olanzapin 1 x 10 mg PO

Neurologi

(target: mengontrol faktor risiko


untuk pencegahan stroke
berulang)

Ascardia 1 x 80 mg
Simvastatin 1 x 20 mg
Neurodex 1 x 1 tablet
Asam Folat 2 x 5 g

Tata Laksana yang Sudah Diberikan

IPD

(target: mengatasi inkontinensia


uri, mengontrol hipertensi,
mengurangi sakit lutut)

Harnal 1 x 0,2 mg
Adalat 1 x 6 mg
PCT 3 x 1000 mg
Valsartan 1 x 160 mg

Pasien geriatri laki-laki berusia 64


tahun mengalami beberapa masalah
yakni depresi pascastroke,
inkontinensia uri tipe urgensi,poliuri,
nokturia, insomnia, hipertensi grade
1, OA genu bilateral, gangguan
penglihatan (katarak&presbiopi)

Pada saat assessment pasien


mengalami ketergantungan ringan
atas beberapa masalah tersebut.

Prioritas penatalaksanaan
komprehensif pada pasien ini ialah
mengatasi depresi hingga remisi
sempurna, mengatasi inkontinensia
uri, dan mengkontrol faktor risiko
stroke (hipertensi) serta mengurangi
sakit akibat osteoarthritis.

Kesimpulan

Rencana pemeriksaan pada pasien


ialah pemeriksaan laboratorium
kadar gula darah dan HbA1c untuk
memastikan diagnosis banding
diabetes mellitus, serta rencana
konsul ke departemen mata untuk
mengatasi presbiopi

Anda mungkin juga menyukai