(B94134302)
(B94134303)
(B94134305)
(B94134306)
(B94134309)
(B94134315)
(B94134316)
(B94134320)
(B94134323)
(B94134332)
(B94134336)
(B94134339)
(B94134340)
(B94134341)
(B94134343)
(B94134351)
(B94134354)
(B94134355)
(B94134357)
DOSEN:
Drh. Vetnizah Juniantito, Ph.D, APVet
Hari/tanggal nekropsi
No. Protokol
: P/197/14
Dosen PJ
: Anjing
Bangsa
: Golden Retriever
Jenis Kelamin
: Jantan
Umur
: 3-4 tahun
Warna rambut
: Coklat
Pemilik
: Drh magda
EPIKRISE
DIAGNOSA
Rhipicephalus
Keadaan umum
Kulit dan Bulu
sanguineus
Mukosa
Pucat
Anemia
Mata
Konjungtivitis dan
kemerahan
keratitis
Kornea keruh
Lain-lain
Subkutis
Perlemakan
Otot
Rongga Tubuh
Situs Viserum
Lain-lain
Kantung Hawa
Sinus Hidung
Khoane
Laring
Trakhea
Bronkhus
Paru
Kongesti paru-paru
Tractus Respiratorius
mengandung darah
Traktus Digestivus
Rongga Mulut
Esofagus
Usus Halus
Usus Besar
Sekum
Pankreas
Hati
cirrhosis hati
semua lobus
Traktus Sirkulatorius
Jantung
Pembuluh Darah
Berwarna pucat
Apex tumpul
Sistem Limforetikuler
Thymus
Limpa
Traktus Urogenitalia
Ginjal
Ginjal membengkak
Ureter
Otot
Tulang
Sumsum Tulang
Persendian
Lain lain
Sistem Syaraf Pusat dan
Perifer
Otak
Korda Spinalis
Saraf Perifer
Sistem Lokomosi
PEMBAHASAN
rigor mortis sehingga tidak ada darah yang tersisa pada lumen. Kondisi ini adalah
ciri-ciri dari dilatasi jantung bilateral. Dilatasi jantung merupakan kompensasi
yang dapat membuat jantung yang sudah lemah. Paru yang mengalami edema
merupakan salah satu penyebab terhambatnya aliran darah sehingga terjadi
peningkatan pengembalian darah vena ke jantung (darah menggenang atau
terbendung). Dengan meningkatnya pengembalian darah vena ke dalam jantung,
ventrikel berdilatasi dan berusaha memompa darah dengan kontraksi yang lebih
kuat. Apabila darah tidak mampu dipompakan ke seluruh tubuh, maka darah
akan terbendung hingga dapat dialirkan. Hambatan ini akan mengakibatkan
kongesti pada organ hati dan ginjal.
Hasil pemeriksaan secara inspeksi pada organ ginjal kiri dan kanan
menunjukkan adanya pembesaran dengan warna merah gelap serta adanya
perlekatan antara kapsula dengan kortek ginjal. Hasil penyayatan curvature
mayor memperlihatkan bagian korteks dan medulla berwarna merah gelap yang
homogen dan tidak memiliki batas yang jelas. Perubahan ini menandakan
adanya kongesti.dan peradangan pada ginjal atau nefritis. Salah satu penyebab
kongesti adalah kegagalan jantung dalam memompakan darah ke dalam ginjal
(McGavin dan Zachary 2007). Dilatasi pada jantung merupakan salah satu
penyebab terjadinya gangguan pada kerja jantung. Selain itu nefritis juga ditemui
pada hewan yang mengalami ganggguan pada kerja jantung (Ressang 1984).
Pemeriksaan pada saluran pencernaan, ditemukan bentuk hati yang
berbungkul-bungkul atau bernodul-nodul. Pemeriksaan secara inspeksi terlihat
perubahan warna yang lebih gelap pada beberapa bagian dan terlihat nodulnodul pada seluruh bagian hati. Secara palpasi tidak terdapat perubahan
konsistensi yang berarti dan dilakukan palpasi pada nodul-nodul di seluruh
bagian hati dan konsistensinya seperti hati. Hati dilakukan insisi pada beberapa
bagian dan terdapat keluarnya darah pada bagian yang di insisi. Lesio patologi
yang terlihat mengarah terhadap adanya cirrhosis hati.
Cirrhosis hati adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan
stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung secara progresif, ditandai
dengan pembentukan fibrosis hebat dan pembentukan nodul-nodul regeratif
sehingga terbentuk struktur hati yang abnormal. Salah satu faktor yang paling
memungkinkan terjadinya cirrhosis hati pada kasus ini adalah kerusakan
hepatocellular. Nekrosis hepatoselular yang terjadi berkelanjutan menyebabkan
deposit jaringan ikat. Jaringan ikat yang baru terbentuk dapat mengisi sinusoid
pada hati yang menyebabkan aliran darah di dalam sinusoid terhambat yang
ditandai dengan adanya kongesti. Hal inilah yang terlihat pada saat inspeksi
perubahan warna dan keluarnya darah pada bagian saat insisi.
Proses degenerasi hepatosit berlasung lama akan membentuk nodul
yang irregular sehingga fibrosis akan semakin banyak dan membentuk formasi
nodul. Formasi inilah yang akan membentuk makronodular cirrhosis yang terlihat
pada saat inspeksi.
Pada pemeriksaan situs visorum tidak ditemukan perubahan letak organ
akan tetapi ditemukan adanya akumulasi cairan yang berwarna merah. Pada
umumnya cairan dalam rongga abdomen tidak berwarna, tetapi akibat akibat
perubahan post mortem terjadi imbibisi hemoglobin yang menyebabkan warna
cairan menjadi merah. Menurut Macfarlane et all (2000), penimbunan cairan
pada rongga abdomen dapat disebabkan oleh cirrhosis hati. Pada keadaan
cirrhosis terjadi peningkatan tekanan vena porta yang menyebabkan peningkatan
tekanan hidrostatik kapiler dan penurunan kadar plasma protein. Ascites dapat
juga terjadi akibat kerusakan sel hati yang menyebabkan penurunan produksi
serum albumin, sehingga tekanan koloid osmotic berkurang.
Pemeriksaan pada daerah intestinal terlihat peradangan pada sepanjang
duedenum, jejunum dan ileum. Peradangan ini diduga terjadi akibat gangguan
pada hati yang mengalami cirrhosis. Pada lumen usus halus terlihat makanan
yang berwarna kehitaman, perubahan warna ini terjadi akibat persenyawaan
hemoglobin mengandung besi dengan
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan patologi anatomi yang telah dilakukan pada
anjing, dari lesio yang dapat diambil diagnosa secara patologis bahwa anjing
mengalami cirrhosis hati.
DAFTAR PUSTAKA
Macfarlane PS, Robin R, Robin C. 2000. Phatology Illustrated. London (UK):
Churchill livingstone.
Ressang AA. 1984. Patologi Khusus Veteriner. Bogor (ID): NV Percetakan Bali.